Naema dan Rebeca serempak menoleh ke arah belakang."Ada apa, Kak? Kenapa Kau datang kesini?" tanya Naema sambil memperhatikan Linch dan Zlatan yang tiba-tiba saja mencarinya."Apa Kau sudah selesai?" tanya Linch lagi sambil mengambil buku-buku dari tangan Naema dan memberikan sebagiannya pada Zlatan.Dia juga ikut membawakan beberapa buku itu karena Naema membawa banyak sekali buku sampai hampir setinggi kepalanya."Sudah! Aku akan kembali ke asrama dan membaca buku-buku ini di sana," sahut Naema sambil berjalan diikuti oleh Rebeca di belakangnya.Linch sudah tidak heran dengan Naema yang bisa membaca semua buku ini hanya dalam tempo semalam. Karena Dia sudah sering melihat Naema melakukannya sejak masih kecil."Nanti malam, Aku dan para senior lainnya akan pergi ke Perbatasan lagi. Ada tugas dari Master Stock Holmes," terang Linch.Seketika Naema menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Linch dan Zlatan bergantian hingga Rebeca tidak sengaja menabrak punggung Naema."Aduh.. Ma- m
"Ma- master Gilbert! pekik Zlatan yang tidak menyangka kalau orang yang tadinya berada di depan podium bersama Master Stock Holmes tiba-tiba saja sekarang sudah berdiri di sampingnya."Dengarkan arahan Kepala sekolah kalau Kau tidak ingin berbicara di depan!" bisik Master Gilbert di dekat telinga Zlatan."Ba- baik, Master!" sahut Zlatan terbata.Seluruh tubuh Zlatan gemetar setelah melihat sorot mata Master Gilbert yang begitu gelap dan tajam."Dan Kau juga Lich," ucap Mater Gilbert sebelum akhirnya kembali ke depan podium dengan berteleportasi. Setelah Master Stock Holmes selesai memberikan arahan, murid-murid dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka juga dibagi untuk beberapa wilayah yang akan diamankan. Termasuk Linch yang masih satu kelompok dengan sahabatnya Zlatan.Kemudian mereka pergi ke perbatasan dengan kelompoknya masing-masing. Linch dan kelompoknya mendapatkan bagian wilayah perbatasan bagian timur. Yang artinya wilayah yang paling jauh jika dijangkau dari Sekolah Sihir.
Ketika Naema dan Rebeca menoleh, Mereka tercengang karena ternyata Dia adalah murid yang tadi datang terlambat. "Apa Kau sedang bertanya padaku?" tanya Naema yang tidak menyangka ada murid yang mau bicara padanya.Karena biasanya tidak ada murid yang mau bicara padanya bahkan hanya sekedar menyapa. Murid itu bernama Jose, putra seorang pedagang perhiasan."Iya, bukankah hanya Kau yang tadi berhasil membuat perisai cahaya itu? tanya Jose."Sayangnya Naema tidak akan pernah mengajarimu! Dia saja tidak mau mengajariku," seru Rebeca."Maaf Jose, Sahabatku memang suka seenaknya kalau berbicara," terang Naema sambil mencubit perut Rebeca."Aww.. Kenapa Kau mencubitku!" seru Rebeca.*****Keesokan harinya semua murid berkumpul di hutan belakang sekolah. Mereka bersiap untuk mengikuti ujian Master Gilbert."Apa Kau merasa gugup?" tanya Naema pada sahabatnya."Bagaimana tidak! Aku sudah menghafal semua mantra yang diajarkan di kelas Master Gilbert semalaman, tapi hanya beberapa yang bisa kupr
Saat Naema kembali menoleh, ternyata orang itu sudah pergi dari sana. Dia menatap ke segala arah untuk mencarinya. Namun sayang Naema tidak dapat menemukannya.Dia hanya menemukan sebuah kalung dengan liontin permata berwarna hitam pekat yang tadi sempat berada di leher monster itu. Naema memungutnya dan memasukkannya ke dalam saku jubahnya."Kau sedang mencari siapa? Monster itu sudah tidak ada!" seru Rebeca sambil menghampiri sahabatnya."Apa Kau melihat kemana perginya orang yang berdiri di depanku? Dia mengenakan jubah hitam dan penutup kepala," tanya Naema seraya memperagakannya."Jubah hitam apa? Aku tidak melihat siapa-siapa sejak tadi!" terang Rebeca."Tadi sebelum Kau memanggilku! Aku belum sempat melihat wajahnya tapi Dia sudah pergi menghilang entah kemana," terang Naema sambil meraih lengan sahabatnya untuk berdiri."Sudahlah! Mungkin Kau hanya sedang berhalusinasi. Sebaiknya Kita kembali ke pos sebelum langit berubah menjadi gelap!" putus Rebeca sambil berjalan dengan mem
Semua murid yang melihat kejadian itu langsung menatap sinis ke arah Naema. Mereka tidak menyangka kalau murid baru itu mengenal Naema."Bagaimana mungkin mereka sudah saling mengenal! Di mana mereka bertemu sebelumnya," gumam Bella sambil meremas tangannya karena merasa kesal.Acara dibubarkan tanpa ada kelompok yang dapat memecahkan teka-teki itu. Semua murid kembali ke asrama masing-masing karena hari sudah hampir gelap.Sedangkan Naema masih memikirkan bagaimana murid baru yang bernama Nick itu mengetahui rahasianya."Sejak kapan Kalian saling kenal? Kenapa Aku tidak pernah mengetahuinya!" pekik Rebeca sambil menepuk bahu Naema dari belakang.Naema hanya menoleh sebelum kemudian menarik tangan sahabatnya untuk kembali ke asrama."Entahlah! Aku juga baru pertama kali bertemu dengannya," sahut Naema enteng sambil terus berjalan."Kau tahu tidak! Banyak para gadis yang iri padamu setelah melihat kejadian tadi," ucap Rebeca antusias."Memangnya apa yang membuat mereka merasa iri padak
"Kami hanya sedang berdiskusi tentang materi pelajaran, Guru," ucap Rebeca berbohong.Dia tidak menyangka kalau Miss Zoya akan memergokinya sedang bersama murid laki-laki di belakang sekolah."Kalau begitu cepatlah kembali karena hari sudah mulai gelap!" perintah Miss Zoya sambil berlalu."Baik Guru, Kami akan segera kembali," sahut Nick sambil membungkukkan sedikit tubuhnya sebagai tanda hormat."Maaf Guru, sudah membohongimu," Gumam Rebeca."Jadi ada apa dengan Naema?" tanya Nick langsung setelah Miss Zoya pergi."Naema itu sengaja menghindar karena tidak ingin murid-murid di sekolah ini menjauhimu, Nick! Sebenarnya Naema adalah gadis yang baik, Dia tidak seperti yang dikatakan murid-murid di sini," terang Rebeca."Jadi rumor itu memang tidaklah benar?" tanya Nick memastikan."Tentu saja! Tapi tunggu dulu, rumor tentang apa?" tanya Rebeca. "Rumor tentang orangtua Naema yang berasal dari Ras Iblis," sahut Nick."Astaga! Siapa yang telah mengatakannya padamu? Jangan sekali-kali membah
"Bella! Sejak kapan Kalian berdiri di sana?" tanya Rebeca sambil meraih tangan Naema.Rebeca terperanjat setelah melihat Bella dan sahabatnya sedang berdiri tepat di belakangnya."Bukankah ini arah jalan untuk kembali ke asrama? Tentu saja Kami mau kembali," sahut Bella enteng."Untung saja Kalian masih berada di sini! Ini buku untukmu," ucap Nick sambil memberikan beberapa buku pada Naema.Namea melirik sebentar ke arah Nick lalu melihat sebentar buku yang disodorkan padanya sebelum Dia mengambilnya."Buku apa ini?" tanya Naema sambil melirik ke arah Rebeca."Buku yang sedang Kau cari, kebetulan Aku sudah lama memilikinya," sahut Nick."Terima kasih, maaf sudah meropotkanmu Nick," sahut Naema sambil berlalu."Tunggu sebentar!" seru Nick sambil meraih lengan Naema."Ada apa?" tanya Naema sambil melihat lengannya.Hal itu membuat Bella sangat marah dan menarik paksa tangan Nick agar melepaskan Naema."Hai Nick! Apa Kau ada waktu sebentar?" tanya Bella sambil menjauhkan Nick dari Naema.
"Apa! Bagaimana bisa ada Ras Iblis di Sekolah sihir!" pekik Naema saat melihat sosok yang mengerikan dibalik jubah hitam itu.wajah buruk rupa yang memiliki dua tanduk di atas kepalanya. Serta mata yang berwarna merah menyala seperti darah.Dia benar-benar kaget dan sama sekali tidak menyangka sebelumnya. "Apakah portal pertahanan di sekolah semakin lemah hingga Mereka bisa menerobos masuk," gumam Naema."Naema! Hati-hati di belakangmu!" teriak Jose.Sayangnya Naema tidak berhasil untuk menghindar hingga punggungnya terkena pukulan yang cukup keras.Naema jatuh tersungkur ke depan hingga mukanya menghantam tanah cukup keras. Bibirnya pecah dan sedikit mengeluarkan darah.Rebeca dan Jose berlari ke arah Naema untuk membantunya berdiri."Apa Kau baik-baik saja?" tanya Rebeca sambil menarik tubuh Naema.Naema hanya mengangguk dan berusaha untuk segera berdiri sebelum Ras Iblis itu kembali menyerang.Saat Naema hendak mengayunkan tongkat sihirnya, Makhluk itu kembali berlari ke arah Naem