Share

4. Di Istana

Author: Hana Reeves.
last update Last Updated: 2024-10-09 16:39:18

Haidar lantas melirik ke arah Leona yang masih galau memikirkan tawaran kontrak pernikahan yang ditawarkan.

Sebenarnya, bukan gaya Haidar untuk membuat pernikahan menjadi seperti ajang permainan, tapi dia terpaksa memilih jalan seperti ini demi keamanan negaranya.

Sejak awal, Haidar sudah tahu kalau Leona bukan dari kalangan biasa-biasa saja.

Sebab, siapapun kalangan old money tahu kalau harga semua outfit yang dikenakan Leona bukan bermerk sembarangan.

“Leona.”

“Ya?” Balas Leona judes.

Tindakan itu membuat Haidar meliriknya dengan tajam.

“Di mana kamu bekerja?”

“Di Turin, di ranch milik keluargaku dan juga di rumah sakit hewan. Kenapa?” jawab Leona sambil menatap ke arah pria tampan yang sayangnya dingin macam puncak salju gunung Fuji.

Mobil Haidar berhenti karena mereka telah tiba di depan lobby hotel tempat Leona menginap. Sebelum gadis itu turun, pria itu memegang tangannya.

"Perihal tawaranku tadi, aku tidak menerima penolakan," ucap Haidar sembari menatap tajam Leona.

"Akan kupikirkan dulu," balas Leona berani.

"Tidak usah dipikirkan lagi, langsung saja bilang iya!" paksa Haidar.

"Tidak bisa seperti itu! Bagaimana dengan kedua orang tuaku? Keluargaku? Apa sudah kamu pikirkan? Banyak hal yang harus disesuaikan, Haidar! Lebih baik aku bersikap seolah-olah jatuh cinta padamu dan kita memutuskan menikah!" Leona membalas tatapan tajam Haidar tanpa takut.

"Baik, turunlah!"

Leona pun turun dari mobil sambil mengambil belanjaannya dari bagian belakang mobil.

Haidar sendiri tidak berkomentar, tapi dia terus memandangi Leona yang berjalan memutari mobilnya.

Leona lantas mendelik tajam ke arah Haidar, tapi tetap memaksakan diri untuk mengangguk sopan ke arah pria itu sebelum masuk ke dalam lobi hotel.

Setelah memastikan Leona telah masuk, Haidar pun melajukan mobilnya untuk meninggalkan pintu depan hotel dan menuju jalan raya.

Tak lama, pria itu memasang earpiece di telinga dan melihat melalui kaca spion.

Di sana terlihat sebuah mobil Range Rover yang mengikuti dirinya.

“Kalian mengikuti aku?” Tanya Haidar melalui earpiece-nya.

“Benar, Tuanku. Perintah Ayahanda Anda,” jawab pengawalnya.

Haidar merengut, karena ayahnya memang sepertinya tidak mempercayai dirinya.

“Di mana pak tua itu berada?” tanya Haidar.

“Beliau berada di Istana Fatimah, Tuanku.”

Haidar tahu. Jika ayahnya tengah berada di istana yang senada dengan nama ibunya itu, itu berarti dia sedang mengalami kegalauan.

Ada apa lagi?

Sementara Haidar bingung dengan ayahnya, Leona langsung meletakkan tubuhnya di atas kasur dengan perasaan lelah. Jujur, acara liburan kali ini tidak seperti yang direncanakan.

Sebab, awalnya Leona hanya berpikir untuk belanja dan belanja saja. Apalagi uangnya pun banyak. Namun, apa yang terjadi hari ini membuatnya tidak habis pikir.

Sebagai seorang putri dari pasangan pengusaha wine serta peternakan di Turin, Raul Accardi dan Lennah Rossi, Leona memiliki seorang adik laki-laki berbeda usia dua tahun dengannya, bernama Lev.

Jika Leona merupakan seorang dokter hewan, Lev adalah lulusan agribisnis dari University of Princeton yang sekarang membantu ranch keluarganya.

“Benar-benar hari yang melelahkan. Sebaiknya aku mandi dulu dan tidur sebentar.” Namun, tiba-tiba Leona menepuk jidatnya. “Bodoh! Kenapa aku tidak meminta nomor telepon Haidar? Dia masih mempunyai hutang anting-anting!”

Keluarga Leona memang kaya raya, apalagi dirinya juga bagian dari klan Pratomo. Meski begitu, tetap saja dia senang kalau dapat gratisan. Ya kan?

“Nanti saja dipikirkan, sekarang mandi dulu!”

Leona lalu bangun dari tempat tidur menuju kopernya untuk mencari baju santai dan berjalan ke kamar mandi.

***

Istana Fatimah

Haidar memarkirkan mobilnya di halaman istana yang dibangun ayahnya, Mohammad Ukail Abdullah. Pria tinggi itu lantas berjalan tegap menuju ke istana dengan dua pengawal di belakangnya.

Sementara Gaston, asistennya, segera menjejeri Haidar agar dapat berjalan berdampingan.

“Apa yang terjadi pada ayahku?” tanya Haidar sembari menoleh ke arah Gaston tanpa menghentikan langkahnya.

“Beliau galau, karena Syah di Iran ingin menikahkan putrinya dengan Anda.”

Haidar menghentikan langkahnya. “Syah yang mana?”

“Pahlevi.”

Haidar menghela nafas panjang, ‘Pasti karena putri manja itu!’

Gaston yang melihat pangerannya tampak gusar mulai mempercepat langkahnya lagi. Terlebih saat Haidar juga berjalan semakin cepat menujuke ruang raja di istana itu.

Kedatangan Haidar membuat kedua pengawal yang berjaga di depan pintu besar dari emas tersebut segera membukakan pintu.

“Tuanku, Raja sudah menunggu Anda,” ucap salah satu pengawal.

“Terima kasih.” Haidar pun masuk dan melihat ayahnya duduk di sofa dengan wajah galau.

“Assalamualaikum, Abi”.

“Wa'alaikum salam, Anakku.” sambut Raja Ukail sembari menoleh ke arah Haidar yang berdiri disana. “Duduklah.”

Haidar pun berjalan menuju sofa yang berada di hadapan ayahnya usai mencium punggung tangan Ukail Abdullah.

“Gaston sudah memberitahu kamu?” Tanya Ukail tanpa basa-basi.

“Sudah, Abi.”

“Apa tanggapanmu?”

“Aku menolaknya,” jawab Haidar tegas.

“Kenapa?” tanya Ukail sambil menatap wajah dingin putranya.

“Karena aku sudah memiliki calon sendiri," jawab Haidar tegas membuat ayahnya terkejut dengan ucapan putranya.

“Siapa gadis itu, Haidar?” tanya Ukail penasaran, karena putranya memang dikenal sebagai pria yang tidak bisa dekat dengan seorang wanita.

“Namanya Leona,” jawab Haidar.

“Dia gadis Amman juga?”

Haidar menggelengkan kepalanya, hendak menjawab, tapi suara Gaston telah lebih dulu memutus momen.

“Maafkan saya, Tuanku Raja, Tuanku Pangeran. Namun, ini ada telepon penting untuk Tuanku Pangeran,” potong Gaston.

“Berikan ponselmu,” pinta Haidar yang menerima benda pipih itu dari Gaston.

“Halo? Hmmm. Benar, tolong siapkan saja. Nanti akan diambil. Ya, dibereskan oleh Gaston. Baik, terima kasih.”

Ukail Abdullah menatap ke arah putranya, “Soal apa, Haidar?”

“Pesananku, Abi. Intinya, aku tidak akan menikahi putri Shah Pahlevi, karena aku tidak suka dia”.

Ukail manggut-manggut karena tahu gaya hidup putri Shah Pahlevi yang suka dengan kehidupan mewah dan glamor. Padahal Haidar bukan tipe royal meskipun mereka termasuk negara kaya di Timur Tengah.

“Siapa gadis bernama Leona itu? Apakah dia seiman?” Tanya Ukail penasaran.

“Iya. Abi akan tahu nanti,” jawab Haidar sambil berdiri. Kemudian, dia berkata lagi, “Maaf, Abi. Aku masih ada urusan. Jadi, aku pergi dulu”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
sefi dwi handriyantin
calonnya gak kaleng-kaleng lho tuanku raja.. keluarganya pun juga gak kaleng-kaleng.. the real sultan.. segala macam profesi ada.. punya kerabat kerajaan gak cuma di Timur Tengah aja,, Belanda,, Belgia,, pokoknya komplit pake banget..
goodnovel comment avatar
Rani Sariningsih
calon istri yg barbar , tapi keluarga yg gak kaleng kaleng
goodnovel comment avatar
Nuraisah
calon leona woow
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perangkap Cinta Putra Mahkota    90. Time Will Tell ( END )

    "Kenapa ayah kamu ingin bertemu dengan kamu ?" tanya Ariel ke suaminya."Aku tidak tahu. Bisa jadi minta pengampunan, minta maaf meskipun menurut aku kecil kemungkinannya, atau minta keringanan hukuman. Apapun ceritanya, aku masih tetap tidak memaafkan dengan apa yang dia lakukan pada ibuku ! Dia begitu teganya !" amuk Drago.Ariel menoleh ke arah Bahar. "Apa paman Bahar mendapatkan informasi atau apapun kenapa Hasan Ishaaq ingin bertemu dengan suamiku?""Tidak tuan putri. Aku tidak mendapatkan apapun mengapa tuan Hasan ingin bertemu dengan tuan pangeran," jawab Bahar."Bagaimana kalau menurut paman? Apakah suamiku harus menemui Hasan atau tidak?" tanya Ariel demi bisa mendapatkan jawaban netral dari orang lain. "Menurut hemat aku, sebaiknya tuanku pangeran tetap menemui tuan Hasan. Memang sulit dan berat tapi demi kedamaian hati dan dendam anda. Umur kita tidak ada yang tahu dan aku berharap tuanku bisa paham maksud aku ini," jawab Bahar.Drago menatap istrinya. "Apakah aku harus men

  • Perangkap Cinta Putra Mahkota    89. Membongkar

    Drago memegang tangannya yang mulai terasa senut-senut akibat tadi dirinya menghajar ayahnya dengan sekuat tenaganya apalagi dia menyimpan dendam sejak usia lima tahun hingga menjelang usianya yang menjelang kepala tiga. Pria itu menatap Ariel yang memberikan senyuman dukungan ke suaminya. Ariel tahu rasanya menyimpan dendam selama itu, mengingatkan cerita oma buyutnya, Kaia Blair O'Grady yang harus menunggu sekian lama untuk membunuh pelaku pembunuh Edward Blair dan Yuna Partomo dengan kedok kecelakaan pesawat. Memang bukan Edward dan Yuna yang diincar melainkan teman bisnis mereka. Para petugas medis kemudian menghampiri Hasan Ishaaq untuk memberikan perawatan sementara seorang dokter kepresidenan mengambil darah Drago dari bekas lukanya guna dicek DNA nya dengan DNA Hasan Ishaaq. Hilmah yang terserang shock melihat suaminya terkapar, menatap penuh kebencian ke arah Drago. Ariel yang berjalan mendekati suaminya, melihat Hilmah hendak menyerang Drago. Putri Raja Yordania yang sudah

  • Perangkap Cinta Putra Mahkota    88. Drago Menghajar Hasan

    Hasan menatap tidak percaya saat mendengar ucapan Drago bahwa dia hendak menghukum dirinya seperti saat dulu dia membuat istri pertamanya tewas mengenaskan dengan tubuh terbakar bersama anjing kesayangannya. Hasan melihat mata penuh kebencian dari Drago dan sekarang putranya itu menjadi menantu penguasa Yordania. Betapa nasib itu sangat membuat seseorang menjadi berubah situasinya."Apakah dia itu ayahmu?" bisik Ariel ke Drago yang mengangguk. "Pantas kamu hajar, sayang."Drago tersenyum smirk mendengar kompor istrinya yang keluar jiwa bar-barnya. "Akan ada waktunya, sayang. Akan ada waktunya."Sidang pun dibuka sementara Hilmah menoleh saat Hasan mengatakan bahwa putra satu-satunya berada di ruang sidang. Entah karma atau bagaimana, Hasan tidak bisa mendapatkan keturunan dari empat istrinya yang lain. Banyak yang menganggap itu sebagai hukuman pria yang menyia-nyiakan istri pertamanya dan ada juga menganggap karma sebagai orang tidak tahu diri yang diangkat sebagai penguasa Yaman tap

  • Perangkap Cinta Putra Mahkota    87. Ke Yaman

    Ariel masuk kedalam kamarnya dengan waajh lelah dan mulai membuka pakaiannya sementara Drago pun menyusul masuk dan mengunci pintu kamarnya. Dia melihat istrinya merasa kesulitan melepaskan pakaiannya yang memang kancing belakang. Tadi Ariel meminta tolong padanya dan sekarang Drago berjalan mendekati istrinya."Need help?" goda Drago."Menurutmu bagaimana?" balas Ariel sambil menatap suaminya dari kaca besar yang ada di kamarnya."Sini, aku bantu membuka gaunmu. Lagipula, siapa sih yang merancang baju model begini? Bikin repot, tahu nggak?" omel Drago sambil melepaskan kancing-kancing di belakang gaun Ariel."Opaku, Alessandro Moretti," jawab Ariel santai. "Itu desain dibuat beliau sebelum meninggal dan diteruskan Opa Asher."Drago lupa kalau Ariel memiliki keluarga di dunia fashion. Rumah mode Morr dan Burberry adalah keluarga Ariel jadi tidak heran jika istrinya selalu memesan gaun atau pakaian terbaru dari dua rumah mode itu selain rumah mode lainnya. Ariel juga tidak alergi memak

  • Perangkap Cinta Putra Mahkota    86. Masalah Sponsor

    Drago rasanya ingin mencium bibir Ariel panas setelah mengatakan bahwa istrinya mulai belajar mencintai dirinya. Sungguh, Drago tidak yakin Ariel akan membela suaminya di depan keluarganya karena wanita itu selalu membicarakan soal perpisahan. Drago tersenyum dalam hati namun sesaat dia tampak berpikir. Apakah Ariel bilang seperti itu karena kasihan padaku yang sudah diterpa kejadian bertubi-tubi? Bukan cinta yang dia rasakan tapi kasihan? Aku tidak butuh dikasihani, sayang ! - batin Drago. "Apa rencana Abi dan Arbad?" tanya Ariel membuat lamunan Drago terganggu. "Kami? Menunggu Maher Assegaf maju menangkap Hasan Ishaaq. Bukan kapasitas kami dan Drago karena semua bukti biarpun itu kopiannya sudah kita berikan. Kita lihat saja dan yang jelas, aku yakin Drago pasti ingin melihat wajah ayahnya yang ditangkap bukan? Jika Maher tidak mampu, berarti kita tahu kwalitasnya seperti apa," jawab Haidar dingin. Ariel menoleh ke Drago. "Kita akan kembali ke Yaman jika paman kamu tidak bisa me

  • Perangkap Cinta Putra Mahkota    85. Keputusan Drago

    Arbad dan Leon menoleh ke arah Drago yang tampak serius. Kedua saudara lelaki Ariel itu merasa bingung karena Drago tidak memiliki akses ke bank Swiss manapun. Bahkan keluarga Pratomo yang generasi kesembilan tidak semuanya memiliki previlige untuk mengautorisasi rekening siapapun tanpa ada surat keterangan dari tetua baik generasi ketujuh yang masih hidup atau generasi ke delapan. "Ariel tidak memiliki akses ke bank Swiss manapun, Drago. Bagaimana bisa kamu mendapatkan banyak informasi?" tanya Arbad bingung."Ariel meminta tolong pada opanya, Jayde Neville," jawab Drago sambil terus menatap dingin ke Maher.Haidar tersenyum smirk. "Jika Oom Jayde Neville sudah ikut campur, makanya bisa keluar semua datanya. Sekarang, presiden Maher, bisa dijelaskan? Anda tahu sendiri kan siapa Jayde Neville. Dia adalah akuntan yang diakui dunia dan pemilik biro akuntan independen yang dipakai oleh banyak perusahaan dan negara karena tidak bisa disuap oleh apapun dan siapapun."Maher memucat saat Dra

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status