Home / Romansa / Perangkap Cinta TUAN CEO / RA 10. Tak Terduga

Share

RA 10. Tak Terduga

Author: Ziya_Khan21
last update Huling Na-update: 2025-09-18 15:00:46
Sentuhan itu cukup membuat Aurora terjaga, matanya langsung membuka lebar dan menatap Rafael dengan ekspresi kesal.

“Astaga, ini masih jam enam pagi, Rafael…” gumamnya setengah menguap sambil merapikan rambut yang berantakan. “Biasanya suster datang jam tujuh untuk kasih sarapan. Apa kau mau sarapan lebih cepat?”

Namun bukannya menjawab, Rafael malah menggerakkan tangannya dan menggaruk kepalanya dengan ekspresi jengkel. “Bukan itu. Kepalaku gatal sekali.”

Aurora mengerutkan kening. “Aku panggil dokter, mungkin perlu obat kulit kepala—”

“Bukan karena itu,” potong Rafael cepat. “Ini hari keempat aku tidak keramas. Rambutku terasa seperti disemir dengan minyak goreng. Aku mau kau yang mencucinya.”

Aurora menatap Rafael dengan tatapan tak percaya. “Kau bercanda, kan? Rafael, kau itu hanya kena serangan jantung. Bukan berarti tangan dan kakimu lumpuh. Kau bisa keramas sendiri di wastafel, atau minta bantuan suster. Aku bukan penata rambut.”

Namun Rafael justru membalas dengan sorot m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
Safitri Adibah
detak jantungmu semakin mengg1la berada di dekat Aurora?? wah kau perlu mengeceknya lagi Rafael mumpung masih di rumah sakit wkwkwk
goodnovel comment avatar
Novi M Q
Bukan kecewa di katain bukan type nya Rafael, Tapi itu penghinaan, yang berati Rafael menilai Aurora tidak baik di matanya wkwk
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
dan ujung-ujungnya kamu bakalan bucin raf
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 41. Makan Siang

    Tapi Aurora, kau harus terbiasa dengan semua itu. Semua pegawai di sini sudah hatam siapa saja yang dekat dengan Pak Rafael. Tapi tentu saja, saat ini kamulah pemenangnya,” ucap Lia mencoba menyemangati.Aurora tersenyum hambar. Di dalam dirinya, hatinya masih menyimpan keraguan. Meski Nadine berkata tidak perlu khawatir, kenyataan bahwa Rafael tersenyum saat membaca pesan dari Rachel tetap membekas dalam pikirannya. Tapi untuk saat ini, dia memilih diam.***Restoran mewah di tengah kota itu tampak tenang siang itu. Alunan musik jazz yang lembut mengiringi suasana elegan dengan meja-meja yang tertata rapi, lampu gantung kristal memancarkan cahaya hangat, dan wangi aroma anggur serta makanan gourmet menggoda penciuman. Seorang pelayan membukakan pintu untuk Rafael yang baru saja tiba.Rafael melangkah masuk dengan percaya diri, mengenakan jas gelap yang membuat aura karismanya tak tertandingi. Tatapan beberapa pengunjung wanita sejenak tertuju padanya, namun ia tampak tidak peduli. Pa

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 41. Kecemburuan

    Aurora duduk di balik meja kerjanya, menatap layar komputer yang menampilkan laporan data penjualan bulan ini. Matanya lelah, punggungnya mulai terasa pegal karena duduk terlalu lama, dan pikirannya… tidak sepenuhnya berada di tempat kerja. Meski ia mencoba fokus, sesekali pikirannya kembali teralihkan pada nama itu. Rachel. Nama yang terus berputar di kepalanya sejak pagi tadi.Ia ingin sekali bertanya langsung pada Rafael, ingin tahu siapa sebenarnya wanita itu. Tapi ia menahan diri, menunggu waktu yang tepat. Dan ia memutuskan, jam makan siang nanti, ia akan menanyakannya. Menuntaskan rasa penasaran yang menyesakkan dadanya sejak pagi.Jam makan siang pun tiba. Aurora berdiri dari kursinya dan mengambil napas panjang. Ia membenarkan sedikit rambutnya yang terurai di bahu, merapikan blusnya, lalu melangkah keluar menuju ruang Rafael. Wajahnya datar, tapi dalam hatinya ada secercah harapan agar Rafael ada di sana, seperti biasanya menunggunya untuk makan siang bersama.Namun harapa

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 39. Ingin Tahu

    Rafael terkejut. Ia langsung mengangkat wajahnya, lalu buru-buru mematikan layar ponselnya dan meletakkannya menghadap ke bawah."Apa aku tersenyum?" tanyanya cepat, seolah tidak sadar bahwa dia telah melakukannya berkali-kali.Aurora mengangguk sambil memotong roti panggangnya. "Iya. Beberapa kali malah. Padahal kamu biasanya jarang banget tersenyum, apalagi saat sarapan."Rafael terdiam. Tatapannya mengarah ke piringnya, tapi tak juga bergerak untuk makan. Sekilas terlihat ia seperti berpikir, namun kemudian dengan cepat ia mengalihkan topik."Sudah hampir siang. Kita harus berangkat sekarang kalau gak mau terlambat."Aurora terdiam beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk pelan. Ia tahu Rafael menghindari menjawab. Tak ada penjelasan, tak ada penyangkalan. Hanya perpindahan topik yang terlalu jelas.Keduanya pun berdiri dari meja makan. Rafael mengambil jasnya, Aurora merapikan tas kerjanya. Tidak ada candaan kecil seperti biasanya, tidak ada percakapan ringan di pagi hari. Yang

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 38. Siapa Dia?

    Setelah menyelesaikan makan siang mereka, Aurora dan Rafael keluar dari restoran dengan langkah santai. Udara siang yang hangat menyambut mereka, diselingi angin lembut yang membuat dedaunan bergoyang pelan. Rafael menggenggam tangan Aurora, erat namun lembut, seolah tak ingin kehilangan sentuhannya.“Aku kekenyangan,” kata Aurora sambil tersenyum kecil, tangan kirinya menepuk ringan perutnya.“Makanya, kita jalan sebentar. Supaya makanannya turun,” sahut Rafael sambil melirik Aurora dengan senyum penuh makna. “Lagipula, kapan lagi aku bisa jalan berdua seperti ini sama kamu tanpa gangguan kantor?”Aurora tertawa kecil. “Seolah-olah kamu bukan bos besar yang bisa menciptakan waktu sendiri.”Rafael terkekeh, matanya tetap menatap ke depan namun genggamannya tak lepas. “Kalau untuk kamu, aku rela nyuri waktu sebanyak apa pun.”Aurora menoleh padanya, sedikit terkejut, tapi tak bisa menyembunyikan senyumnya yang pelan muncul.Langkah mereka perlahan menyusuri trotoar, sesekali berhenti d

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 37. Pengakuan Rafael

    Di lobi, Rafael sudah berdiri menunggu dengan santai. Mengenakan kemeja putih yang digulung di bagian lengannya, ia tampak begitu rileks namun mencolok. Beberapa pegawai perempuan yang lewat pun tak bisa menahan lirikan ke arahnya.Saat melihat Aurora turun dari lift, Rafael tersenyum kecil, matanya berbinar.“Kau cepat juga,” ucap Rafael ringan begitu Aurora mendekat.Aurora sedikit mendesah, mencoba tersenyum meski degup jantungnya belum reda. “Kau mengajakku dengan tiba-tiba.”Rafael melirik jam tangannya. “Kita hanya punya satu jam. Kalau kamu terlalu lama mikir, aku bisa kelaparan.”Aurora tertawa kecil, akhirnya melangkah di samping Rafael saat mereka keluar dari gedung bersama menaiki mobil yang Rafael bawa sendiri.Rafael dan Aurora tiba di sebuah restoran Italia yang elegan namun nyaman di sudut kota. Aroma rempah-rempah khas Italia langsung menyambut begitu mereka melangkah masuk. Interior restoran tampak hangat dengan lampu-lampu gantung bergaya vintage dan musik instrument

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 36. Masa Lalu Rafael

    Lalu Valery melangkah pergi, meninggalkan Aurora yang hanya bisa menghela napas panjang. Ada firasat yang menekan di dadanya, dan entah mengapa, ia merasa ini baru permulaan dari sesuatu yang rumit.Aurora duduk kembali di mejanya dengan napas yang masih belum teratur. Kepalanya penuh dengan berbagai pertanyaan yang tak sempat ia jawab. Ia menunduk, mencoba fokus pada pekerjaannya, tapi suara langkah mendekat membuatnya menoleh.Lia duduk di kursi seberang dengan tatapan menyelidik."Aurora..." bisik Lia sambil melirik ke arah pintu ruangan Rafael yang sudah tertutup. "Tadi aku lihat kamu bicara sama Valery. Dia... ngancam kamu, ya?"Aurora mengangkat alisnya bingung. “Ngancam? Nggak. Dia cuma menyapa dan bilang kita akan sering ketemu. Kenapa kamu tanya begitu?”Lia tampak tak puas dengan jawaban itu. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, suaranya lebih pelan, “Kamu tahu nggak siapa Valery sebenarnya?”Aurora mengerutkan dahi, menunggu jawaban.“Dia itu mantan kekasih Presdir. Dulu sem

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status