Share

RA 74. Makan Malam

Penulis: Ziya_Khan21
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-11 11:30:50

Lampu hijau menyala, dan mobil kembali melaju. Di antara denting pelan musik dari radio dan gemuruh halus jalanan malam, mereka saling diam tapi merasa jauh lebih dekat. Perjalanan mungkin masih panjang, tantangan mungkin terus datang, tapi selama mereka tetap jujur dan saling percaya, tidak ada yang tidak bisa mereka hadapi bersama.

Mobil Rafael berhenti perlahan di depan sebuah restoran bergaya klasik yang terletak di sudut kota. Sinar lampu kuning temaram dari dalam restoran menciptakan suasana hangat yang mengundang. Rafael menoleh ke arah Aurora yang duduk di kursi penumpang, masih mengenakan pakaian kerjanya. Wajah Aurora terlihat lelah, namun senyum kecil tetap tergurat di bibirnya.

“Aku tahu kau pasti lelah setelah seharian menjalani survei dan kembali ke kantor,” ucap Rafael dengan nada serius namun penuh perhatian. “Oleh karena itu, aku berpikir untuk mengajakmu makan malam di luar malam ini. Tidak perlu memasak, tidak perlu mencuci piring.”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (10)
goodnovel comment avatar
wieanton
Aurora mah cukup jujur aja sm Rafael udah itu cukup, jgn main petak umpet kyk kmrn dinner sm Kevin smp karaokean
goodnovel comment avatar
bian cilla
kurang apa coba Rafael Ra dia pengertian banget sama kamu kalau kamu kecewain Rafa bener2 dsayangkan sekali
goodnovel comment avatar
Viva Oke
gara-gara Aurora bertemu dengan ayahnya, momen makan malam romantis dengan Rafael harusnya bahagia sepenuh hati, jadi agak resah Aurora.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 139. Malam Pertama di Jepang

    Aurora mengedip pelan, menahan senyum.“Aku ini seorang CEO,” lanjut Rafael dengan nada penuh kepercayaan diri. “Meski kakiku seperti ini, aku tetap bisa naik ke Gunung Fuji. Percaya saja padaku.”Aurora menatapnya tak berkedip, lalu perlahan tersenyum lebar. “Enak banget ya jadi CEO… bisa tetap sombong walau kakinya lagi luka.”Rafael menyipitkan mata, lalu menjawab dengan cepat, “Lebih enak lagi jadi pacarnya CEO.”Aurora tak bisa menahan tawanya. “Oh, ya? Memangnya apa saja keuntungan jadi pacar CEO?”Rafael berpura-pura berpikir. “Pertama, bisa tidur di hotel mewah. Kedua, punya pemandangan Gunung Fuji langsung dari jendela. Ketiga, punya pemandu pribadi yang tampan, cerdas, dan—” ia menatap Aurora dengan senyum menggoda, “—sangat mencintaimu.”Aurora menahan tawa sambil mencubit pinggang Rafael. “Tampan dan cerdas boleh lah, tapi yang paling penting pemandu pribadinya harus kuat naik gunung besok pagi.”Rafael mengangguk mantap. “Tenang saja. Aku sudah atur semuanya. Kita nggak a

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 138. View Gunung Fuji

    Rafael menggenggam tangannya, hangat dan kuat."Lihat ke sekelilingmu, Aurora. Ini nyata. Kita nyata. Dan selama aku hidup, aku tidak akan membiarkanmu kembali ke tempat yang menyakitimu."Aurora tersenyum, air matanya jatuh tapi bukan karena sedih. Ia membalik tubuh, menatap Rafael yang kini berbaring dengan mata terbuka, menatap langit yang perlahan memutih."Kau tahu apa yang aku pikirkan saat pertama kali bertemu kamu?" tanya Aurora tiba-tiba."Aku orang sombong dan menyebalkan?" tebak Rafael dengan senyum nakal.Aurora tertawa. "Iya, itu juga. Tapi aku juga merasa... seperti pernah mengenalmu entah di mana."Rafael mengangkat alis. "Seperti dejavu?""Seperti... bagian dari masa depan yang tanpa sadar sudah aku harapkan sejak lama," bisik Aurora.Rafael duduk perlahan, lalu menatap Aurora dengan keseriusan yang lembut. Ia menyelipkan rambut wanita itu ke balik telinga, lalu menyentuh pipinya yang dingin."Aku tidak tahu takdir seperti apa yang mempertemukan kita," ucapnya pelan, "

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 137. Sampai di Jepang

    Suasana bandara di Jepang terasa ramai namun teratur, dengan pengumuman berbahasa Jepang dan Inggris bergema dari pengeras suara. Aurora berdiri di samping Rafael yang sedang menyender di tongkatnya sambil menunggu koper mereka keluar dari conveyor belt. Meski wajah Rafael terlihat lelah akibat perjalanan panjang, matanya berbinar penuh semangat. “Rasanya seperti mimpi,” gumam Aurora sambil menempelkan telapak tangannya ke kaca besar bandara yang langsung menghadap ke luar. “Lihat itu, saljunya beneran banyak.” Hamparan putih bersih terlihat menyelimuti jalanan, atap, dan pepohonan di kejauhan. Salju turun perlahan, melayang ringan seolah tidak terbebani gravitasi. Udara dingin yang menembus melalui celah-celah pintu otomatis membuat Aurora menggigil kecil. Ia merapatkan jaket yang dikenakannya, namun tampaknya bahan tipis itu tidak cukup. “Aku harusnya bawa jaket tebal kayak kamu,” keluhnya sambil memeluk tubuh sendiri. Rafael meliriknya dari ujung mata dan tertawa pelan. “Tadi k

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 136. Otewe Jepang

    Malam semakin larut. Rafael yang tadinya duduk di sisi ranjang, kini tertidur dengan posisi setengah bersandar di sandaran tempat tidur. Nafasnya teratur, tubuhnya mulai tenggelam dalam kelelahan. Namun ketenangan itu tak bertahan lama. Sebuah suara pelan menyusup di antara sunyi kamar. Rintihan. Disertai desahan gelisah yang membuat Rafael tergerak. Alisnya mengerut sebelum akhirnya matanya terbuka, menangkap suara lirih yang berasal dari sisi ranjang. “Aurora?” Rafael langsung menoleh. Aurora terbaring dengan wajah memucat, rambutnya menempel di pelipis karena keringat yang membanjir. Napasnya memburu, dan dari mulutnya keluar kata-kata yang tak jelas, seperti sedang mengigau dalam mimpi buruk. Rafael buru-buru mendekat, menyentuh kening Aurora yang panas dan basah. Tubuhnya bergerak resah, tangan mencengkeram selimut erat-erat seolah sedang berusaha bertahan dari sesuatu. “Shh… Aurora, ini aku… Rafael,” bisiknya lembut. Dengan satu gerakan hati-hati, Rafael menarik Auror

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 135. Edgar Ditemukan

    Langkah Aurora terhenti lagi ketika suara itu memanggilnya.“Aurora!”Aurora menoleh dengan helaan napas pelan. Marissa, istri baru ayahnya berdiri sambil menggendong Renaldo yang masih memeluk erat lehernya, mata wanita itu tampak cemas.“Kami akan pergi,” ujar Marissa dengan suara yang sedikit lebih keras, seolah khawatir Aurora akan terus berjalan dan mengabaikannya.Aurora mengernyit. “Apa maksudmu?”Marissa menarik napas dalam, lalu menjawab, “Dua minggu lagi… kami akan naik kapal laut. Kami tidak bisa tinggal lebih lama di sini. Polisi mungkin akan menemukan kami kalau terlalu lama menetap.”Aurora mengangkat alis. “Dan kenapa kau memberitahuku?”Pertanyaannya terdengar dingin dan tajam. Ia tidak berusaha menyembunyikan luka atau kejengkelan dalam nadanya.Marissa berkata, “Aku… aku tidak tahu. Tapi mungkin ini kesempatan terakhir. Mungkin kau mau datang. Untuk melihat ayahmu. Untuk—”“Untuk apa?” potong Aurora cepat. “Untuk menjelaskan kenapa Ayah lebih memilih kalian? Untuk me

  • Perangkap Cinta TUAN CEO    RA 134. Bicara pada Marissa

    Mata Aurora membelalak, wajahnya pucat. Ia mengenali wajah mungil itu. Rambut keritingnya, matanya yang besar… terlalu mirip dengan seseorang yang ia kenal. Itu… anak ayahnya. Aurora mengerjap, seolah menolak percaya. Anak itu adalah putra dari ayahnya bersama istri barunya perempuan yang menggantikan ibunya, yang hadir setelah semua kehancuran yang menimpa keluarganya. Dunia seperti runtuh sesaat di kepalanya. “Kenapa, Aurora?” tanya Rafael heran melihat wajahnya yang mendadak panik. Aurora berusaha menenangkan diri, lalu cepat-cepat mendekat dan meraih anak itu dari pelukan Rafael. “Biar aku yang gendong. Kamu duduk saja di sana, istirahatkan kakimu.” Rafael masih terlihat bingung, tapi menuruti. Ia menyerahkan bocah itu kepada Aurora lalu berjalan perlahan kembali ke bangku taman, masih memandangi mereka dengan alis terangkat. Begitu Rafael menjauh, Aurora mendekap bocah laki-laki itu erat-erat. “Kamu kenapa bisa di sini, hm?” bisiknya lembut meski dalam hati ia kalut.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status