Beranda / Urban / Perangkap Kencan Buta CEO / Bertemu Lagi Tanpa Mengenalinya

Share

Bertemu Lagi Tanpa Mengenalinya

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-13 12:25:26

Jonas terbangun lebih dahulu. Sekalipun enggan melepaskan partner kencan butanya tadi malam, dia sadar bahwa mereka harus berpisah tanpa ada kontak secara langsung. Ketika dirinya bangkit dari ranjang, tubuh polos di sampingnya turut bergerak. Maka dia pun berkata, "Selamat pagi, Honey. Terima kasih untuk pelayananmu semalam. Waktunya kita berpisah. Aku akan mengenakan pakaian lalu keluar duluan, tunggulah sebentar, okay?" 

Dengan mata yang masih mengenakan kain penutup mata, Audrey mengangguk paham lalu menjawab, "Sama-sama, Sir. Hati-hati di jalan!" Tak ada kata-kata rayuan atau semacamnya yang diberikan oleh Audrey. Dia bersikap profesional seperti wanita bayaran yang menjajakan tubuhnya ke klien.

"Hmm ... okay!" gumam Jonas sembari mengenakan kembali pakaiannya yang kusut teronggok di bawah tempat tidur. Dia menatap Audrey lekat-lekat seolah penasaran secantik apa wanita itu tanpa kain hitam yang menutupi matanya. Namun, Jonas sudah berjanji kepada Harry Thompson untuk tidak saling membuka identitas dalam kencan buta ini.

"Aku pergi sekarang, Miss. Sampai jumpa!" pamit Jonas lalu bergegas melenggang keluar dari kamar 1212 itu dan menutup rapat kembali pintunya.

Setelah kepergian kliennya, Audrey langsung mencopot kain penutup mata lalu kalang kabut berlarian ke kamar mandi. Dia masih harus berangkat ke kantor pagi ini sekalipun jelas sudah terlambat dari jadwal. 

"Ohh Gosh, kuharap Fimela tak akan mengamuk mengetahui bahwa aku telat masuk kerja!" cicit Audrey sembari membasuh dirinya di bawah shower dan menyabuni kulit dengan cepat. 

Perusahaan tempatnya bekerja berlokasi di komplek sentral bisnis yang hanya di perempatan selanjutnya dari executive club milik Harry Thompson, dekat. Sebetulnya dia bisa berjalan kaki dari situ, tetapi pasti akan membuat Audrey berkeringat.

Audrey segera mengenakan pakaian miliknya yang tersimpan di tas lalu buru-buru meninggalkan kamar tempat kencan butanya tadi malam. Dia segera menekan tombol lift turun dengan jantung berdetak kencang. Jam tangannya menunjukkan bahwa sejam lebih dia terlambat ke kantor.

Beruntung di loker pegawai kantor dia menyimpan sepasang baju kerja, jadi Audrey memutuskan segera memanggil taksi di trotoar depan Majestic Executive Club. 

"Sir, tolong antarkan saya ke Benneton Prime Building!" sebut Audrey seusai duduk di bangku belakang taksi berwarna kuning.

"Baiklah, Miss. Itu dekat saja di depan sana!" sahut pengemudi taksi yang berusia lanjut dengan rambut kelabu beruban.

Perjalanan singkat taksi itu berakhir dan Audrey seperti melayang saking cepatnya berlari memasuki gedung pencakar langit tempat kerjanya selama setahun belakangan. Penampilannya masih berantakan dan tak layak masuk kerja. Namun, Audrey bertekad akan memperbaikinya di toilet nanti.

Seusai berganti pakaian kantor seadanya dari loker, Audrey membedaki wajahnya dan memoles lipstik, tak lupa dia menyemprotkan parfum favorit yang selalu dibawa dalam tasnya. Audrey langsung meninggalkan toilet dan berjalan cepat-cepat menuju ke kubikel meja kerjanya.

"BRAAKK!" 

Setumpuk map dokumen mendarat kasar di hadapan Audrey. Tatapan matanya segera naik ke atas dan bertemu dengan wajah bermake-up tebal Fimela Lawson, penyelianya di kantor yang nampak menyeramkan, alis wanita itu tertaut sengit.

"Kau datang terlambat, hmm, Audrey?! Dasar pemalas. Cepat kerjakan laporan pesanan klien perusahaan kita ini dan serahkan ke mejaku hari ini juga!" seru Fimela sembari bersedekap otoriter.

"T–tentu, Ma'am!" sahut Audrey terbata-bata lalu segera meraih map teratas di tumpukan tinggi dokumen di meja kerjanya. 

"Lain kali datanglah sesuai jadwal masuk kantor, kalau kau tak ingin dipecat. Ini bukan perusahaan nenekmu, Audrey, jadi jangan berpikir bisa kerja seenak perutmu, paham?!" cecar Fimela sinis lalu melenggang kembali ke ruang kantornya yang nyaman.

Sesuai perintah atasannya, Audrey mengerjakan laporan pesanan klien yang telah berlangganan di perusahaan manufaktur makanan dan minuman kaleng berbagai produk brand ternama di Amerika Serikat itu. Grup konglomerasi Benneton memang menjadi penguasa bisnis tersebut.

Jelang tengah hari, karena kandung kemihnya butuh dikosongkan, Audrey bangkit dari kubikel kerjanya dan beranjak menuju ke toilet. Dia melangkah terbirit-birit hingga tak sempat mengerem ketika pintu ruang meeting top managemen terbuka dan sesosok pria tinggi kekar keluar dari sana tanpa melihat dirinya.

"BRUKK!"

File kertas HVS putih yang dibawa pria itu berhamburan di udara. Jantung Audrey mencelos seiring wajahnya yang pucat pasi. Dia tak tahu siapa pria muda yang baru saja ditabraknya. Audrey terjatuh menimpa pria tadi di lantai.

"Astaga, Mister Benneton!" seru sekretaris Jonas terkejut bercampur panik. Rahangnya sampai terperangah menatap kejadian barusan.

"Ma—maaf ... tolong maafkan saya, Sir. Saya tidak sengaja dan terburu-buru tadi! Apa Anda baik-baik saja?" cicit Audrey luar biasa panik. Dia takut dipecat karena nampaknya pria yang ditabrak barusan hingga tertindih tubuhnya, tak lain adalah big boss di tempat kerjanya.

Namun, Jonas jauh lebih terkejut ketika menghirup aroma parfum wanita yang menabraknya di depan pintu ruang meeting. Vanilla dan rosemary berpadu bergamot segar yang sulit terlupakan. 

Memang Jonas tak melihat keseluruhan detail wajah wanita penghibur semalam, tetapi cukup yakin itu dia, wanita yang sedang membantunya berdiri dari lantai. Matanya memperhatikan bibir yang ranum dan tak hentinya mengucapkan kata-kata penyesalan karena telah menabraknya.

"Siapa namamu, Miss?" potong Jonas dengan tangan memegang lengan Audrey agar tidak kabur dari hadapannya.

Bulu mata lentik Audrey bergetar cepat seiring kedipan paniknya. "Saya Audrey ... Audrey Newman, Sir. Tolong ampuni saya!" jawabnya mengiba. Setelah itu dia segera memunguti kertas-kertas yang berserakan di lantai dan menyerahkannya ke tangan Jonas.

Jonas malahan tertawa renyah menerima kertas dokumen tersebut sembari menatap wajah Audrey. 'Ohh ... ternyata memang sangat cantik tanpa penutup mata. Biru cemerlang seperti permata bernilai tinggi, aku suka!' batin pria itu tak melepaskan pandangannya sedetik pun dari wajah Audrey yang mulai merona.

"AUDREY! Berani-beraninya kau membuat masalah dengan Mister Benneton!" teriak Fimela kalap seraya menghampiri kerumunan orang di depan ruang meeting.

Alis Jonas berkerut tak senang mendengar suara berisik wanita bagian pemasaran itu membentak Audrey. Dia menghela napas melemparkan tatapan dinginnya seraya menegur, "Jangan berlebihan, Miss Beans! Nona Audrey tidak sengaja menabrakku tadi."

Namun, wanita berambut pirang pucat lurus sepinggang itu memojokkan Audrey dengan suara sinis, "Pasti ini akal bulus perempuan murahan itu, Sir. Dia ingin Anda memperhatikannya saja, jangan terayu oleh siasat busuknya!"

"Kukatakan, hentikan argumen tak berguna ini. Bubar semuanya!" seru Jonas tak suka mendengar perundungan yang dilontarkan kepada Audrey. Sungguh merusak euforianya karena telah menemukan teman kencan butanya tadi malam di kantornya sendiri.

Karena terlalu tegang, Audrey sampai melupakan bahwa tadi dia sesak kencing. Dia pun bergegas melanjutkan perjalanannya ke toilet wanita. Sementara Jonas menatap kepergian Audrey menjauh darinya dengan kilatan misterius di matanya. 

"Trevor, ikutlah ke ruanganku. Ada yang ingin kuperintahkan kepadamu!" ujar Jonas lalu melangkah menuju lift untuk naik ke lantai teratas Benneton Prime Building bersama sekretarisnya.

Sekembali dari toilet, Audrey duduk kembali ke kubikel kerja untuk melanjutkan tugas dari atasannya yang harus diserahkan hari ini juga. Sebagian rekan-rekannya malahan sudah bersiap-siap untuk istirahat makan siang. 

"Audrey, kamu tak ikut lunch bersama kami?" tanya Rita Bright menghampiri kubikel rekannya yang masih sibuk itu.

"Fimela minta semua selesai sore nanti, Rita. Kalian makan siang duluan saja. Aku akan memesan layanan pesan antar burger saja!" jawab Audrey dengan senyum tipis.

"Dasar wanita diktator!" desis Rita mengomentari atasan mereka itu. Memang Audrey selalu ditindas oleh Fimela Beans yang konon kabarnya tak menyukai kecantikannya tersaingi di departemen pemasaran. "Baiklah, aku pergi sekarang. Nanti kutraktir kau segelas kopi, Kawan!" pamit Rita Bright seraya melambaikan tangannya ke arah Audrey.

Belum lama Audrey menenggelamkan diri dalam pekerjaannya, sebuah suara deheman pria terdengar di depan kubikel kerjanya. Dia menaikkan pandangannya dan terkejut ketika melihat sosok pria tersebut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
annisa syifa
wahh...sopo nih sing teko....
goodnovel comment avatar
Nurjanna Nurjanna
lanjut bagus cetita nya
goodnovel comment avatar
Nurjanna Nurjanna
luar biasa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Perangkap Kencan Buta CEO   Kenangan Indah Di Pantai Surfrider (THE END)

    Skylar dan Shine yang telah siap untuk naik ke panggung pertunjukan talent show sekolah dasar siang itu masih menantikan kehadiran sosok ayah mereka."Apa dad terjebak kemacetan lalu lintas?" tanya Skylar ke saudari kembarnya.Shine menghela napas melihat mata biru Skylar yang berkaca-kaca. Dia menghibur kembarannya itu seraya berkata, "Entahlah, kita berdoa saja agar dad bisa segera tiba!" Pembawa acara talent show mengumumkan pertunjukan tari balet berpasangan bertema Swan Lake Dance. Kedua putri kembar Jonas-Audrey mulai naik ke pentas di balik tirai hitam yang masih menutup panggung. Musik rekaman orkestra mengalun merdu seiring tirai yang terangkat ke atas.Tepuk tangan riuh dari para penonton yang sebagian besar adalah orang tua siswa-siswi SD tersebut membahana di auditorium. Sekilas Skylar dan Shine menatap ke bangku penonton, mereka pun tersenyum ceria karena sang ayah tercinta duduk di baris terdepan membawa handicam bersebelahan dengan mommy serta kedua kakak laki-laki mer

  • Perangkap Kencan Buta CEO   Undangan Pertunjukan Balet Si Kembar

    Delapan tahun kemudian."Daddy, besok adalah hari pertunjukan balet kami di sekolah. Apa Daddy bisa datang untuk melihat kami menari?" seru Skylar sambil memperagakan gaya tari balet yang telah dia latih bersama Shine sebulan terakhir ini."Wow, tentu saja, Baby Girl! Daddy bangga kepada kalian!" jawab Jonas sembari merangkul bahu kedua putri kembarnya sepulang kantor. Audrey tahu suaminya pasti lelah setelah seharian bekerja lalu berkata kepada gadis-gadis ciliknya, "Sky, Shine, biarkan daddy kalian mandi sebentar ya. Kita bertemu di ruang makan pukul 19.30, okay?" "Okay, Mommy!" sahut Skylar dan Shine serempak lalu mereka berlari-lari riang ke ruang keluarga untuk menonton serial kartun Nickelodeon favorit mereka. Kedua kakak laki-laki mereka sedang berada di kamar Shawn yang sulung untuk merakit miniatur kota Houston. Permainan lego edisi spesial limited edition itu dibelikan Jonas sebagai hadiah untuk Shawn dan Anthony yang meraih ranking satu di kelas masing-masing. Kedua putr

  • Perangkap Kencan Buta CEO   Skylar dan Shine, Kembar Kesayangan Daddy

    Jonas tak mampu menghilangkan seringai konyol dari wajah tampannya sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya di Woodlands. Istrinya berusaha untuk mengabaikan hal itu, tapi tak bisa. Audrey akhirnya tertawa seraya berkata, "Hubby, nanti otot wajahmu kram karena terlalu banyak tersenyum lebar seperti itu.""Ohh ... aku sangat gembira. Mungkin pria paling bahagia di planet ini!" jawab Jonas terkekeh. Audrey pun tahu alasannya, suaminya itu sangat mendambakan kehadiran anak perempuan. Dan dia baru saja mendapat berita sepasang anak kembar di rahim istrinya. Sekalipun belum pasti jenis kelaminnya, tetapi jikalau benar itu perempuan tentu saja Jonas semakin senang."Okay, aku ingin bertanya kepadamu. Seandainya anak ini perempuan dua-duanya, akan diberi nama siapa, Hubby?" tanya Audrey iseng."Aku sudah memiliki nama panggilan yang cocok untuk mereka berdua. Skylar dan Shine!" jawab Jonas dengan yakin."Nama yang cantik dan bermakna! Hanya Anthony yang memiliki inisial A. Nanti dia sedih ka

  • Perangkap Kencan Buta CEO   Memiliki Empat Anak Adalah Sempurna

    Waktu mengalir begitu deras dari hari ke hari berikutnya, Jonas masih saja memuja istrinya bagaikan titisan dewi cinta. Perubahan tubuh Audrey yang lebih menebal di beberapa tempat tidak menyurutkan perasaan cinta suaminya setelah mengarungi kehidupan bersama dengan terpaan badai problematika yang wajar terjadi dalam berumah tangga.Godaan wanita-wanita yang silau akan harta ke suaminya tak terhitung banyaknya. Audrey berusaha memaklumi hal itu setiap kali dia diminta Jonas mendampinginya ke pesta kalangan atas. Para wanita berlomba-lomba mencari perhatian Jonas dan juga mengajak berdansa. Seperti malam ini ketika mereka menghadiri pesta anniversary pasangan MacConnor senior. Orang tua Isabella telah berhasil melalui 30 tahun pernikahan dengan setia satu sama lain. Pesta dansa megah diselenggarakan di ballroom Hotel Royal Triumph Houston. "Jonas, kuharap kau bisa menemaniku berdansa sekali saja!" ujar Kathrine MacLewis seraya menaruh tangannya di lekuk lengan suami Audrey."Ehm ...

  • Perangkap Kencan Buta CEO   Kehadiran Anthony Kecil Di Keluarga Benneton

    Setahun telah berlalu semenjak bulan madu pasangan Benneton ke Eropa. Seorang putra kecil telah hadir lagi di keluarga Jonas dan Audrey. Sementara Shawn telah berusia hampir dua tahun. Kini keluarga kecil itu telah memiliki dua orang anak yang usianya tak terpaut jauh."Audrey, sepertinya aku harus menanyakan kepada dokter kandungan tentang cara mendapatkan anak perempuan. Bisa jadi aku terlalu perkasa jadi kedua keturunanku laki-laki semua!" ujar Jonas sambil menimang-nimang putra keduanya di kamar tidur usai disusui oleh Audrey."Ohh ... ayolah, masa kau sudah memikirkan tentang anak ketiga, Jonas! Aku ingin jeda hamil dan melahirkan setidaknya dua tahun, kumohon!" rengek Audrey nyaris menangis. Dia merasa tubuhnya terlalu lelah dengan aktivitas merawat newborn.Maka Jonas pun membaringkan Anthony Clark Benneton yang telah tertidur pulas di tempat tidur bayi. Kemudian dia duduk di tepi ranjang merangkul bahu Audrey. "Maafkan aku kalau terlalu antusias memiliki banyak anak, Darling.

  • Perangkap Kencan Buta CEO   Cinta Sejati yang Terlambat Disadari

    Perjalanan bulan madu Jonas dan Audrey ke Swiss dan Italia dilalui dengan banyak kenangan manis. Mereka kembali ke Texas setelah seminggu lamanya berada di benua biru itu dan hari selanjutnya Jonas mulai bekerja normal di kantor seperti sedia kala. Audrey di rumah mengurus Shawn sekaligus beristirahat pasca liburan panjang yang cukup melelahkan. Dia menyadari bahwa jadwal menstruasinya terlambat dari tanggal yang seharusnya. Nampaknya dengan segala aktivitas ranjang yang dia jalani bersama Jonas setiap hari tanpa absen, kehamilan kedua terasa nyata di depan mata. "TING TONG." Pelayan rumah Audrey bergegas membukakan pintu untuk tamu yang berkunjung siang itu. Namun, ternyata bukan tamu melainkan seorang tukang pos yang mengirimkan sepucuk surat. "Hello, Miss. Ada surat untuk Nyonya Audrey Newman. Apakah benar tempat tinggalnya di sini?" ujar tukang pos berusia tiga puluh tahunan itu seraya mengulurkan sepucuk surat beramplop putih yang tidak terlalu tebal dengan tulisan tangan."O

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status