Share

Bab 45. Kucing Kecil yang Kelaparan

“Hm, benarkah?” Ned menunduk, menjadi sangat tertarik dengan pernyataan Qiana.

Gadis itu memaki dirinya sendiri dalam hati. Mulutnya akhir-akhir ini menjadi sangat kurang ajar dan membuatnya malu.

Qiana mengangguk dengan putus asa. Apalagi yang bisa dikatakannya? Dia tidak punya alasan lain untuk berkelit.

Ned meraih dagu gadis itu yang menjadi makin merah wajahnya. bermaksud mencium.

“Kakak, aku baru ingat.” Qiana menjauhkan lengan besar itu. Dia tahu sesuatu akan menjadi kacau karena pernyataannya barusan. Karenanya dengan gugup dia terus berpikir. Untunglah dia jadi teringat.

“Ibu pernah mengatakan ingin bertemu kau. Jadi, sebelum operasi, maukah kau menjenguknya?”

“... tapi jangan katakan apa pun. Dia hanya tahu kalau seorang teman meminjamiku uang.”

Qiana agak khawatir. Tak masalah jika Ned tidak mau. Dia lebih cemas jika lelaki ini datang. Adakah dia mau bekerjasama untuk tidak mengatakan hal-hal konyol yang sedang terjadi di antara mereka?

Yang lebih penting lagi, Qiana henda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status