Share

Perceraian Tertunda
Perceraian Tertunda
Author: Queen Writer

1. Flashback

Jalanan asri sejalan dengan mata memandang, melaju cepat seakan berkejaran menanti siapa yang akan ditinggalkan. Pandangan wanita itu berpencar luas merenungkan semua  hal dan kejadian yang dia lewati untuk sampai di titik ini. Rambut lepek akibat keringat dan nafas ngos-ngosan menjadi saksi perjuangannya. Wanita cantik berdarah campuran itu adalah Florence Atasya Smith, ah tidak kini hanya Florence Atasya .

Wanita sebatang kara itu terdiam termenung dengan semua kenangan yang pernah ia lalui saat masih menjabat marga Smith.

“Sebenarnya apa yang kudapatkan dari semua ini? “ Gumamnya dengan rasa sakit yang menghimpit dadanya.

Flashback

“Apa yang kalian lakukan?” tanya Florence datar sarat akan kata-kata.

“Kau bisa melihat sendiri tanpa perlu ku beritahu kan? “ Balasan bernada angkuh itu terdengar dari seorang pria yang dia tanyakan tadi.

“Apa kalian tidak punya malu? Kalian bisa melakukan dimana saja semau kalian, tapi kenapa harus melakukannya di Kantor? Ck sungguh memalukan," Kata Florence saat melihat laki-laki yang menjabat sebagai suaminya itu sedang bercumbu mesra dengan sekretarisnya sendiri.

“Ini kantorku, Aku berhak melakukan apapun yang ku mau disini,” balas lelaki itu enteng sambil merapikan jas beserta dasinya yang sudah bergeser kesana-kemari,

”Dan kau kuharap jaga bicaramu!” Menunjuk Florence, Florence berdecak sambil menatap penuh arti ke arah sekretaris suaminya yang sudah habis membereskan kekacauan pada tubuhnya dan keluar dengan sendirinya dengan tubuh bergetar.

Dia tahu suaminya itu takan pernah peduli dengan apa saja yang bisa dilihat atau diperbuat, yang dia tahu gelar istri yang melekat padanya hanya sekedar penghias bukan selayaknya istri sebenarnya pada umumnya.

Lagipula kedatangannya kesini untuk mengakhiri semuanya, mengakhiri drama rumah tangganya , melepaskan apa yang tidak bisa digapai, dan melepaskan orang yang tidak menginginkannya .

Diamnya dia sebentar membuat pria dihadapannya mengangkat alis untuk bertanya.

“Mengapa diam? Apa kedatanganmu kesini hanya untuk melihat percintaanku dengan sekretarisku? “

“Tidak. Banyak yang harus kulakukan dan melakukan hal kau pertanyakan tadi hanya akan membuang waktuku Tuan Smith," kata Florence dengan percaya diri , dia tidak ingin suaminya itu menganggapnya remeh atau patah hati hanya karena melihat hal yang tidak bermutu yang suaminya lakukan.

“Oh ya?” Alis tebal itu terangkat mempertanyakan apa yang sebenarnya istrinya lakukan disini. Pasalnya Florence belum pernah menginjakan kaki ke kantornya sama sekali, dan untuk pertama kali yang satu ini patut dipertanyakan.

“Aku hanya singgah untuk memberikan ini,” kata Florence sambil memberikan sesuatu yang dibawa sedari tadi. Hal yang membawanya sampai kesini dengan berbekal tekad yang kuat dan dari hasil perjuangannya yang sia-sia.

Membawanya ke meja sang suami dengan gerakan santai, sedang sang lelaki yang sedang berjalan ke arah mejanya itu untuk melihat apa yang dibawa istrinya sampai rela datang jauh-jauh kesini hanya untuk mengantar sesuatu yang menurutnya bukan hal penting. “Apa ini?” Sembari membuka pelan-pelan , gerakan tangan itu berhenti ketika istrinya menyebut sesuatu yang asing ditelinganya meskipun hal yang paling dia inginkan diawal membangun rumah tangga itu .

“Surat perceraian.“

                                               ***

Didunia ini yang dia inginkan hanya satu yaitu kebahagiaandan  hidup terjamin. Menjadi yatim piatu di usia muda membawanya pada kebahagiaan semu , dan ditinggalkan pula orang tuanya karena kecelakaan yang merenggut nyawa mereka. Orang tuanya yang saat itu mempunyai bisnis restoran kecil-kecilan harus gulung tikar karena perbuatan kakak kandungnya ,entah apa yang kakaknya pikirkan.

Dia hanya memiliki satu saudara yaitu kakak laki-lakinya tapi kakaknya malah meninggalkannya tanggung jawab besar yang tidak bisa tangani sendiri. Beban yang ia bawa membuatnya sulit untuk memikirnya sendiri apalagi untuk sekedar memiliki teman atau memikirkan dunia seorang pacar yang akan mewarna harinya.

Dan bak bagai pahlawan kesiangan seorang kakek yang pernah ditolongnya memberi tawaran untuk melunasi hutangnya tetapi dengan tawaran agar menikah dengan cucunya. Namanya Kakek Thomas.

Sebenarnya apa yang terjadi hingga cucunya harus dicarikan seorang istri. Oh ayolah didunia semua bisa didapatkan termasuk seseorang yang bisa dijadikan istri dan tentunya dengan pondasi saling mencintai satu sama lain , ya meskipun itu memang kategori yang mudah tapi bagi Florence, beban yang ditanggungnya sudah berat dan untuk memikirkan soal kasmaran ,tidak ada lagi waktu untuk itu.

Mengingat tawaran kakek itu sebenarnya dia tergiur karena dengan itu semua hutang yang harus dibayarkan akan lunas dan dia bisa bebas dari rentenir-rentenir kasar itu dan dengan begitu bebannya akan berkurang, dia tidak perlu banting tulang lagi mencari uang untuk melunasi hutang-hutangnya dan biaya kehidupannya kedepan.

Yah semoga saja ini pilihan yang tepat dan aku tidak akan menyesal kemudian hari. Aku hanya perlu menjadi istri yang baik dan patuh , urusan cinta bisa belakangan yang penting jalani saja dulu.

Sayangnya hal yang diharapkan baik kedepannya hanya menjadi cikal bakal penderitaan di masa depan.

                                                ***

Sehari selang dia menghubungi Kakek Thomas dan menyetujui hal itu besoknya kakek Thomas langsung mengatur pertemuannya dengan sang calon suami. Berlatar suasana restoran mewah dengan makanan yang nikmat tidak memungkiri bahwa suasana di antara dua orang saling berhadapan ini mencekam atau lebih tepatnya sang laki-laki yang tengah memberikan aura mencekam.

Aura yang dikeluarkan lelaki itu tidak dapat ditebak , hal ini tidak ada di pikirannya kemarin. Apa lelaki di depannya tidak menerimanya ,dan dari aura yang dikeluarkan sepertinya tebakannya benar. lantas mengapa harus perlu dicarikan seorang istri kalau begitu ? Banyak pertanyaan berseliweran di otaknya dan untuk memastikan sepertinya dia perlu bersuara dahulu kalau begitu .

Ehm ... berdehem gugup karena ingin membuka percakapan .

“Bisakah- “ Sayangnya baru sepatah kata membuka obrolan yang dia bicarakan tadi harus terpotong dengan pertanyaan menohok dari orang di depannya.

“Kau perlu uang? “

“A_apa maksudmu ?” Tergagap bertanya apa maksud dari orang di depannya ini .

“Maksudku apa kau perlu uang hingga mau dijodohkan dengan orang asing ? “ Menekan kata-katanya agar wanita didepannya ini tahu betapa geramnya ia dengan acara pertemuan yang memuakan ini .

“B-bukan begitu “

“Lalu apa ? hanya kau pernah menolong kakek tua itu ,kau jadi besar kepala dan menghasutnya untuk mau di jodohkan denganku ,hah ? Aku bukan sembarang orang,jadi berhati-hatilah selagi aku punya kesabaran “

“Ckck , aku heran ternyata masih ada juga orang melakukan trik murahan itu “ Lanjutnya , Kalimat itu sungguh menyakitkan bagi orang yang seperti dia. Banyak orang mengatakan dia baik dan ramah terhadap orang sekitar meski selalu tidak mengenal beberapa dari mereka , dan orang ini seenaknya mengatakan dia murahan ? Dan juga siapa dia , Florence bahkan tidak mengenalinya .

“Kau mengatakanku murahan? Apa kau tidak berkaca ?lantas mengapa kakekmu mesti harus  mencarikan kamu seorang istri, apa kau tidak laku? Hah sudah kuduga jika dilihat dari sifatmu semua perempuan juga pasti akan lari, Lagipula siapa kau bahkan aku tidak mengenalmu. Dasar tuan sombong.” Membanting sendok sembari menatap geram orang didepannya. "Cih lebih baik aku pergi dari sini. Terima kasih hidangannya."

Kalimat panjang lebar itu memang sudah berterbangan di kepalanya jadi mengapa tidak di keluarkan saja , sepertinya dia terlalu banyak berharap dengan calon suaminya. Semoga saja kakek Thomas membatalkan semua yang direncanakan. Florence beranjak dari tempat duduk dan melangkah keluar restoran dengan wajah gondok.

Sedangkan orang yang sedari tadi dia bicarakan panjang lebar hanya menatap datar sedatar-datarnya wanita di depannya. Ini penghinaan ,wanita itu mengatakan dia tidak laku? apa dia buta , semua orang yang melihatnya bahkan akan datang berkerumun bagai lalat untuk mendatanginya dan berdekatan dengannya dan dan dia bilang semua wanita lari jika berdekatan dengannya . Ck seharusnya ku bungkam saja dari tadi mulutmu itu dasar perempuan cerewet ,Batin Evander kesal.

Tbc...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status