Share

Pertempuran Gaib

Penulis: Shilla07
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 15:44:46

Disaat ketiga lelaki itu pergi, tinggal Sekar dan Mila yang berdiam diri di kamar. Mila tentunya tidak bisa tidur dan jam dinding menunjukkan pukul 02.00 dinihari. Ia mulai kepikiran tentang teman-temannya yang tak kunjung datang dan khawatir pula jika Sekar kesurupan lagi. Kemudian ia memutuskan untuk sholat agar perasaanya tenang. Baru rokaat pertama terdengar suara perempuan tertawa menambah kesan ngeri. Bulu kuduknya bergidik namun ia berusaha untuk terus merapalkan doa-doa dengan harapan akan datang pertolongan kepadanya.

“Kamu perempuan munafik yang telah meninggalkan temanmu di sumur keramat, bahkan sering menjelekkannya di belakangnya. Padahal dia tulus berteman denganmu,” bisik perempuan itu terdengar pelan namun cukup terdengar di telinga Mila.

Mila mulai tidak fokus ia segera mempercepat sholatnya dan berharap suara itu berhenti juga. Namun saat ia menyelesaikan sholat dan menoleh ke arah sahabatnya itu, sekar tidak ada. Ia terkejut dan segera mencarinya di segala sudut rumah tua itu, namun nihil.

Sampai akhirnya ia mendengar suara nyanyian itu lagi yang terdengar dari arah lapangan, terlihat sekar menyanyi dan menari dengan tatapan kosong. Mila hanya bisa menangis, ketakutan karena hanya dia sendiri di rumah itu. Tidak kuat melihat pemandangan itu, ia pingsan.

Didalam mimpi Mila, muncullah flash back kisah persahabatannya dengan Sekar,

Mila adalah sahabat Sekar sejak mereka pertama kali bertemu dalam kegiatan ospek mahasiswa. Saat itu Mila terlihat lupa membawa pulpen untuk mengisi daftar hadir kegiatan tersebut. Lalu Sekar dengan senang hati meminjamkannya bahkan memberikan pulpen tersebut padanya dan akhirnya mereka berkenalan. Mila sangat senang menemukan teman baru yang terlihat baik dimatanya. Pertemuan itu berlanjut hingga mereka memutuskan untuk berbagi kamar kos agar menghemat biaya. Secara ekonomi kedua insan ini bisa dibilang pas-pasan. Sekar hanya mengandalkan beasiswa sedangkan Mila hanya berbekal tabungan orang tuanya yang berprofesi sebagai petani di sebuah desa.

Namun persahabatan itu mulai berubah saat ia mendapati Sekar berkencan dengan Bima, pujaan hati Mila. Perasaan Mila hancur karena merasa dikhianati sahabatnya. Sejak saat itu ia berubah ibarat musuh dalam selimut. Selalu berbuat baik saat di depan Sekar namun tidak jika dibelakangnya. Ia tidak meninggalkan Sekar karena masih membutuhkan bantuannya, seperti mendapatkan makan gratis karena sahabatnya itu hobi memasak. Bahkan menyalin tugas Sekar seringkali ia lakukan, sebenarnya kemampuan intelektual Mila sangat pas-pasan sehingga ia kerapkali ketinggalan untuk memahami materi diperkulihan. Kehadiran Sekar bisa menjadi dewi penolong untuknya namun bisa menjadi musuh yang harus ia kalahkan karena rasa sakit hatinya.

Dalam pandangan gaib, Sekar sedang berdialog dengan Pesinden yang selama ini adalah khodam yang selalu bersamanya.

“Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu selalu mengikutiku? Aku kira kau telah pergi setelah diusir oleh kakekku. ketika dia merukyahku di saat aku masih bersekolah di SMA!” Teriak Sekar, dalam hatinya bergemuruh, ia merasa takut dengan entitas yang ada dihadapannya namun ia mencoba kuat.

“Sekar, aku adalah Sulastri, khodam leluhur yang diwariskan padamu. Kamu tidak bisa menolak itu karena takdirmu sudah digariskan. Wetonmu cocok dan kamu akan memiliki keistimewaan luar biasa jika bekerja sama denganku,” tutur Sulastri, khodam pesinden yang cantik dan selalu menemani Sekar sejak ia masih kecil.

“Tidak, aku tidak mau bersekutu denganmu, hanya aku yang berhak menentukan jalan nasibku sendiri!” ujar Sekar berapi-api, hatinya seolah berbisik bahwa ini adalah awal petaka jika ia menyetujui penawaran entitas gaib tersebut.

“Hihihi… dasar perempuan bodoh, tidak tahu terima kasih! Aku sudah menolongmu dengan memberikan informasi dimana teman yang hilang itu disandera! Bahkan aku telah meminjamkan energiku kepadamu untuk mengalahkan perempuan bergaun merah yang ingin mengambil sukmamu itu! Ia membencimu karena gesekan energi besar membuatnya merasa terancam.” Cecar Sulatri dengan penuh percaya diri, ia berbicara sambil berputar mengelilingi sukma Sekar yang sedang berada di alam gaib bersamanya.

Mendengar penjelasan sinden itu, hati Sekar mulai bimbang, harusnya ia menerima semua pertolongan sinden itu? Ataukah itu hanya langkah manipulatif untuk memanfaatkannya? Terjadi pergolakan batin dalam hatinya antara penerimaan atau penolakan pada entitas gaib yang mengaku sebagai khodammnya ini.

“Sebentar lagi kau akan mendapat serangan dari pasukan jin penguasa kampung ini. Sundel bolong yang dilihat temanmu itu adalah salah satu utusan mereka. Jika kau tidak mampu mengalahkannya maka kau akan mati!” teriak Sulastri yang berhasil memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya.

Sekar tertunduk, bersimpuh sambil menutup telinganya. Dalam hati ia terus berdoa agar diberikan solusi terbaik atas permasalahan runyam yang tengah ia hadapi ini.

Tiba-tiba terdengar suara tawa dan suara mengaum makhluk tak kasat mata yang membuat Sekar semakin ketakutan.

“Wahai anak manusia, makhluk rendahan. Berani-beraninya kalian menginjakkan kaki di desa kami. Apa kalian ingin menjadi tumbal persembahan untuk tuan kami?” entitas gaib berwujud sundel bolong itu memecah konsentrasi Sekar.

Sekar berusaha bangun dan memperhatikan sekelilingnya, tak ada seorangpun kecuali dirinya dan entitas gaib lainnya. Sundel bolong itu tidak sendiri, ia membawa pasukan berwujud makluk berbulu yang menyeramnya, bermata merah dan memilki taring yang panjang hingga kel1uar dari mulutnya.

“Kami adalah makhluk yang paling sempurna dibanding kau, kenapa kau begitu sombong!” teriak sekar, ia mencoba melawan segala rasa ketakutannya dengan menghadapi makhluk itu meski ia tahu tidak memiliki apapun kecuali berharap doa dan pertolongan dari Tuhan yang Maha Esa.

“Serang manusia bodoh itu, kita persembahkan pada tuan kita agar ia semakin senang dan memberi kita kekuatan,” Perintah sundel bolong itu dengan ekspresi penuh amarah, ia paling membenci manusia sok suci yang melawannya. Baginya manusia tak lebih dari sekedar budak yang dipekerjakan untuk membangun istana dan memperkuat kekuatan bangsanya.

Merasa tersudut dan tak berdaya, tiba-tiba Sulastri muncul dihadapan Sekar, ia tersenyum penuh arti dan mulai menyanyikan tembang jawa sambil meliuk-liukan tubuhnya. Puluhan jin berbulu itu mulai terluka dan terpental saat ia mencoba mendekati Sekar, hal itu disebabkan oleh tarian Sulastri yang mampu menjadi perisainya dari serangan puluhan entitas gaib itu.

Sundel bolong terkejut melihat kemampuan pesinden itu, ia tidak mengira bahwa kekuatannya cukup besar karena mampu mengalahkan anak buahnya yang berjumlah puluhan itu. Meski terdesak, ia tetap maju dengan percaya diri.

“Kau sinden bodoh, kenapa ikut campur urusan manusia, apa kau ingin menjadi tumbal persembahan untuk tuanku?” Tegasnya, ia merasa terganggu dengan tingkah polah yang berani mencampuri urusannya itu.

“Kau makhluk jelek, tidak perlu sesumbar, hadapi aku jika kau kuat dan berani!” Teriak Sulastri dengan senyum menyeringainya.

Akhirnya pertempuran kedua entitas gaib itu tak dapat dihindari. Mereka saling memukul dan menendang bak pesilat tangguh yang tak mau kalah.

Kembali ke alam manusia, terlihat Sekar tak henti-hentinya menyanyi dan menari, meski tubuhnya mulai mengeluarkan darah karena pertempuran gaib itu, ia sama sekali tidak terlihat lelah bahkan semakin menjadi-jadi. Perilaku Sekar mulai mengambil perhatian warga desa, mereka bahkan berkumpul untuk melihat apa yang terjadi. Hingga lagu dan tarian itu telah mencapai puncaknya kemudian ia pingsan saat matahari terbit.

Bersamaan dengan peristiwa itu, datanglah rombongan Ki Ageng dan ketiga pemuda itu. Ki Ageng seolah mampu membaca situasi, harusnya ketiga pemuda itu tidak mampu menyelamatkan kedua temannya itu kecuali ada yang membantunya. Dalam pandangannya terlihat bahwa Pesinden itulah yang telah melumpuhkan jin anak buah dari tuannya.

Tiba-tiba ponsel Adi bergetar, terdapat panggilan masuk dari Dosen Galih.

“Baik pak, saya akan mengirim alamat tempat tinggal kami.” Jawab Adi singkat kemudian mematikan gawainya. Ternyata Dosen muda itu sedang berada di perjalanan menuju desa terpencil itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (8)

    Pov Aryo Pertemuanku dengan Setyo, adik yang baru kuketahui saat dia telah tiada berhasil membuatku terpukul. Bagaimana tidak, hidup yang kami jalani sebelum kematiannya tidak banyak menyimpan kenangan karena hidupku telah habis untuk menjaga cintaku pada Sekar, gadis yang kerapkali berselingkuh dariku. Penyesalan datang terlambat, itulah yang kurasakan saat hidup di tengah alam tak berwarna. Ya, aku sekarang berada di penjara sukma atau arwah. Pertemuanku di dalam sel dengan adikku, Setyo memberiku petunjuk bahwa masih ada jalan untuk kembali.Waktu itu aku melihat penjaga sel kami sedang ke luar, entahlah dia pergi ke mana, yang pasti sel dibiarkan terbuka, mungkin dia lupa.Saat aku melangkah ke luar sel, hembusan angin kencang menerpaku hingga aku terseret beberapa langkah dari tempatku berpijak. Kutekadkan niat hingga mampu menerjang hembusan angin yang membuat langkah kakiku semakin berat.Terdengar suara teriakan manusia yang menyayat hati, mungkin mereka tengah jengah di pe

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (7)

    "Di mana ini?" Aryo kebingungan sambil menatap sekitar, gelap, pengap dan bau busuk menguar.Perlahan ia bangkit dari tidurnya, duduk. Mencoba mencari cahaya agar bisa melihat tempat yang sedang dipijak.Samar-samar terdengar suara yang memanggil namanya."Aryo ...."Ia semakin panik menatap sekitar hingga sebuah pintu besar terbuka, terlihat sang penjaga yang berwajah bengis masuk sambil membawa makanan."Makanlah dan jangan berisik!" ujarnya sambil melempar buah-buahnya berbau busuk.Sang penjaga juga meletakkan lentera merah di dekatnya hingga cahaya mampu menyinari sekitar."Astaghfirullah, di mana ini?"Aryo menatap tajam ke sekitarnya, ia tengah berada di ruangan yang berdinding batu-batu yang menjulang tinggi dengan besi-besi yang dijadikan pintu. Sangat mirip dengan penjara, tapi bukanlah penjara biasa, melainkan penjara arwah!"Aryo ..." suara itu perlahan terdengar kembali.Aryo segera bangkit dari duduknya, mencari sosok yang terus menerus memanggilnya hingga ia menemukan s

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (6)

    Sulastri tengah mengadapi serangan tak terduga dari pasukan dewi kesuburan. Kini ribuan prajuritnya terluka parah dan belasan warganya meninggal dan sebagian tertawan. Sungguh pertempuran yang tak seimbang! "Sinden bodoh! Adakah kata-kata terakhir yang ingin kau katakan?" ujar buto ijo, sang pemimpin pasukan. "Aku tidak akan pernah menyerah meski nyawaku mungkin sudah di ujung tanduk!" bentaknya sambil meludah. Buto ijo yang sudah kalap, mencoba menghunuskan pedangnya tapi tapi tiba-tiba terdengar nyanyian pemanggil sukma yang diutarakan Sekar yang kini kritis. "Heh roh kang kapendem ing petenging alam, kula nyuwun rawuhipun, lumantar swara lan sesaji. Saking donya sepi, lumebua ing jagad cetha, ana cahya geni, ana semerbak kembang, rawuhoa panjenengan, ing wektu puniki. Kulo ndedonga ing sajroning ati, nyeluk asmanipun panjenengan, yen isih wonten geger, sumawana katon, awit dalan sampun kabuka. Dupa wus murub, banyu sekar sampun kabubus, kembang kantil, m

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (5)

    Hujan terus membasahi Desa Seberang, sebuah desa yang sangat subur, segala jenis komoditas tumbuh dan mampu membuat warganya menjadi orang kaya selama generasi ke generasi. Namun, ada sebuah rahasia yang mereka tutup dari dunia luar selama puluhan tahun yakni keberadaan Dewi Kesuburan! Sosok gaib yang memegang penuh atas kendali desa itu. Dewi kesuburan awalnya adalah jin dari golongan hitam yang dikutuk oleh ibunya sendiri sebab telah tega berselingkuh dengan ayah tirinya sendiri. Ia dikurung selama ribuan tahun hingga akhirnya terbebaskan oleh sosok Sari yang kala itu sengaja bersemedi di sebuah gunung tua di pulau jawa. Sari adalah saingan Ningsih yang berupaya saling berebut perhatian para penonton hingga melakukan segala cara untuk mencapai popularitas. Sari yang terlahir dari keluarga miskin dan dicampakkan oleh ibunya akibat sang ibu memilih menikah dengan meneer, membuatnya memiliki dendam kesumat pada ibunya sendiri dan tekadnya kuat untuk sukses dengan cara apapun. Sari y

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (4)

    "Pak, gimana ini? kita dari tadi balik terus ke rumah Slamet," Ibu Aryo nampak panik, mereka harus membawa Sekar ke rumah sakit tapi kemana pun arah yang mereka pilih selalu kembali ke rumah terkutuk itu. Tiba-tiba muncul siluet pria dari kejauhan, dalam suasana kabut yang gelap, sosok itu perlahan berjalan mendekati mobil yang tengah terparkir di depan rumah kades. Angin kencang berhembus, Siti berusaha menahan amukan mayat hidup yang hendak masuk rumahnya. "Ya Tuhan, tolong! Hentikan semua kegilaan ini," Siti hanya bisa menangis dan terus berteriak, angin kencang dan hujan lebat membuat bau busuk yang berasal dari mayat hidup terus menguar hingga membuat siapapun yang menciumnya akan merasa mual. Kedua orang tua Aryo yang terjebak dalam mobil hanya bisa pasrah akan keadaan. Kondisi Sekar semakin kritis, batuk darah tiada henti. Perlahan sosok pria misterius semakin mendekat, ternyata dia adalah Slamet, ayah dari Seruni! Wiryo yang murka melihat Aryo dan Sekar yang ta

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (3)

    Pertempuran antara Seruni dan Sekar sangatlah tidak seimbang! Seruni yang telah menerima penuh kekuatan dari Sari nampak lebih kuat daripada Sekar yang masih setengah hati menerima kehadiran khodamnya."Bagaimana Sekar? Sebentar lagi sukmaku akan tertawan dalam kerajaan Dewi Kesuburan dan kamu akan mati!"Sekar yang tergeletak, hampir menyatu dengan tanah, tubuhnya tak bisa digerakkan akibat lilitan tali gaib yang tak kasat mata."Seruni, siapakah kau sebenarnya, apa salahku padamu?"Seruni yang tersenyum penuh kemenangan, memutuskan untuk memberikan penglihatan masa lalunya pada Sekar.Flash back Seruni...Kala itu Kades Slamet, ayah dari Seruni sangat cemas menanti kelahiran anak terakhirnya. Ia mondar-mandir di depan kamar, menunggu sang istri lahir dengan bantuan dukun. Ia terus menerus memainkan jari jemarinya, berdoa berkali-kali agar tidak dikaruniai anak laki-laki.Bukannya sang kades tak ingin, dia hanya ingin melindungi anak-anaknya. Masih teringat jelas detik-detik kematian

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (2)

    Pov Sekar Arum Aku terkejut melihat nenek yang terlihat seperti ingin membunuhku. Aroma melati menusuk hidungku, hingga aku bersin berkali-kali. Kutatap ular itu semakin membesar, sangat menyeramkan. Dilema menyapaku, mana jalan yang harus kupilih? Bertarung dengan ular atau nenekku sendiri? "Sekar, ke marilah! Aku merindukannmu!" ucapnya sekali lagi, hendak mempengaruhiku. "Sulastri, katakan sesuatu! Aku bingung harus memilih yang mana?" Masih tak ada jawaban dari sana. Aku kembali memusatkan pikiranku, lagi-lagi nihil. Akhirnya kuputuskan untuk masuk ke terowangan di mana nenekku berada. "Bagus, kamu memang cucu terbaikku," Wanita muda itu berjalan diiringi suara gamelan yang membuat Sekar justru meras sesak, bahkan berkali-kali terjatuh, langkahnya terasa berat, kepala mau pecah."Nenek? Apa yang kamu lakukan padaku?" "Aku bukan nenekmu ..." teriaknya lalu wajah perlahan berubah menjadi tua, rambutnya memutih! Dialah Sari! Orang yang telah menghancurkan hidup Ningsih!

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Akhir Kisah Aryo (1)

    Pov Sekar Jantungku berdengup kencang. Hawa dingin menghampiriku, membuat tubuhku terasa ngilu, susah digerakkan. Langkah terasa berat hingga tetesan darah mulai membasahi kaki dan tanganku. Darah ini ibarat kulitku yang robek karena melawan angin yang terasa menghalangi langkahku. Kulihat dua terowongan besar, sisi kanan kosong dan sisi kiri terdapat siluet pria yang berjalan mendekatiku "Galih ...." gumamku. Aku tak percaya bisa melihatnya di sini. Sosok yang sangat kucintai dan kurindukan. "Sekar, kenapa kau berdiri di situ? Tidakkah kau ingin memelukku?" Ucapan itu membuatku kembali mengenang manisnya hubungan kita yang telah lalu. Dia adalah sosok pelindungku yang selalu menemani dan mejagaku saat makhluk astral hendak menguasai tubuhku. Aroma tubuhnya masih sama sepeti kita terakhir kali bercinta, melepaskan seluruh hasrat di jiwa. Dia adalah sosok yang apa adanya, memperlakukanku bak ratu dan selalu memujiku terlebih saat permaianan ranjang yang membara. Dia berkali-kal

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (10)

    Sekar mencoba memikirkan kembali apa yang diucapkan oleh Sulastri. Akankah ia merelakan begitu saja orang yang dulu sangat dicintainya? Hatinya gamang, ia terus menatap ke jendela kamarnya, resah dan gelisah.Sementara itu di ruang tamu, Wiryo nampak putus asa. Mungkin ia harus meminta tolong pada orang lain karena Sekar telah menolaknya."Baiklah Surti, kami harus pergi, mungkin selama ini kami selalu merepotkan keluargamu," ujarnya dengan tatapan menunduk, bergegas untuk pulang.Pagi itu cuaca mendung, awan hitam menyelimuti desa seolah hujan akan segera turun, kedua orang tua yang cemas itu bingung, bagaimana cara menyelamatkan Aryo yang tersandera oleh makhluk halus."Pak, gimana nasib anak kita? Kita harus bergegas," ucap wanita yang telah menyelamatkan Aryo.Wiryo, berpikir keras hingga ia tak sempat menyalakan mobil. Ia, istri dan Siti tengah melamun, mencari cara untuk menyelamatkan Aryo hingga hujan deras akhirnya mengguyur desa, aroma tanah mulai tercium seolah memberikan se

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status