Share

Perjanjian Leluhur

Author: Shilla07
last update Huling Na-update: 2025-01-12 22:57:23

“Aku lebih cantik daripada gadis itu, kenapa dia lebih banyak dilirik kaum laki-laki daripada aku?” Desis Ningrum. Seorang Pesinden yang tengah dipuncak kariernya. Ia seringkali mendapat panggilan sebagai penyanyi di acara hajatan kampung atau acara pagelaran seni yang melibatkan grup pewayangan. Namun pesonanya seolah sirna saat ia mulai menikah dan memiliki anak.

Ningrum kerapkali pulang ke rumah dengan wajah penuh kekesalan, sang suami selalu menghiburnya dengan kata-kata manis agar sang istri tak lagi bersedih. Namun lama kelamaan ucapan sang suami ibarat hiburan bagi anak kecil yang sia sia baginya. Ia semakin kesal hingga bersitegang dengan suaminya.

“Sudahlah mas, kamu itu tidak tahu tadi saat manggung, penonton itu selalu melirik ke arah Si Sari! Padahal dia masih baru dan suara juga pas-pasan!” Tegas Ningrum seolah tak segan mulai membantah perkataan sang suami.

“Ning, kamu itu sudah menikah, dan punya anak kecil. Lebih baik kamu berhenti dululah jadi pesinden. Fokus me
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kepergian

    Sekar terbangun dari tidurnya pasca mimpi buruk semalaman. Batinnya terasa tak tenang karena ia terus memikirkan mimpi tentang perjanjian yang telah dilakukan neneknya. Perjanjian itu berhasil membuat sang ibu menjadi anak broken home. Sekar mulai menyadari bahwa sang ibu selalu menceritakan kebaikan kakeknya yang tak pernah menikah lagi pasca bercerai dengan sang nenek. Tak terasa air matanya terus menetes membasahi pipinya. Ia bersedih seolah turut merasakan rasa sakit dan kesedihan yang pernah dialami ibunya setelah kehilangan sosok ibu sejak masih kecil. Sekar menatap sekeliling kamar kosnya dan terasa sepi. Ia tidak mendapati sang sahabat tidur di ranjang miliknya. Ia terkejut melihat meja belajar dan beberapa barang Mila yang biasa berantakan tiba-tiba hilang lenyap begitu saja. Sekar beranjak dari ranjang dan berjalan perlahan menuju lemari. Dibukanya lemari Mila yang seolah sengaja tidak dikunci, namun hasilnya nihil. Lemari itu telah kosong melompong mengibaratkan sang pem

    Huling Na-update : 2025-01-13
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kesedihan

    Matahari perlahan mulai terbenam seolah membiarkan gelap menyelimuti langit di angkasa. Terlihat seorang gadis yang tengah beranjak dewasa duduk di sekitaran taman kota. Suasana taman kota yang ramai dengan lalu lalang orang-orang tak membuatnya merasa lebih baik, ia tetap merasakan sepi di tengah hiruk pikuknya lautan manusia. Sekar termenung seorang diri, sekilas terbayang cuplikan-cuplikan perjalanan hidup yang penuh lika-liku. Berawal dari teror demit saat KKN, Kesurupan, Terjebak cinta sesaat, rukyah, perjanjian khodam dan leluhurnya hingga pengkhianatan sahabat. Hatinya terasa pilu merasakan semua itu namun yang paling menyakitkan saat ini adalah mengetahui pengkhianatan orang yang paling dipercayainya. Sesekali Ia melihat ke sekelilingnya, nampak canda tawa sepasang muda-mudi, anak beserta kedua orang tuanya atau penjual yang sedang menawarkan dagangannya. Semua nampak bahagia kecuali dirinya yang merasa sangat kesepian. Ia sadar bahwa bersedih takkan merubah apapun, akhirny

    Huling Na-update : 2025-01-14
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Kembalinya Teror

    Pagi itu terasa dingin tak seperti biasanya, Sekar nampak enggan beranjak dari ranjangnya. Dilihat jam di dinding tepat pukul 04.00 WIB artinya sebentar lagi masuk waktu shubuh. Meski ogah-ogahan Ia berupaya bangun dari tidurnya sambil melakukan peregangan. Sedangkan Susan masih nampak lelap dalam tidurnya. Gadis manis itu berjalan menuju kamar mandi yang tak jauh dari kamarnya. Terlihat ada seseorang yang tengah mengantri di depan kamar mandi. Ia memilih bersabar menunggu karena kamar mandi lainnya ada di lantai 2 daripada harus menapaki tangga sebaiknya mengantri saja, begitu pikirnya. Tak butuh waktu lama, seorang perempuan baru saja keluar dari kamar mandi dimana Sekar sedang mengantri. Perempuan dihadapannya berjalan perlahan, ketika ia berbalik untuk menutup pintu terlihat bahwa itu adalah Susan. Sekar mengusap matanya dengan telapak tangan, seolah tak percaya apa yang dilihatnya. Tiba-tiba terdengar suara terikan dari kamarnya. Sekar segera bergegas menuju kamarnya, dilih

    Huling Na-update : 2025-01-15
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Motel Gaib

    Perjalanan itu tidak memakan waktu lama karena mereka pergi menjelang tengah malam. Mobil yang melaju dengan kecepatan sedang itu perlahan segera memasuki desa. Namun tiba-tiba Galih memilih untuk memutar balik dan mencari penginapan di dekat kota. Sekar mulai terbangun dari tidurnya, Ia terkejut melihat Galih memarkirkan mobilnya tepat di depan motel. Tanpa ekspresi lelaki itu keluar dari mobil dan diikuti olehnya dengan wajah kebingungan. "Pak, kenapa kita berhenti disini?" Bisik Sekar dengan wajah khawatir, pikirannya dihantui hal-hal negatif. Ia masih trauma dengan kejadian bersama Aldo kala itu. "Kita harus beristirahat dulu, butuh strategi untuk masuk desa itu lagi, kita tidak boleh gegabah karena yang akan kita lawan bukan jin biasa, hal itulah yang dibisikkan oleh khodamku," Jawab Galih dengan wajah serius. Ia nampak lelah setelah berjam-jam mengendarai mobil. Berbeda dengan Sekar yang tidur terlelap. Sekar akhirnya terdiam, mencoba melihat kondisi dan berpikir positif

    Huling Na-update : 2025-01-16
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Dendam

    Sinar matahari di kala siang itu terasa begitu panas hingga membuat tubuh terasa terbakar. Rasa panas yang menyengat mampu menerobos dinding hati siapaun yang tengah diselimuti amarah, termasuk Sekar. Ia merasa tertipu karena mengira tragedi itu telah usai. Nyatanya malah membawa pada permasalahan yang lebih kompleks, yakni mencari kelima sukma teman-temannya yang terkunci di desa terkutuk. Sekar melangkah dengan penuh amarah. Matanya seolah memberikan sinar yang mampu membunuh siapapun yang melihatnya, ia seperti tak segan untuk mengotori tangannya asal teman-temannya bisa kembali seperti dulu kala. Galih yang berada disampingnya hanya bisa tersenyum melihat reaksi Sekar yang seakan ingin membunuh siapapun di hadapannya. "Kamu tenang saja, aku sudah punya ide agar mereka mau membantu kita," Bisik Galih pada perempuan itu sambil memegang bahunya seolah berupaya memadamkan amarahnya. Sekar melihat sekilas pada Galih, hatinya yang dipenuhi amarah perlahan mereda, ia hanya mengangg

    Huling Na-update : 2025-01-17
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Penyesalan

    Sekar melongo melihat adegan di depan matanya. Bagaimana bisa Sujito yang terlihat sombong dan mencoba mempermainkan mereka tiba-tiba bertekuk lutut pada Galih yang disebutnya raja jawa? apakah tubuh dosen muda itu telah sepenuhnya dikuasai oleh khodamnya? "Tunggu... Aku tidak mengerti kenapa kau harus berlutut pada Galih? Memang siapa raja jawa hingga kau harus berlutut padanya?" Tanya Sekar yang masih duduk di sofa itu, tentunya ia takkan ikut berlutut seperti yang dilakukan Sujito. "Raja jawa adalah salah satu jin terkuat dari golongan putih, kesaktianku tidak sebanding dengannya," Balas Sujito masih dengan kondisi berlutut. "Sekarang jelaskan padaku mengapa teman-temanku masih ditawan sukmanya di tempat ini? Bukankah aku sudah membebaskan mereka saat aku bertarung dengan sundel bolong penguasa kampung ini?" Sekar bertanya sambil terheran-heran mengapa kejadian seperti ini terulang kembali. "Mereka ditipu oleh Ki Ageng, pada dasarnya ketiga lelaki itu tidak menyelamatkan si

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Ritual Sesat

    Terdengar Suara pintu yang perlahan dibuka dari luar. Sekar dan Galih sebenarnya telah terbangun dari tidurnya namun mereka berpura-pura tidur. Terdengar derap langkah kaki mendekati tubuh kedua insan manusia yang seolah-olah terlelap. "Cepat kalian pindahkan mereka ke dalam mobil, ritual malam ini tidak boleh gagal!" Perintah Sujito pada beberapa laki-laki yang datang bersamanya. Mereka adalah anak buah Ki Ageng. Para lelaki itu mulai memindahkan tubuh Galih dan Sekar ke dalam mobil. Mereka diletakkan dengan posisi duduk di salah satu sudut kursi mobil yang muat untuk enam orang tersebut. Dalam perjalanan yang terasa panjang itu, Sujito tak henti-hentinya bercerita. "Sepertinya anak buah tuanku telah berhasil menangkap kedua khodam itu, daritadi aku tidak merasakan kehadirannya," Ujarnya dengan penuh senyuman, Sang Sopir yang diajak bicara hanya mengangguk kepalanya tanda ia setuju dengan apapun yang didengarnya. Dalam perjalanan itu Sujito terus berbicara tentang apa yang

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pengakuan Cinta

    Genderuwo sang penguasa hutan nampak terdesak, ia terus menerus mendapat serangan bertubi-tubi dari Pesinden dan Raja Jawa. Ia terus berupaya menangkis serangan-serangan yang seolah tak berkesudahan itu. Tubuhnya mulai merasa kelelahan, darah mulai mengucur dari bekas luka akibat serangan kedua khodam itu. Pertempuan sengit itu akhirnya berakhir dengan kemenangan kedua khodam yang awalnya saling bersitegang akibat perbedaan pandangan. Kemenangan itu memberikan kelegaan bagi pemenang namun tidak bagi penghuni istana. Istana kacau balau dan mereka bingung harus kemana, ibarat anak ayam kehilangan induknya. Mereka hanya bisa menatap kedua khodam itu dengan rasa takut, khawatir mereka akan menjadi korban selanjutnya. "Wahai kalian, penghuni hutan terkutuk dan anak buah dari genderuwo yang telah mati. Ketahuilah, aku telah mengalahkan raja kalian dan mengambil alih kekuasaannya!" Teriak raja jawa, suaranya menggema hingga menimbulkan rasa takut bagi siapapun yang mendengarnya. "Kalian

    Huling Na-update : 2025-01-20

Pinakabagong kabanata

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (10)

    Sekar mencoba memikirkan kembali apa yang diucapkan oleh Sulastri. Akankah ia merelakan begitu saja orang yang dulu sangat dicintainya? Hatinya gamang, ia terus menatap ke jendela kamarnya, resah dan gelisah.Sementara itu di ruang tamu, Wiryo nampak putus asa. Mungkin ia harus meminta tolong pada orang lain karena Sekar telah menolaknya."Baiklah Surti, kami harus pergi, mungkin selama ini kami selalu merepotkan keluargamu," ujarnya dengan tatapan menunduk, bergegas untuk pulang.Pagi itu cuaca mendung, awan hitam menyelimuti desa seolah hujan akan segera turun, kedua orang tua yang cemas itu bingung, bagaimana cara menyelamatkan Aryo yang tersandera oleh makhluk halus."Pak, gimana nasib anak kita? Kita harus bergegas," ucap wanita yang telah menyelamatkan Aryo.Wiryo, berpikir keras hingga ia tak sempat menyalakan mobil. Ia, istri dan Siti tengah melamun, mencari cara untuk menyelamatkan Aryo hingga hujan deras akhirnya mengguyur desa, aroma tanah mulai tercium seolah memberikan se

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendan Aryo (9)

    Siti bergegas turun dari motor kang ojek yang ditemuinya di jalan, tak lupa ia membayar dan tak mengambil kembaliannya. Waktunya terbatas! Dengan langkah kaki penuh harap, ia belari menyibak dinginnya pagi, fajar baru saja menyingsing tak mengurungkan langkahnya untuk menyelamatkan mantan tunangannya, Aryo yang kini berada dalam genggaman adiknya sendiri, Seruni! Napasnya terengah-engah, ia terus mengetuk pintu rumah yang pernah menjadi saksi bisu atas batalnya pernikahan yang seharusnya terjadi padanya. "Mau apa kamu datang ke sini?" tanya Ibu Aryo yang belum mengetahui jika nasib anaknya sedang di ujung tanduk. "Bu, Aryo dalam bahaya, kita harus menyelamatkannya," ujarnya sambil mengatur nafas yang terus memburu. Wanita paruh baya tertegun saat mendengar mantan calon menantunya mengatakan hal buruk tentang anaknya, ia bergegas menyuruhnya masuk untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Tak lupa ia terus memanggil Wiryo, suaminya. Hatinya mulai gelisah ternyata fira

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (8)

    Aryo tengah tertidur lelap, terlihat seseorang tengah mengendap-endap ke dalam kamarnya. Ia kini duduk di tepi ranjangnya sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Mas Aryo, bangunlah," bisik Siti lirih. Aryo yang belum sepenuhnya sadar, mulai mengusap-usap matanya. Ditatapnya mantan tunangannya yang terlihat panik."Siti, kamu kenapa?"Tanpa pikir panjang, ia menarik tangan Aryo secara paksa. Pria yang baru saja bangun itu terlihat pasrah saat dirinya hendak dibawa ke suatu tempat."Malam ini adalah malam ritual desa, kamu harus melihat siapa sebenarnya orang yang akan kau nikahi," sahut Siti dengan terus menarik tangan Aryo ke suatu tempat.Kini mereka sudah tiba di balai desa, hawa dingin menyeruak hingga terasa menusuk kulit. Aryo beberapa kali menggosok-gosok tangannya karena merasa kedinginan, berbeda dengan Siti dan orang-orang yang berkumpul itu, mereka terlihat baik-baik saja."Sebentar lagi upacara akan dimulai, biasanya ayah yang memimpin tapi sang gadis pilihan akan ditentu

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (7)

    Pov Aryo Malam itu telah menjadi awal petaka yang menghampiriku. Bagaimana tidak? Tubuhku terasa dikendalikan oleh sosok tak kasat mata yang seolah membimbingku untuk datang ke kamar gadis yang cukup menarik perhatianku, Seruni. Masih teringat awal pertemuanku dengannya di sebuah mobil saat aku hendak menjemput Sekar atas permintaan Seno, adiknya. Waktu itu hatiku masih tertaut padanya, mantan pacar yang sudah begitu lama bersemayam dihatiku harus berakhir sebab dia lebih memilih dosen mudanya. Awalnya aku masih berduka tatkala mengetahui fakta jika adik kandungku yang baru saja kuketahui, Setyo meninggal tidak wajar. Dengan tekad kuat dan bantuan Seruni mantan pacarnya, aku memutuskan untuk mencari tahu kebenaran atas kematian adikku dan membalaskan dendamnya. Seruni, gadis berparas manis dan lembut kuajak untuk menelusuri penyebab kematian pacarnya yang tidak lain adalah adikku. Kami sepakat menjalin hubungan palsu untuk meyakinkan ayahnya agar aku diijinkan masuk kembali pada k

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (6)

    "Seruni, maaf, aku sudah kelewatan," ujar Aryo sambil fokus mengemudikan motornya. "Mas, bukankah kita akan menikah, kenapa harus minta maaf?" sahut Seruni sambil memeluk tubuh pria yang kini telah memiliki ruang tersendiri di hatinya. Jantung Aryo berdegup kencang, ia merasa terhipnotis dengan segala ucapan Seruni, seolah hal itu adalah perintah yang tak bisa dilanggar. "Aku akan bicara pada ayah untuk mempercepat pertunangan kita," ucapnya sambil merapatkan tubuhnya. Di sisi lain, Sekar tengah memendam rasa cemburunya. Masih terngiang dibenaknya saat Aryo bercumbu dengan Seruni di sebuah warung yang nampak tutup. Nafasnya memburu seolah menahan amarah atas adegan yang mencabik perasaannya. "Sepertinya kau cemburu, sayang sekali jika Aryo berhasil masuk perangkap Seruni padahal sedikit lagi dia akan menjadi budak di kerajaanku," bisik Sulastri yang selalu memprovokasi Sekar. Sesampainya di rumah, ia segera masuk kamar. Nafsu makannya seolah hilang sejak melihat sang manta

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (5)

    "Seruni, apa yang terjadi?" tanya Aryo yang baru saja dari pingsannya, kepalanya terasa berat. "Mas, tadi pingsan, mungkin kelelahan, ayo makan dulu," sahut Seruni sambil menyuapinya semangkok bubur yang telah dimasak. Itu bukanlah bubur biasa karena terdapat jampi-jampi pemikat yang membuat pemakannya akan menjadi tergila-gila pada si pemberi. Aryo terlihat kelaparan hingga bersih tak tersisa, tenaganya seperti terisi kembali. Ditatapnya Seruni, entah mengapa wajahnya terlihat cantik dan bersinar tapi dirinya mencoba mengabaikannya. "Bagaimana? Apakah kamu telah menemukan petunjuk kematian adikku?" tanya Aryo yang masih gelisah, sudah seminggu ia berada di sana tapi tak menemukan apa-apa. Senyum sumringah Seruni hilang, belum ada tanda-tanda peletnya bekerja, bukannya memuji dirinya malah menanyakan adiknya yang telah tewas, sial! Batinnya. "Mas, aku belum menemukan petunjuk apapun, sepertinya kita harus behubungan lebih dekat agar mereka percaya padaku," ujar Seruni bohong, di

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (4)

    "Pak, kenapa Mas Aryo belum sadar juga?" ujar Seruni yang gelisah. Seruni khawatir jika hal buruk menimpa Aryo, kehilangan Setyo sudah memberi luka dalam untuknya, jangan sampe hal serupa terjadi pada kakaknya. Aryo perlahan membuka mata, tubuhnya terasa lemah. Perlahan ia menggerakkan tangannya, menunjuk ke arah pintu yang terdapat nenek sedang tersenyum kecil padanya. Seruni lega melihat pacar palsunya telah siuman tapi ia terkejut melihat Aryo yang menunjuk ke arah pintu seoalah ada seseorang di sana padahal tidak ada siapa pun. "Ada apa, Mas?" "Nenek Sari ..." Aryo pingsan kembali membuat seisi rumah panik kecuali sang kades, pemilik murah. "Dia pasti terkejut melihat ibu, biarlah," ujar sang kades terlihat acuh. "Apa maksud ayah? Bukankah nenek sudah meninggal?" sahut Seruni yang kebingungan. Ayahnya tak menjawab, dia justru duduk di meja makan. Menyalakan rokoknya dengan tatapan kosong. Pria itu sepertinya lelah, ternyata sang ibu belum mengakhiri "perburuannya

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (3)

    Aryo tertegun melihat sekelilingnya, sebuah rumah tua yang ditinggal seorang perempuan muda. Ia nampak gelisah, hanya duduk termenung di depan pintu. "Sari, apa yang kamu lakukan? Minggir, Aku mau lewat!" bentak seorang perempuan yang membawa sebuah tas besar, sepertinya dia hendak pergi. "Bu, mau ke mana? Jangan tinggalkan Sari, Bu!" ucapnya sambil menahan tangis, mencoba menghalangi ibunya yang hendak pergi. "Aku nggak sudi hidup miskin dengan bapakmu, aku akan pergi mencari kebahagiaan," sahutnya lalu mendorong anak gadisnya hingga jatuh tersungkur. Di luar terdapat seorang pria yang sedang berada di dalam mobil, wajahnya tampan seperti blasteran bule. Ia melambaikan tangan semacam kode agar sang wanita segera masuk. Sari berlari mengejar mobil itu tapi sia-sia, mobil itu terus melaju dengan kecepatan tinggi hingga sulit digapai. Sari yang terduduk di tanah hanya bisa meratapi kesedihannya, ibunya pergi meninggalkan pria lain sedangkan sang ayah tengah sakit keras. Ga

  • Perempuan Berkhodam Pesinden   Pembalasan Dendam Aryo (2)

    Aryo dan Seruni memutuskan untuk bergegas kembali ke Desa Seberang, mereka sepakat untuk memainkan sandiwara agar bisa diterima di sana. Surti mengantar kepergian Seruni, rasa terima kasih tak terhingga sebab gadis itu telah menemaninya selama kedua anaknya pergi. "Bu, titip salam ke Mbak Sekar ya, terima kasih untuk kebaikannya selama ini," ujar Seruni berpamitan. Surti hanya tersenyum lalu melambaikan tangannya. "Kasihan Mbak Sekar ya Bu, setelah ditinggal mati pak dosen sekarang ditinggal Mas Aryo juga, takutnya malah perawan tua," ungkap Seno yang justru terkesan meledek Sekar. "Seno, jodoh, rejeki itu sudah ada yang mengatur, kamu jangan bicara sembarangan tentang Mbakmu," sahut Surti yang jengah melihat anak lelakinya justru meledek kakaknya. Seno hanya tersenyum lalu menuju kamar kakaknya, ia beberapa kali mengetuk pintu kamarnya lalu akhirnya di buka. "Ada apa? pagi-pagi berisik kali!" bentak Sekar yang terganggu dengan keusilan adiknya. "Gawat Mbak! Mas Aryo dir

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status