Share

Chapter 3

last update Huling Na-update: 2023-01-11 15:53:56

Kekecewaan Jeff begitu nyata dengan dirinya yang membanting beberapa botol minuman. Masih dengan memegang pistol di genggamannya, dirinya masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. "Aku memanjakanmu Luicera, aku selalu memanjakanmu selama ini dasar wanita sialan. Berani-beraninya kau menciumi tubuh pria lain. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah bersamaa pria lain," Jeff Lincoln kini membanting beberapa botol minumannya lagi, dengan cepat dirinya meminum beberapa sebagian minuman wine.

Hanya dalam sejam suara berat itu terlihat ketika ia bersender di kursi kerjanya, ruangan miliknya terlihat acak-acakan dengan beberapa botol kaca koleksi minuman kesayangannya ia pecahkan dengan cuma-cuma.

"Dasar wanita sialan, kau masih menginginkan bersmaa pria lain. Kau pikir pria mana yang berani memberikanmu uang banyak selain aku. Cera," Jeff Lincoln teriak dengan memanggil-manggil nama Cera. Dalam keadaan mabuk berat matanya hanya terlihat samar-samar ruangan sekitarnya.

Ruangan kamar mewah yang didesign secara eksklusif oleh Jeff Lincoln untuk Cera sangat terlihat jelas disana, dengan balutan sehelai kain tipis Cera begitu sempurna tertidur diatas ranjang berukuran besar. Tubuh sintalnya terlihat dengan Jeff Lincoln yang mabuk berat memasuki ruangannya, senyuman sinis itu terlihat ketika ia melihat wanita yang kini di hadapannya memanjakan pria lain.

Langkah kaki Jeff Lincoln mendekati Cera yang bertelanjang bulat dengan sempurna, belaian tangan Jeff membelai kaki Cera menuju paha miliknya, tentu saja belaian itu sangat Cera kenali.

Dengan cepat Jeff Lincoln meremas rambut Cera dengan kasar, "Hanya aku yang kau cintai, walaupun kau berbicara bisnis. Ingat itu dasar sialan. Aku memanjakanmu, berani-beraninya kau melirik Delon," bisik Jeff dengan menjilat leher Cera, lidahnya bermain disana dengan sempurna. Desah Cera terdengar dengan tangan Cera membelai leher Jeff Lincoln, dengan cepat Cera menaruh Jeff Lincoln dibawahnya.

"Kau sangat mencintaiku rupanya," bisik Cera dengan menjilat seluruh dada bidang milik Jeff Lincoln, kedua tangan halus tersebut kini meraba halus dengan membuka seluruh kancing kemeja milik Jeff Lincoln Cera duduk di atas tubuh Jeff Lincoln, lidahnya kini masih bermain di leher Jeff Lincoln dengan nakal.

"Kau milikku Jeff Lincoln," bisiknya dengan melumat bibir bawah pria yang kini berada di bawah tubuhnya. Suara desahan terdengar seisi ruangan dari Jeff Lincoln dengan Cera memanjakannya semalaman.

Beberapa bodyguard mendengar dari luar ruangan kamar yang berjaga, hanya ada nada berdehem dengan beberapa penjaga yang berjaga.

Sinar matahari memasuki sela-sela jendela dengan Cera yang memakai anting di depan cermin, penampilannya sudah rapi dengan mengambil tas kecil miliknya. Suara heelsnya terdengar mendekati ranjang besar dengan Jeff Lincoln yang masih tertidur di atasnya dengan berselimut bulu, "Sudah kukatakan padamu jangan pernah memakai perasaan bersamaku, ini hanya bisnis. Jangan salahkan aku jika aku bosan dan menggantimu dengan pria lain, siapapun tidak ada yang bisa mencegahku," ucap Cera dengan menyilangkan kedua tangannya disana. Langkah kakinya berjalan dengan membuka pintu kamar.

Beberapa bodyguard melihat Cera keluar dari ruangan, "Tuan kalian masih beristirahat karena kelelahan semalaman, kuharap kalian jangan mengganggunya. Aku akan kembali sebelum makan malam," ucap Cera dengan meninggalkan beberapa bodyguard yang masih berjaga disana.

Limosin terparkir dengan supir yang membukakan pintu untuk Luicera, wanita cantik itu hanya memasang wajah datar memasuki limosin. Ia sudah terbiasa hidup dengan banyak aturan, terlebih Jeff Lincoln tipekal pencemburu. Luicera memakai kacamata miliknya dengan dress seksi yang ia kenakan, rambut hitamnya tergerai dengan wajahnya yang anggun.

"Mau kemana Nona Luicera?" Tanya seorang asistant dengan duduk di sisi supir.

Helaan napas Luicera terlihat ketika asistant dari Jeff Lincoln mengikutinya, "Kupikir aku akan pergi bersama supir. Tuan mu itu tidak pernah membuatku bernapas lega sedikit," ucap Luicera dengan tatapan sinisnya.

Beberapa suara deheman terdengar dari supir yang mengantar Luicera, "Ini sudah menjadi tugas kami Nona Luicera, terlebih kami tidak diperbolehkan dekat dengan Nona Luicera. Kami harap Nona Luicera memahami peraturan dari Tuan Jeff Lincoln," ucap asistant kepercayaan Jeff Lincoln dengan menjelaskan.

Luicera menutup pembatas limosin tersebut. "Diam kalian, jangan berbicara lagi. Aku ingin pergi bertemu beberapa orang tanpa diganggu, aku tahu kalian pasti akan memfotoku dan mengirimkannya kepada Tuan Jeff, kalian sama saja," ucap Luicera dengan kembali melihat pemandangan Mexico dari dalam limosin.

Limosin dengan design ekslusif terlihat disana dengan asistant kepercayaan Jeff Lincoln memencet tombol dengan tempat berisikan sebouqet bunga mawar dan kotak hadiah berisikan kalung, "Selamat pagi Nona Luicera, ini hadiah dari Tuan Jeff Lincoln."

Luicera melirik ke kotak hadiah yang diberikan salah satu asistantnya. Ia sangat tahu jika Jeff Lincoln selalu memanjakannya, tangan kanannya mengambil kotak tersebut dengan membukanya. Ada amplop berisikan pesan disana.

"Aku mempercayaimu untuk menagih uang kepada rekan bisnisku, aku selalu mencintaimu Luicera, Jeff Lincoln kesayanganmu."

Luicera menaruh kotak tersebut dengan melihat pemandangan Mexico dari dalam limosin. Dirinya menyiapkan beberapa kebutuhan untuk melakukan tagihan uang kepada rekan bisnis Jeff Lincoln.

"Dasar pria bodoh," bisik Luicera dengan menyiapkan beberapa peluru dengan memasukannya kedalam pistol yang ia ambil dari laci khusus senjata milik Jeff Lincoln.

Dengan menggunakan saputangan khusus dirinya menyentuh pistol tersebut dengan menaruh kembali di paha kanan miliknya, ini adalah untuk Luicera dalam berjaga-jaga dalam melakukan penagihan bisnis kepada salah satu pengusaha.

Limosin berhenti disalah satu gedung tinggi di salah satu Kota Mexico. Asistant Luicera membuka payung disana dengan menemaninya berjalan. Dengan melepas kacamata serta memegang tas kecil brand ternama dirinya menengadah ke atas gedung. Helaan napas dirinya terlihat dengan memasuki gedung tersebut.

Luicera berjalan sendiri dengan memasuki lift khusus ceo, menuju lantai seratus lima puluh satu, ruangan khusus ceo. Luicera melepas kunciran rambutnya disana, dengan memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu. Ia memang sudah melakukan perjanjian untuk bertemu.

"Kupikir kau akan ketakutan dengan melakukan perjanjian bersamaku, Tuan Arga," ucap Luicera dengan berjalan mendekati ceo gedung tersebut.

"Kenapa aku harus takut bertemu denganmu."

Luicera hanya tersenyum sinis melihat pria yang ada di hadapannya, "Kau tahu Tuan Arga, jika aku turun dari singgasana itu berarti keadaannya sudah darurat. Kau merendahkanku dengan berbicara seperti ini, waktuku tidak lama. Nominalnya sudah kuberikan," ucap Luicera dengan berdiri menatap pria yang ada di hadapannya.

Arga memberikan koper berwarna hitam, lengkap dengan password kepada Luicera. "Maafkan aku jika lama membayarnya, semoga kekasihmu tidak marah jika aku lama membayar pinjaman uang usahanya," jawab Arga dengan tersenyum melihat Luicera.

Tak lama Luicera membuka koper tersebut dengan menggunakan penutup tangan khusus dan mengeluarkan mesin penghitung uang, dalam waktu sejam nominal yang ia berikan sudah lengkap. Luicera menutup koper dengan mengucapkan pamit kepada Arga.

"Seperti apa yang kukatakan kepadamu Tuan Arga, jika aku turun dari singgasana itu pertanda keadaan sudah darurat. Selamat siang," jawab Luicera dengan keluar dari ruangan kantor Arga. Ia memasuki lift khusus CEO dengan asistant kepercayaan Jeff Lincoln yang menjemputnya.

Tombol lift terbuka dengan Luicera memakai kacamatanya kembali memasuki limosin. Dalam hitungan ketiga dari jari Luicera, beberapa mobil kepolisian Mexico datang dengan beberapa team kepolisian Mexico memasuki gedung milik pengusaha Arga Group, penyergapan Arga yang melakukan korupsi dalam kasus bisnisnya.

Senyuman dari Luicera terlihat dengan limosin yang kembali menuju kediaman Jeff Lincoln.

"Pistolnya Nona Luicera," ucap asistant Jeff Lincoln dengan menjulurkan tangannya dengan sapu tangan khusus.

Luicera membuka gaunnya dengan melepaskan pistol di paha kanannya. Ia memberikan kepada asistant kepercayaan Jeff Lincoln.

"Kau bermain kepada pengusaha yang salah Tuan Arga, Jeff Lincoln bukan seorang yang sembarangan." Ucap Luicera dengan bersandar di tempat duduknya kembali menikmati pemandangan Kota Mexico dari dalam limosin.

Hanya dalam kurun waktu dua jam limosin memasuki pintu gerbang mansion mewah milik Keluarga Lincoln. Berbeda dengan kepemilikan Jeff Lincoln dengan memiliki fasilitas dan pulau pribadi. Sudah banyak pengusaha yang bekerjasama dengannya, termasuk para pengusaha di Amerika Serikat.

Tak lama Luicera membawa bouqet bunga dengan kotak hadiah yang ia taruh di dalam tas miliknya. Dengan membawa tas dirinya berjalan memasuki mansion mewah, sudah ada beberapa pelayan yang berjejer dengan bodyguard yang berjaga. Pengamanan mansion milik Jeff Lincoln sangat ketat, terlebih ia memiliki banyak bisnis usaha yang berkembang dan maju pesat.

Senyuman sinis dari Luicera terlihat dengan mendekati Jeff Lincoln, ia menaruh tas miliknya di meja ruang tamu mewah, dengan mengambil kotak hadiah pemberian kekasihnya tersebut. Luicera mendekati Jeff Lincoln dengan jarak tiga inch, jari telunjuknya menarik dagu Jeff Lincoln dengan dekat, "Kupikir kau belum bangun," bisiknya dengan mendesah. Luicera duduk di pangkuan Jeff Lincoln dengan memegang bouqet bunga pemberiannya.

Jeff menghisap tembakau disana, dengan membelai rambut kekasih kesayangannya. "Kau menyukainya?" Tanyanya dengan membelai rambut Luicera.

Luicera membuka kotak hadiah dari pemberian Jeff Lincoln, "Kau bisa memakaikannya, kau tahu dua minggu ini adalah jadwal wanitaku, kau boleh berlibur bersama wanita lain. Aku akan menjalankan pekerjaan seperti biasa dan menunggumu," ucap Luicera dengan melihat bunga pemberian Jeff Lincoln. Jeff menyingkirkan rambut panjang Luicera dengan mencium punggungnya, menyematkan kalung berlian di leher jenjangnya.

"Kita bisa melakukannya ketika mandi," bisiknya dengan nada nakal. Jeff Lincoln menggigit pundak Luicera dengan menciptakan ruam merah disana. Sudah biasa baginya melihat Jeff yang manja seperti ini, terlebih dengan sifat posesif dan protektif kepada Luicera.

"Semoga kalung pemberianmu ini bernilai mahal, mungkin setelahku akan ada wanita yang memakainya. Bukankah prinsipmu seperti itu," Luicera tersenyum sinis dengan beranjak dari pangkuan Jeff Lincoln. Dirinya mengambil tas dengan membawa bunga pemberian kekasihnya, dengan suara heels yang terdengar. Lekuk tubuh sintalnya terlihat menggoda di mata Jeff. Senyuman dari pria dengan tubuh kekar itu terlihat sinis. Dengan sesekali tertawa, "Wanita yang unik, keras kepala tapi menarik," ucapnya dengan menghisap rokok tembakau.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Perfect Mate   Epilog

    Seminggu berlalu dengan ucapan Luicera dengan El Barack yang memaklumi, pilihan wanita yang selama ini ia sayangi. Ada rasa tak yakin jika Jeff Lincoln bisa membahagiakan Luicera, tatapannya masih melihat ke sekitar pemandangan di atas gedung kantornya. Siang ini adalah keberangkatan dirinya ke Swiss, hampir seminggu El Barack tak makan-makanan berat, memikirkan ucapan wanita yang selama ini ia sayangi. Perjumpaan pertama kali dengan Luicera yang tak pernah terpikirkan bahwa ia akan menjalani hubungan bersamanya. Sebagai putri dari pengusaha ternama yang ia kenal, El Barack sangat tahu jika Luicera wanita yang sangat manja. Ketika cinta bertemu. KepercayaanKesetiaan KebersamaanCinta akan selalu bahagiaBersama cinta memaknai semua ceritaSukaDuka Memaknai kisah dengan segala rasaMewarnaiku akan makna sebenarnyaBersama cinta semuanya dipertemukanAku bahagia jika wanita yang kusayangi bersama pria yang bisa dan akan selalu membuatnya bahagia. Begitupun denganku.Ada perasaan

  • Perfect Mate   Chapter 18

    Suara ponsel terdengar dengan Luicera yang memainkan sebuah permainan di layar ponsel miliknya dengan suara permainan yang terdengar dari ponsel yang ia mainkan. Ini sudah ke dua jam ia bermain ponsel dengan menemani ayahnya di ruangan kerja. "Menurut ayah, apakah ada pria yang seperti ayah di dunia ini. Yang selalu memanjakanku," ucapnya dengan melirik ke arah Marco De'france dengan sesekali suara tertawa Marco De'france terlihat dengan mendengar ocehan dari putrinya Luicera. "Ada, ayah akan berdoa untukmu. Pria itu pasti ada," jawabnya dengan melirik ke arah Luicera. Bola mata berwarna biru dengan rambut cokelat serta hidungnya yang mancung. Tubuhnya tegap dengan tak berubah, masih tetap sama. Marco De'france masih tampan dengan usianya yang memasuki usia ke empat puluh tahun.Luicera beranjak dari kursi dengan mendekati ayahnya. Ia menemui ayahnya yang baru saja pulang dari Dubai, seusai pembangunan gedung hotel untuk project perusahaannya. "Itu foto siapa? Sepertinya aku baru m

  • Perfect Mate   Chapter 17

    Lima tahun kemudian. Suara biola terdengar mengalun indah dengan pemandangan dari atas gedung ternama di Perancis. Senyuman itu masih tetap sama dengan wajah yang tak berubah, dengan memakai gaun serta perhiasan yang melekat di tubuhnya Luicera menikmati makan malam dengan memegang sebuah buku menu yang ia lihat. Bibir merahnya terlihat seksi dengan lipstick yang ia kenakan. "Kupikir kau lupa denganku," ucapnya dengan memegang tangan seseorang ketika menyentuh pundak Luicera. Senyuman yang tak pernah hilang, dengan tatapan yang selalu ia lihat. "Kali ini makanan yang kupilih," ucapnya dengan cepat. Anggukan dari Jeff Lincoln terlihat dengan senyuman dari Luicera. "Tetaplah jadi wanita yang nakal untukku," jawabnya dengan memandangi wajah Luicera saat ini. Beberapa menu makanan terlihat dengan koki yang menjelaskan beberapa menu makanan. "Seperti apa yang kau ajarkan, strategi bisnis," ucap Luicera dengan melihat pria yang ia cintai dengan nada bercanda. "Kau memanfaatkanku, aku

  • Perfect Mate   Chapter 16

    Hari demi haripun berlalu, ini adalah minggu ketiga Luicera berada di kediaman pribadi milik Delon Matteo, tak ada hal spesial apapun selain bercanda dan juga saling bertukar cerita. Senyuman Luicera terlihat ketika ia mendengar cerita Delon Matteo. "Wanitamu akan sangat beruntung memilikimu, kuharap ia akan bahagia bersamamu," ucapnya dengan mendengar cerita Delon Matteo. Keberadaan Luicera seperti apa yang ia janjikan, tak ada siapapun yang mengetahui kecuali Delon Matteo. "Kau selalu seperti ini jika bersamanya? Melihat langit malam," tanyanya dengan memperhatikan langit di malam hari. Tak ada jawaban apapun dari Luicera. "Kau ingin tahu ya, ia selalu sibuk bekerja. Mungkin sekarang ia sedang melihat langit malam, kuharap ia menyesal tidak ada aku di sisinya," jawab Luicera dengan Delon Matteo yang terdiam. "Langitnya indah ya, jika melihat langit yang indah topik pembicaraanya harusnya jangan yang sedih, aku lagi senang melihat bintang dan bulan," jawabnya dengan melirik sesek

  • Perfect Mate   Chapter 15

    Wajah bersemi Luicera terlihat ketika senyumannya mengarah ke Jeff Lincoln, suara tertawanya menggema seisi ruangan dengan canda tawa bersamanya. "Jadi sekarang kau mulai berani membuka isi brankas ku," ucapnya dengan meledek kekasihnya. Jeff Lincoln mengerucutkan bibirnya dengan memegang flashdisk yang ia pegang, "Apa ini? Aku tak pernah memberikannya padamu, barang berhargamu? Apakah harganya melebihi barang yang kubeli?" Tanyanya dengan nada cemburu. Melihat hanya sebuah flashdisk dengan memakai sensor pengaman yang dibuat Luicera. "Mau sampai kapan kau memegangnya terus, kau tidak ingin menyentuhku memangnya, aku akan sarapan. Jika kau ingin sarapan bersamaku aku akan menunggumu, tak pakai lama. Sarapan dengan sentuhanku," ucapnya dengan meninggalkan Jeff Lincoln dari ruangan kamar miliknya. Helaan napas terdengar dengan jari Jeff Lincoln memijat kening dengan bersandar di kursi kerja, "Rahasia apa yang ia sembunyikan dariku sebenarnya, kupikir selama ini aku sudah sepenuhnya u

  • Perfect Mate   Chapter 14

    Kediaman Keluarga Nicole, U.S.ANasha melirik ke arah suaminya ketika William berbicara serius di depan Charles dan juga dirinya. Sesekali Charles melihat ke arah wajah sang istri dengan anggukan dari wajah Nasha. Hari ini William melamar Kate putrinya untuk menjadi istri William, tentu saja ini sebuah kabar mengejutkan setelah kembalinya Nasha dari Inggris menemui orangtua suaminya. "Sebentar sayang, aku akan memanggilkan Kate," ucap Nasha dengan berbisik. Tak lama Nasha melepas genggaman tangan dirinya bersama Charles dengan berjalan menuju ruangan Kate. Tatapan serius dari Charles didepan William pun terlihat, mendengar William melamar putrinya di depan Charles dan juga Nasha membuat Charles kagum terhadap putra ketiga Keluarga Matteo. "Bagaimana kabar ayahmu? Syukurlah jika kalian bersama lagi, ayah sangat menginginkan kalian bersama," ucap Charles dengan memandangi wajah tampan putra ketiga keluarga matteo. William tahu ini sangat terburu-buru untuk melamar wanita yang ia cint

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status