Share

Chapter 3

Kekecewaan Jeff begitu nyata dengan dirinya yang membanting beberapa botol minuman. Masih dengan memegang pistol di genggamannya, dirinya masih tak percaya dengan apa yang ia lihat. "Aku memanjakanmu Luicera, aku selalu memanjakanmu selama ini dasar wanita sialan. Berani-beraninya kau menciumi tubuh pria lain. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah bersamaa pria lain," Jeff Lincoln kini membanting beberapa botol minumannya lagi, dengan cepat dirinya meminum beberapa sebagian minuman wine.

Hanya dalam sejam suara berat itu terlihat ketika ia bersender di kursi kerjanya, ruangan miliknya terlihat acak-acakan dengan beberapa botol kaca koleksi minuman kesayangannya ia pecahkan dengan cuma-cuma.

"Dasar wanita sialan, kau masih menginginkan bersmaa pria lain. Kau pikir pria mana yang berani memberikanmu uang banyak selain aku. Cera," Jeff Lincoln teriak dengan memanggil-manggil nama Cera. Dalam keadaan mabuk berat matanya hanya terlihat samar-samar ruangan sekitarnya.

Ruangan kamar mewah yang didesign secara eksklusif oleh Jeff Lincoln untuk Cera sangat terlihat jelas disana, dengan balutan sehelai kain tipis Cera begitu sempurna tertidur diatas ranjang berukuran besar. Tubuh sintalnya terlihat dengan Jeff Lincoln yang mabuk berat memasuki ruangannya, senyuman sinis itu terlihat ketika ia melihat wanita yang kini di hadapannya memanjakan pria lain.

Langkah kaki Jeff Lincoln mendekati Cera yang bertelanjang bulat dengan sempurna, belaian tangan Jeff membelai kaki Cera menuju paha miliknya, tentu saja belaian itu sangat Cera kenali.

Dengan cepat Jeff Lincoln meremas rambut Cera dengan kasar, "Hanya aku yang kau cintai, walaupun kau berbicara bisnis. Ingat itu dasar sialan. Aku memanjakanmu, berani-beraninya kau melirik Delon," bisik Jeff dengan menjilat leher Cera, lidahnya bermain disana dengan sempurna. Desah Cera terdengar dengan tangan Cera membelai leher Jeff Lincoln, dengan cepat Cera menaruh Jeff Lincoln dibawahnya.

"Kau sangat mencintaiku rupanya," bisik Cera dengan menjilat seluruh dada bidang milik Jeff Lincoln, kedua tangan halus tersebut kini meraba halus dengan membuka seluruh kancing kemeja milik Jeff Lincoln Cera duduk di atas tubuh Jeff Lincoln, lidahnya kini masih bermain di leher Jeff Lincoln dengan nakal.

"Kau milikku Jeff Lincoln," bisiknya dengan melumat bibir bawah pria yang kini berada di bawah tubuhnya. Suara desahan terdengar seisi ruangan dari Jeff Lincoln dengan Cera memanjakannya semalaman.

Beberapa bodyguard mendengar dari luar ruangan kamar yang berjaga, hanya ada nada berdehem dengan beberapa penjaga yang berjaga.

Sinar matahari memasuki sela-sela jendela dengan Cera yang memakai anting di depan cermin, penampilannya sudah rapi dengan mengambil tas kecil miliknya. Suara heelsnya terdengar mendekati ranjang besar dengan Jeff Lincoln yang masih tertidur di atasnya dengan berselimut bulu, "Sudah kukatakan padamu jangan pernah memakai perasaan bersamaku, ini hanya bisnis. Jangan salahkan aku jika aku bosan dan menggantimu dengan pria lain, siapapun tidak ada yang bisa mencegahku," ucap Cera dengan menyilangkan kedua tangannya disana. Langkah kakinya berjalan dengan membuka pintu kamar.

Beberapa bodyguard melihat Cera keluar dari ruangan, "Tuan kalian masih beristirahat karena kelelahan semalaman, kuharap kalian jangan mengganggunya. Aku akan kembali sebelum makan malam," ucap Cera dengan meninggalkan beberapa bodyguard yang masih berjaga disana.

Limosin terparkir dengan supir yang membukakan pintu untuk Luicera, wanita cantik itu hanya memasang wajah datar memasuki limosin. Ia sudah terbiasa hidup dengan banyak aturan, terlebih Jeff Lincoln tipekal pencemburu. Luicera memakai kacamata miliknya dengan dress seksi yang ia kenakan, rambut hitamnya tergerai dengan wajahnya yang anggun.

"Mau kemana Nona Luicera?" Tanya seorang asistant dengan duduk di sisi supir.

Helaan napas Luicera terlihat ketika asistant dari Jeff Lincoln mengikutinya, "Kupikir aku akan pergi bersama supir. Tuan mu itu tidak pernah membuatku bernapas lega sedikit," ucap Luicera dengan tatapan sinisnya.

Beberapa suara deheman terdengar dari supir yang mengantar Luicera, "Ini sudah menjadi tugas kami Nona Luicera, terlebih kami tidak diperbolehkan dekat dengan Nona Luicera. Kami harap Nona Luicera memahami peraturan dari Tuan Jeff Lincoln," ucap asistant kepercayaan Jeff Lincoln dengan menjelaskan.

Luicera menutup pembatas limosin tersebut. "Diam kalian, jangan berbicara lagi. Aku ingin pergi bertemu beberapa orang tanpa diganggu, aku tahu kalian pasti akan memfotoku dan mengirimkannya kepada Tuan Jeff, kalian sama saja," ucap Luicera dengan kembali melihat pemandangan Mexico dari dalam limosin.

Limosin dengan design ekslusif terlihat disana dengan asistant kepercayaan Jeff Lincoln memencet tombol dengan tempat berisikan sebouqet bunga mawar dan kotak hadiah berisikan kalung, "Selamat pagi Nona Luicera, ini hadiah dari Tuan Jeff Lincoln."

Luicera melirik ke kotak hadiah yang diberikan salah satu asistantnya. Ia sangat tahu jika Jeff Lincoln selalu memanjakannya, tangan kanannya mengambil kotak tersebut dengan membukanya. Ada amplop berisikan pesan disana.

"Aku mempercayaimu untuk menagih uang kepada rekan bisnisku, aku selalu mencintaimu Luicera, Jeff Lincoln kesayanganmu."

Luicera menaruh kotak tersebut dengan melihat pemandangan Mexico dari dalam limosin. Dirinya menyiapkan beberapa kebutuhan untuk melakukan tagihan uang kepada rekan bisnis Jeff Lincoln.

"Dasar pria bodoh," bisik Luicera dengan menyiapkan beberapa peluru dengan memasukannya kedalam pistol yang ia ambil dari laci khusus senjata milik Jeff Lincoln.

Dengan menggunakan saputangan khusus dirinya menyentuh pistol tersebut dengan menaruh kembali di paha kanan miliknya, ini adalah untuk Luicera dalam berjaga-jaga dalam melakukan penagihan bisnis kepada salah satu pengusaha.

Limosin berhenti disalah satu gedung tinggi di salah satu Kota Mexico. Asistant Luicera membuka payung disana dengan menemaninya berjalan. Dengan melepas kacamata serta memegang tas kecil brand ternama dirinya menengadah ke atas gedung. Helaan napas dirinya terlihat dengan memasuki gedung tersebut.

Luicera berjalan sendiri dengan memasuki lift khusus ceo, menuju lantai seratus lima puluh satu, ruangan khusus ceo. Luicera melepas kunciran rambutnya disana, dengan memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu. Ia memang sudah melakukan perjanjian untuk bertemu.

"Kupikir kau akan ketakutan dengan melakukan perjanjian bersamaku, Tuan Arga," ucap Luicera dengan berjalan mendekati ceo gedung tersebut.

"Kenapa aku harus takut bertemu denganmu."

Luicera hanya tersenyum sinis melihat pria yang ada di hadapannya, "Kau tahu Tuan Arga, jika aku turun dari singgasana itu berarti keadaannya sudah darurat. Kau merendahkanku dengan berbicara seperti ini, waktuku tidak lama. Nominalnya sudah kuberikan," ucap Luicera dengan berdiri menatap pria yang ada di hadapannya.

Arga memberikan koper berwarna hitam, lengkap dengan password kepada Luicera. "Maafkan aku jika lama membayarnya, semoga kekasihmu tidak marah jika aku lama membayar pinjaman uang usahanya," jawab Arga dengan tersenyum melihat Luicera.

Tak lama Luicera membuka koper tersebut dengan menggunakan penutup tangan khusus dan mengeluarkan mesin penghitung uang, dalam waktu sejam nominal yang ia berikan sudah lengkap. Luicera menutup koper dengan mengucapkan pamit kepada Arga.

"Seperti apa yang kukatakan kepadamu Tuan Arga, jika aku turun dari singgasana itu pertanda keadaan sudah darurat. Selamat siang," jawab Luicera dengan keluar dari ruangan kantor Arga. Ia memasuki lift khusus CEO dengan asistant kepercayaan Jeff Lincoln yang menjemputnya.

Tombol lift terbuka dengan Luicera memakai kacamatanya kembali memasuki limosin. Dalam hitungan ketiga dari jari Luicera, beberapa mobil kepolisian Mexico datang dengan beberapa team kepolisian Mexico memasuki gedung milik pengusaha Arga Group, penyergapan Arga yang melakukan korupsi dalam kasus bisnisnya.

Senyuman dari Luicera terlihat dengan limosin yang kembali menuju kediaman Jeff Lincoln.

"Pistolnya Nona Luicera," ucap asistant Jeff Lincoln dengan menjulurkan tangannya dengan sapu tangan khusus.

Luicera membuka gaunnya dengan melepaskan pistol di paha kanannya. Ia memberikan kepada asistant kepercayaan Jeff Lincoln.

"Kau bermain kepada pengusaha yang salah Tuan Arga, Jeff Lincoln bukan seorang yang sembarangan." Ucap Luicera dengan bersandar di tempat duduknya kembali menikmati pemandangan Kota Mexico dari dalam limosin.

Hanya dalam kurun waktu dua jam limosin memasuki pintu gerbang mansion mewah milik Keluarga Lincoln. Berbeda dengan kepemilikan Jeff Lincoln dengan memiliki fasilitas dan pulau pribadi. Sudah banyak pengusaha yang bekerjasama dengannya, termasuk para pengusaha di Amerika Serikat.

Tak lama Luicera membawa bouqet bunga dengan kotak hadiah yang ia taruh di dalam tas miliknya. Dengan membawa tas dirinya berjalan memasuki mansion mewah, sudah ada beberapa pelayan yang berjejer dengan bodyguard yang berjaga. Pengamanan mansion milik Jeff Lincoln sangat ketat, terlebih ia memiliki banyak bisnis usaha yang berkembang dan maju pesat.

Senyuman sinis dari Luicera terlihat dengan mendekati Jeff Lincoln, ia menaruh tas miliknya di meja ruang tamu mewah, dengan mengambil kotak hadiah pemberian kekasihnya tersebut. Luicera mendekati Jeff Lincoln dengan jarak tiga inch, jari telunjuknya menarik dagu Jeff Lincoln dengan dekat, "Kupikir kau belum bangun," bisiknya dengan mendesah. Luicera duduk di pangkuan Jeff Lincoln dengan memegang bouqet bunga pemberiannya.

Jeff menghisap tembakau disana, dengan membelai rambut kekasih kesayangannya. "Kau menyukainya?" Tanyanya dengan membelai rambut Luicera.

Luicera membuka kotak hadiah dari pemberian Jeff Lincoln, "Kau bisa memakaikannya, kau tahu dua minggu ini adalah jadwal wanitaku, kau boleh berlibur bersama wanita lain. Aku akan menjalankan pekerjaan seperti biasa dan menunggumu," ucap Luicera dengan melihat bunga pemberian Jeff Lincoln. Jeff menyingkirkan rambut panjang Luicera dengan mencium punggungnya, menyematkan kalung berlian di leher jenjangnya.

"Kita bisa melakukannya ketika mandi," bisiknya dengan nada nakal. Jeff Lincoln menggigit pundak Luicera dengan menciptakan ruam merah disana. Sudah biasa baginya melihat Jeff yang manja seperti ini, terlebih dengan sifat posesif dan protektif kepada Luicera.

"Semoga kalung pemberianmu ini bernilai mahal, mungkin setelahku akan ada wanita yang memakainya. Bukankah prinsipmu seperti itu," Luicera tersenyum sinis dengan beranjak dari pangkuan Jeff Lincoln. Dirinya mengambil tas dengan membawa bunga pemberian kekasihnya, dengan suara heels yang terdengar. Lekuk tubuh sintalnya terlihat menggoda di mata Jeff. Senyuman dari pria dengan tubuh kekar itu terlihat sinis. Dengan sesekali tertawa, "Wanita yang unik, keras kepala tapi menarik," ucapnya dengan menghisap rokok tembakau.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status