Sudah cukup bagi Rael merasakan sentuhan lembut tangan Maevea pada miliknya. Sekarang dia melepaskan tangan Maevea, pria itu mengarahkan miliknya ke milik Maevea.
"Ah!" Maevea mengerang karena rasa sakit yang dirasakan di bagian bawahnya.
"Ini akan sedikit sakit, Eve, tapi setelahnya kau akan menikmatinya." Rael memegang pinggul Maevea lalu kemudian menggerakan bokongnya maju ke depan.
Rasanya benar-benar menyakitkan. Maevea mengernyit, tubuhnya berkeringat dingin sekarang.
Rael tidak bergerak untuk sejenak, dia ingin membiasakan milik Maevea dengan miliknya.
"Eve, rasanya sangat hangat." Rael berka
Satu minggu berlalu, waktu bulan madu Maevea dan Rael di pulau pribadi Rael sudah selesai dan kini keduanya Dalam perjalanan menuju ke kediaman orangtua Rael.Setelah menikah Maevea akan tinggal bersama dengan Rael di kediaman pribadi milik Rael, tapi untuk menghormati tetua di keluarga Rael, maka Maevea harus tinggal selama satu bulan di kediaman itu."Eve, bangun, kita sudah sampai." Rael membangunkan Maevea dengan lembut.Maevea yang ketiduran segera membuka matanya. Dia yang bersandar di pelukan Rael kini menjauhkan dirinya dan melihat ke samping. Wanita itu menghela napas pelan, dia benar-benar tertidur sepanjang jalan. Dia bahkan tidak tahu kapan turun dari pesawat. Ini semua karena ulah Rael yang memakannya siang dan malam sehingga membuatnya lel
Maevea tidak ikut campur dalam keputusan yang dibuat oleh Rael, selain itu dia juga tidak terlalu peduli terhadap nasib Liam. Hubungan yang dia jalin dengan Liam selama dua tahun tidak meninggalkan kenangan manis sedikit pun, jadi dia tidak memiliki rasa iba sama sekali terhadap pria itu.Makan malam selesai, Rael dan Maevea kembali ke kamar mereka. Tidak ada salah satu dari mereka yang membahas mengenai Liam lagi. Rael cukup puas karena istrinya tidak bersuara untuk Liam. Itu menandakan bahwa istrinya benar-benar tidak memiliki Liam di pikirannya sama sekali."Aku akan memeriksa barang-barangku dulu." Maevea belum sempat memeriksa barangnya, jadi dia akan melakukannya sekarang."Baiklah. Aku akan pergi ke ruang kerjaku. Jika sudah selesai temui aku di
"Sepertinya kau tidak dididik dengan baik oleh orangtuamu! Kau bangun lebih siang dari tetua di kediaman ini." Lara menatap Maevea sinis.Maevea biasanya bangun jam enam pagi setiap harinya, tapi karena semalam Rael tidak mau melepaskannya sehingga dia kelelahan dan kurang tidur. Dia akhirnya bangun lebih siang. "Maafkan aku, Kakak ipar." Dia hanya bisa meminta maaf."Eve, ayo duduk di sini." Lize menepuk sofa di sisi sebelahnya. Wanita tua itu menyambut Maevea dengan hangat, berbanding terbalik dengan Lara.Saat Maevea sudah duduk, Lize meraih tangan Maevea dan mengelusnya dengan perlahan. "Apakah tidurmu nyenyak?""Aku tidur nyenyak, Bu."
Rael kembali dari bekerja. Pria itu segera menemui istrinya yang saat ini sedang berada di dalam kamar mereka.“Istriku, aku pulang.” Rael menarik Maevea ke dalam pelukannya lalu kemudian mengecup puncak kepala Maevea.“Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Apakah kau lelah?”“Semuanya berjalan dengan lancar. Aku cukup lelah, tapi aku masih memiliki tenaga untuk kita nanti malam.”“Rael, apakah di otakmu hanya ada hal-hal mesum seperti itu.”“Saat aku melihatmu, hanya itu yang ada di pikiranku, Eve.”“Kau serigala tua mesum!”Rael tertawa ringan. “Kau adalah mangsa serigala tua mesum ini.” Rael kemudian mencium bibir Maevea dengan tiba-tiba.Maevea terkejut, tapi kemudian menyesuaikan dirinya. Dia mengimbangi ciuman Rael. Setelah beberapa saat dia mendorong Rael agar pria itu berhenti.“Setengah jam lagi makan malam. Aku akan menyiapkan air mandi untukmu.”Rael tidak ingin makan malam, dia ingin memakan Maevea sekarang, tapi dia tidak bisa egois. Maevea tidak boleh melewatkan makan malamnya
“Selamat datang di rumah, Eve, Rael.” Artur menyambut kedatangan putri dan menantunya di kediamannya.“Ini hadiah untuk Anda, Ayah.” Rael menyerahkan sebotol anggur yang sangat berharga kepada Artur.Senyum di wajah Artur mengembang, bukan karena hadiah yang dia terima, tapi karena panggilan Rael terhadapnya. Dia diakui ayah mertua oleh Rael.Artur menerima hadiah tersebut. “Kau seharusnya tidak perlu repot, Rael.” Kemudian menyerahkannya pada Serena. “Kita akan minum anggur ini malam ini.”“Ayo masuk.” Artur mengajar Rael dan Maevea untuk masuk ke dalam.“Baik, Ayah.” Rael dan Maevea kemudian masuk ke dalam rumah.“Aku akan membantu Ibu untuk menyiapkan makan malam, kau mengobrolah dengan Ayah.” Maevea berkata dengan lembut.“Ya.” Rael membiarkan Maevea mengikuti ibunya ke dapur sementara Rael, pria itu pergi ke ruang kerja dengan ayah Maevea.Mereka datang sedikit lebih cepat, jadi masih ada waktu untuk mengobrol sejenak.“Di mana Kakak, Bu?” Maevea menanyakan Lucas. Meski dia sedi
“Rael, terima kasih karena telah membantu ayah dengan memberikan kontrak kerja sama padanya.” Maevea tahu bahwa terima kasih saja tidak cukup, tapi dia ingin mengatakannya untuk menunjukan ketulusannya.“Bukankah aku pernah mengatakan untuk tidak berterima kasih padaku?” Rael menatap istrinya dalam-dalam. “Sebagai suamimu aku juga harus berbakti terhadap orangtuamu. Bantuan yang aku berikan merupakan ucapan terima kasihku karena telah merawatmu dengan baik. Jika bukan karena mereka kau tidak akan ada di dunia ini, dan aku tidak akan bisa memilikimu sebagai istriku.”Kata-kata Rael membuat Maevea merasa bahwa dia sangat berarti bagi pria ini. Rael tidak pernah mengatakan cinta padanya, tapi perlakukan Rael terhadapnya membuatnya merasa bahwa pria ini mencintainya.“Rael, apa pendapatmu tentang memiliki anak?”“Aku sudah bekerja sangat keras dalam beberapa hari ini, itu semua agar kau bisa melahirkan anak untukku.” Rael mencubit gemas hidung Maevea. “Kenapa? Apakah kau memiliki keingina
Hari Minggu jatuh dalam sekejap mata, Maevea dan Rael saat ini sudah sampai di tempat biasa Rael dan teman-temannya berkuda. Tempat itu terletak di sebuah kawasan perbukitan.Terdapat sebuah vila di sana, Rael membawa Maevea ke bangunan itu. Di parkiran vila, sudah ada mobil ketiga sahabat Rael.“Ayo masuk.” Rael menggenggam tangan Maevea.Maevea membalas dengan anggukan singkat. Dia melangkah bersama dengan Rael.Vila bergaya klasik itu cukup besar. Maevea dibawa melewati koridor yang panjang dan beberapa ruangan lalu dia sampai di ruangan bersantai yang sudah diisi oleh teman-teman Rael.Ada tiga pria dan tiga wanita, salah satunya Leonis yang memiliki kesan buruk bagi Maevea. Semua orang yang ada di sana sudah pernah Maevae temui di hari pernikahannya dengan Rael.Kedatangan Maevea dan Rael disambut oleh Raytan dan Morgan, sementara Leonis, pria itu tampak setengah hati, dan tidak ingin menyapa Maevea.Eletta melihat ke genggaman tangan Rael dan Maevea. Saat ini wanita itu memiliki
“Apa yang salah dengan Pegasus? Kenapa dia bisa menggila seperti itu?” Morgan duduk di sofa sebelah Rael dan Maevea. Kejadian seperti ini benar-benar tidak terduga karena kuda-kuda milik mereka dirawat dengan sangat baik. Selain itu Pegasus merupakan kuda yang sangat ramah dan sehat, tidak mungkin Pegasus memberontak seperti itu jika tidak ada yang salah dengannya.“Periksa rekaman kamera pengintai di kandang kuda sebelum kami datang!” Rael memberi perintah pada Dustin.“Baik, Tuan.”Dustin segera pergi untuk melakukan perintah.“Apakah kau berpikir ada yang sengaja menyabotase kuda Maevea?” tanya Morgan.“Kita akan mendapatkan jawabannya sebentar lagi,” jawab Rael.“Biarkan aku memeriksa kakimu terlebih dahulu.” Maevea masih mengkhawatirkan kaki Rael.Rael menatap Maevea sejenak, lalu kemudian mengikuti kemauan istri kecilnya. Dia membuka sepatunya, lalu kemudian menggulung celananya sampai ke lutut. Di sana terlihat memar yang cukup besar.“Kau terluka.” Maevea berkata dengan raut s