Share

BAB 5

Author: Ciaz
last update Last Updated: 2024-05-29 23:58:38

LEANNE

Niat awal hanya memejamkan mata sejenak, ternyata aku ketiduran di dalam bathtub. Di rasa sudah cukup lama aku segera bergegas membilas tubuh di bawah shower, dengan air hangat. Aku tidak tahu sudah berapa lama membuatku tertidur di dalam air, sehingga kulit jari tanganku mengeriput. Mematikan Shower dan membungkus tubuh dengan handuk yang sudah tersedia. Serta memakai pakaian yang ku bawa sendiri, karena semua baju yang di bawakan para orangtua di dalam koper tidak layak ku pakai. Apa yang di harapkan dari pernikahan hasil perjodohan ini? Tidak ada pengharapan apapun, sebab aku maupun Damian membuat pernikahan ini hanya sebuah kesepakatan saja. Kesepakatan untuk kepentingan masing-masing.

Setelah memakai piyama panjang, segera aku keluar. Tepat saat membuka pintu betapa terkejutnya aku. Damian yang sudah berdiri menjulang di depanku, membuat aku harus mendongakkan kepala, dengan perbandingan tinggi kami yang sangat kentara lumayan jauh.

Aku yang memiliki tinggi 176 dan Damian aku perkirakan sekitar 195-an hampir dua meter. Membuat ku terasa kecil saat berhadapan dengannya. Damian yang memiliki darah campuran Eropa dari kedua orangtuanya. Berbeda denganku yang memiliki darah campuran asia dan barat dari ayah dan ibuku.

Meski orang tuaku sama - sama berdarah campuran asia dan barat, tapi rambutku yang berwarna coklat terang, gen dari ibu sama seperti Kakekku.

Aku menatapnya begitu pun dia sebaliknya, melihat tuxedonya yang sudah ia lepaskan, entah di simpan di mana. Menyisakan kemeja pernikahan yang berwarna putih, dengan lengan yang di gulung sampai siku.

Segera ku menyingkir dari hadapannya, dan berjalan ke arah kasur. Hendak membaringkan diri sebelum sebuah suara menghentikanku.

"Apa yang kau lakukan di dalam, Anne? Memakan waktu berjam-jam sampai matahari sudah terbenam." Tanyanya tajam yang mengalihkan pandanganku, ke arah jendela yang di tutup tirai tapi, aku yakin hari sudah gelap.

"Ahh!! Saking nyamannya berendam membuatku sampai lupa waktu," batinku.

"Berendam dan aku ketiduran " Ucapku acuh tak acuh, dan akhirnya bisa membaringkan badanku, dengan kasur yang sangat empuk dan juga nyaman.

"Apa yang kau pikirkan! Sehingga harus tidur di dalam kamar mandi?! "Tanya Damian masih dengan suara tajamnya. Membuatku harus terbangun duduk, dan menatapnya balik dengan kesal.

"Aku kelelahan dan karena itu, aku ketiduran di dalam." Balasku kesal dan juga setengah mengantuk.

"Jangan di ulangi lagi. Hal seperti itu bisa saja membahayakan mu, apalagi kalau sampai kau tenggelam." Ucapnya sambil menatapku dalam diam.

"Hem." Gumam ku dan kembali berbaring lagi.

Mendengar suara pintu yang tertutup dari kamar mandi, segera ku arahkan pandanganku pada pintu yang sudah tertutup. Dan menatap ke arah langit-langit, sebuah pemikiran terlintas di otak. Apa yang akan terjadi setelah malam ini. Namun aku yakin, di antara kita tidak akan pernah ada yang namanya malam pertama.

Sebuah perjanjian pernikahan, dengan jangka waktu hanya satu tahun. Membuatku berpikir, untuk tidak menyerahkan sebuah hal yang selama ini selalu ku jaga.

Selain itu mungkin saja bisa ku lakukan, seperti memasak dan menyiapkan keperluannya ke kantor. Walaupun pernikahan ini hanya sesaat. Tapi, tidak menutupi hati kecilku ingin berbakti pada suamiku kelak, dan Damian lah yang kini sudah menjadi suamiku. Suami di atas kertas. Memikirkan itu membuatnya ku lagi-lagi tersenyum miris.

Segera ku pejamkan mata, dan mencari posisi tidur yang nyaman, saat rasa kantuk mulai menyerang ku, dan sebuah kegelapan terakhir aku lihat dan ingat.

▪️▪️▪️▪️▪️

Suara pintu yang terbuka, memperlihatkan sesosok pria dewasa, Damian. Yang hanya memakai celana piyama panjang. Tanpa atasan yang tidak menutupi dada bidang kekar dan liatnya.

Berjalan ke arah kasur yang berukuran king size, dengan adanya seseorang, yang tengah bergelung nyaman diatasnya. tanpa memperdulikan air yang menetes dari rambut basahnya.

Menaiki ranjang dan duduk di sebelah istrinya yang sudah tertidur pulas, terus menatap tanpa berkedip, sebelum akhirnya Damian membaringkan tubuhnya. Memiringkan badannya membuat mereka saling berhadapan yang memang posisi istrinya sudah berbaring miring.

Di tatapnya fostur wajah istrinya dari dekat. Kesempatan yang mungkin saja tidak akan Damian dapatkan lagi, jika istrinya ini sudah terbangun.

Di singkirkannya, helaian rambut yang menutupi wajah Leanne dengan perlahan. Terlihat tanpa make-up pun, Leanne mempunyai wajah natural yang sangat cantik. Menelusuri setiap inci wajah Leanne dengan jari telunjuknya pelan. Mulai dari, alis tebal yang sama dengan rambutnya yang berwarna coklat, bulu mata panjang yang lentik, hidung mancung yang sangat pas dengan ukuran wajahnya, pipi sedikit chubby dengan tulang rahang yang tinggi.

"Mungkin kamu akan sangat terkenal, jika menjadi model, apalagi wajahmu sangat memadai. " Gumam Damian yang masih menelusuri wajah Leanne dengan jarinya.

Sampai di mana jari itu terhenti, di bibir kecil yang alami merah merona, seperti kuncup bunga mawar yang baru mekar. Mengusap bibir atas bawah bergantian, dengan pelan. Yang sangat terasa, bagaimana tekstur lembut dan kenyal bibir saat Damian mengusapnya. Damian yang tergoda akan rasa, dan kelembutan bibir kecil itu. Membuatnya ingin merasakan, secara langsung dengan bibirnya.

Sehingga pelan-pelan Damian mendekatkan wajahnya pada Leanne, sambil terus menatap ke arah bibir yang seolah memanggilnya. Jarak yang sangat dekat membuat Damian, merasakan nafas istrinya yang menerpa wajahnya. Tinggal sedikit lagi ia dapat merasakan, suatu hal yang selalu mengganggunya akhir-akhir ini.

Sebelum suara ponsel yang berdering, membuat Damian harus terhenti dan seolah tersadar, jika apa yang akan ia lakukan barusan sangatlah salah.

Damian mengusap wajahnya dengan kasar atas tindakan bodohnya.

Mengambil ponsel yang berada di atas nakas, di sampingnya berbaring.

Sebuah panggilan dari Sarah, membuat Damian dengan cepat segera turun dari kasur, dan berjalan ke arah jendela besar, dan ia geserkan agar bisa menuju ke sebuah balkon.

"Hallo" Jawab Damian setelah panggilan tersambung.

"Honey!! Kamu kemana saja, tidak mengabariku sama sekali." Suara manja Sarah dari sebrang sana.

"Aku tahu, kamu sangat sibuk dengan pesta pernikahanmu itu. Sehingga melupakan keberadaanku." Lanjutnya masih dengan suara yang manja.

"Sorry, terlalu banyak tamu yang datang.

Membuatku tidak bisa memegang ponsel, apalagi mengabarimu, "jedanya "Apa kau sudah selesai pemotretan di Parisnya?" Tanya Damian.

"Sudah selesai, besok aku akan segera pulang. Bisakah kau menjemputku di bandara? " Pintanya dengan harap.

"Ya, akan ku luangkan waktu untuk menjemputmu besok." Ucap Damian sambil menatap ke arah perkotaan, dengan lampu-lampu menyala terang dari gedung-gedung tinggi, yang memperindah di gelapnya malam.

"Ya, sudah telpon ku tutup. Aku ingin segera istirahat, tubuhku sangat lelah sekali. " Lanjutnya yang ingin segera mengistirahatkan diri.

"Baiklah, selamat malam honey. Aku mencintaimu."

"Ya, aku juga. " Ucap Damian yang ia akhiri telponnya.

Segera masuk kembali ke dalam kamar, menyimpan ponselnya di atas nakas yang sudah ia silent 'kan terlebih dahulu, agar tidurnya tidak terganggu.

Membaringkan tubuh, dengan menatap langit-langit kamar yang berwarna putih. Segera ia pejamkan kedua matanya, yang mulai terasa berat oleh rasa kantuk.

Baru saja Damian akan tidur, sebuah tangan yang menimpa tubuhnya membuat Damian harus membuka matanya cepat, dan menolehkan kepalanya ke arah samping.

Tangan Leanne yang memeluk Damian, membuat si empunya terdiam, dan semakin kaku saat Leanne tengah mencari posisi yang nyaman, dengan menyusupkan wajahnya kedalam ketiak Damian.

Damian yang melihat itu semua hanya terkekeh kecil. Ntah apa yang Damian pikirkan, tapi ia membawa tubuh ramping Leanne ke dalam pelukkannya dan di rapatkannya tubuh mereka. Sehingga hanya sebuah pakaian 'lah yang menjadi jarak yang membatasi di antara mereka.

▪️▪️▪️▪️▪️

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 134

    ***** Leanne dan bayinya sudah di pindahkan di ruang rawat. Tentunya dengan kelas VVIP, ruang rawat Leanne di hias begitu indahnya dengan pernak-pernik warna biru keemasan. Leanne tengah menggendong bayinya dan Damian duduk di atas brankar di samping Leanne. Merangkul bahu Leanne dengan mesra. Untuk saat ini hanya ada mereka. Orang tua Leanne maupun Damian mereka yang tengah di luar kota sedang dalam perjalanan pulang dan menuju rumah sakit. "Sudah ada nama untuk anak kita, Regan." Mendengar istrinya menyebut 'anak kita' membuat perasaan Damian selalu menghangat. "Ya." Sahut Damian dengan ibu jarinya yang mengusap pipi merah anaknya. Leanne menatap Damian. "Apa?" Tanyanya. Damian menatap istrinya. "Leander Ergan Alpha Romanov. Putra kita yang akan menjadi pemimpinnya Romanov." Ucapnya. Leanne tersenyum. "Bagus sekali." Ucapnya, lalu tatapan Leanne mengarah kembali pada bayinya yang sudah di beri nama Leander Ergan Alpha Romanov. "Sangat cocok untukmu, Sayang."

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 133

    ***** NAKARI HOSPITAL UNIVERSITY Damian yang berada di depan pintu ruangan persalinan terus saja mondar-mandir. Bukan tanpa alasan kenapa Damian seperti itu dengan suasana hatinya yang terus cemas. Sebab hari ini Leanne akan segera melahirkan. Satu jam lalu lebih tepatnya sebelum Leanne di bawa ke rumah sakit. Leanne yang berada di rumah bersama dengan damian yang sudah mulai cuti untuk tidak ke kantor semenjak kandungan Leanne sudah memasuki HPL. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan menyusuri halaman belakang. Awalnya Leanne baik-baik saja saat mereka masih mengelilingi halaman, namun saat Damian masuk kembali ke mansion untuk mengambilkan topi untuk Leanne pakai di kamarnya. Tiba-tiba saja Leanne merasakan sakit di perutnya. Ada dua orang pelayan yang menemani Leanne, namun melihat Leanne yang kesakitan mereka di buat panik. Hingga harus Leanne 'lah yang mengingatkan mereka jika mereka harus memanggil Damian. Salah satu dari mereka berlar

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 132

    ***** Damian yang baru saja selesai meeting, masuk ke dalam ruangannya. Ia segera mengecek ponselnya yang tadi ia tinggalkan sebab ia charger. Damian melihat ada beberapa notifikasi yang masuk. Di antaranya sebuah pesan dari bawahannya yang selama ini ia perintahkan untuk menjaga dan mengawasi istrinya secara diam-diam. "Apa ini?!!" Damian terlihat marah saat melihat potret istrinya yang di kirimkan oleh mata-matanya. Foto pertama di mana foto itu berisi istrinya yang tengah memasuki mobil hendak pergi keluar. Damian marah karena saat ini pakaian istrinya begitu sexy sekali. Gaun pendek berwarna maroon yang sebatas paha dengan sebuah blazer hitam menutupi bahunya, namun tetap saja istrinya sangat terlihat sexy apalagi dengan perutnya yang sudah membesar. Kandungan Leanne saat ini sudah memasuki trimester ketiga. Dalam beberapa bulan ini begitu banyak perubahan pada istrinya semenjak hamil. Selain moodnya yang sering berubah- ubah, cara berpakaian istrinya pun selalu me

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 131

    ***** Damian menuntun Leanne dengan hati-hati sebab mata Leanne masih tertutup kain dasi. Masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Di mana di dalam ruangan itu sudah di hias indah sedemikian rupa. Bukan hanya itu saja, akan tetapi ada Rose dan Daniel serta Anita dan Harris. Dari arah lain ada Joshua yang baru saja datang sambil membawa popper party di tangannya. Damian membawa Leanne ke tengah-tengah mereka. Damian berdiri di belakang tubuh Leanne, lalu ia berkata. "Kamu sudah siap Love?" Tanya Damian berbisik pelan pada telinga Leanne. "Ya." Sahut Leanne yang sudah tidak sabar agar ikatan di matanya di lepaskan. Damian melepaskan ikatan itu dan dengan perlahan menjauhkan kain dasi itu dari Leanne. POP!!! Suara letusan keras itu terdengar disertai dengan keluarnya confetti ke udara. "SURPRISE!!!!" Seruan dari sekitarnya membuat Leanne melihat siapa-siapa saja yang ada. Bukan hanya kedua mertuanya saja, kedua orangtuanya pun ada. "Happy anniversary untuk kalian

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 130

    ***** Beberapa bulan kemudian..... Hari ini weekend, Leanne dan Damian berencana pergi ke pusat perbelanjaan. Damian tengah menerima telepon di lantai bawah sambil menunggu Leanne yang belum selesai bersiap-siap. "Jo kamu harus pastikan semuanya sempurna sesuai dengan rencana." Ucap Damian mewanti-wanti Joshua di seberang sana. Damian melihat kehadiran istrinya yang tengah menuruni tangga. "Jangan ada kesalahan apapun." Tandas Damian sekali lagi ia memperingati Joshua. Belum sempat Joshua membalas ucapan Damian, sambungan telepon sudah di putuskan sepihak oleh Damian. Damian menghampiri Leanne dengan tatapan penuh pemujaan. Sebab Leanne hari ini tampil sangat cantik dengan riasannya. Bukan hari ini saja setiap hari pun istrinya selalu tampil cantik. Leanne yang biasanya tidak terlalu sering memakai dress entah kenapa sudah beberapa bulan ini selalu memakai dress dengan juga selalu merias diri. Bahkan Damian selalu di buat heran saat berada di rumah pun istrinya

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 129

    ***** Venesia, Italia. Ya, mereka berdua Leanne dan Damian kini sudah berada di kota romantis itu. Kedatangan mereka tak lain adalah untuk bulan madu. Seperti apa yang sudah mereka rencanakan setelah urusan Leanne selesai mereka akan berbulan madu dan Damian menyerahkan semua tujuan mereka pada Leanne. Dan pada akhirnya Leanne memilih Venesia. Leanne dan Damian baru saja check-in kamar hotel. Sebenarnya keinginan Damian dirinya ingin tinggal di apartemen, bukan hanya menyewanya melainkan membeli salah satu apartemen di sana yang pastinya memiliki nilai tinggi dari segi kualitas dan kuantitasnya. Namun keinginan itu harus pupus karena Leanne sendiri menolak tegas, sebab mereka tinggal di Venesia hanya beberapa hari. Bagi Leanne itu pemborosan, akan tetapi berbeda dengan pemikiran bisnis Damian. Membeli apartemen di Venesia sama saja untuk investasi. Namun apalah daya karena terlalu cinta mungkin sudah masuk level budak cinta Damian pun mematuhi perkataan istrinya. Setibany

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status