Home / Rumah Tangga / Perfect Younger Husband / Bab 5 Calon Penganti Pria

Share

Bab 5 Calon Penganti Pria

Author: Myafa
last update Last Updated: 2023-10-25 11:43:02

Al menemui Noah di kamarnya. Dia ingin meminta pria dua anak itu untuk ikut menemui mertuanya. Kamar Noah yang berada di lantai bawah membuatnya harus naik lift ke sana. Tepat di depan kamar, Al mengetuk pintu.  

“Ada apa Al ke sini?” Noah sedikit terkejut ketika Al berada di depan kamarnya.

 “Papa Sean ingin bertemu denganmu.” Al pun menyampaikan niatnya.          

“Aku?” tanya Noah menunjuk ke arahnya.

“Iya, kamu. Ada yang ingin dibicarakan.”

Sebenarnya Noah bingung dengan niat papa mertua Al, tetapi dia ingin tahu untuk apa. Terlebih lagi tadi dia dengar jika ada keributan antara Retta dengan calon suaminya. Ach … mungkin papa mertua Al sedang membutuhkan bantuan. Jadi dia memanggilnya. Itulah yang dipikir Noah. “Baiklah, aku bilang Cia dulu jika aku akan keluar.”  Noah masuk ke kamar lebih dulu. Berpamitan dengan istrinya.

Bersama dengan Al, Noah langsung menuju ke kamar Papa Sean. Di sana sudah ada Shera juga serta mama dan papanya. Mereka tampak sekali menunggu dirinya.

“Silakan duduk, Noah.” Papa Sean dengan sopan mempersilakan Noah untuk duduk.

Noah tersenyum. Kemudian ikut duduk di samping Al. Noah menunggu Papa Sean berbicara sambil menikmati teh yang disajikan oleh Shera.

“Jadi begini, Noah, mungkin kamu sudah dengar tentang pertengkaran antara Retta dan calon suaminya. Akhirnya pernikahan mereka akan gagal. Namun, karena pastinya ini akan menjadi berita heboh serta membuat malu keluarga kami. Kami sepakat untuk mencari pengantin pria untuk Retta.” Papa Sean pun menjelaskan pada Noah.

“Pak Sean tidak sedang meminta saya untuk memiliki dua istri dengan menikahi Retta ‘kan?” Noah yang mencerna setiap ucapan Papa Sean, mengambil kesimpulan itu.

Hal itu langsung membuat tawa Papa Noah, Mama Stela, Shera, dan Al. Mereka tidak menduga jika Noah berpikir hal itu.

“Maaf, kalau kamu memahami penjelasan itu seperti itu, tetapi bukan itu maksudnya.” Papa Sean tersenyum.

“Lalu maksudnya bagaimana?” tanya Noah yang begitu penasaran.

“Kami ingin Rylan menjadi pengantin pria untuk Retta.” Akhirnya Papa Sean mengungkapkan apa yang sedari tadi ingin disampaikan.

“Rylan?” tanya Noah memastikan kembali.

“Iya, jadi kami merasa Rylan cocok untuk Retta.” Papa Sean sudah banyak bertanya dengan Rylan. Saat pria itu tidak memiliki kekasih, dia rasa dia cocok untuk putrinya. “Aku juga sudah dengar jika dia sedang mengurusi proyek di sini. Menurutku, Rylan yang jauh-jauh datang ke sini untuk proyek, pasti punya tanggung jawab besar terhadap pekerjaan. Itu artinya dia juga bisa bertanggung jawab atas rumah tangganya.”

Noah cukup terkejut ketika Papa Sean mengungkapkan jika dia ingin Rylan menjadi calon suami Retta. Sebenarnya Noah tahu pasti jika Rylan menyukai Retta. Namun, sifat kekanak-kanakan Rylan membuatnya ragu untuk mengizinkan Rylan menikah.

“Dia jauh lebih muda dibanding Retta. Aku takut dia tidak bisa bertanggung jawab dengan benar.” Noah mengungkapkan keraguannya. Dari pada jadi permasalahan suatu hari nanti.

“Aku yakin dia bukan kekanak-kanakan, tetapi ingin membuat suasana nyaman saja.” Entah kenapa dia merasa yakin dengan Rylan, dibanding dengan Gerald. Apalagi setelah tadi mengobrol.

“Jika Anda yakin, saya pun akan berusaha yakin. Saya juga akan jamin jika dia akan menjadi suami yang baik untuk Retta.” Noah mengenal Rylan dengan baik. Adiknya itu tidak seperti dirinya yang aneh-aneh. Jadi dia yakin jika saat nanti Rylan dia akan menjadi suami yang baik.

“Baiklah, jika kamu sudah setuju. Berarti aku tinggal menyiapkan semua. Tolong minta Rylan siapkan semua sekarang. Karena kita tidak punya banyak waktu lagi, mengingat pernikahan tinggal besok,” ucap Papa Sean pada Noah. Dia beralih pada Al. “Tolong kamu urus, Al. Berapa pun biaya yang diperlukan untuk mengurus semua ini secara cepat berikan saja. Aku ingin mereka menikah besok.”

Noah dan Al mengangguk. Waktu mereka tidak banyak. Jadi mereka harus bergegas untuk ke segera mengurusnya. Al sudah bisa membayangkan akan jadi apa seharian ini dia akan kelimpungan, tetapi dengan bantuan orang-orang penting yang dia miliki, pastinya akan mudah untuk melaksanakan semua.

***

Rylan yang bosan di kamarnya memilih ke kamar kakaknya. Dia ingin bermain dengan keponakannya. Mengisi luang waktu yang dimiliki. Di kamar dia langsung bermain dengan Lora dan Nick.

“Uncle.” Lora memanggil Rylan.

 “Hai, cantik.” Rylan menjatuhkan tubuhnya menciumi Lora dan Nick. Membuat dua bocah itu tertawa terbahak-bahak. Namun, dia langsung menghentikan aksinya. Biasanya sang kakak akan protes ketika anaknya diciumi olehnya. “Ke mana Kak Noah, Kak?” tanyanya pada kakak iparnya.

“Dia sedang diajak Kak Al menemui Papa Retta,” jelas Cia-kakak ipar Rylan seraya mengambil Nick dan membawanya ke dalam gendongan.

“Ada apa papa Retta memanggil Kak Noah?” Rylan merasa heran dengan yang dilakukan kakaknya. Dia pun memilih mengabaikan pikiran dari ada urusan apa kakaknya dengan papa Reta. Melanjutkan mengganggu Retta agar suasana tidak sepi.

Tepat saat sedang bercanda, suara pintu diketuk. Cia yang mendengar bergegas membuka pintu. Sambil membawa Nick yang berada di gendongannya. Ternyata yang datang adalah Noah. Nick yang melihat daddy-nya, langsung mengulurkan tangan. Meminta sang daddy untuk menggendongnya. Dengan senang hati Noah langsung mengendong anaknya yang kini sudah berusia dua tahun itu.

“Bagus kamu di sini.” Saat masuk, dia melihat adiknya berada di kamarnya. Jadi dia tidak perlu susah payah datang ke kamar sang adik atau mungkin menghubungi sang adik.

“Ada apa memangnya?” Rylan merasa bingung dengan ucapan kakaknya.

“Ada hal penting yang ingin aku sampaikan.” Noah memberikan Nick pada Cia. Kemudian mengayunkan ke balkon kamar hotel. Memilih untuk bicara di sana.

Cia yang melihat suaminya ingin bicara penting dengan Rylan, memberikan kode pada adik iparnya itu untuk segera menuju ke balkon. Menyusul sang kakak.

Dengan sigap, Rylan bergegas untuk menghampiri kakaknya. Dia merasa kakaknya memang benar-benar ingin membicarakan hal penting. Entah, Rylan tidak tahu hal penting apa yang ingin dibicarakan.

Tepat di balkon, Rylan ikut duduk di kursi yang berada di samping sang kakak. Menoleh pada sang kakak penuh degan tanda tanya. “Ada apa sebenarnya?” tanyanya ingin tahu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
wah ternyata rasa suka nya riylan sama Retta jd kenyataan tp tidak dengan Retta mungkin harus belajar mencintai klo riylan jangan d tanya pasti dia cinta banget sama Retta semangat riy semoga jodoh sampai tua
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perfect Younger Husband   Bab 81 Baby Rhys

    “Baiklah, tarik napas dan embuskan sambil berusaha mengejan.” Dr. Lyra kembali memberikan pengertian pada Retta. Retta menarik napas dan mengembuskannya sambil berusaha mengejan. “Uch ....” “Tarik napas dan embuskan kembali.” Dr. Lyra kembali memberikan aba-aba. Retta kembali mengambil napas dan mengembuskannya. “Uch ....”“Uch ....” Dia berusaha untuk mengejan. Retta benar-benar merasakan seluruh tulangnya patah. Rasanya benar-benar menyakitkan sekali. Dia benar-benar baru tahu jika menjadi seorang ibu bukan suatu yang mudah. “Ayo, Sayang.” Rylan berusaha memberikan semangat pada sang istri. “Uch ....” Retta terus berusaha mengejan. Dia mencengkeram erat lengan Rylan. Melampiaskan rasa sakitnya dengan menancapkan kuku-kukunya di lengan sang suami. Rylan mengabaikan apa yang dilakukan sang istri. Baginya rasa sakit itu tidak sebanding dengan yang dirasakan oleh sang istri. “Kepalanya sudah mulai kelihatan. Sedikit lagi, Re.” Dr. Lyra pun memberitahu posisi bayi. “Ayo, Sayang.

  • Perfect Younger Husband   Bab 80 Melahirkan

    “Kamu tidak apa-apa?” tanya Shera. “Perut aku sakit, Kak,” keluh Retta. “Tadi dia sudah mengeluhkan sakit.” Ghea pun menjelaskan pembicaraan tadi dengan Retta. “Ada apa?” tanya para ibu yang panik. “Perut Retta sakit, Ma.” Shera menatap sang mama mertua. Mama Stella dan Mama Ella pun langsung mendekat pada Retta. Mama Stella memegangi lengan Retta bersama dengan Shera. “Sebaiknya kita segera ke Rumah sakit saja.” Mommy Selly pun memberikan ide. Tidak mau terjadi apa-apa pada Retta. “Frey, Ghe, hubungi para suami.” Mommy Shea memberikan perintah pada Freya. Mereka sangat butuh bantuan. “Bilang kita menunggu di lobi.” “Baik, Mom.” Freya dan Ghea mengangguk. Mereka langsung bergerak menghubungi para pria. Ghea menghubungi Daddy Bryan, sedangkan Freya menghubungi El. Para pria yang berada di area bermain yang dihubungi pun seketika panik. Mereka yang menunggu anak-anak bermain pun langsung menghentikan permainan anak-anak. Mereka langsung membawa anak-anak untuk ke mobil. Rylan

  • Perfect Younger Husband   Bab 79 Baju Bayi

    Rylan menjemput papa, mama, dan kakaknya ke Bandara. Mereka semua sengaja datang jauh-jauh untuk menunggu Retta yang akan melahirkan. Usia kandungan Retta sudah mencapai sembilan bulan. Sudah hampir waktunya melahirkan. Hal itu tentu saja membuat semua keluarga siap siaga untuk menjaga Retta. Papa Darwin dan Mama Ella tak mau ketinggalan. Mereka juga ingin menemani proses yang akan dilalui oleh Retta. Noah dan Cia pun tak mau kalah. Mereka juga ingin melihat keponakan mereka. Selain itu memang Cia ada beberapa hal yang harus dikerjakan di toko kue miliknya. Beberapa bulan sekali memang Cia pulang. Dia akan memberikan resep untuk produk-produk baru di tokonya. Dia akan mengajari langsung pegawai di tokonya. Mobil Rylan sampai di rumah. Tadi dia ke Bandara dengan El. El menjemput Cia dan Noah, sedangkan Rylan menjemput papa dan mamanya. Papa dan mamanya akan menginap di tempatnya, sedangkan Cia dan Noah akan ke rumah Papa Felix dan Mama Chika. Saat sampai di rumah Mama Ella dan Papa

  • Perfect Younger Husband   Bab 78 Makanan Aneh

    Retta mengerjap ketika merasakan perutnya tiba-tiba lapar. Saat membuka matanya, dia melihat sang suami yang masih tertidur. Retta mengalihkan pandangannya pada jam dinding yang berada di kamarnya. Dilihatnya waktu menunjukan jam satu malam. Artinya sudah dini hari. Perut Retta yang begitu lapar membuat Retta akhirnya membangunkan sang suami. “Sayang.” Retta Menggoyang-goyangkan tubuh sang suami. Retta mengerjap ketika merasakan tubuhnya digoyangkan. Saat membuka matanya, dia melihat dilihatnya sang istri yang sudah bangun. “Kamu bangun?” tanya Rylan. “Iya, aku lapar.” Retta memberikan alasannya bangun. “Kamu mau makan, Sayang?” Rylan langsung berangsur bangun. Mendudukkan tubuhnya sambil menatap sang istri yang masih merebakkan tubuhnya. “Iya,” ucap Retta. “Kamu mau makan apa?” Rylan tidak mau sampai sang istri kelaparan. Retta memikirkan apa yang dia inginkan malam-malam seperti ini. “Aku mau burger.” Dia pun menyampaikan apa yang diinginkannya. Rylan berpikir jika is

  • Perfect Younger Husband   Bab 77 Mengukur

    Dua minggu sudah Retta dan Rylan menikmati babymoon. Mereka sangat puas menikmati waktu di kota kelahiran Rylan. Retta benar-benar disunguhkan keindahan London dengan cara yang berbeda oleh Rylan. Makan malam ditempat spesial, kuliner di street food London, berkunjung ke museum, pergi ke taman bunga yang begitu indah di musim semi. Dua minggu benar-benar dimanfaatkan Rylan dan Retta. Hari ini mereka akan pulang. Kembali ke tanah air tercinta Indonesia. Dua minggu bersama, tentu saja membuat Mama Ella berat melepaskan putra dan menantunya. “Mama akan ke sana menjelang kelahiran.” Mama Ella membelai lembut pipi sang menantu. “Iya, Ma.” Retta begitu terharu jika memang benar sang mama mertua akan datang. Pastinya akan sangat bahagia sekali baginya bisa ditemani kedua orang tua Rylan di saat melahirkan. “Jaga Retta baik-baik.” Mama Ella menatap Rylan. Dia berharap sang putra bisa menjaga kandungan sang istri. "Tentu, Ma.” Rylan mengangguk. “Hati-hati di jalan.” Papa Darwin meme

  • Perfect Younger Husband   Bab 76 Melihat Bersamamu

    Pagi ini Rylan mengajak Retta untuk pergi ke toko kue milik Cia. Mereka ingin menikmati makanan yang ada di toko milik Cia. Rylan dan Retta sengaja memilih untuk menaiki bus. Bus tingkat yang terkenal di London itu selalu menarik untuk dicoba. Bus yang melawati jalanan kota London, menampilkan deretan bangunan-bangunan dari kota Ratu Elisabeth tersebut. Bangunan kuno yang tertata rapi begitu menarik sekali. Membuat mata begitu dimanjakan.Mereka sampai di halte pemberhentian. Mereka harus berjalan lagi ketika menuju ke toko milik Cia. Saat sampai di sana, penampilan toko hampir sama dengan toko-toko sebelahnya. Menampilkan bangunan kuno yang ekstetik. Saat masuk mereka disuguhi dengan interior khas Eropa. Kue-kue yang berjajar di etalase begitu menggugah selera sekali. Pengunjung yang datang pun cukup ramai. Beberapa menikmati makan kue di bangku-bangku yang berada di luar. Ada pun juga yang di dalam, yaitu berada di lantai dua. “Hai, kalian sudah datang.” Cia yang melihat adik-adik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status