Share

Bab 5 Calon Penganti Pria

Al menemui Noah di kamarnya. Dia ingin meminta pria dua anak itu untuk ikut menemui mertuanya. Kamar Noah yang berada di lantai bawah membuatnya harus naik lift ke sana. Tepat di depan kamar, Al mengetuk pintu.  

“Ada apa Al ke sini?” Noah sedikit terkejut ketika Al berada di depan kamarnya.

 “Papa Sean ingin bertemu denganmu.” Al pun menyampaikan niatnya.          

“Aku?” tanya Noah menunjuk ke arahnya.

“Iya, kamu. Ada yang ingin dibicarakan.”

Sebenarnya Noah bingung dengan niat papa mertua Al, tetapi dia ingin tahu untuk apa. Terlebih lagi tadi dia dengar jika ada keributan antara Retta dengan calon suaminya. Ach … mungkin papa mertua Al sedang membutuhkan bantuan. Jadi dia memanggilnya. Itulah yang dipikir Noah. “Baiklah, aku bilang Cia dulu jika aku akan keluar.”  Noah masuk ke kamar lebih dulu. Berpamitan dengan istrinya.

Bersama dengan Al, Noah langsung menuju ke kamar Papa Sean. Di sana sudah ada Shera juga serta mama dan papanya. Mereka tampak sekali menunggu dirinya.

“Silakan duduk, Noah.” Papa Sean dengan sopan mempersilakan Noah untuk duduk.

Noah tersenyum. Kemudian ikut duduk di samping Al. Noah menunggu Papa Sean berbicara sambil menikmati teh yang disajikan oleh Shera.

“Jadi begini, Noah, mungkin kamu sudah dengar tentang pertengkaran antara Retta dan calon suaminya. Akhirnya pernikahan mereka akan gagal. Namun, karena pastinya ini akan menjadi berita heboh serta membuat malu keluarga kami. Kami sepakat untuk mencari pengantin pria untuk Retta.” Papa Sean pun menjelaskan pada Noah.

“Pak Sean tidak sedang meminta saya untuk memiliki dua istri dengan menikahi Retta ‘kan?” Noah yang mencerna setiap ucapan Papa Sean, mengambil kesimpulan itu.

Hal itu langsung membuat tawa Papa Noah, Mama Stela, Shera, dan Al. Mereka tidak menduga jika Noah berpikir hal itu.

“Maaf, kalau kamu memahami penjelasan itu seperti itu, tetapi bukan itu maksudnya.” Papa Sean tersenyum.

“Lalu maksudnya bagaimana?” tanya Noah yang begitu penasaran.

“Kami ingin Rylan menjadi pengantin pria untuk Retta.” Akhirnya Papa Sean mengungkapkan apa yang sedari tadi ingin disampaikan.

“Rylan?” tanya Noah memastikan kembali.

“Iya, jadi kami merasa Rylan cocok untuk Retta.” Papa Sean sudah banyak bertanya dengan Rylan. Saat pria itu tidak memiliki kekasih, dia rasa dia cocok untuk putrinya. “Aku juga sudah dengar jika dia sedang mengurusi proyek di sini. Menurutku, Rylan yang jauh-jauh datang ke sini untuk proyek, pasti punya tanggung jawab besar terhadap pekerjaan. Itu artinya dia juga bisa bertanggung jawab atas rumah tangganya.”

Noah cukup terkejut ketika Papa Sean mengungkapkan jika dia ingin Rylan menjadi calon suami Retta. Sebenarnya Noah tahu pasti jika Rylan menyukai Retta. Namun, sifat kekanak-kanakan Rylan membuatnya ragu untuk mengizinkan Rylan menikah.

“Dia jauh lebih muda dibanding Retta. Aku takut dia tidak bisa bertanggung jawab dengan benar.” Noah mengungkapkan keraguannya. Dari pada jadi permasalahan suatu hari nanti.

“Aku yakin dia bukan kekanak-kanakan, tetapi ingin membuat suasana nyaman saja.” Entah kenapa dia merasa yakin dengan Rylan, dibanding dengan Gerald. Apalagi setelah tadi mengobrol.

“Jika Anda yakin, saya pun akan berusaha yakin. Saya juga akan jamin jika dia akan menjadi suami yang baik untuk Retta.” Noah mengenal Rylan dengan baik. Adiknya itu tidak seperti dirinya yang aneh-aneh. Jadi dia yakin jika saat nanti Rylan dia akan menjadi suami yang baik.

“Baiklah, jika kamu sudah setuju. Berarti aku tinggal menyiapkan semua. Tolong minta Rylan siapkan semua sekarang. Karena kita tidak punya banyak waktu lagi, mengingat pernikahan tinggal besok,” ucap Papa Sean pada Noah. Dia beralih pada Al. “Tolong kamu urus, Al. Berapa pun biaya yang diperlukan untuk mengurus semua ini secara cepat berikan saja. Aku ingin mereka menikah besok.”

Noah dan Al mengangguk. Waktu mereka tidak banyak. Jadi mereka harus bergegas untuk ke segera mengurusnya. Al sudah bisa membayangkan akan jadi apa seharian ini dia akan kelimpungan, tetapi dengan bantuan orang-orang penting yang dia miliki, pastinya akan mudah untuk melaksanakan semua.

***

Rylan yang bosan di kamarnya memilih ke kamar kakaknya. Dia ingin bermain dengan keponakannya. Mengisi luang waktu yang dimiliki. Di kamar dia langsung bermain dengan Lora dan Nick.

“Uncle.” Lora memanggil Rylan.

 “Hai, cantik.” Rylan menjatuhkan tubuhnya menciumi Lora dan Nick. Membuat dua bocah itu tertawa terbahak-bahak. Namun, dia langsung menghentikan aksinya. Biasanya sang kakak akan protes ketika anaknya diciumi olehnya. “Ke mana Kak Noah, Kak?” tanyanya pada kakak iparnya.

“Dia sedang diajak Kak Al menemui Papa Retta,” jelas Cia-kakak ipar Rylan seraya mengambil Nick dan membawanya ke dalam gendongan.

“Ada apa papa Retta memanggil Kak Noah?” Rylan merasa heran dengan yang dilakukan kakaknya. Dia pun memilih mengabaikan pikiran dari ada urusan apa kakaknya dengan papa Reta. Melanjutkan mengganggu Retta agar suasana tidak sepi.

Tepat saat sedang bercanda, suara pintu diketuk. Cia yang mendengar bergegas membuka pintu. Sambil membawa Nick yang berada di gendongannya. Ternyata yang datang adalah Noah. Nick yang melihat daddy-nya, langsung mengulurkan tangan. Meminta sang daddy untuk menggendongnya. Dengan senang hati Noah langsung mengendong anaknya yang kini sudah berusia dua tahun itu.

“Bagus kamu di sini.” Saat masuk, dia melihat adiknya berada di kamarnya. Jadi dia tidak perlu susah payah datang ke kamar sang adik atau mungkin menghubungi sang adik.

“Ada apa memangnya?” Rylan merasa bingung dengan ucapan kakaknya.

“Ada hal penting yang ingin aku sampaikan.” Noah memberikan Nick pada Cia. Kemudian mengayunkan ke balkon kamar hotel. Memilih untuk bicara di sana.

Cia yang melihat suaminya ingin bicara penting dengan Rylan, memberikan kode pada adik iparnya itu untuk segera menuju ke balkon. Menyusul sang kakak.

Dengan sigap, Rylan bergegas untuk menghampiri kakaknya. Dia merasa kakaknya memang benar-benar ingin membicarakan hal penting. Entah, Rylan tidak tahu hal penting apa yang ingin dibicarakan.

Tepat di balkon, Rylan ikut duduk di kursi yang berada di samping sang kakak. Menoleh pada sang kakak penuh degan tanda tanya. “Ada apa sebenarnya?” tanyanya ingin tahu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
wah ternyata rasa suka nya riylan sama Retta jd kenyataan tp tidak dengan Retta mungkin harus belajar mencintai klo riylan jangan d tanya pasti dia cinta banget sama Retta semangat riy semoga jodoh sampai tua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status