Home / Romansa / Perginya istri Rahasia Ceo / Bab 5. Kayla Memulai karirnya.

Share

Bab 5. Kayla Memulai karirnya.

Author: V3yach
last update Last Updated: 2025-09-04 14:50:52

Hari-hari Kayla di kota kecil itu terasa lambat, sangat berbeda dari kesibukan Jakarta. Di pagi hari, ia membantu ibunya merapikan rumah atau berbelanja di pasar, sementara di siang hari, ia mulai bekerja di sebuah studio interior yang dikelola oleh sahabat lama ibunya. Meskipun studio itu tidak besar, cukup ramai karena dipercaya menangani proyek rumah-rumah minimalis dan kafe modern di kota tersebut.

Awalnya, Kayla hanya berniat membantu dengan tugas-tugas ringan, namun karena bakatnya dalam menggambar sketsa dan merancang konsep ruang, pemilik studio menawarkan pekerjaan tetap. Ia akhirnya menerima tawaran tersebut, lebih untuk mengisi kekosongan hatinya daripada sekadar mencari nafkah.

Suatu sore, Seorang pria masuk dengan langkah percaya diri. Tubuhnya tinggi, wajahnya tenang, dan dari cara dia menyapa pemilik studio, jelas bahwa dia bukan orang asing,Kayla yang berdiri di meja kerja tiba-tiba tertegun.

“Reyhan?” bisiknya, hampir tidak percaya.

Pria itu menoleh, terhenti, dan tatapannya langsung membeku. “Kayla?”

Pertemuan tak terduga itu menciptakan keheningan sejenak, membuat suasana studio terasa tegang. Pemilik studio, yang tidak mengetahui latar belakang keduanya, hanya tersenyum.

“Oh iya, Kayla. Ini Reyhan, klien kita yang akan membangun villa di tepi danau , Beliau ini adalah … eh tapi sepertinya kalian sudah saling kenal?”

Kayla buru-buru menunduk. “Iya, Bu. Saya kenal.”

Reyhan masih menatapnya, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia ingin berbicara lebih lanjut, namun menyadari bahwa tempat itu tidak tepat. Setelah membahas singkat tentang konsep villa, ia sempat menoleh lagi kepada Kayla.

“Aku ingin berbicara denganmu,bisa ketemu nanti?”

Kayla menahan napas. Ada keraguan, tetapi akhirnya ia mengangguk pelan. “Bisa ,tapi setelah jam kerja.”

Beberapa jam kemudian Malam itu pun akhirnya mereka bertemu, saat ini mereka sedang duduk di sebuah kafe sederhana di tepi jalan dekat alun-alun kota. Lampu kuning temaram dan suara musik akustik menciptakan suasana hangat. Namun bagi Kayla, duduk berhadapan dengan Reyhan justru membuat jantungnya berdegup kencang.

“Aku benar-benar tidak menyangka akan bertemu kamu di sini,” ujar Reyhan membuka percakapan. “Aku kira kamu masih di Jakarta, bersama Arvino.”

Kayla menunduk, menggenggam cangkir kopinya dengan erat. “Aku … tidak di sana lagi.”

Reyhan mengernyit. “Apa maksudmu?”

“Aku pergi ... Aku meninggalkan rumah itu.”

Reyhan terdiam sejenak, dia tahu arti dari kalimat itu. “Kayla, apa yang sebenarnya terjadi? Kamu ... ” tanya Rayhan dengan suara melemah sebelum dia mengubah nada. “Kamu baik-baik saja?”

Kayla menghela napas panjang. “Sejak awal, pernikahan itu bukan seperti yang kamu bayangkan,Rey. Aku hanya istri yang disembunyikan. Dia terus menjalani kehidupannya di depan publik, seolah aku tidak pernah ada.”

Reyhan menatapnya dengan sorot mata penuh pertanyaan. “Jadi … semua rumor itu benar? tentang dia dan Cassandra?”

Kayla mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. “Iya Benar,itu bukan rumor ,dia akan bertunangan dengan Cassandra,dan aku ... aku hanya bisa diam, berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa. Apa menurutmu aku masih bisa bertahan setelah semua ini?"

Reyhan terdiam ,hatinya bergejolak, karena di satu sisi Arvino adalah sahabat baiknya, sementara di sisi lain Kayla jelas sedang terluka parah,dan itu membuat dia tidak berdaya.

"Kayla, kenapa kamu tidak bercerita dari dulu? Kenapa harus menanggung semua ini sendirian?"

"Karena aku takut Rey ,aku tidak tahu siapa yang bisa di percayai. Aku bahkan khawatir jika aku bercerita, aku akan dianggap lemah. Aku hanya ... ingin selamat."

Reyhan bersandar pada kursinya, mengusap wajahnya dengan kedua tangan. "Kamu sadar kan, jika Arvino tahu aku bertemu denganmu, dia pasti akan marah? Dan dia pasti sudah mencarimu ke mana-mana, Kayla."

"Aku tahu," jawab Kayla dengan suara bergetar. "Makanya aku minta satu hal darimu, Rey. Tolong ... jangan bilang ke Arvino kalau aku ada di sini," pinta Kayla dengan nada lembut dan penuh harap.

Reyhan menoleh cepat, menatapnya tajam. "Kau serius? Dia sahabatku, Kay. Kau tahu bagaimana dia. Dia bisa sangat keras kepala. Dan jika dia tahu aku menyembunyikanmu ..."

"Aku mohon, Rey." Kayla meraih tangannya di atas meja, sesuatu yang membuat Reyhan semakin bimbang. "Aku butuh waktu untuk berdiri sendiri. Aku butuh waktu untuk bernapas tanpa bayangannya menghantui,jangan biarkan dia tahu aku di sini, jangan dulu."

Reyhan memejamkan mata, mencoba menenangkan pikirannya. "Jadi itu artinya, kamu minta aku mengkhianati sahabatku sendiri."

"Aku tidak minta kamu mengkhianatinya,aku hanya minta kamu melindungiku,tolong ..." ucap Kayla lirih, dengan air mata yang jatuh, membuat Reyhan terdiam.

Suasana hening sejenak, hanya suara musik akustik yang mengisi ruangan. Akhirnya Reyhan membuka mata, menatap Kayla yang begitu rapuh di hadapannya.

"Baiklah kalau itu mau kamu,aku akan menjaga rahasiamu,tapi dengan satu syarat."

Kayla mengusap air matanya. "Syarat apa?"

"Kamu harus berjanji bahwa suatu saat, ketika kamu sudah siap, kamu akan berbicara langsung dengan Arvino, karena kamu tidak bisa lari selamanya, Kayla. Itu bukan solusi."

Kayla terdiam lama, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, aku janji, tapi bukan sekarang."

Malam itu setelah mereka berpisah, Reyhan berjalan sendirian di jalan kota kecil yang sepi. Kepalanya dipenuhi dengan pertentangan. Arvino adalah sahabatnya sejak kecil. Mereka telah membangun banyak mimpi bersama, bahkan Reyhan pernah menjadi orang yang tahu setiap luka dan ambisi Arvino. Namun, melihat Kayla tadi, Reyhan menyadari betapa sahabatnya telah menyia-nyiakan sesuatu yang sangat berharga.

"Kenapa kau bodoh sekali, Vin ..." gumamnya lirih.

Reyhan menatap langit malam yang gelap. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Reyhan merasa berada di persimpangan, antara kesetiaan kepada sahabat atau empati kepada seorang perempuan yang jelas-jelas membutuhkan perlindungan. Dan dengan penuh kesadaran, perasaan itu sudah tumbuh sejak lama di dalam hatinya, mulai ada sejak pertama kali Arvino mengenalkan Kayla padanya, dan anehnya perasaan itu semakin menggebu,setiap kali mengingat tatapan Kayla malam ini.

***

Hari-hari berikutnya, Reyhan dan Kayla sering bertemu di studio karena proyek villa. Meskipun mereka berusaha untuk tetap profesional, percakapan pribadi tak dapat dihindari. Kayla kini lebih sering tersenyum, meskipun masih ada luka yang belum sembuh.

“Rey, aku merasa seolah menemukan dunia baru di sini,” kata Kayla suatu sore saat mereka sedang memeriksa sampel kain. “Dulu, aku bahkan tidak tahu aku bisa bekerja seperti ini,ternyata, aku masih bisa berguna tanpa harus selalu bergantung pada orang lain.”

Reyhan tersenyum tipis. “Itu karena kamu memang berbakat,dan jujur, Kayla, kamu lebih kuat daripada yang kamu kira.”

Pernyataan itu membuat Kayla menunduk, merasakan kehangatan sekaligus kerapuhan. Namun di sisi lain, Reyhan mulai dihantui rasa bersalah. Setiap kali ia melihat notifikasi pesan dari Arvino di ponselnya yang selalu menanyakan kabar dan kadang bertanya apakah ia tahu sesuatu tentang Kayla, hatinya terasa berat.

Dan Rayhan akan selalu menjawab singkat, “Aku belum dengar kabar apa-apa.” Kebohongan kecil yang kini semakin membesar.

Hingga malam tiba, setelah menyelesaikan rapat desain, Reyhan mengantar Kayla pulang. Mereka berhenti sejenak di depan rumah kecil Bu Yuliana.

“Terima kasih sudah mengantarkanku,” kata Kayla sambil tersenyum lemah.

Reyhan menatapnya lama. “Kayla, jika suatu hari Arvino tahu aku menyembunyikanmu, kamu harus siap dengan risikonya ,dia bisa sangat marah.”

Kayla menatap balik, matanya tenang tetapi penuh kesedihan. “Jika saat itu tiba, aku akan menghadapinya, tapi untuk sekarang,tolong biarkan aku bersembunyi dulu, Rey.”

Reyhan menghela napas panjang, lalu akhirnya mengangguk. “Baiklah, aku akan menjaga rahasiamu,sampai kamu siap.”

Kayla tersenyum samar, lalu masuk ke rumah,Reyhan masih berdiri di luar, menatap pintu yang tertutup pelan. Di dalam hatinya, sebuah pergulatan baru mulai tumbuh.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 5. Kayla Memulai karirnya.

    Hari-hari Kayla di kota kecil itu terasa lambat, sangat berbeda dari kesibukan Jakarta. Di pagi hari, ia membantu ibunya merapikan rumah atau berbelanja di pasar, sementara di siang hari, ia mulai bekerja di sebuah studio interior yang dikelola oleh sahabat lama ibunya. Meskipun studio itu tidak besar, cukup ramai karena dipercaya menangani proyek rumah-rumah minimalis dan kafe modern di kota tersebut.Awalnya, Kayla hanya berniat membantu dengan tugas-tugas ringan, namun karena bakatnya dalam menggambar sketsa dan merancang konsep ruang, pemilik studio menawarkan pekerjaan tetap. Ia akhirnya menerima tawaran tersebut, lebih untuk mengisi kekosongan hatinya daripada sekadar mencari nafkah.Suatu sore, Seorang pria masuk dengan langkah percaya diri. Tubuhnya tinggi, wajahnya tenang, dan dari cara dia menyapa pemilik studio, jelas bahwa dia bukan orang asing,Kayla yang berdiri di meja kerja tiba-tiba tertegun.“Reyhan?” bisiknya, hampir tidak percaya.Pria itu menoleh, terhenti, dan tat

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 4. Arvino Bingung Kayla Pergi.

    Sekali lagi, pintu penthouse terbuka dengan suara mekanik yang khas. Arvino masuk dengan tergesa-gesa, jasnya belum sempat dilepas, napasnya tersengal-sengal,dia baru saja pulang dari rapat internal Mahendra Corp yang seharusnya berlangsung hingga malam, tetapi hatinya terasa gelisah, seolah ada yang tidak beres.“Kayla?” serunya, suaranya bergema di antara dinding putih dan lantai marmer yang mengilap, namun tidak ada jawaban.Arvino meletakkan tas kerjanya di sofa dan langsung menuju kamar,kamar itu masih kosong, lemari pakaian Kayla sedikit terbuka, dan semakin jelas bahwa sebagian besar bajunya tidak ada,pandangannya tertuju pada meja rias, di mana cincin pernikahan yang pernah ia berikan tergeletak, dan di atasnya terdapat sepucuk surat yang terbuka, isinya masih terngiang di kepalanya.“Aku harus menyelamatkan diriku sendiri.”Arvino segera mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon Kayla sekali, dua kali, tiga kali, tetapi tetap tidak aktif.“Kayla, tolong angkat, teleponnya.

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 3 . Memutuskan Pergi diam - diam.

    Kayla berdiri di depan lemari pakaian, menatap deretan gaun sederhana miliknya,semua itu tampak seperti kenangan masa lalu yang kini tak lagi berarti,tangannya sedikit bergetar saat melipat pakaian dan memasukkannya satu per satu ke dalam koper,dia menarik napas dalam-dalam, lalu duduk di tepi ranjang. Matanya terpaku pada ponsel yang tergeletak di meja kecil tidak ada pesan masuk, tidak ada panggilan ,Arvino belum memberi kabar sejak pagi,tentu saja pria itu terlalu sibuk dengan segala urusan pertunangannya dengan Cassandra.Perlahan dia menatap bayangannya di cermin Wajah yang dulunya bersinar kini tampak lesu. Bibirnya pucat, mata berkantung, tetapi ada sesuatu yang baru sorot matanya kini tak lagi rapuh,Hari ini Kayla akan pergi bukan sebagai pelarian, tetapi sebagai langkah penyelamatan.Di lantai 21 gedung Mahendra Corp, Arvino duduk di ruang rapat, dikelilingi oleh para direktur dan manajer proyek,presentasi mengenai kerja sama dengan perusahaan keluarga Andjani sedang berlangs

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 2. Kedatangan Surat Undangan.

    Beberapa saat setelah suara pesan dari ponselnya terdengar, Kayla menatap layar dengan tatapan kosong. "Kenapa kamu belum tidur?" pesan dari Arvino.Setelah membaca pesan itu ,dia sempat ingin membalas, tetapi akhirnya meletakkan ponsel itu kembali di samping bantal tanpa memberikan jawaban.“Untuk apa aku membalasmu, Vin?” ujarnya pelan. "Kamu bertanya setelah menghancurkan hatiku.kamu bertanya setelah merencanakan pertunangan dengan wanita lain, sementara aku masih tinggal di rumahmu sebagai istrimu."Kayla menarik selimut dan berbaring menyamping, memunggungi jendela. Matanya kembali berkaca-kaca, tetapi kali ini ia tidak menangis. Ia hanya terdiam, dalam keheningan yang menyelimuti malam itu.Sebelum menutup mata, ia menatap satu titik di dinding kosong, berpikir bahwa mungkin besok tidak akan ada yang berubah.Namun, mungkin suatu hari nanti, dia akan menemukan kekuatannya. Dan saat itu tiba, Arvino tidak akan siap untuk kehilangan.***Keesokan harinya, seperti biasa, Kayla me

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 1. Kayla, istri Rahasia.

    “Mbak, air panasnya sudah saya tuangkan. Mau saya bantu siapkan rotinya juga?” tanya Bu Tati sambil meletakkan teko kaca berisi air panas di meja makan.Kayla mengangguk pelan. “Terima kasih, Bu Tati. Biar saya yang mengurusnya, Ibu istirahat saja, ya.”Pelayan tua itu tersenyum lembut. Kayla bisa melihat kerutan di wajahnya saat tersenyum, tetapi ada ketulusan yang membuat suasana penthouse yang dingin terasa sedikit lebih hangat. Setelah Bu Tati kembali ke kamarnya, Kayla menuang teh chamomile ke dalam cangkir putih polos. Aroma menenangkan mulai tercium perlahan.Di luar jendela, langit Jakarta mendung. Angin sore meniup tirai tipis, membuatnya bergoyang lembut. Penthouse itu mewah, dengan lantai marmer, furnitur elegan, dan lukisan-lukisan mahal di dinding. Namun bagi Kayla, semua itu terasa seperti sangkar,Sangkar indah untuk seorang istri yang tak pernah diakui.Hampir setahun telah berlalu sejak hari itu. Hari ketika ia dan Arvino Mahendra menikah secara diam-diam di sebuah vil

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status