Home / Romansa / Perginya istri Rahasia Ceo / Bab 4. Arvino Bingung Kayla Pergi.

Share

Bab 4. Arvino Bingung Kayla Pergi.

Author: V3yach
last update Last Updated: 2025-09-04 14:36:04

Sekali lagi, pintu penthouse terbuka dengan suara mekanik yang khas. Arvino masuk dengan tergesa-gesa, jasnya belum sempat dilepas, napasnya tersengal-sengal,dia baru saja pulang dari rapat internal Mahendra Corp yang seharusnya berlangsung hingga malam, tetapi hatinya terasa gelisah, seolah ada yang tidak beres.

“Kayla?” serunya, suaranya bergema di antara dinding putih dan lantai marmer yang mengilap, namun tidak ada jawaban.

Arvino meletakkan tas kerjanya di sofa dan langsung menuju kamar,kamar itu masih kosong, lemari pakaian Kayla sedikit terbuka, dan semakin jelas bahwa sebagian besar bajunya tidak ada,pandangannya tertuju pada meja rias, di mana cincin pernikahan yang pernah ia berikan tergeletak, dan di atasnya terdapat sepucuk surat yang terbuka, isinya masih terngiang di kepalanya.

“Aku harus menyelamatkan diriku sendiri.”

Arvino segera mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelepon Kayla sekali, dua kali, tiga kali, tetapi tetap tidak aktif.

“Kayla, tolong angkat, teleponnya.” gumamnya, tangannya mulai bergetar,dia memanggil satpam melalui interkom.

“Pak Dwi, saya Arvino,tolong cek rekaman kamera sejak pukul empat sore tadi, apakah ada aktivitas keluar dari penthouse saya?”

Suara satpam menjawab cepat. “Iya Tuan, Bu Kayla keluar sekitar jam empat lewat lima belas, membawa koper kecil, dan saya sempat menyapanya juga,Tuan.”

Jantung Arvino berdebar semakin kencang, lalu da bertanya lagi. “Dia pergi ke mana?”

“Belum jelas, Tuan, tapi dia menolak dibantu dan mengatakan hanya ingin keluar sebentar.”

“Sebentar apanya.” Arvino mengusap wajahnya dan kembali duduk di ranjang yang terasa kosong. “Kenapa kamu pergi,Kayla, kenapa kamu meninggalkan aku begitu saja?”perlahan dia merebahkan dirinya, memandang langit-langit kamar milik Kayla yang terasa hampa sekarang.

***

Di sisi lain,Kayla menarik napas panjang, mobil online yang membawanya berhenti di depan rumah kecil bercat putih di ujung gang, rumah masa kecilnya yang dulu ia tinggalkan dengan banyak tanya dan luka, kini menjadi satu-satunya tempat yang bisa ia tuju,pintu pagar terbuka perlahan, ia menyeret kopernya pelan,beberapa detik kemudian, pintu depan rumah terbuka.

“Kayla?” seru Bu Yuliana terkejut,membuat hatinya hancur.

“Ibu …”

Bu Yuliana langsung berlari menghampiri putrinya dan memeluk Kayla erat, bahkan sebelum pertanyaan muncul di bibirnya.

“Kamu kenapa? Wajahmu pucat, badanmu kurusan … astaga, Kayla, ada apa?”

Kayla mencoba tersenyum, tetapi tidak bisa,dia hanya menggeleng lemah. “Aku capek, Bu …"

“Iya, iya masuk dulu, Nak.taruh kopernya, duduklah, Ibu akan ambilkan air putih dulu, ya.”

"Iya, Bu, terima kasih," jawab Kayla sambil mengangguk.

Dia pun duduk di ruang tamu yang terasa asing dan hangat sekaligus, Kayla merasa seolah kembali ke dirinya yang dulu, tetapi kini dia bukan lagi gadis kecil, melainkan perempuan yang membawa luka besar dalam diam,beberapa saat kemudian, Bu Yuliana duduk di samping Kayla dan menyodorkan segelas air.

“Kamu datang tiba-tiba, tanpa memberi kabar sebelumnya,ada apa? Apakah ada masalah dengan Arvino?”

Mendengar nama itu, Kayla mengalihkan pandangannya dan menggenggam gelas itu dengan erat. “Aku sudah tidak kuat Bu,aku tinggal di rumah itu bukan sebagai istri, melainkan hanya sebagai pengisi waktu dan hiasan dinding saja.”

Bu Yuliana terdiam, dugaannya selama ini ternyata benar. “Dia menyakitimu ?”

“Bukan dengan pukulan atau kata-kata, Bu, tapi dengan ketidakpeduliannya terhadap semua keputusan yang dia buat tanpa melibatkanku.” Kayla menatap ibunya, matanya mulai berkaca-kaca. “Apalagi dia mau tunangan, Bu ... dengan perempuan lain, dan dia tetap menganggap aku harus diam di sana, jadi istri rahasia yang tidak boleh muncul di publik.”

Ibu Yuliana menarik napas panjang, matanya tajam. “Apa? Tunangan? Tapi kalian sudah menikah kan, Kayla?”

“Iya, kami menikah, tapi tidak ada yang tahu, kecuali beberapa orang terdekatnya ,Bagi dia, aku hanya bagian dari perjanjian.”

“Kayla ... " sekali lagi panggil Bu Yuliana terdengar parau. “Kenapa kamu baru cerita sekarang? Kenapa kamu tahan semua ini sendirian?”

“Karena aku takut, Bu, aku pikir mungkin suatu hari dia akan berubah, mungkin dia akan mulai memperhatikanku, tapi kenyataannya ... dia tidak pernah menoleh sekalipun.”

“Dia tahu kamu pergi?”

“Aku meninggalkan surat, tapi aku tidak mau dia mencariku.”

“Sayang ...," Bu Yuliana meraih  tangan Kayla dan menggenggamnya. “Kamu bukan perempuan yang bisa disembunyikan,kamu adalah istri sah, apa pun alasannya, dia tidak berhak mempermainkanmu seperti itu.”

“Aku tahu, Bu, tapi rasanya ... aku juga salah, aku terlalu berharap.”

“Bukan salah berharap, salahnya ada pada orang yang tidak bisa menghargai.”

Air mata Kayla jatuh, dan dia memeluk ibunya dengan erat, seperti seorang anak kecil yang akhirnya bisa menangis di pangkuan ibunya setelah lama berpura-pura kuat.

***

Keesokan harinya, Arvino tidak tidur semalaman,dia menghubungi berbagai kontak, mengecek semua tempat yang mungkin Kayla tuju hotel, apartemen, bahkan tempat sahabat Kayla semasa kuliah. Namun semua usaha itu sia-sia, dia bahkan hampir pergi ke bandara, khawatir Kayla sudah meninggalkan kota.

Pagi itu, Arvino datang ke kantor dengan mata sembab dan kepala berat, Restu segera menghampirinya. “Pak, ada yang bisa saya bantu cari?”

“Tidak usah.” Arvino melambaikan tangan dan masuk ke ruang kerjanya, menutup pintu rapat-rapat.

Setelah beberapa saat, dia membuka galeri ponselnya dan memandangi foto-foto Kayla secara diam-diam, tidak banyak, karena Kayla memang tidak suka difoto, tapi ada satu momen ketika dia secara tidak sengaja memotret Kayla yang sedang tertidur di sofa sambil memeluk bantal,Saat itu ... kini terasa sangat jauh,Kemudian, dia memutar-mutar cincin kawin yang kini sudah dilepas dari jarinya.

 “Kenapa aku sebodoh ini?” bisiknya lirih.

Beberapa saat kemudian, ponselnya berdering, dan tentu saja itu dari Cassandra dengan malas, akhirnya dia menjawab. 

“Vin, aku sudah lihat konsep final ballroom-nya,kita akan ada rapat jam tiga nanti, ya."

"Maaf, Casandra, aku tidak bisa datang, ada urusan mendesak."

"Urusan apa?"

"Kayla pergi."

Cassandra terdiam sejenak. "Kau masih ingin mencarinya?"

"Aku selalu mencarinya. Aku hanya ... terlambat menyadari bahwa dia adalah satu-satunya yang membuat rumahku terasa seperti rumah."

"Kalau begitu, apa gunanya semua ini, Vin?"

Arvino tidak menjawab,dia justru mematikan panggilan, berdiri dari kursi, dan menatap jendela besar gedung Mahendra Corp yang memperlihatkan langit Jakarta yang mendung,rasanya seperti cerminan hatinya sendiri.

Arvino bertekad untuk mencari Kayla sampai dia menemukannya ,apapun akan dia lakukan agar Kayla mau kembali padanya.

Sementara itu di rumah Bu Yuliana, siang itu setelah makan siang yang sangat sederhana, Kayla duduk di kamar lamanya, di mana foto-foto masa remajanya masih tergantung di dinding ,di laci meja kecilmasih ada catatan-catatan usang dan boneka yang dia tinggalkan dulu.

"Sudah lebih tenang sekarang?" tanya Bu Yuliana sambil masuk membawa teh hangat.

Kayla mengangguk. "Sedikit."

"Kamu mau tinggal di sini berapa lama?"

"Sampai aku siap, sampai aku tahu arah hidupku ke mana."

Ibu Yuliana duduk di ujung ranjang. "Kamu tahu, Kayla ... ibu bangga padamu karena kamu berani, berani keluar dari hubungan yang tidak sehat, meskipun hatimu masih penuh cinta."

Kayla menggigit bibirnya. "Tapi aku tetap sayang sama dia, Bu."

"Sayang itu tidak salah. Yang salah itu kalau kamu lupa untuk mencintai dirimu sendiri." Kalimat itu terasa menampar pelan namun dalam.

Kayla mengangguk pelan. "Iya, Bu ... kali ini, aku mau belajar mencintai diriku sendiri dulu."

Kembali ke tempat lain, di kantor Arvino, dia diam-diam memutar ulang rekaman CCTV penthouse dari malam sebelum Kayla pergi,dia memperbesar bagian saat Kayla duduk di ruang tamu, menatap kosong ke arah jendela sambil memegang secarik kertas,Arvino memperlambat video tersebut, berharap bisa membaca gerakan bibir Kayla yang mengucapkan kata-kata sebelum masuk lift,dan ketika akhirnya dia berhasil membaca gerakan bibir itu, hatinya hancur.

"Selamat tinggal, Arvino."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
~•°Putri Nurril°•~
yukk semangat Kay, ingat pesan ibu kamu. udah waktu nya kamu mencintai diri kamu sendiri
goodnovel comment avatar
~•°Putri Nurril°•~
welcome too. penderitaan vin. semoga hidup kamu gak bakalan tenang, dan apa yang kamu miliki perlahan akan hilang.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 57. Hari yang Bahagia.

    Dari kejauhan, gaun putih Kayla terlihat sempurna membentuk siluet tubuhnya. Rambutnya disanggul dengan anggun, dihiasi dengan mutiara halus. Ketika Kayla menatap Arvino, seolah dunia pria itu berhenti berputar. Tanpa menunggu, Arvino segera melangkah cepat, hampir berlari, menuju Kayla. “Vin …” ucap Kayla tertegun. Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, tubuhnya sudah ditarik ke dalam pelukan hangat Arvino. Dan sebelum Kayla bisa bernapas, bibir Arvino sudah mendarat dengan kuat di bibirnya. Ciuman itu penuh rindu, penuh hasrat, dan penuh perasaan yang selama ini terpendam. Kayla terkejut dan memukul dada Arvino pelan. “Ar ... Arvino, lepas! Malu dilihat banyak orang!” Reyhan yang berdiri tidak jauh langsung memukul punggung Arvino. “WOY! Ini masih di depan umum! Kamu mau bikin resepsi ini jadi rating 18+?!” Semua tamu pun tertawa, sementara wajah Kayla benar-benar memerah. Akhirnya, Arvino melepaskan ciuman itu, tersenyum canggung tetapi masih memeluk pinggang Kayla era

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 56. Hati yang berdebar.

    Sebelumnya,Mobil mewah berwarna hitam mengkilap berhenti di depan salon. Cahaya lampunya memantul di kaca, membuatnya terlihat seperti kendaraan para selebritas atau tamu kerajaan.Kayla yang baru keluar dari salon langsung tertegun di tempat, gaun putih elegannya melambai lembut tertiup angin.Seorang sopir pria berpakaian jas hitam yang rapi turun dari kursi depan. Ia membungkuk sopan, lalu membuka pintu belakang dengan hormat.“Selamat malam, Nyonya Kayla. Silakan masuk.”Kayla terkejut dan mundur setengah langkah. “Ma-maaf? Mobil ini ... untuk saya?”“Iya, Kay. Ayo, masuk saja.” Rani muncul di belakangnya dengan senyum penuh misteri.“Ran, jangan bercanda. Ini mobil siapa? Kita mau ke mana? Aku tidak mau ikut yang aneh-aneh. Kita harus ...”“Astaga Kayla ... kalau saya mau mencelakai kamu, dari tadi sudah saya lakukan, lho.” Rani menggulung matanya.“Rani!”Rani mendorong lembut bahu Kayla. “Percaya sama aku, Kay. Sumpah ... ini semua aman. Dan ini sangat penting.”Kayla menatap m

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 55. Detik detik menegangkan.

    Kayla menatap Rani dari kepala hingga kaki. “Ran, kamu yakin tidak ada yang kamu sembunyikan?”**Rani tersenyum canggung. “Enggak ada, Kay! Sumpah! Ini cuma ... perawatan biasa.”Staf salon mengantar Kayla ke kursi khusus yang dihiasi bunga putih dan lampu lembut. Kayla semakin bingung.“Kenapa tempatnya mirip kursi pengantin?”Rani hampir tersedak air liurnya. “Iya ya … haha mungkin ini dekorasi musim ini.”Beberapa jam berlalu. Kayla didandani dengan sangat teliti. Rambutnya ditata seperti ratu, makeup-nya sempurna, dan gaunnya disesuaikan agar pas di tubuhnya.Kayla melihat pantulan dirinya di cermin dengan tidak percaya.“Ran … ini … apakah ini tidak terlalu mewah untuk perawatan biasa?” tanya Kayla heran.“Kay, jujur ya … malam ini Kamu akan menjadi wanita tercantik di seluruh Jakarta,” jawab Rani bangga.Kayla menyipitkan matanya. “Kenapa kamu bicara dengan dramatis? Kamu yakin tidak ada yang aneh?”Rani menggenggam tangan Kayla perlahan. “Tidak ada … tapi berhak terlihat sepert

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 54. Sebuah kejutan.

    Arvino berdiri dan berjalan menuju jendela besar sambil memandang pemandangan kota. “Selama ini Kayla terlalu banyak menanggung rasa sakit karena aku, keluargaku, dan keadaan. Pernikahan kami sebelumnya … bahkan bukan pernikahan yang bisa disebut bahagia. Tersembunyi, penuh tekanan, dan berakhir dengan luka.” Suaranya berubah menjadi lebih lembut. Reyhan terdiam, hanya mengamati perubahan ekspresi di wajah sahabatnya. Arvino melanjutkan, “Aku ingin memperbaikinya, Rey. Aku ingin memberikan Kayla apa yang dulu tidak pernah bisa kuberikan—momen yang layak, di mana dia bisa berdiri sebagai istriku, tanpa rasa takut, tanpa sembunyi-sembunyi.” “Jadi maksudmu … kamu akan menikah lagi?” tanya Reyhan dengan mata sedikit melebar. “Bukan menikah lagi, tapi menegaskan kembali janji itu. Pernikahan yang sebenarnya di hadapan semua orang, dengan restu penuh keluarga, tanpa rahasia, tanpa rasa malu.” Arvino menatap Reyhan sambil tersenyum tipis. Reyhan mengangguk pelan, wajahnya mulai menunjuk

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 53. Rencana Kejutan.

    Sejenak Arvino terdiam, lalu menatap Tuan Surya tanpa ragu. “Tidak, Tuan. Saya tidak akan dan tidak pernah berpikir untuk membalas dendam. Saya hanya ingin hidup tenang bersama istri saya, itu saja.” “Dan jika suatu hari mereka mencoba lagi?” tanya Tuan Surya sekali lagi untuk memastikan. “Saya akan tetap mengikuti jalur hukum, bukan balas dendam,” kata Arvino dengan yakin. Hening. Suasana ruangan terasa sangat tegang. Tuan Surya akhirnya menarik kursi dan duduk perlahan, wajahnya kini tidak lagi sekeras sebelumnya. “Bagus, itu memang jawaban yang saya harapkan darimu, Vin,” ucap Tuan Surya dengan nada rendah. “Apa maksud Anda, Tuan …?” tanya Kayla terkejut. “Saya tidak datang untuk menyalahkan kalian, justru saya datang hanya untuk memastikan bahwa kalian tidak akan terjerumus ke dalam kebencian yang sama seperti istri dan anak saya.” Suara lembut namun penuh kepedihan keluar dari bibir lelaki tua itu. Pandangan matanya tampak lelah. “Saya gagal sebagai suami, dan juga gagal

  • Perginya istri Rahasia Ceo    Bab 52. Kedatangan yang Tak Terduga

    Keesokan harinya suasana di gedung Mahendra Group berlangsung normal hingga pintu kaca utama terbuka dengan suara Pagi itu Tiga orang berpakaian hitam masuk dengan langkah mantap, diikuti oleh sosok berwibawa mengenakan jas abu-abu dan tatapan dingin, Tuan Surya Andjani.Seketika, suasana kantor menjadi tegang. Para karyawan saling memandang, beberapa di antaranya berhenti bekerja, dan suara bisik-bisik mulai terdengar."Itu kan Tuan Surya Andjani ...""Iya, benar, itu Ayahnya Cassandra ...""Kenapa dia datang ke sini?"Sedangkan Di lantai atas, tepatnya di ruang kerja Arvino, Kayla dan Reyhan baru saja menyelesaikan pembahasan dokumen mengenai proyek sosial pasca skandal. Arvino duduk di kursinya, membuka map, hingga seorang sekretarisnya, Lina, mengetuk pintu dengan wajah pucat."Pa - pak Arvino,kata Petugas resepsionis Di lobi ada Tuan Surya Andjani datang ke sini. Sekarang sedang dalam perjalanan ke ruangan Bapak," ucap Lina terbata-bata."Apa?" seru Arvino spontan berdiri, dan K

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status