Share

Malam Panas

Author: Erisha.LA
last update Last Updated: 2021-11-17 11:15:34

Setibanya Devin dan Alena di apartemen. Mereka berdua pun melakukan kegiatan panas  sampai jam 04.00 pagi, baru berhenti. Mereka berdua tertidur karena sudah terlalu capek. Alena berada di pelukan Devin yang terasa sangat nyaman.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang, Alena terbangun karena merasakan ada yang menimpa pinggangnya. Alena mengerjapkan matanya   perlahan. Ia melihat dada bidang yang begitu nyaman. Alena pun mendongakkan wajahnya ke atas dan ia mengingat-ingat, siapa laki-laki ini dan kenapa ia bisa tidur di kamarnya.

Alena pun teringat bahwa yang berada di sampingnya ini cowok aneh kemarin. Kemudian, ia beralih melihat tubuhnya yang berada di dalam selimut.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

“Aaarggh,” teriak Alena. Devin yang terganggu tidurnya karena ada suara teriakan pun  terbangun.

“Berisik banget, sih,” ucap Devin sambil meregangkan badannya.

“Apa yang lo lakuin ke gue tadi malam? Dan, ini jam berapa? Gawat, gue telat masuk kerja,” ucap Alena panik saat melihat jam di HP-nya sudah menunjukkan pukul 12.00 siang.

“Kita semalam melakukan kegiatan panas dan tentunya kamu juga menikmatinya,” ucap Devin dengan santai.

“Hah ... itu tidak mungkin, kan?” tanya Alena.

“Mungkin ... dan ternyata kamu masih perawan,” ucap Devin.

“Kenapa kamu tega lakuin itu? Kamu udah mengambil mahkota yang selama ini aku jaga,” ucap Alena sambil terisak. Air matanya jatuh berderai. 

Devin yang melihat Alena menangis pun menjadi merasa berasalah. Sial! Ini gara-gara obat perangsang sialan. Siapa yang menaruh obat itu ke dalam minumannya.

Devin pun langsung memeluk Alena dan menenangkannya. “Gue akan tanggung jawab apa yang sudah gue lakuin ke kamu,” ucap Devin.

Alena pun melepaskan pelukannya. “Tidak perlu! Anggap saja kita tidak pernah melakukannya dan tidak pernah saling ketemu sebelumnya ataupun saling kenal. Lebih baik, kamu pergi sekarang dari apartemenku,” ucap Alena.

Devin pun memakai pakaian, lalu ia pergi dari apartemen Alena, meninggalkan Alena yang masih menangis. Sebenarnya, Devin masih ingin menenangkan Alena, tetapi Alena terus mengusirnya. Devin lebih baik mengalah dan meninggalkan Alena sendiri.

Alena turun dari ranjangnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Alena memenuhi air di bathub dengan air hangat. Ia ingin berendam. Alena menyebur ke dalam bathub yang sudah terisi air penuh. Ada rasa perih di area intimnya, serta badannya terasa remuk.

Setelah selesai mandi, Alena mengenakan dress. Ia segera menelepon temannya. “Hallo, Neta! Maaf, hari ini gue nggak masuk kerja. Izinin gue ke Bos, ya,” ucap Alena.

“Hah, lo kebiasaan, Ale. Udah dari tadi pagi gue izinin. Ini udah jam berapa baru nyuruh izinin?” tanya Aneta dari seberang telepon.

“Makasih, ya. Lo emang sahabat gue yang paling the best, deh, pokoknya,” ucap Alena.

“Iya, tapi ngomong-ngomong, lo kenapa, kok, bisa nggak masuk kerja?” tanya Aneta.

“Ceritanya panjang, Neta. Nanti, pas gue masuk kantor, gue bakal ceritain semuanya. Ya udah, gue matiin, ya,” ucap Alena lalu langsung mematikan HP-nya. Setelah itu, Alena ke dapur mencari makanan dan satu gelas jus jeruk, ia bawa ke ruang tamu. Alena menghidupkan TV.

**

Devin yang baru saja sampai rumahnya langsung menuju ke kamarnya. Di kamar bercat abu-abu yang begitu luas, Devin masih memikirkan apa yang selanjutnya harus ia lakukan. Devin benar-benar pusing memikirkan ini. 

Kenapa bisa ada obat perangsang di minumannya? Siapa yang menaruhnya? Devin berpikir, apa ini ulah Kevin dan Alvin, dua temannya yang suka resek?

Kalau benar iya, Devin harus memberi pelajaran untuk mereka berdua. Tiba-tiba pintu kamar Devin terbuka dan muncullah mamanya dari balik pintu.

“Mama,” ucap Devin.

“Devin, kamu dari mana aja, dari semalam kamu nggak pulang?” tanya Stevani. Stevani pun menutup pintu kamar Devin dan berjalan mendekati Devin lalu duduk di tepi ranjang.

“Itu, Ma ... tadi malam, Devin tidur di rumah teman Devin, Ma. Maaf, lupa kasih kabar ke Mama,” ucap Devin sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia bingung mau jawab apa. Tidak mungkin juga, kan, Devin menjawab bahwa semalam ia tidur di tempat cewek dan melakukan hubungan intim. Bisa-bisa mamanya marah besar lagi.

“Lain kali, kamu harus kasih kabar, Dev. Jangan bikin Mama khawatir,” ucap Stevani.

“Iya, Ma, Maaf, ya! Lain kali, Devin bakal kasih kabar ke Mama,” ucap Devin sambil memeluk mamanya.

“Dasar, anak nakal. Sekarang, anak Mama yang laki-laki ini, sudah dewasa, ya. Ya, udah. Yuk, kita ke bawah, makan siang! Mama udah siapin makanan kesukaan kamu,” ucap Stevani. Devin pun melepaskan pelukannya dan mamanya mengajak keluar kamar untuk  ke bawah.

Di meja makan, sudah ada papa Devin yang menunggunya. Devin pun duduk di kursi dekat papanya.

“Papa! Papa tumben nggak ke kantor?” tanya Devin.

“Papa lagi nggak enak badan, Dev. harusnya Papa yang bertanya begitu,” ucap Abraham.

“Maaf, Pa. Devin lupa kalau hari ini harus ke kantor,” ucap Devin sambil menyuapkan makanannya ke mulutnya.

“Ya, sudah, nggak apa-apa.  Papa masih bisa handle, tapi besok kamu harus masuk kantor,” ucap Abraham.

“Siap, Pa,” ucap Devin.

Selanjutnya, mereka melanjutkan makan siang dengan hening, yang terdengar hanya suara piring dan sendok yang saling beradu.

Setelah selesai makan siang, Devin balik ke kamarnya lagi untuk beristirahat. Devin merasakan badannya yang begitu sangat lelah dan harus segera diistirahatkan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjalanan Cinta Alena   Kesedihan dan kebahagian (END)

    Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar

  • Perjalanan Cinta Alena   Honeymoon

    Alice dan Evan saat ini berada di Tokyo, mereka berdua sedang berjalan-jalan dan mereka berdua juga akan makanan khas Jepang. Alice sangat bahagia saat ini, dirinya bisa memiliki Evan untuk selamanya, walau pun di awal dia harus merasakan sakit hati dan terkadan dia juga harus bertengkar dengan Evan dan pertengkaran mereka juga tidak jelas karena memang semuanya diawali oleh Alice yang marah lebih dulu tanpa Evan tahu.Evan menggandeng tangen Alice dengan erat, dia tidak ingin terpisah jauh dari Alice, dia ingin selalu berada di samping Alice. “Sayang masih lamakah?” tanya Alice pada Evan, mereka berjalan sudah jalan sedikit jauh, Alice merasa sedikit lelah saja karena memang dia sudah lama tidak berjalan jauh.“Sedikit lagi baby, kamu sudah sangat lelah?” tanya Evan.“Aniyo, hanya saja aku sudah lapar,” ucapnya dan tentu saja Alice berbohong, sedangkan Evan hanya tersenyum dan mengajak jalan Alice lebih cepat agar cepat sampai.Akhirnya mereka sampai di restoran Jepang, mereka duduk

  • Perjalanan Cinta Alena   Club malam

    Malam ini Mareta dan Sania keluar rumah secara diam-diam agar penghuni rumah ini tidak melihat mereka, mereka bahakan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh pelaya atau pun bodyguard karena kalau sampai ketahuan rencana bisa gagal semuanya hanya kecerobohan mereka. Akhirnya mereka pun sampai di depan pagar dan langsung masuk ke dalam taksi untuk mengantarkan mereka ke club malam, karena memang mala mini mereka akan bersenang-senang.“Kita mau kemana ma?’ tanya Sania.Mareta menoleh dan hanya tersenyum, “Nanti kamu juga akan tahu dan kamu juga akan menikmatinya, dan selanjutnya kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti itu Sania karena kehidupan seperti itulah yang nantinya kamu memiliki banyak uang.”Sungguh Sania tidak mengerti akan maksud sang mama, namun tetap saja dia menuruti perkataan mamanya, dirinya tidak ingin berdosa dengan membantah perkataan mamanya, dirinya ingin menjadi anak baik untuk mama, sedari kecil dia hanya hidup bersama dengan mama saja. Bahkan san

  • Perjalanan Cinta Alena   Sania dan Mareta

    Pagi ini Sania dan Mareta datang ke rumah Alena dan Devin, mereka berencana untuk berpura-pura mencari keberadaan Alice yang ternyata tinggal di rumah mereka, mereka juga akan mengaku sebagai keluarga Alice yang selama ini Alice menghilang dan hanya mengirimkan uang saja ke mereka. Mereka berencana ingin tinggal bersama Alice nantinya dan itu memang sudah rencana Mareta dari awal, dia bahkan juga menyuruh Sania nantinya untuk mendekati Evan agar rumah tangganya mengalami sedikit perpecahan.Mereka sudah berada di depan pintu rumah Alena dan Devin, bahkan mereka juga memencet bel pintu rumah Alena dan Devin. Sampai akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan.“Maaf mencari siapa ya?” tanya seorang pelayan wanita.“Saya mau mencari Alice, apa benar dia tinggal di sini? Saya mama dan ini adik Alice,” ucapnya.“Oh, nona Alice. kalau begitu silahkan masuk lebih dulu,” ucap pelayan wanita, bahkan pelayan itu juga menyuruh Mareta dan Sania untuk duduk lebih dulu, pelayan itu me

  • Perjalanan Cinta Alena   Pernikahan Alice dan Evan

    Hari ini adalah hari bahagia dimana Alice akan menikah bersama dengan Evan, pernikahan mereka memang dipercepat lebih awal. Mereka sudah sepakat dengan keputusan mereka jika mereka sudah siap, bahkan mama dan adik tiri Alice pun juga menghadiri pernikahan ini, sebenarnya dipernikahan ini mereka adalah orang yang tidak terlalu menyukainya. Bahkan mereka juga berpikir akan merencanakan suatu hal yang nantinya rumah tangga akan penuh dengan huru-hara dan mereka berdua sudah menantikannya.“Alice, aku bahkan tidak akan pernah menyangka jika kamu akan menikah secepat ini, dan nanti siapa uang akan mengurus perusahaan?” tanya Alena, dirinya baru saja masuk ke kamar Alice yang sedang di make up, Alena membawa anaknya yang masih bayi itu dalam gendongannya.Alice hanya bisa tersenyum melihat eonienya yang sedang merajuk, “Eonie enggak perlu khawatir, bukankah masih ada oppa dan nantinya aku juga hanya akan sebentar saja bulan madunya dan kembali bekerja.”Alena segera menggelengkan kepalanya,

  • Perjalanan Cinta Alena   Alena dan Devin

    Dua bulan sudah atas kelahiran anak kedua Alena dan Devin, bahkan kini Devin yang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan terkadang dia pulang malam karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor. Bahkan dia juga hanya tertidur beberapa jam karena anaknya menangis di malam hari yang terkadang dia tidak ingin membangunkan Alena, dia merasa kasihan pada Alena karena telah mengurus anaknya seharian.Seperti mala mini Devin menggendong anaknya dan menyusuinya, ya, bahkan Devin kini sudah pandai melakukan semuanya, seperti membuat susu untuk anaknya. Devin tersenyum saat melihat anaknya tertidur dan tidak menangis lagi, Devin menidurkan anaknya kembali di tempat tidurnya. Sedangkan Devin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan istirahat.Saat Devin naik ke atas ranjang dan memeluk Alena membuatnya terusik dan Alena pun terbangun. "Dev, kamu baru pulang ya?""Sudah dari tadi honey, maafkan aku jika aku membangunkan dirimu," ucapnya.Alena pun mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status