Share

Pertemuan ke 2

Author: Erisha.LA
last update Last Updated: 2021-11-17 11:21:33

Rasanya, udara pagi ini sejuk sekali di Kota Hamburg.

“Oppa, Eomma, aku kangen sama kalian berdua. Ingin rasanya balik ke Korea, tapi aku masih banyak kerjaan yang harus  dikerjakan,” gumam Alena. 

Ya, sekarang, Alena sedang berada di taman yang ada di kantor. Karena Alena datang ke tempat kerja terlalu pagi, jadi ia memutuskan untuk ke taman terlebih dahulu.

Suasana yang begitu hening di taman dan udara pagi yang masih begitu segar, membuat Alena merasa tenang dan bisa melupakan sejenak yang ada di pikirannya.

Tanpa Alena sadari, dari tadi ada sosok pria yang memperhatikannya dari jauh. Siapa lagi kalau bukan Devin. Ya, hari ini adalah hari pertama Devin masuk kantor, walaupun Devin sudah diangkat jadi CEO beberapa hari yang lalu. 

Saat pertama Devin menginjakkan kakinya di depan kantor, ia melihat perempuan yang sama persis seperti perempuan yang telah ia ambil mahkota berharganya lalu Devin mengikutinya. Devin mendengar semua apa yang dikatakan oleh Alena dan entah kenapa ia sangat senang bisa bertemu dengan perempuan itu. 

Kemudian, Devin berjalan masuk untuk menuju ruangannya. Di ruangannya, Devin duduk di kursi kebesarannya lalu ia mengeluarkan HP-nya dari saku dan menelepon Evan.

Kini, Alena sedang berada di ruangannya. Ia sedang sibuk dengan pekerjaan, sampai-sampai ia tak menyadari jika Aneta masuk ke ruangannya.

“Sibuk aja terus,” ucap Aneta mengagetkan Alena yang sedang fokus.

“Neta! Kebiasaan, deh, masuk nggak ketuk pintu dulu,” ucap Alena yang masih fokus pada komputernya.

“Hehehe! Sorry,sorry. Ale, kamu tahu, nggak? Katanya hari ini, CEO baru kita datang ke kantor, lho,” ucap Aneta yang duduk di depan Alena

“Serius, Ta? Berarti, Pak Abraham udah nggak jadi CEO lagi,” ucap Alena menghentikan tangannya yang sedang mengetik.

“Ya, seriuslah, Ale. Katanya, sih, anaknya yang pertama yang gantiin kalau nggak salah ... namanya Pak Devin Abraham,” ucap Aneta.

“Devin?” gumam Alena sambil mengingat-ingat nama itu. Kayaknya tidak asing di telinganya.

“Iya. Ale, kamu kenapa? Kamu kenal sama Pak Devin?” tanya Aneta yang melihat Alena melamun seperti memikirkan sesuatu.

“Hah! Neta! Bisa, nggak, sih, kalau nggak ngagetin orang?”  Alena kesal.

“Iya, lagian kamu ngelamun,” kata Aneta.

“Nggak, kok. Ya, udah, kamu balik ke ruanganmu sana,” ucap Alena melanjutkan kerjanya, jari-jarinya mulai mengetik.

“Ngusir, nih, ceritanya? Oh, iya. Ale, habis ini, jangan lupa ke ruang meeting karena CEO mau tahu semua karyawan yang kerja di sini,” ucap Aneta.

“Iya, Neta,” ucap Alena.

Aneta pun berjalan keluar, ruangan meninggalkan Alena.

**

Setelah jam makan usai, semua karyawan pergi ke ruang meeting. Di sana, sudah ada Alena dan Aneta. Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka dan menampakkan sosok laki-laki yang begitu tegas dengan rahang kokoh, tatapannya begitu dingin.

Jangan di tanya, semua karyawan wanita menatapnya tanpa berkedip karena sangat kagum dengan ketampanan bosnya.

“Hemm! Selamat siang, semuanya,” ucap Devin lalu duduk.

“Siang, Pak,” ucap semua karyawan lalu membungkuk dan mereka pun duduk.

“Perkenalkan, saya ... Devin Abraham, CEO baru yang menggantikan Papa saya. Di sini, saya mengumpulkan kalian semua hanya ingin tahu bagian kalian di divisi mana saja. Saya mohon juga kerja samanya dan saya mau di bawah pimpinan saya, semua karyawan harus disiplin,” ucap Devin. Devin menjelaskan panjang lebar kepada seluruh karyawan dengan sangat detail.

“Cukup sampai di sini dulu dan kalian boleh keluar,” ucap Devin. 

Semua karyawan pun keluar ruangan dan di sini Alena keluar paling terakhir. Saat sudah sampai depan pintu, tiba-tiba namanya dipanggil.

“Alena Kinara Lee,” teriak Devin.

Alena pun menghentikan kakinya dan ia langsung menoleh ke belakang. “Bapak panggil saya?” tanya Alena kepada Devin.

“Iya, menurut kamu siapa lagi? Asisten pribadi saya juga nggak bakal mungkin panggil kamu. Evan kamu boleh keluar dulu,” ucap Devin. 

Evan pun meninggalkan ruangan meeting. Di ruangan itu hanya ada Devin dan Alena. Devin pun berjalan ke arah pintu dan menguncinya.

“Ngapain Bapak kunci pintunya?” tanya Alena. 

Devin pun berjalan mendekati Alena. Alena pun mundur  sampai akhirnya membentur tembok. Devin mengurung tubuh Alena.

“Apakah kamu sudah lupa dengan saya? Dan, satu lagi ...  apa kamu juga sudah lupa dengan percintaan panas kita di ranjang?” bisik Devin tepat di telinga Alena dan itu membuat gelayar aneh.

“M-maksud Bapak apa?” tanya Alena dengan terputus-putus karena gugup dan tidak nyaman dengan posisi sekarang ini.

“Kamu benar-benar lupa. Kalau begitu, gimana kalau kita ulangi lagi di ruangan ini?” tanya Devin sambil tersenyum nakal.

“Jangan, Pak!” ucap Alena sambil tangannya mendorong dada bidang milik Devin.

“Kenapa? Bukannya sangat menyenangkan,” ucap Devin.

“Stop, Pak!” ucap Alena.

Alena mendorong Devin agar menjauh darinya. “Saya permisi dulu, Pak. Saya mau balik ke ruangan saya,” ucap Alena. Alena membuka kunci pintunya dan meninggalkan Devin sendirian di ruangan itu.

Devin tersenyum. “Alena, kau sangat membuatku penasaran. Aku tidak akan menyerah begitu saja. Pasti kau bisa menjadi milikku,” gumam Devin lalu keluar ruangan.

Alena tiba di ruangannya. Ia sedang duduk di kursinya dengan bersandar. Ia memejamkan matanya. Kenapa ia bisa bertemu dengan laki-laki brengsek itu?  Lebih parahnya lagi, ia adalah atasannya di tempatnya  bekerja.

Tokk! Tokk! Tokk!

“Masuk!” ucap Alena, pintu terbuka dan tampaklah Aneta.

“Neta, ada apa?” tanya Alena.

“Ini laporan keuangan bulan ini. Sudah gue selesaikan, tinggal lo tanda tangani. Oh, ya, lo tadi kenapa di ruangan meeting  lama banget? Mana cuma berdua sama Bos lagi,” ucap Aneta sambil menyerahkan berkas-berkas.

“Kepo aja, deh, lo. Oh, ya, makasih karena lo tepat waktu ngasih berkas-berkasnya,” ucap Alena seraya menyengir.

“Heh ... tiap bulan, gue kasih laporan juga tepat waktu kali, Ale. Ale, tadi gue tanya beneran, lho. Ngapain aja lo sama Bos tadi di dalam ruangan meeting cuma berdua?” tanya Aneta yang masih penasaran.

“Tadi, Bos minta laporan keuangan kantor tahun lalu dan tahun ini,” ucap Alena dengan tenang.

“Hemmm, begitu. Ya, sudah, gue balik ruangan dulu, masih banyak kerjaan,” ucap Aneta dan keluar dari ruangan Alena.

Jam sudah menunjukkan waktu pulang kantor. Alena pun bersiap-siap untuk pulang. Belum sempat ia membuka pintu, sudah terlebih dahulu ada yang membuka pintu ruangan Alena. Alena sangat kaget dengan kedatangan Devin ke ruangannya.

“Bapak kenapa ke ruangan saya?” tanya Alena yang masih berdiri di depan Devin.

“Mau ngajak kamu pulang bareng,” ucap Devin santai sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

“Makasih, Pak. Tapi, saya bisa pulang sendiri,” tolak Alena.

“Aku tidak menerima penolakan,” ucap Devin lalu ia menyeret tangan Alena.

Ia membawa Alena keluar ruangan dan menuju ke basemen, di mana Devin memarkirkan mobilnya.

“Pak, lepasin tangan saya! Nanti, kalau ada yang lihat gimana?” tanya Alena sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Devin.

“Memangnya kenapa?” tanya balik Devin.

Mereka berdua sudah berada di depan lift. Lift pun terbuka dan Devin langsung menarik Alena agar segera ke dalam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjalanan Cinta Alena   Kesedihan dan kebahagian (END)

    Hari ini Alice dan Evan kembali ke Seoul, mereka kembali ke rumah Alena dan Devin, sebenarnya Evan sudah menyiapkan apartemen dan rumah, nantinya Alice tinggal memilih mau tinggal dimana, itu semua terserah Alice. Akan tetapi saat ini Alice dan Evan ke rumah Alena dan Devin karena Alice sudah diberitahu oleh Alena jika mama dan adiknya tinggal di rumahnya, saat itu juga Alice langsung kaget bahkan dia juga ingin cepat sampai di rumah, entah kenapa dia sangat khawatir mengetahui mama dan adik tirinya berada di sana. Alice langsung masuk ke dalam rumah diikuti oleh Evan di belakangnya, Alice langsung mencari keberadaan Alena.“Eonie!” teriak Alice.Alena yang merasa di panggil namanya langsung berjalan ke sumber suara, dan dia melihat Alice yang berada di ruang keluarga langsung menghampirinya. “Kenapa kamu teriak-teriak Alice?”Alice pun tersenyum langsung memeluk Alena dengan erat, “Aku merindukan eonie.”“kamu baru satu bulan meninggal eonie, dan bahkan kita juga saling bertukar

  • Perjalanan Cinta Alena   Honeymoon

    Alice dan Evan saat ini berada di Tokyo, mereka berdua sedang berjalan-jalan dan mereka berdua juga akan makanan khas Jepang. Alice sangat bahagia saat ini, dirinya bisa memiliki Evan untuk selamanya, walau pun di awal dia harus merasakan sakit hati dan terkadan dia juga harus bertengkar dengan Evan dan pertengkaran mereka juga tidak jelas karena memang semuanya diawali oleh Alice yang marah lebih dulu tanpa Evan tahu.Evan menggandeng tangen Alice dengan erat, dia tidak ingin terpisah jauh dari Alice, dia ingin selalu berada di samping Alice. “Sayang masih lamakah?” tanya Alice pada Evan, mereka berjalan sudah jalan sedikit jauh, Alice merasa sedikit lelah saja karena memang dia sudah lama tidak berjalan jauh.“Sedikit lagi baby, kamu sudah sangat lelah?” tanya Evan.“Aniyo, hanya saja aku sudah lapar,” ucapnya dan tentu saja Alice berbohong, sedangkan Evan hanya tersenyum dan mengajak jalan Alice lebih cepat agar cepat sampai.Akhirnya mereka sampai di restoran Jepang, mereka duduk

  • Perjalanan Cinta Alena   Club malam

    Malam ini Mareta dan Sania keluar rumah secara diam-diam agar penghuni rumah ini tidak melihat mereka, mereka bahakan berjalan mengendap-endap agar tidak diketahui oleh pelaya atau pun bodyguard karena kalau sampai ketahuan rencana bisa gagal semuanya hanya kecerobohan mereka. Akhirnya mereka pun sampai di depan pagar dan langsung masuk ke dalam taksi untuk mengantarkan mereka ke club malam, karena memang mala mini mereka akan bersenang-senang.“Kita mau kemana ma?’ tanya Sania.Mareta menoleh dan hanya tersenyum, “Nanti kamu juga akan tahu dan kamu juga akan menikmatinya, dan selanjutnya kamu harus terbiasa dengan kehidupan seperti itu Sania karena kehidupan seperti itulah yang nantinya kamu memiliki banyak uang.”Sungguh Sania tidak mengerti akan maksud sang mama, namun tetap saja dia menuruti perkataan mamanya, dirinya tidak ingin berdosa dengan membantah perkataan mamanya, dirinya ingin menjadi anak baik untuk mama, sedari kecil dia hanya hidup bersama dengan mama saja. Bahkan san

  • Perjalanan Cinta Alena   Sania dan Mareta

    Pagi ini Sania dan Mareta datang ke rumah Alena dan Devin, mereka berencana untuk berpura-pura mencari keberadaan Alice yang ternyata tinggal di rumah mereka, mereka juga akan mengaku sebagai keluarga Alice yang selama ini Alice menghilang dan hanya mengirimkan uang saja ke mereka. Mereka berencana ingin tinggal bersama Alice nantinya dan itu memang sudah rencana Mareta dari awal, dia bahkan juga menyuruh Sania nantinya untuk mendekati Evan agar rumah tangganya mengalami sedikit perpecahan.Mereka sudah berada di depan pintu rumah Alena dan Devin, bahkan mereka juga memencet bel pintu rumah Alena dan Devin. Sampai akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan seorang pelayan.“Maaf mencari siapa ya?” tanya seorang pelayan wanita.“Saya mau mencari Alice, apa benar dia tinggal di sini? Saya mama dan ini adik Alice,” ucapnya.“Oh, nona Alice. kalau begitu silahkan masuk lebih dulu,” ucap pelayan wanita, bahkan pelayan itu juga menyuruh Mareta dan Sania untuk duduk lebih dulu, pelayan itu me

  • Perjalanan Cinta Alena   Pernikahan Alice dan Evan

    Hari ini adalah hari bahagia dimana Alice akan menikah bersama dengan Evan, pernikahan mereka memang dipercepat lebih awal. Mereka sudah sepakat dengan keputusan mereka jika mereka sudah siap, bahkan mama dan adik tiri Alice pun juga menghadiri pernikahan ini, sebenarnya dipernikahan ini mereka adalah orang yang tidak terlalu menyukainya. Bahkan mereka juga berpikir akan merencanakan suatu hal yang nantinya rumah tangga akan penuh dengan huru-hara dan mereka berdua sudah menantikannya.“Alice, aku bahkan tidak akan pernah menyangka jika kamu akan menikah secepat ini, dan nanti siapa uang akan mengurus perusahaan?” tanya Alena, dirinya baru saja masuk ke kamar Alice yang sedang di make up, Alena membawa anaknya yang masih bayi itu dalam gendongannya.Alice hanya bisa tersenyum melihat eonienya yang sedang merajuk, “Eonie enggak perlu khawatir, bukankah masih ada oppa dan nantinya aku juga hanya akan sebentar saja bulan madunya dan kembali bekerja.”Alena segera menggelengkan kepalanya,

  • Perjalanan Cinta Alena   Alena dan Devin

    Dua bulan sudah atas kelahiran anak kedua Alena dan Devin, bahkan kini Devin yang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan terkadang dia pulang malam karena banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan di kantor. Bahkan dia juga hanya tertidur beberapa jam karena anaknya menangis di malam hari yang terkadang dia tidak ingin membangunkan Alena, dia merasa kasihan pada Alena karena telah mengurus anaknya seharian.Seperti mala mini Devin menggendong anaknya dan menyusuinya, ya, bahkan Devin kini sudah pandai melakukan semuanya, seperti membuat susu untuk anaknya. Devin tersenyum saat melihat anaknya tertidur dan tidak menangis lagi, Devin menidurkan anaknya kembali di tempat tidurnya. Sedangkan Devin berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu dan istirahat.Saat Devin naik ke atas ranjang dan memeluk Alena membuatnya terusik dan Alena pun terbangun. "Dev, kamu baru pulang ya?""Sudah dari tadi honey, maafkan aku jika aku membangunkan dirimu," ucapnya.Alena pun mem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status