Share

Bab 4

Penulis: Gamila
Hosana sudah bisa menebak apa yang ingin dilakukan kedua orang ini.

Dia mengernyit, tetapi tetap tenang tanpa marah.

Dengan suara datar, dia berkata, "Kamar di sebelah kamar utama lebih besar, suruh dia tinggal di sana saja."

Lagipula, semua barang-barangnya sudah dia kirimkan.

Tempat ini sudah tidak lagi menjadi rumahnya.

Jack tidak menyangka Hosana akan begitu mudah mengalah. Baru saja dia merasa ada yang aneh, Luna menarik lengan bajunya sambil tersenyum manis.

"Suamiku, ayo bawa aku naik ke atas."

Setelah mengantar Luna ke kamar, Jack kembali ke kamar utama.

Separuh ruangan itu tampak kosong.

Semua barang milik Hosana sudah tidak ada.

Jack mengernyit, merasa aneh dan bertanya,

"Ke mana barang-barangmu?"

Hosana duduk di tepi ranjang, malas menatapnya.

"Aku sudah minta kurir mengirimnya keluar negeri. Jadi, aku nggak perlu repot beli pakaian baru nanti."

Tatapan Jack tertuju pada kotak perhiasan di atas meja.

Di dalamnya adalah hadiah-hadiah yang dia berikan pada Hosana selama bertahun-tahun.

"Kenapa kamu nggak sekalian kirim hadiah yang kuberikan padamu?"

Hosana menggaruk kepalanya.

Dia lupa membuangnya ke tempat sampah.

"Oh lupa, aku kirim besok."

Jack mengernyitkan dahi, lalu berkata dengan nada dingin,

"Jangan sampai minta aku menggantinya lagi nanti. Aku nggak punya waktu dan uang untuk dihabiskan untuk hal-hal seperti itu."

Hosana mengatupkan bibirnya, tidak berkata apa-apa.

Saat makan malam selesai, Jack mengeluarkan dua kunci mobil.

Dia terlebih dulu menyerahkan kunci mobil Mercedes kepada Hosana.

"Aku sudah beli mobil ini sebulan yang lalu. Setelah sampai di sana nanti, mobil ini untukmu."

Hosana menerima kunci itu tanpa menunjukkan sedikitpun rasa senang.

"Suamiku, di mana untukku?"

Luna memanyunkan bibirnya sambil merajuk.

Jack mengeluarkan kunci mobil McLaren dari saku, lalu mengusap wajah Luna dengan gemas.

"Aku nggak akan melupakan punyamu, aku tahu kamu suka model mobil sport ini."

Luna menerima kunci itu, lalu melirik Hosana dengan senyuman penuh kemenangan.

Seketika, wajah Hosana memuram.

Dirinya diberi mobil Mercedes seharga satu miliar.

Sementara itu, Luna mendapat mobil McLaren senilai empat miliar.

Jelas sekali, Jack sudah merencanakan semua ini sejak sebulan yang lalu.

"Mercedes juga bagus, kenapa kamu terlihat nggak senang? Sebenarnya aku cukup suka mobil Mercedes."

Luna tersenyum, berpura-pura menunjukkan ekspresi irinya.

"McLaren ini terlalu mencolok, aku lebih suka yang sederhana."

Hosana mengernyit, lalu menyerahkan kunci mobil Mercedes itu kepada Luna tanpa ragu.

"Kalau kamu suka, pakai saja," ujar Hosana.

Lagipula, semua yang seharusnya dia dapatkan sudah tertulis dalam surat perceraian.

Melihat Hosana dengan murah hati menyerahkan mobil itu, Jack merasa puas.

Dulu, jika terjadi hal seperti ini, Hosana pasti akan marah, membanting barang dan memakinya karena tidak setia.

Namun sekarang, Hosana terlihat begitu tenang.

Sepertinya, dia benar-benar sudah menyerah.

Ini adalah sikap yang selama ini diharapkan Jack darinya.

Tiga hari kemudian, Hosana menerima telepon.

"Bu Hosana, hadiah ulang tahun yang kamu pesan tiga bulan lalu sudah selesai dibuat, kapan kamu mau mengambilnya?"

Hosana mengernyit, itu adalah hadiah jam tangan mewah yang dia pesan khusus untuk ulang tahun Jack dua hari lagi.

Dulu, dia bahkan rela membayar lebih agar pekerja bisa menyelesaikannya lebih cepat.

Namun sekarang, hadiah itu sudah tidak ada gunanya.

"Sumbangkan saja!"

"Apa?" terdengar suara di ujung telepon yang bingung.

"Aku sudah mau cerai, tolong bantu aku sumbangkan saja, terima kasih."

Nada suara Hosana tetap tenang.

Petugas toko terdiam beberapa detik sebelum buru-buru meminta maaf.

Hosana menutup telepon, lalu memesan taksi ke rumah sakit.

Di poliklinik kandungan, dokter yang berjaga adalah Yanti, sahabatnya.

Yanti melirik ke belakang Hosana dan tidak melihat Jack.

"Biasanya kalau kamu ke rumah sakit, Jack selalu meninggalkan pekerjaannya untuk menemanimu. Tapi dua tahun terakhir, dia malah nggak pernah datang lagi, Ada apa?"

Hosana duduk, tersenyum getir dan dengan ragu menyentuh perutnya.

Dia bertanya, "Yanti, tolong aturkan jadwal operasi aborsi untukku."

"Kamu gila?"

Yanti membelalakkan matanya, mengira Hosana hanya sedang kesal.

"Kamu sudah mencoba program hamil selama tiga tahun. Sekarang akhirnya berhasil, janinmu juga sehat, kenapa malah mau menggugurkannya?"

Hosana menatap sahabatnya dengan serius, tidak berniat menyembunyikan apapun.

"Aku sudah mau cerai, pernikahan ini membuatku terlalu tertekan."

Ujar Hosana dengan suaranya yang terdengar bergetar.

Yanti sepertinya sudah bisa menebak apa yang terjadi. Dia dengan cepat menyiapkan dokumen untuk operasi dan menemani Hosana masuk ke ruangan operasi.

Dua jam kemudian, Hosana pulang ke rumah.

Di ruang tamu, Jack terlihat bahagia sambil dengan lembut mengusap perut Luna.

"Luna, kamu benar-benar pembawa keberuntungan bagiku."

"Hosana mencoba program hamil selama tiga tahun dan nggak berhasil. Tapi baru sebulan denganmu, aku sudah akan menjadi seorang ayah."

Wajah Luna penuh kebanggan, dia berkata dengan nada manja,

"Sepertinya bukan salah cangkulnya, tapi tanahnya."

Langkah Hosana terhenti sejenak saat mendengar itu. Wajahnya memucat, tetapi dia tetap berjalan menaiki tangga dengan tenang.

Tidak lama, Jack menyusul ke kamar. Dia melirik Hosana, sama sekali tidak menyadari betapa pucat wajahnya. Lalu berkata dengan nada dingin,

"Luna sudah hamil, kamu nggak perlu merasa terbebani dengan usaha hamil lagi."

"Aku juga sudah berjanji padanya. Anak ini akan mendapat semua kasih sayang dariku dan aku nggak akan pelit dalam menghabiskan uang untuknya."

Setelah berhenti sejenak, pandangannya tertuju ke perut Hosana.

"Salahkan dirimu sendiri karena rahimmu yang nggak berguna."

Hosana duduk di tepi ranjang, menatap pria di depannya dengan dingin. Bibirnya yang pucat perlahan terbuka,

"Kalau aku dan Luna hamil di waktu yang sama, apakah kamu akan lebih sayang anaknya?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
yanti
wanita kejam tega aborsi,ga pny moral
goodnovel comment avatar
srisekardadu
Ery good ready ...Exellent
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
novel saduran yg terlalu sering mengulang kata2 muram. semuram hidup hosana yg goblok dan tega mengaborsi calon bayinya sendiri
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 21

    "Aku nggak memberimu kesempatan? Kamu sendiri yang menyia-nyiakannya!"Dulu saat pertama kali dia meminta izin untuk membawa Luna tinggal di luar negeri, Hosana memilih untuk diam dan memaafkan.Kedua kalinya, dia kembali menutup mata.Bukankah itu sudah cukup sebagai bentuk kesempatan?Cedrich menggelengkan kepala, wajah tampannya memuram dan berkata, "Kamu nggak akan pernah tahu, yang telah kamu hancurkan adalah hati yang tulus."Pada akhirnya, Jack tetap masuk penjara.Namun, dia hanya dijatuhi hukuman satu bulan penjara.Ternyata, tidak ada seorang pun yang benar-benar keracunan.Itu semua karena Cedrich telah lebih dulu mengetahui niat buruk Jack untuk membalas dendam.Dia pun menyusun sebuah rencana.Dengan sengaja menyebarkan informasi palsu untuk memancing Jack datang ke acara pernikahan mereka. ini seperti menjalankan gladi bersih sebelum acara sesungguhnya.Tak disangka, Jack benar-benar termakan umpan.Dia cukup pintar dan hanya mencampurkan obat pencahar ke satu meja saja,

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 20

    Setengah bulan kemudian, di Hotel Glass Hour.Hosana berdiri di pintu masuk, menyambut para tamu undangan yang datang ke pernikahannya.Dia mengenakan gaun merah dan berdiri berdampingan dengan Cedrich.Keduanya terlihat serasi, layaknya pasangan sempurna yang mencuri perhatian semua orang."Setengah jam lagi, pesta pernikahan akan segera dimulai."Cedrich melirik sepatu hak tinggi di kaki Hosana, lalu bertanya, "Capek nggak pakai hak tinggi lama-lama?"Hosana menggeleng dan tersenyum manis, lalu menjawab, "Nggak capek, aku justru senang sekali."Kedua orang tua Cedrich yang menyaksikan menantu mereka di depan mata merasa sangat puas.Mereka sudah mengenal Hosana sejak kecil dan tahu bahwa dia adalah gadis yang baik hati.Keluarga Cedrich memang tidak kekurangan uang dan mereka juga berharap Hosana bisa menjadi menantu mereka.Hari ini, harapan mereka akhirnya terwujud.Sementara itu, di area parkiran bawah tanah hotel.Jack datang dengan penuh persiapan. Dia memakai masker dan topi,

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 19

    Hosana menggelengkan kepalanya."Tanpa Luna pun, kita tetap akan berakhir seperti ini. Kalau nggak ada dia, kamu pasti akan memelihara wanita lain.""Jack, kamu benar-benar nggak mengerti apa itu cinta."Jack gemetar melihat cincin berlian besar di tangan Hosana. Dengan suara serak, dia berkata, "Bolehkan aku diundang ke pernikahanmu nanti?"Hosana menggeleng lagi dan menolak tegas, "Nggak, aku nggak mau melihatmu lagi."Cedrich melangkah maju dan menggenggam tangan Hosana, lalu berkata, "Pak Jack, tolong jangan ganggu tunanganku lagi. Aku juga bukan orang yang sabar dan berhati mulia."Maksudnya sangat jelas.Jika Jack berani mengganggu Hosana lagi, dirinya tidak akan tinggal diam.Jack menunduk, menyaksikan Cedrich memeluk Hosana dan pergi.Dia terduduk di kantor catatan sipil, bergumam pada dirinya sendiri,"Semuanya musnah, semuanya hilang.""Uang, rumah, perusahaan, istri, semuanya lenyap."Keesokan harinya, Cedrich mengikuti Hosana kembali ke rumah keluarganya.Dia sudah menyi

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 18

    Jack terisak-isak menyelesaikan kalimatnya. Hosana hanya menatapnya dengan dingin, lalu menggeleng dan berkata,"Kamu benar-benar menyedihkan.""Kalau kamu masih mau disebut lelaki, tanda tangan surat cerai itu. Kita pisah baik-baik, aku masih akan menghargaimu sebagai pria sejati.""Tapi semua yang kamu lakukan selama dua bulan ini, mana ada satu pun yang benar-benar tulus untukku? Sebenarnya semua ini hanya untuk menyentuh hatimu sendiri."Apa yang dilakukannya malah membuat Hosana semakin yakin bahwa meninggalkannya dulu adalah keputusan yang tepat."Apa yang harus aku lakukan supaya kamu mau memaafkanku?"Jack memoohon sambil menatap Hosana penuh harap."Apa aku harus mati dulu, baru kamu mau memaafkanku?"Sambil berkata begitu, entah dari mana, Jack mengambil pisau dan langsung menyayat pergelangan tangannya.Dia menyayatnya cukup dalam dan darah mengalir deras.Hosana tertegun selama beberapa detik, lalu mundur dua langkah, sambil menggeleng pelan."Kamu benar-benar gila. Perusah

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 17

    "Nggak akan."Jawab Hosana sambil menggelengkan kepalanya.Tinggal sedikit lagi, dia bisa melepaskan ikatan tali di tangannya.Luna menyipitkan mata, senyumnya terlihat kejam, dia berkata, "Baiklah, kalau kamu nggak mau, aku akan menghancurkanmu.""Aku akan merusak wajahmu, sehingga kamu nggak akan bisa lagi memikat pria lain!"Luna benar-benar kehilangan akal sehatnya.Dia mengangkat pisau, hendak melukai wajah Hosana.Namun tepat saat itu, Hosana berhasil melepaskan ikatannya. Dia segera menghindar dengan cepat.Menyadari ada yang tidak beres, Luna berusaha menangkap Hosana.Hosana langsung berlari, tetapi tubuhnya yang terluka membuatnya tidak bisa lari jauh dan dirinya hampir ditangkap oleh Luna lagi.Tiba-tiba, sebuah bayangan hitam muncul.Cedrich berdiri di depan Hosana, melindunginya, lalu menendang Luna hingga jatuh. Dengan cepat, dia memeluk Hosana yang penuh luka."Hosana, ayo kita ke rumah sakit."Ujar pria itu dengan penuh kecemasan, kekhawatiran, penyesalan dan rasa bers

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 16

    Luna tersenyum tipis, puas melihat ekspresi tegang dan tak berdaya di wajah Hosana saat ini."Aku akan mulai siaran langsung sekarang dan kamu harus meminta maaf serta mengakui kesalahanmu di depan kamera. Kamu harus mengaku bahwa kamu adalah orang ketiga, bahwa kamu memaksa Jack menikahimu dan meninggalkanku.""Kalau kamu setuju, aku akan melepaskanmu setelah siaran langsung, bagaimana?"Wajah Hosana berubah dingin. Dia menatap wanita di depannya yang terlihat semakin kehilangan akal sehat, lalu berkata dengan serius, "Kamu sudah gila? Kenapa kamu sejahat itu?"Dia diminta mengaku sebagai orang ketiga dalam siaran langsung?Jika video siaran ini disimpan dan dipotong-potong oleh netizen, reputasinya akan hancur selamanya.Bukan hanya reputasinya, bahkan di masa depan, anak-anaknya juga bisa saja menjadi korban perudungan karena video tersebut."Aku nggak mungkin menyetujuinya."Luna mengangkat pisau kecil dan kembali menggoreskan luka di wajah Hosana.Pisau itu merobek kulit putih ha

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 15

    Belum lama setelah Luna masuk penjara, perusahaan Jack menghadapi krisis keuangan.Karena beberapa keputusan salah yang diambilnya belakangan ini, ditambah kerugian yang terus dialami perusahaan selama dua tahun terakhir, bulan ini mereka tidak bisa membayar gaji karyawan.Ketika mendengar kabar itu, Jack tidak keluar dari kantornya semalaman.Di pikirannya, terbayang kembali kenangan saat Hosana menemaninya membangun bisnis di awal-awal.Lima tahun lalu, ketika dia tidak tahu cara menangani klien, Hosana dengan sabar mencarikan referensi di internet dan mengajarnya.Selama tiga tahun berturut-turut dia mengalami kegagalan, Jack juga melarang Hosana memakai uang keluarganya. Hosana hanya mengangguk setuju, tapi diam-diam membelikannya suplemen kesehatan.Penyesalan yang begitu besar menghantam Jack seperti ombak besar. Dia memegangi kepalanya dengan kedua tangan, lalu menangis tersedu-sedu.Dia benar-benar salah, sangat salah.Sudah dua bulan berlalu dan Hosana sama sekali tidak meliha

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 14

    Jack tercengang selama beberapa detik, tatapannya yang rumit jatuh pada Hosana.Sudah berkali-kali melukai Hosana?Kenapa Hosana tidak pernah memberitahunya?Dia tidak membantu Luna berdiri, Luna menopang dirinya sendiri, berdiri sambil menatap Hosana dengan penuh kebencian."Kalau bukan karena kamu, Jack nggak akan minta putus denganku! Ini semua salahmu!"Hosana memandangnya dengan tenang, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman mengejek."Salahku? Siapa yang menghancurkan rumah tanggaku? Aku memaksamu untuk aborsi berkali-kali?""Luna, jujur saja, sekalipun aku memberikan posisi istri sah padamu, dengan otakmu seperti ini, kamu tetap nggak akan mampu naik ke posisi itu."Mendengar Hosana terang-terangan menyebutnya bodoh, Luna langsung marah besar dan ingin memakinya.Namun, Jack lebih dulu menghentikannya."Cukup! Jangan ribut lagi!""Apa yang sebenarnya kamu lakukan pada Hosana dua tahun lalu?"Tatapan Luna tampak gelisah, jelas merasa bersalah."Dia itu orang hidup-hidup, apa yang

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 13

    Hampir bersamaan, panggilan dari Cedrich masuk.Di balik telepon, terdengar suara Cedrich yang dingin, "Sepertinya mereka datang untuk menghadangmu, mereka baru sampai."Mata Hosana sedikit menyipit."Waktu mereka memang pas sekali, Jack sudah menghitung dengan tepat kapan aku pulang."Cedrich terdiam beberapa detik, suaranya yang rendah dan dalam memancarkan rasa aman, "Kalau kamu nggak mau bertemu mereka, aku bisa menyuruh orang untuk mengusir mereka."Setelah berhenti sejenak, Cedrich menambahkan lagi, "Mungkin mereka datang untuk membujukmu."Hosana berpikir sejenak, lalu menggeleng.Meski keluarga Jack bukan orang berada, selama dia menikah, kedua orang tua Jack memperlakukannya dengan cukup baik.Mereka selalu mengirimkan hasil panen terbaik dari desa.Apapun makanan yang dia suka, kedua orang tua itu akan menanam untuknya.Jadi, meskipun Hosana telah meminta pengacaranya untuk mempersiapkan gugatan cerai, dia merasa tetap perlu menjaga sopan santunnya."Biarkan mereka masuk,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status