Share

Bab 3

Author: Gamila
"Sudah selesai?" tanya Hosana lagi.

Luna tertegun sejenak, tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Hosana. Namun, dia tetap ingin memancing emosinya.

"Aku nggak akan meninggalkan dia. Kalian mau keluar negeri? Aku juga ikut!"

"Aku akan terus dekat dengan Jack. Bagaimanapun juga, dia mencintaiku. Selama ada aku, pernikahanmu nggak akan bahagia!"

Usai bicara, Hosana meletakkan piring di tangannya dan menyipitkan matanya.

"Sudah selesai? Kalau begitu, sekarang giliranku."

"Saran dariku, kalau mau jadi selingkuhan, lebih baik diam-diam saja, jangan terlalu berisik."

Usai bicara, Hosana mengangkat tangannya dan menampar wajahnya hingga miring.

Luna kehilangan keseimbangan, kakinya terkilir dan mengenai mangkuk sup di meja. Sup itu tumpah ke tubuhnya, membuatnya menjerit kesakitan,

"Aaaa, panas!"

Jack yang mendengar suara itu segera berlari ke dapur.

"Luna, ada apa?"

Luna mendongakkan kepala, memperlihatkan pipi kanannya yang memerah akibat tamparan dan tangan kirinya yang melepuh karena sup. Dengan penuh kebencian, dia menunjuk Hosana yang tetap terlihat tenang.

"Suamiku, dia menamparku, dia juga menyiram sup panas itu ke badanku!"

Suami?

Hosana menahan rasa mualnya.

Jika Jack adalah suami Luna, lantas siapa suami Hosana?

Jack memeluk Luna yang terjatuh di lantai dengan penuh kasih sayang. Lalu, dia menatap Hosana dengan wajah muram.

"Minta maaf sama Luna."

Hosana mengernyit, sup panas juga mengenai tubuhnya. Dengan wajah pucat, Hosana berkata,

"Kamu nggak mau bertanya dulu apa yang sebenarnya terjadi?"

Wajah Jack menegang. Dia menatap Luna yang terlihat menyedihkan dengan penuh rasa iba.

"Luna itu gadis baik, dia bahkan sudah menemaniku bertahun-tahun tanpa meminta status apapun. Apa yang membuatmu berpikir dia bisa sejahat itu? Dia nggak mungkin mencari masalah padamu."

Hosana terdiam, menatapnya dengan tatapan penuh kepedihan.

Dulu, saat di sekolah, Hosana pernah difitnah oleh teman sekelasnya karena mencuri uang.

Saat guru wali kelas memanggilnya untuk diinterogasi, Jack yang berlari masuk ke ruang guru untuk membelanya,

"Pak, Hosana itu gadis baik, dia nggak pernah mengeluh meski diperlakukan nggak adil. Bagaimana mungkin dia mencuri uang?"

Namun sekarang, kata-kata serupa justru digunakan Jack untuk membela wanita lain.

"Aku akan minta maaf, tapi aku nggak akan mengizinkan dia ikut keluar negeri dengan kita."

Satu kalimat itu membuat Luna menggertakkan,

"Kenapa? Kamu nggak berhak memutuskannya!"

Wajah Jack langsung berubah muram.

"Jangan sampai aku marah," ujar Jack.

Mata Hosana memerah, dia mendongak sedikit agar air matanya tidak jatuh. Dia berkata,

"Jangan paksa aku untuk panggil pengacara dan mengungkapkan hubungan kalian berdua ke publik."

Wajah Jack memuram. Setelah beberapa saat, dia mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Baiklah, kali ini aku maafkan kamu, jangan diulangi lagi."

Usai bicara demikian, Jack menggendong Luna ke sofa ruang tamu dan mencarikannya salep luka bakar.

Saat Hosana keluar dari dapur, dia sekilas melihat kedua orang itu bermesraan. Tanpa berkata apa-apa, dia naik ke kamar utama.

Ketika Jack tidak ada, Hosana mengambil ponselnya.

Dia membuka layar mobile banking, memasukkan nominal acak, lalu mengetikkan kata sandi yang tadi disebutkan Luna.

"Transfer berhasil."

Hosana terdiam beberapa saat. Setelah menghapus jejaknya, dia meletakkan ponsel itu kembali.

Kata sandi bank suaminya sendiri justru diketahui dari wanita lain.

Betapa ironisnya.

Di lantai bawah, Jack menekan handuk hangat ke pipi kanan Luna dan mengoleskan salep luka bakar di tangannya.

Mata Luna berkaca-kaca, dengan penuh kesedihan, dia mengeluh,

"Aku yang ditampar, tapi dia sama sekali nggak merasa bersalah. Kenapa dia begitu jahat?"

"Sayang, kenapa kamu nggak membelaku? Kamu juga tampar dia dong."

Wajah Jack memuram, tetapi dia tetap sabar.

"Bagaimana kalau dia marah dan berubah pikiran, nggak mengizinkanmu ke luar negeri? Semua ini juga demi kamu."

Luna menundukkan kepala, lalu berkata,

"Yasudah, tapi malam ini ulang tahunku, kamu harus menemaniku."

"Iya, tuan putriku."

Jack menunduk dan mencium bibirnya dengan penuh kasih sayang.

Keduanya tidak menyadari bahwa Hosana berdiri di lantai dua, menatap mereka dengan dingin dari atas.

Tak lama kemudian, Jack masuk ke kamar utama.

Wajahnya muram, dia berkata bahwa luka bakar Luna cukup parah dan harus segera dibawa ke rumah sakit.

Hosana tidak menanggapinya.

Begitu Jack pergi, Hosana kembali membuka ponselnya dan melihat riwayat percakapan.

Setiap tahun, di hari ini, Jack selalu berkata bahwa dirinya sibuk dengan pekerjaan.

Sebelum tidur, Hosana menghapus angka 7 yang ada di papan tulis dan menuliskan angka 6.

"Enam hari lagi."

Keesokan paginya, saat Hosana bangun, Jack sudah kembali.

Kantong matanya terlihat hitam kebiruan, jelas sekali dia bergadang menikmati malamnya.

Hosana sedang sarapan, Jack melihat tulisan di papan tulis dan mengernyit.

"Apa maksudnya angka enam?"

Hosana menjawab dengan datar,

"Enam hari lagi kita berangkat keluar negeri."

Enam hari lagi, dia akan menyelesaikan hubungan dua belas tahunnya.

Enam hari lagi, dia akan meninggalkan semuanya.

Jack merasa ada yang aneh, tapi belum sempat memikirkannya lebih lanjut, ponselnya berdering.

Begitu Jack pergi, Hosana mulai membereskan barang-barangnya.

Rumah itu tidak akan dijual, meskipun Jack pindah keluar negeri.

Hosana mengemas semua barang pribadinya untuk dikirim ke rumah orang tuanya.

Semua hadiah dari Jack, tidak ada satu pun yang dia bawa.

Setelah selesai, hari sudah sore. Dari arah pintu, terdengar suara gaduh.

Hosana menoleh dan melihat Luna berdiri di belakang Jack dengan wajah penuh kemenangan, sambil membawa koper di tangannya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Icah Aisah
sangat sangat keren keren .........
goodnovel comment avatar
Lisje Setiagustina
kereennn next
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si hosana terlalu terlena dlm penjagaan dan pembelaan zack sehingga g tau cara membela dirinya sendiri.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 21

    "Aku nggak memberimu kesempatan? Kamu sendiri yang menyia-nyiakannya!"Dulu saat pertama kali dia meminta izin untuk membawa Luna tinggal di luar negeri, Hosana memilih untuk diam dan memaafkan.Kedua kalinya, dia kembali menutup mata.Bukankah itu sudah cukup sebagai bentuk kesempatan?Cedrich menggelengkan kepala, wajah tampannya memuram dan berkata, "Kamu nggak akan pernah tahu, yang telah kamu hancurkan adalah hati yang tulus."Pada akhirnya, Jack tetap masuk penjara.Namun, dia hanya dijatuhi hukuman satu bulan penjara.Ternyata, tidak ada seorang pun yang benar-benar keracunan.Itu semua karena Cedrich telah lebih dulu mengetahui niat buruk Jack untuk membalas dendam.Dia pun menyusun sebuah rencana.Dengan sengaja menyebarkan informasi palsu untuk memancing Jack datang ke acara pernikahan mereka. ini seperti menjalankan gladi bersih sebelum acara sesungguhnya.Tak disangka, Jack benar-benar termakan umpan.Dia cukup pintar dan hanya mencampurkan obat pencahar ke satu meja saja,

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 20

    Setengah bulan kemudian, di Hotel Glass Hour.Hosana berdiri di pintu masuk, menyambut para tamu undangan yang datang ke pernikahannya.Dia mengenakan gaun merah dan berdiri berdampingan dengan Cedrich.Keduanya terlihat serasi, layaknya pasangan sempurna yang mencuri perhatian semua orang."Setengah jam lagi, pesta pernikahan akan segera dimulai."Cedrich melirik sepatu hak tinggi di kaki Hosana, lalu bertanya, "Capek nggak pakai hak tinggi lama-lama?"Hosana menggeleng dan tersenyum manis, lalu menjawab, "Nggak capek, aku justru senang sekali."Kedua orang tua Cedrich yang menyaksikan menantu mereka di depan mata merasa sangat puas.Mereka sudah mengenal Hosana sejak kecil dan tahu bahwa dia adalah gadis yang baik hati.Keluarga Cedrich memang tidak kekurangan uang dan mereka juga berharap Hosana bisa menjadi menantu mereka.Hari ini, harapan mereka akhirnya terwujud.Sementara itu, di area parkiran bawah tanah hotel.Jack datang dengan penuh persiapan. Dia memakai masker dan topi,

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 19

    Hosana menggelengkan kepalanya."Tanpa Luna pun, kita tetap akan berakhir seperti ini. Kalau nggak ada dia, kamu pasti akan memelihara wanita lain.""Jack, kamu benar-benar nggak mengerti apa itu cinta."Jack gemetar melihat cincin berlian besar di tangan Hosana. Dengan suara serak, dia berkata, "Bolehkan aku diundang ke pernikahanmu nanti?"Hosana menggeleng lagi dan menolak tegas, "Nggak, aku nggak mau melihatmu lagi."Cedrich melangkah maju dan menggenggam tangan Hosana, lalu berkata, "Pak Jack, tolong jangan ganggu tunanganku lagi. Aku juga bukan orang yang sabar dan berhati mulia."Maksudnya sangat jelas.Jika Jack berani mengganggu Hosana lagi, dirinya tidak akan tinggal diam.Jack menunduk, menyaksikan Cedrich memeluk Hosana dan pergi.Dia terduduk di kantor catatan sipil, bergumam pada dirinya sendiri,"Semuanya musnah, semuanya hilang.""Uang, rumah, perusahaan, istri, semuanya lenyap."Keesokan harinya, Cedrich mengikuti Hosana kembali ke rumah keluarganya.Dia sudah menyi

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 18

    Jack terisak-isak menyelesaikan kalimatnya. Hosana hanya menatapnya dengan dingin, lalu menggeleng dan berkata,"Kamu benar-benar menyedihkan.""Kalau kamu masih mau disebut lelaki, tanda tangan surat cerai itu. Kita pisah baik-baik, aku masih akan menghargaimu sebagai pria sejati.""Tapi semua yang kamu lakukan selama dua bulan ini, mana ada satu pun yang benar-benar tulus untukku? Sebenarnya semua ini hanya untuk menyentuh hatimu sendiri."Apa yang dilakukannya malah membuat Hosana semakin yakin bahwa meninggalkannya dulu adalah keputusan yang tepat."Apa yang harus aku lakukan supaya kamu mau memaafkanku?"Jack memoohon sambil menatap Hosana penuh harap."Apa aku harus mati dulu, baru kamu mau memaafkanku?"Sambil berkata begitu, entah dari mana, Jack mengambil pisau dan langsung menyayat pergelangan tangannya.Dia menyayatnya cukup dalam dan darah mengalir deras.Hosana tertegun selama beberapa detik, lalu mundur dua langkah, sambil menggeleng pelan."Kamu benar-benar gila. Perusah

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 17

    "Nggak akan."Jawab Hosana sambil menggelengkan kepalanya.Tinggal sedikit lagi, dia bisa melepaskan ikatan tali di tangannya.Luna menyipitkan mata, senyumnya terlihat kejam, dia berkata, "Baiklah, kalau kamu nggak mau, aku akan menghancurkanmu.""Aku akan merusak wajahmu, sehingga kamu nggak akan bisa lagi memikat pria lain!"Luna benar-benar kehilangan akal sehatnya.Dia mengangkat pisau, hendak melukai wajah Hosana.Namun tepat saat itu, Hosana berhasil melepaskan ikatannya. Dia segera menghindar dengan cepat.Menyadari ada yang tidak beres, Luna berusaha menangkap Hosana.Hosana langsung berlari, tetapi tubuhnya yang terluka membuatnya tidak bisa lari jauh dan dirinya hampir ditangkap oleh Luna lagi.Tiba-tiba, sebuah bayangan hitam muncul.Cedrich berdiri di depan Hosana, melindunginya, lalu menendang Luna hingga jatuh. Dengan cepat, dia memeluk Hosana yang penuh luka."Hosana, ayo kita ke rumah sakit."Ujar pria itu dengan penuh kecemasan, kekhawatiran, penyesalan dan rasa bers

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 16

    Luna tersenyum tipis, puas melihat ekspresi tegang dan tak berdaya di wajah Hosana saat ini."Aku akan mulai siaran langsung sekarang dan kamu harus meminta maaf serta mengakui kesalahanmu di depan kamera. Kamu harus mengaku bahwa kamu adalah orang ketiga, bahwa kamu memaksa Jack menikahimu dan meninggalkanku.""Kalau kamu setuju, aku akan melepaskanmu setelah siaran langsung, bagaimana?"Wajah Hosana berubah dingin. Dia menatap wanita di depannya yang terlihat semakin kehilangan akal sehat, lalu berkata dengan serius, "Kamu sudah gila? Kenapa kamu sejahat itu?"Dia diminta mengaku sebagai orang ketiga dalam siaran langsung?Jika video siaran ini disimpan dan dipotong-potong oleh netizen, reputasinya akan hancur selamanya.Bukan hanya reputasinya, bahkan di masa depan, anak-anaknya juga bisa saja menjadi korban perudungan karena video tersebut."Aku nggak mungkin menyetujuinya."Luna mengangkat pisau kecil dan kembali menggoreskan luka di wajah Hosana.Pisau itu merobek kulit putih ha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status