Accueil / Zaman Kuno / Perjalanan Sang Batara / 65. Petaka Iblis Cantik

Share

65. Petaka Iblis Cantik

Auteur: Gibran
last update Dernière mise à jour: 2025-07-02 06:15:42

Menjelang senja dua bayangan terlihat melesat menuju ke arah goa dimana sebelumnya telah terjadi pertempuran antara Jaka Geni melawan Topeng Mas.

Mereka adalah kakek berpakaian serba putih dan lelaki berambut putih bertelanjang dada dengan sebuah golok di punggungnya.

Dua orang ini tidak lain adalah sahabat Topeng Mas, Ki Maranggi atau Pendekar Tongkat Emas dan Setan Golok Abang.

Sesampainya di dalam goa mereka tak menemukan siapapun.

"Mana wanita yang Topeng Mas janjikan?" tanya Setan Golok Abang.

Ki Maranggi menatap sekelilingnya. Hidungnya mengendus beberapa kali.

"Ada bau melati meski sudah tipis. Sepertinya sudah ditinggalkan orang sehari yang lalu." kata Ki Maranggi.

"Topeng Mas membohongi kita?" tanya Setan Golok Abang dengan alis terangkat menahan amarah. Matanya yang putih melotot hingga terlihat menyeramkan. Namun Ki Maranggi hanya menggelengkan kepala.

"Sehari yang lalu, kita melihat satu feno
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • Perjalanan Sang Batara   89. Pertarungan Berdarah (4)

    Rangga melemparkan belati di tangan kirinya sambil berkelebat cepat. Belati dengan cepat berputar dan melesat ke arah Pendekar Raja Ular. Namun sayangnya belati itu meleset karena pendekar berpakaian serba hijau dan memakai topeng hitam itu mengelak kek kanan dan dengan jarinya, dia melempar satu Jarum berwarna hijau tua ke arah Rangga yang tengah menerjang dengan cepat. Jarum itu tidak terlihat di mata pendekar dari Gerombolan Iblis itu. Alasan tak terlihat jelas, bahwa ilmu kanuragan Pendekar Raja Ular sangat tinggi. Jarum itu menembus kening Rangga yang langsung roboh tepat di hadapan Pendekar Raja Ular. Pendekar aneh itu berjongkok lalu mengambil jarum yang mencuat di kepala belakang Rangga. Jarum itu benar-benar tembus dari kening hingga ke kepala belakang. Sudah di pastikan bahwa Rangga sudah tewas saat terkena satu serangan tanpa suara! Siapakah Pendekar dengan julukan Raja Ular ini? Pendekar Raja Ular adalah seorang lelaki bernama Wana Saba yang seja

  • Perjalanan Sang Batara   88. Pertarungan Berdarah (3)

    Cakar Soka melesat menyambar ke arah wajah Nayaka. Namun Nayaka menghindar dengan cara memundurkan sedikit badannya sehingga lengan Soka lewat tepat didepan wajahnya. Tidak menunggu waktu lama, jari Soka yang tepat di hadapan wajah Nayaka tiba-tiba mengeluarkan kuku panjang yang melesat ke wajah Pendekar Kipas Neraka! Nayaka yang terkejut dengan kemunculan kuku itu tak sempat mengelak. Dia hanya sedikit memiringkan kepalanya ke kanan sehingga kuku panjang itu lewat di sebelah wajah kirinya. Namun sayangnya satu kuku sedikit menggores rahang Nayaka. Darah mengalir dari luka yang Nayaka terima. Soka menarik tangannya lalu putar m tubuh sehingga membelakangi Nayaka. Dengan gerakan tendangan ke belakang, kakinya menghantam ke arah perut Pendekar Kipas Neraka. Gerakan-gerakan yang Soka peragakan sangat cepat. Namun kali ini Nayaka masih sempat menangkis dengan mengangkat lututnya sehingga dua kaki itu beradu. Keduanya sama-sama terpental.

  • Perjalanan Sang Batara   87. Pertarungan Berdarah (2)

    Dengan amarah yang meledak, Rakabumi kerahkan ajian sakti yang pernah merenggut nyawa Pendekar Tongkat Emas atau Ki Maranggi. Yaitu Ajian Bumi Menghisap Arwah. Kali ini, Pendekar Muka Setan menghantamkan kedua tinjunya sekaligus ke lantai granit berlapis baja itu dengan keras. Melihat lawan menggunakan ajian pamungkas, Jaka Geni langsung duduk bersila lalu alirkan tenaga dalam ke seluruh tubuh. Dengan satu ledakan kanuragan, Jaka menyebarkan aura tenaga dalamnya dengan kuat. Gelombang kekuatan yang menerjang ke arahnya tertahan beberapa meter di hadapan Jaka Geni. Semua mata yang melihat dibuat takjub dengan apa yang Jaka Geni lakukan. Rakabumi tidak kalah terkejutnya saat melihat ajian sakti miliknya dengan mudah bisa ditahan. "Bagaimana bisa..." geram Rakabumi tidak percaya. Dia coba tingkatkan tenaga dalam di kedua tangannya. Namun tetap saja tidak bisa menembus kekuatan kanuragan yang Jaka kerahkan. Beberapa

  • Perjalanan Sang Batara   86. Pertarungan Berdarah

    Jaka Geni tertawa melihat wajah Rara Wilis yang penasaran setengah mati bagaimana dia bisa tahu tentang Kampung Setan itu. "Kau sudah gila ya!?" tanya Rara Wilis dengan nada keras. Jaka menghentikan tawanya. "Baiklah wanita cantik, aku akan bercerita." ucap Jaka membuat Rara Wilis melotot ke arahnya. "Jangan suka memuji. Pujian itu racun yang berbahaya jika ternyata mempunyai maksud lain!" kata Rara Wilis membuat Jaka jadi bertanya-tanya, apakah wanita ini pernah mempunyai kekasih? "Aku pernah ke Kampung Setan untuk menyelamatkan Putri Maharani atau Dewi Mentari. Laweni, demit yang katanya saudara Lawe Segara, telah menculik Putri saat gadis itu sedang mandi. Dan akan dijadikan tumbal tolak bala. Aku menolongnya dan meratakan tempat terkutuk itu. Bahkan membunuh Laweni dengan tanganku sendiri." ucap Jaka. Rara Wilis terlihat tercekat mendengar ucapan Jaka Geni. Wajahnya sedikit pucat. "Apakah yang kau ucapkan benar? Kau tidak se

  • Perjalanan Sang Batara   85. Dewi Mawar Biru

    Wanita bercadar merah itu menatap Jaka dengan tatapan tajam. "Lawe Segara juga meminta obat penawar itu dariku. Bahkan lebih tepatnya merampas. Untungnya aku masih mempunyai beberapa pil penawar. Jika tidak, kamu sudah mati." ucap wanita itu terlihat sedikit kesal. Jaka merasa, wanita itu telah di paksa atau di ancam oleh orang yang bernama Lawe Segara itu. Jaka sendiri tidak mengenal siapa itu Lawe Segara. "Bisakah kau beritahu aku siapa namamu?" tanya Jaka yang masih penasaran dengan nama wanita itu. Sorot mata wanita itu mulai berubah, kembali teduh seperti sedia kala. Dia berjalan dan duduk kembali di tepi ranjang. "Namaku Rara Wilis. Di dalam rimba persilatan aku dikenal dengan nama Dewi Mawar Biru." jawab wanita yang punya nama indah, Rara Wilis. "Kau tentunya sudah tahu siapa aku. Hanya saja aku penasaran kenapa kau menolongku? Padahal kau dan aku tidak saling mengenal." tanya Jaka penasaran kenapa wanita berjuluk Dewi Mawar Biru i

  • Perjalanan Sang Batara   84. Racun Siluman Ular

    Jaka merasa sedikit mual dan pusing. Tidak biasanya dia merasakan hal itu. Dengan wajah sedikit pucat, dia masuk ke dalam ruangannya lalu ambruk di atas kasur empuk. Pintu kamarnya masih sedikit terbuka. Jaka tidak menyadari ada satu sosok berkelebat mengikutinya sejak dari arena pertarungan. "Kenapa dengan diriku? Aku merasa sangat lelah..." batin Jaka lalu memejamkan mata karena dia merasa sangat nyaman di atas kasur. Saat matanya terpejam, bibir Pendekar itu mulai terlihat berubah warna menjadi hijau lumut. Pemuda itu terlihat menggigil kedinginan. Entah racun apa yang masuk ke dalam tubuhnya melalui ciuman dari Si Bencong Kembang Arum itu. Jaka yang mempunyai ilmu Agni Maya tak bisa menetralkan racun itu dalam tubuhnya. Sebegitu kuatnya racun itu hingga kekuatan Agni Maya tak bisa menahan. Tiba-tiba melesat satu sosok berpakaian biru dengan cadar merah di wajahnya. Matanya terbelalak lebar saat melihat keadaan Jaka Geni yang tengah menggig

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status