Share

Chapter 234

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-09-07 12:57:36

Susah payah Bastian membawa Eve masuk ke dalam rumah wanita itu.

Apartemen yang tidak begitu luas namun sangat bersih dan rapi.

Bastian membawa Eve ke dalam salah satu kamar yang ada di sana.

Lalu membaringkan tubuh wanita itu ke atas kasur.

“Tidurlah dengan nyaman.” Bastian menyelimuti Eve sebatas leher.

Eve menggeliat pelan sebelum membuka mata—ia terdiam sebentar.

Menatap Bastian yang berada di hadapannya.

Tangannya menarik lengan kemeja Bastian. “Kau…” lirihnya.

“Kenapa? kau ingin marah lagi?” tanyanya.

Eve menggeleng. kemudian mendekat. “Baumu enak hihi…” ucapnya.

Mendekat—memeluk Bastian. berusaha membawa Bastian ke dalam pelukannya seperti halnya sebuah guling.

Bastian mengepalkan tangannya.

Seharusnya ini adalah tindakan yang salah kan…

Tapi otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia membiarkan Eve menariknya—tubuhnya juga dengan sadar dan senang dipeluk.

Eve semakin mendekat—mengendus dada Bastian pelan.

“Jangan lakukan itu!” Bastian memejamkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 237

    “Hahahah…” Bastian tertawa. Ia mengusap dagunya pelan menatap pesan yang baru saja ia terima. ‘Aku bersumpah tidak akan bertemu denganmu lagi!’ umpatan dari Eve untuknya. Menurunkan kakinya dari meja. Bastian melupakan tumpukan dokumen yang harus ia periksa. Mengusap wajahnya pelan—sebelum tertawa kembali. Tok tok! Pintu diketuk, sampai akhirnya sekretarisnya muncul. “Sir,” panggilnya. Marrie masuk membawa satu dokumen. “Ini data anak-anak yang akan mengikuti turnamen. anda bisa melihatnya dan menandatanganinya.” Bastian berdehem pelan. ia tersenyum dengan membuka dokumen itu. “Sepertinya anda sedang bahagia,” ucap Marrie. Bastian mendongak. “Apa aku terlihat seperti itu?” tanyanya. Marrie mengangguk. sekretarisnya itu lebih tua darinya. Sudah menikah dan sudah mempunyai anak juga. Lebih seperti kakak bagi Bastian. “Anda seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Marrie tersenyum. “Sampai anda juga belum melihat tumpukan dokumen yang ada di hadapan anda,” menunjuk dokumen di

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 236

    Di sepanjang perjalanan Eve tidak berhenti menggerutu. “Siapa juga yang akan melupakan kejadian tadi malam. iya, aku memang berhutang budi karena dia menyelematkanku…” ocehnya sembari menyetir. “Iya tahu kalau dia berjasa menolongku. Tapi perkataannya seolah dia memberikan sebuah jasa luar biasa padaku.” “Seolah jangan sampai lupa kalau dia pernah menolongku.” Eve mendengus pelan. Sesampainya di rumah sakit—Eve langsung masuk ke dalam. Ada beberapa pasien yang berada dalam pengawasannya pasca operasi ringan seperti usus buntu. Eve bukanlah satu-satunya dokter muda di rumah sakit ini. Rumah sakit yang lumayan besar. Tapi pembagian tugas dan jadwal tidak adil. Siapapun yang berhasil mengambil hati dokter senior, pastilah akan hidup lebih damai. Sedankan Eve, sedari dulu memang tidak suka menjilat orang lain. Seperti biasa, dikucilkan dan akhirnya memiliki tugas banyak. Eve menerimanya. Tapi dia berharap dia bisa keluar dari rumah sakit ini, dan bekerja di rumah s

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 235

    KRIIING Dering sebuah alarm akhirnya membangunkan seorang wanita yang terbungkus di bawah sebuah selimut berwarna putih. “KRIIING!” suaranya semakin menggema lagi. Sehingga wanita itu buru-buru mematikanya. Eve mengucek matanya sebetnar. Ia membuka mata—menatap langit-langit kamarnya sebelum bangkit. “Akh!” memegang kepalanya sendiri yang terasa berat. Pusing sudah pasti. Efek alkohol yangia minum tadi malam. Eve berdecak sebal. “Tunggu, tidak usah mencoba mengingat apapun. Kau harus segera membersihkan diri karena siang ini harus pergi ke rumah sakit, untuk mengontrol pasien.” Setelah membersihkan diri. Eve duduk di tepi ranjang. mengusap kepalanya yang lagi-lagi terasa begitu berat. Ia mendongak. “Sial…” lirihnya. Eve melihat ada satu obat pengar yang berada di atas nakasnya. Ia mengernyit—obat itu tidak familiar. Eve mengambilnya. “apa….” lirihnya. Eve memejamkan mata. Kelebatan ingatannya tentang semalam mulai bermunculan. Dari yang ia berada di klub. Sam

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 234

    Susah payah Bastian membawa Eve masuk ke dalam rumah wanita itu. Apartemen yang tidak begitu luas namun sangat bersih dan rapi. Bastian membawa Eve ke dalam salah satu kamar yang ada di sana. Lalu membaringkan tubuh wanita itu ke atas kasur. “Tidurlah dengan nyaman.” Bastian menyelimuti Eve sebatas leher. Eve menggeliat pelan sebelum membuka mata—ia terdiam sebentar. Menatap Bastian yang berada di hadapannya. Tangannya menarik lengan kemeja Bastian. “Kau…” lirihnya. “Kenapa? kau ingin marah lagi?” tanyanya. Eve menggeleng. kemudian mendekat. “Baumu enak hihi…” ucapnya. Mendekat—memeluk Bastian. berusaha membawa Bastian ke dalam pelukannya seperti halnya sebuah guling. Bastian mengepalkan tangannya. Seharusnya ini adalah tindakan yang salah kan… Tapi otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih. Ia membiarkan Eve menariknya—tubuhnya juga dengan sadar dan senang dipeluk. Eve semakin mendekat—mengendus dada Bastian pelan. “Jangan lakukan itu!” Bastian memejamkan

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 323

    “Akh!” Eve mengaduh sebentar. kemudian mendongak. Ia menatap pria yang berada di hadapannya. Kedua tangannya melingkari tubuhnya tanpa menyentuh. Juga tatapan tajam pria itu yang seolah menusuk seluruh tubuhnya. Eve terpanah. Dalam cahaya yang remang beserta lampu-lampu yang berisik ke sana ke mari. Wajah tampan itu mengalahkan suara ataupun silau lampu di sini. “Sudah puas?” tanya Bastian. Eve memejamkan mata. “Kau lagi.” Meminum kembali minumannya—namun sayang, hanya tersisa satu tetes saja. Bastian merebutnya. “Sudah habis. Ayo keluar. kau sudah mabuk. Kau bisa dimarahi tunanganmu.” “Apa pedulimu? Nic saja tidak melarangku hahah…” tertawa pelan. Eve menunjuk dada Bastian dengan jarinya. “Kau bukan siapa-siapa. kau pergilah—” “akh!” lagi-lagi terdorong orang di belakangnya. Eve membentur dada Bastian. ia terdiam sebentar—menghirup aroma yang sudah lama tidak ia cium. “Masih sama,” lirihnya. Eve mendekat—tidak sadar bahwa yang dilakukannya adalah hal yang

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 322

    “Akh!” Eve sangat terkejut saat keluar dari toilet. Bastian berada di depan toilet, dengan santai. bersandar dan merokok seperti menunggu seseorang. Bastian menoleh—memandang Eve sebentar. “Kau pasti habis muntah.” Mengeluarkan sapu tangannya. baru saja tangannya ingin mengusap sudut bibir Eve yang masih terdapat air. Tapi Eve menepisnya kasar. “Tidak usah pedulikan aku.” Bastian menghela napas pelan—ia mencekal pergelangan tangan Eve. “Ayo bicara sebentar.” “Aku tidak mau!” Eve menyipitkan mata. Terlihat begitu kesal pada Bastian. “Everlyn,” panggil Bastian dengan nama panjang Eve. “Dengarkan aku dulu.” Bastian tidak mau melepaskan genggaman tangannya di pergelangan tangan Eve. Eve memejamkan mata sebentar. ia berhenti memberontak. “Katakan,” ucapnya. “Kita tidak mungkin terus bermusuhan seperti ini—” “Kau yang dulu mengajakku bertengkar,” potong Eve. ia tidak terima karena seolah musuhan mereka disebabkan oleh dirinya. “Aku minta maaf..” ucap Bastian pada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status