Share

Chapter 239

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-09-09 08:53:20

Sempat terdiam beberapa detik.

Eve menggeleng pelan. Ia harus mengesampingkan masalah pribadinya demi menolong korban kecelakaan.

“Bagus!” Eve mengangguk. “Untungnya kau ada!” menunjuk Bastian.

“Kemarilah!” Eve mengangkat tangannya. “Bantu aku mengangkat korban ke dalam mobilmu!”

Bastian menunjuk dirinya sendiri. diangguki oleh Eve dan akhirnya ia buru-buru menuruti perkataan Eve.

Ada tiga dua orang yang mengalami luka parah yang harus segera ditolong.

Untuk itu Eve membawanya ke dalam mobil Bastian.

Di dalam mobil pun Eve tidak bsia berhenti. meski lukanya sudah terbalut oleh kain—tapi darah terus mengucur.

“Ke Rumah Sakit Harapan!” ujar Eve.

“Jangan menuju ke sana macet. Akan lebih dekat ke rumah sakit Skyline.”

“Baiklah. Lebih cepat!” perintah Eve.

Bastian melirik Eve yang berada di kursi belakang.

Ia hanya supir yang membantu mantan kekasihnya itu.

“Tetap sadar bapak.” Eve berusaha membangunkan dua bapak yang sangat lemah itu.

“Sebentar lagi kita sampai di rumah saki
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 240

    “Tidak.” Eve memutar tubuhnya. “Aku berterima kasih atas bantuanmu. Tapi cukup sampai di sini.” Bastian berdiri—ia melangkah. “Berhenti. tetap di sana!” Eve merentangkan tangannya ke depan. Bemaksud mencegah Bastian mendekatinya. “Aku akan mengganti jasmu besok.” Eve sudah memakai jas Bastian dengan nyaman untuk menutupi blouse yang kotor. “Baiklah.” Bastian memejamkan mata sebentar. “Tapi aku akan mengantarmu. Mobilmu tertinggal di sana bukan?” “Itu bukan urusanmu,” balas Eve. “Jangan bersikap baik padaku.” Bastian menatap Eve lekat. “Kau masih marah padaku?” “Kau pikir?” Eve menyipitkan mata. “Tidak semudah itu aku bersikap biasa padamu.” “Eve…” lirih Bastian. “Aku minta maaf mengakhiri hubungan kita begitu saja dan pergi tanpa kejelasan apapun. Tapi percayalah, waktu itu keadaanku sangat sulit dan aku—” “Berhenti, Bastian.” Eve memejamkan mata sebentar. “Aku tidak butuh penjelasanmu. Aku hidup dengan baik setelah kita berakhir. Aku menjalani hidupku seperti bias

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 239

    Sempat terdiam beberapa detik. Eve menggeleng pelan. Ia harus mengesampingkan masalah pribadinya demi menolong korban kecelakaan.“Bagus!” Eve mengangguk. “Untungnya kau ada!” menunjuk Bastian. “Kemarilah!” Eve mengangkat tangannya. “Bantu aku mengangkat korban ke dalam mobilmu!” Bastian menunjuk dirinya sendiri. diangguki oleh Eve dan akhirnya ia buru-buru menuruti perkataan Eve. Ada tiga dua orang yang mengalami luka parah yang harus segera ditolong. Untuk itu Eve membawanya ke dalam mobil Bastian. Di dalam mobil pun Eve tidak bsia berhenti. meski lukanya sudah terbalut oleh kain—tapi darah terus mengucur. “Ke Rumah Sakit Harapan!” ujar Eve. “Jangan menuju ke sana macet. Akan lebih dekat ke rumah sakit Skyline.” “Baiklah. Lebih cepat!” perintah Eve. Bastian melirik Eve yang berada di kursi belakang. Ia hanya supir yang membantu mantan kekasihnya itu. “Tetap sadar bapak.” Eve berusaha membangunkan dua bapak yang sangat lemah itu. “Sebentar lagi kita sampai di rumah saki

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 238

    Eve telah menyelesaikan pekerjaannya. Ada mahasiswa koas yang akan menggantikannya. *Mahasiswa kedokteran yang sedang magang di rumah sakit. Ia bisa pergi untuk mengantar Nicholas ke Bandara. Kekasihnya itu akan pergi ke Singapore untuk melakukan perjalanan bisnis. Eve sendiri tidak tahu berapa hari. Yang pasti ia juga sedih—ke depannya ia akan sendirian. Eve sudah sampai di Bandara. Ia berlari dan memeluk Nicholas yang sedang menunggunya. “Maaf ini terlau mendadak. Aku juga tidak tahu kapan aku pulang.” Nicholas menangkup wajah Eve. “Kita jadi tidak bisa mempersiapkan pernikahan kita.” Eve tersenyum. “Aku tidak masalah kalau diundur. Maksudku, kita tidak perlu terburu-buru. Kamu bekerjalah dengan tenang. Kita bahas saat kamu sudah tidak sibuk.” Nicholas mengambil tangan Eve mencium tangan Eve bergantian. “Terima kasih sudah mengerti.” “Paling lama bisa sampai satu bulan. tapi aku akan berusaha agar secepat mungkin pulang.” Eve mengerucutkan bibirnya. “Selama itu

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 237

    “Hahahah…” Bastian tertawa. Ia mengusap dagunya pelan menatap pesan yang baru saja ia terima. ‘Aku bersumpah tidak akan bertemu denganmu lagi!’ umpatan dari Eve untuknya. Menurunkan kakinya dari meja. Bastian melupakan tumpukan dokumen yang harus ia periksa. Mengusap wajahnya pelan—sebelum tertawa kembali. Tok tok! Pintu diketuk, sampai akhirnya sekretarisnya muncul. “Sir,” panggilnya. Marrie masuk membawa satu dokumen. “Ini data anak-anak yang akan mengikuti turnamen. anda bisa melihatnya dan menandatanganinya.” Bastian berdehem pelan. ia tersenyum dengan membuka dokumen itu. “Sepertinya anda sedang bahagia,” ucap Marrie. Bastian mendongak. “Apa aku terlihat seperti itu?” tanyanya. Marrie mengangguk. sekretarisnya itu lebih tua darinya. Sudah menikah dan sudah mempunyai anak juga. Lebih seperti kakak bagi Bastian. “Anda seperti orang yang sedang jatuh cinta.” Marrie tersenyum. “Sampai anda juga belum melihat tumpukan dokumen yang ada di hadapan anda,” menunjuk dokumen di

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 236

    Di sepanjang perjalanan Eve tidak berhenti menggerutu. “Siapa juga yang akan melupakan kejadian tadi malam. iya, aku memang berhutang budi karena dia menyelematkanku…” ocehnya sembari menyetir. “Iya tahu kalau dia berjasa menolongku. Tapi perkataannya seolah dia memberikan sebuah jasa luar biasa padaku.” “Seolah jangan sampai lupa kalau dia pernah menolongku.” Eve mendengus pelan. Sesampainya di rumah sakit—Eve langsung masuk ke dalam. Ada beberapa pasien yang berada dalam pengawasannya pasca operasi ringan seperti usus buntu. Eve bukanlah satu-satunya dokter muda di rumah sakit ini. Rumah sakit yang lumayan besar. Tapi pembagian tugas dan jadwal tidak adil. Siapapun yang berhasil mengambil hati dokter senior, pastilah akan hidup lebih damai. Sedankan Eve, sedari dulu memang tidak suka menjilat orang lain. Seperti biasa, dikucilkan dan akhirnya memiliki tugas banyak. Eve menerimanya. Tapi dia berharap dia bisa keluar dari rumah sakit ini, dan bekerja di rumah s

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 235

    KRIIING Dering sebuah alarm akhirnya membangunkan seorang wanita yang terbungkus di bawah sebuah selimut berwarna putih. “KRIIING!” suaranya semakin menggema lagi. Sehingga wanita itu buru-buru mematikanya. Eve mengucek matanya sebetnar. Ia membuka mata—menatap langit-langit kamarnya sebelum bangkit. “Akh!” memegang kepalanya sendiri yang terasa berat. Pusing sudah pasti. Efek alkohol yangia minum tadi malam. Eve berdecak sebal. “Tunggu, tidak usah mencoba mengingat apapun. Kau harus segera membersihkan diri karena siang ini harus pergi ke rumah sakit, untuk mengontrol pasien.” Setelah membersihkan diri. Eve duduk di tepi ranjang. mengusap kepalanya yang lagi-lagi terasa begitu berat. Ia mendongak. “Sial…” lirihnya. Eve melihat ada satu obat pengar yang berada di atas nakasnya. Ia mengernyit—obat itu tidak familiar. Eve mengambilnya. “apa….” lirihnya. Eve memejamkan mata. Kelebatan ingatannya tentang semalam mulai bermunculan. Dari yang ia berada di klub. Sam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status