Share

Chapter 7

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2025-05-09 10:20:12

Berjalan menaiki tangga. Akhirnya ia sampai juga di Apartemen. Yerin masuk ke dalam. Ia menyalakan lampu—ia bertanya-tanya ke mana ibunya pergi.

Yerin memastikan memang tidak ada orang di rumahnya.

“Mama ke mana?” tanyanya pada diri sendiri. Ia memeriksa ponselnya—tidak ada pesan dari ibunya. “Palingan ngerumpi di toko depan.”

Ia pergi ke kamarnya sendiri. Merebahkan diri di atas kasurnya yang tidak seberapa besar itu. Ia menatap langit-langit kamarnya. Kejadian tadi membuatnya sangat syok. Ia bisa saja langsung menendang aset pria itu saat berani menciumnya.

“Harusnya aku tendang langsung aja.” Yerin mencak-mencak di atas kasurnya. “Aaaaaa,” teriaknya. Ia berhenti saat melihat sebuah surat yang tergeletak di atas nakas samping.

“Apa itu.”

Yerin mengambilnya. Tertulis jika itu dari ibunya. “Untuk Yerin. Yerin Mama pergi dulu ke Korea menyusul ayah kamu. Mama rindu Papa kamu. Katanya dia ingin bertemu Mama juga tapi tidak punya uang. Yasudah Mama yang ke sana. Mama minta maaf, ya.”

Yerin meremas kertas itu dengan kasar.

Tak lama sebuah notifikasi masuk di ponselnya. Sebuah pinjaman online yang mengkonfirmasi jika uang yang dipinjam sudah diterima. Yerin segera memeriksanya.

“AAAAAA,” teriaknya lagi.

Yerin bahkan menjatuhkan ponselnya ke bawah.

‘Sejumlah 200 juta atas nama Yerin Anindya sudah diterima. Untuk pembayarannya bisa dicicil perbulan dengan bunga sebesar 3 persen. Bunga bisa bertambah saat pembayaran jatuh tempo atau terlambat.”

Yerin yang putus asa segera menelepon ibunya. Namun sayang—satupun panggilannya tidak ada yang diterima. Duduk dengan pandangan kosong.

Plak plak

Yerin menampar dirinya sendiri. “Mimpi. Bangun! Ayo bangun!” Yerin ingin mati saja. Bagaimana bisa ibunya meminjam di pinjol sebesar 200 juta atas nama dirinya. Uang itu pasti akan diberikan pada ayahnya.

TING TING TING TING

Bunyi bel Apartemennya. Yerin menyugar rambutnya frustasi. Ia memasang senyumnya kemudian keluar.

“MAU KAMU APA? TERIAK-TERIAK TIDAK JELAS. GANGGU TETANGGA TAHU GAK?!” Kemarahan yang berasal dari tetangga samping.

~~

Seperti keruntuhan bom atom. Seluruh hidup Yerin terasa hancur dan tidak tersisa. Gajinya yang tidak seberapa hanya mampu memenuhi kebutuhannya. 200 juta? Dicicil saja rasanya sangat tidak mungkin.

Meskipun seperti itu—Yerin akan tetap mengajar dengan wajah yang happy kiyowo seperti tidak terjadi apapun. Kebetulan juga hari ini ia berangkat siang. Ia berjalan di sepanjang koridor banyak siswa-siswi yang menyapanya.

“Bastian,” panggil Yerin.

Bastian sama sekali tidak menggubris panggilan Yerin. Laki-laki itu nampak acuh. Bahkan yang semula duduk di depan kelas kini berjalan pergi.

Yerin menghela nafas. Sampai kapan kesalahpahaman ini akan terjadi. Ia berjalan ke ruangannya. “Apa aku menerima ajakan menikah pria itu saja?” lirihnya.

Yerin merogoh ponselnya yang berdering. Panggilan dari temannya. “Halo kena—”

“Yerin temenku yang cantik jelita. Pokoknya nanti kau harus datang ke pesta ulang tahun gue. Oke tidak ada penolakan. Titik.” Langsung dimatikan begitu saja.

Tidak ada persiapan apapun. Alhasil Yerin berangkat hanya menggunakan pakaian seadanya. Sesampainya di depan sebuah klub. Yerin mengernyit—ia kira pesta ulang tahun Shania diadakan di sebuah restoran.

Ia menghela nafas. Ia berbalik—namun ada sebuah tangan yang menariknya.

“Mau ke mana?” tanya Shania menyeret Yerin. “Pokoknya kau tidak boleh kabur lagi. Ulang tahun aku yang kemarin aja kau tidak datang. Padahal aku udah undang kau jauh-jauh hari. Sekarang mau kabur?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 165

    Yerin dan Arsen berjalan di tepi sungai. Sungai yang terkenal indah dan dikunjungi banyak orang ketika sore sampai malam hari. Tangan mereka saling bergandengan tangan. Yerin menghela nafas dalam. Dulu ia sering bersama adiknya berlari di sini. Yerin meremas pelan tangannya—bukan tangannya. secara tidak sadar ia meremas tangan Arsen juga. “Kenapa? Kamu tidak nyaman di sini?” tanya Arsen. Yerin menggeleng. “Tidak….” “Jujur saja..” Arsen meraih tangan Yerin satunya lagi. “Tanganmu berkeringat. “Tidak nyaman ya di sini?” “Aku hanya…” Yerin memejamkan mata sebentar. “mengingat adikku…” Bukannya marah Arsen terlihat khawatir. Lagipula untuk apa marah? Mereka ke sini untuk menyembuhkan luka Yerin. “Kita pergi saja ya?” “Aku juga ingin di sini.” Yerin menatap sekelilingnya. “Bagaimana kalau kita makan di minimarket itu?” Menunjuk sebuah minimarket yang tidak jauh dari sungai. Di sana ada mesin pemasak mie otomatis. Yerin mengajak Arsen ke sana. Seingatnya dulu

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 164

    Di sebuah restoran. Yerin bersama Arsen menemui orang tuanya. Canggung. Meja yang berisi 4 orang itu tidak ada yang bersuara. Yerin menatap tangan ibunya yang terluka. Pasti banyak bekerja… Yerin menatap ayahnya—keadaan mereka sama. Katanya mereka saling mencintai. Tapi mereka saling menyakiti saat Yeonwoo pergi. Akhirnya memilih untuk berpisah. Arsen merasa tatapan ayah Yerin sedikit membuat bulu kuduknya merinding. Arsen berdehem sebentar. “Perkenalkan saya Arsen.” Yerin menjelaskan apa yang dikatakan Arsen pada ayahnya. Ayahnya hanya mengangguk saja. “Bagaimana keadaan kalian?” tanya Yerin. “Mama baik-baik saja.” ibu Yerin menjawab. Sejak pindah ke Indonesia, bahkan untuk sekedar panggilan saja Yerin mengubahnya. “Appa baik-baik saja?” tanya Yerin pada ayahnya. Saat berkomunikasi dengan ayahnya, Yerin menggunakan bahasa Korea. *Appa=ayah “Appa sehat.” Tersenyum meski sedikit canggung. matanya tidak terlepas dari Arsen. Pertama kalinya bisa melihat

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 163

    Di sebuah pemakaman yang asri. Sebuah nisan yang bertuliskan nama Choi Yeonwoo. Yerin meletakkan bunga di atas makam adiknya. Air matanya tidak bisa dibendung lagi. “Mian…” lirihnya. “Nuna baru ke sini setelah bertahun-tahun…” Yerin mengusap air matanya. Arsen yang berada di sampingnya mengusap punggungnya pelan. Yerin mengajak Arsen untuk duduk di rumput langsung. “Gimana kabar kamu?” tanya Yerin menatap batu nisan adiknya. “Nuna pergi dan menjalani hidup baru. Nuna jadi Guru BK. Nuna juga sudah menikah. ada banyak hal yang sudah terjadi. Tapi Nuna tidak bisa memberitahu kamu secara langsung….” Yerin mengambil tangan Arsen. “Ini suami, Nuna.” “Annyeonghaseyo..” Arsen menunduk sebentar. Yerin tersenyum pelan. “Dari mana belajarnya?” “Melihat di internet sebentar. apa benar?” tanya Arsen. Yerin mengangguk. “Benar.” “Aku suami kakak kamu.” Arsen berkata dengan canggung. Arsen mengambil sapu tangannya. Di usapkannya di pipi Yerin yang basah. Istrinya itu tidak

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 162

    21++ Lantai yang dingin. Tidak menjadi halangan. Malah menjadi suatu hal yang menantang bagi mereka. Yerin terlentang di atas lantai kamar hotel mereka. Arsen berada di bawahnya. Kepala pria itu berada di antara selangkangannya. Tubuhnya menggigil tapi juga panas. Menggigil karena lantai yang dingin, tapi juga panas karena sapuan lihda dari suaminya di bawah sana. Yerin bergerak dengan gelisah. “Ahh hmmmph!” Arsen menyesap milik Yerin di bawah sana. menjulurkan lidahnya samapi ke dalam milik Yerin. “Sayang… enak sekali ahh,” desahan Yerin. Arsen mencecap habis cairan yang berada di dalam milik istrinya. Membersihkannya meski nanti ia juga akan mengisinya lagi dengan cairan kental miliknya. “Sayang..” Yerin meremas dadanya sendiri. “Sepertinya aku…” Arsen meremas puncak dada istrinya itu lebih keras dan liar. Mencubitnya dan memelintirnya sesekali. Sedangkan mulutnya di bawah sana tidak berhenti menyesap dan melumat milik istrinya. “Ahh hmmph aku tidak

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 161

    21++ Di dalam ruangan yang seharusnya dingin. Tapi bagi mereka berdua malah terasa sangat panas dipenuhi oleh gairah. Cinta yang membara menghantarkan hasrat yang tinggi. Yerin berpegang pada tembok di saat Arsen kembali menghujam miliknya dari belakang. Satu tangannya dibawa ke belakang. Pinggangnya di cengkram oleh jemari Arsenn. “Ahh! Hmpph!” Yerin mendongak. milik Arsen memenuhi miliknya keluar dan masuk. “Kamu nikmat sayang ohh!” Arsen meraih buah dada Yerin yang bergerak. Meremasnya kuat dan memelintirnya. “Ahh! Jangan akh ahh!” Yerin menggeleng. “Nikmat babe…” Arsen mengecup punggung Yerin. Hotel mahal ini… Pasti kedap suara. Tapi Yerin sebenarnya takut kalau suaranya bisa didengar. Tapi mengingat betapa mahalnya hotel ini, pasti ada privasi yang dijaga untuk pelanggan. Tidak peduli lagi meski suara desahannya terdengar keras. Yerin terserentak pelan saat tubuhnya ditarik. Jatuh ke atas pangkuan suaminya dengan milik mereka yang masih menyatu.

  • Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku   Chapter 160

    21++ Pakaian yang mereka gunakan mulai berjatuhan ke bawah. Satu persatu kain yang membalut tubuh mereka hilang. Berganti dengan tubuh mereka yang sama sekali tidak menggunakan apapun. Kulit mereka saling bersentuhan. Menghantarkan gairah manis namun juga liar. Arsen mendorong tubuh Yerin di tembok. Menyatukan kedua tangan istrinya itu ke atas. lalu, miliknya yang berada di bawah mulai melesak masuk. Masuk ke dalam milik istrinya. “Ahh!” Yerin memejamkan mata. Benda keras itu masuk ke dalam miliknya dan memenuhi miliknya. Arsen menunduk—mencium bibir Yerin dengan rakus. Perlahan mulai bergerak. “Babe…” racau Arsen. Rasanya masih sama ketika mereka pertama kali melakukannya. Candu… Tidak ada yang namanya bosan. Bahkan Arsen sama sekali tidak bisa memikirkan apapun saat percintaan hebat mereka sedang berlangsung. Seakan otaknya berhenti untuk bekerja. Arsen menekan miliknya maju dan mundur. Memasukkannya sampai ke dinding terdalam mili

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status