Share

Menagih Harga Yang Lebih Mahal

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-15 15:53:06

Shakira mendadak membeku hingga membuat tenggorokannya tercekat. Tapi ia cepat menenangkan ekspresi wajahnya yang terkejut.

“Aku nggak tahu maksudmu, Luis,” katanya datar.

“Rasanya aneh. Aku nggak merasa ngundang kamu ke kamarku, tapi kenapa surat PHK atas namamu ada di kamarku?”

Shakira menatapnya, lalu menarik napas panjang. “Aku emang pernah ke kamarmu malam itu. Tapi kamu lagi mabuk. Bahkan nggak sadar aku ada di situ.”

Luis mengerutkan kening. Kilasan samar mulai muncul, tapi tetap kabur. “Untuk apa kamu datang?”

Shakira mengangkat bahu, berusaha acuh. “Kamu marah karena kamarmu masih kotor. Lalu aku datang … untuk mengembalikan apa yang tertinggal. Itu aja.”

Luis memandangi Shakira dalam-dalam, mencoba membaca kebohongan di balik ketenangannya. Tapi Shakira sudah ahli menyembunyikan emosi. Dia hanya menatap balik, tenang dan tanpa celah.

“Permisi.” Shakira berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Luis dalam keraguan yang tak terjawab.

Ketika Shakira sudah keluar dari gedung, nafasnya mulai memburu. Tangannya sedikit gemetar lalu berpegangan pada mobil salah satu pengunjung. Setelah menguasai dirinya, ia berjalan cepat menuju halte. Putrinya pasti sedang menunggunya karena terlambat hampir satu jam.

Ia tahu, permainan ini baru dimulai. Tapi untuk sekarang, ia harus fokus pada satu hal. Bahwa Shakira harus bertahan bersama putrinya.

Dia tidak boleh menyusahkan Ayah dan Bundanya atau mencoreng nama baik mereka sedikit pun.

Setelah pulang dari bekerja, Shakira menemui putrinya di salah satu indekos tetangga. Perempuan paruh baya yang selama ini banyak membantunya mengasuh Beliza.

Mereka berbicara banyak hal hari itu lalu Shakira mengatakan niatannya.

“Jadi, kamu mau pindah ke Jakarta, Ra?” suara Ibu Ningsih terdengar lirih, seolah masih berharap kabar itu tidak nyata.

Shakira mengangguk, “Demi kehidupan lebih baik, Bu. Ikut salah satu kakak sepupuku.” Bohongnya.

Ibu Ningsih menatap Beliza yang tengah asyik memainkan tali tasnya. “Aku bakal kangen kalian. Aku bakal kesepian lagi.”

Shakira tersenyum, lalu memeluk Ibu Ningsih erat. “Terima kasih, Bu, udah bantu jaga Beliza selama ini. Aku makasih banget.”

“Jaga dirimu, Nak. Jakarta keras.”

Shakira hanya tersenyum, lalu mereka kembali berbicara tentang banyak hal sebelum hari itu tiba.

Keesokan harinya, Shakira mengirim email pengunduran diri pada manajer hotel tempatnya bekerja. Tidak banyak penjelasan, hanya kalimat singkat penuh hormat. Ia tahu keputusannya tidak bisa ditunda lagi.

Dan ketika hari itu tiba, Shakira dengan menggendong Beliza sambil membawa koper berisi pakaian, menuju bandara sore itu.

Di dekat gerbang keberangkatan David sudah menunggu, mengenakan kemeja putih rapi dan membawa koper kabin.

“Mari saya bawakan kopernya, Nona Shakira,” ucap David tanpa basa-basi.

Selama penerbangan, pikirannya dipenuhi kilasan-kilasan masa lalu, masa ketika ia berada di Jakarta. Mengenal cinta pertama yang sangat monyet lalu dipermainkan, dicintai, dikhianati, dan akhirnya dibuang.

Dan kini, ia kembali bukan sebagai perempuan lemah seperti dulu.

Begitu menjejakkan kaki di ibu kota, jantung Shakira berdebar lebih cepat. Udara panas, bising jalanan, dan suasana asing yang entah kenapa justru terasa begitu familiar. Kota ini masih menyimpan bahagia dan luka untuknya.

David kemudian mengantarnya ke sebuah apartemen modern di kawasan Thamrin. Lift meluncur mulus hingga lantai 21 lalu menuju unit luas dengan dinding kaca yang menampilkan panorama kota.

“Saya sudah siapkan semuanya, Nona Shakira. Termasuk kamar untuk Beliza. Dan ini kartunya,” kata David sambil menyerahkan sebuah amplop kecil berisi kartu ATM berwarna hitam elegan.

“Dua milyar, sesuai yang dijanjikan Pak Luis,” lanjutnya.

Shakira mengambilnya tanpa banyak reaksi, meski dalam hati ia tahu uang itu adalah harga dari hidup baru dan permainan lama yang akan ia masuki kembali.

“Makasih. Sampaikan terima kasihku untuk Luis,” ucapnya pelan.

“Pak Luis juga berpesan, anda akan mendapatkan pekerjaan di kantor Hartadi Group sebagai staf sales and marketing.”

David mengelurkan name tag atas nama Shakira dengan logo Hartadi Group di bagian atas.

Shakira tertegun sejenak kemudian menerimanya. “Terima kasih banyak.”

David kembali mengangguk dan berpamitan, meninggalkan Shakira dan Beliza di dalam apartemen baru yang akan mengantarkannya menapaki kehidupan yang baru.

Begitu pintu tertutup, Shakira berdiri sejenak di tengah ruang tamu yang luas. Harum wangi lavender dari pengharum otomatis cukup menenangkan. Lantai marmer berkilau memantulkan cahaya lampu kristal yang indah.

Beliza berjalan sambil tersenyum senang melihat interior apartemen ini. Melihat itu, Shakira ikut bahagia. Tangannya menyentuh permukaan meja makan yang halus. Berbeda jauh dari dapur sempit indekos yang dulu mereka tempati.

Namun dibalik senyum yang ia tunjukkan pada Beliza, pikirannya berputar. Ia tahu dua miliar dan apartemen mewah ini hanyalah bagian dari permainan Luis. Dan suatu hari akan menagih harga yang jauh lebih mahal.

Malam itu, Shakira memilih untuk tidak memikirkan resikonya. Ia ingin membiarkan dirinya dan Beliza merasakan arti kata rumah.

Lalu ponselnya berdering. Tanpa ragu, Shakira mengangkatnya.

Luis Hartadi.

Tidak ada sapaan basa-basi, hanya suara berat pria itu yang berbicara.

"Apa apartemennya sesuai harapanmu?"

Shakira mengangguk sambil menatap Beliza yang tampak senang di apartemen yang nyaman itu. Ini adalah bagian yang sangat ia senangi.

“Sangat nyaman. Justru terlalu mewah untuk orang buangan kayak aku.”

Terdengar tawa kecil dari seberang. Bukan tawa yang hangat tapi lebih seperti tawa dari seseorang yang sedang memegang kendali atas hidup Shakira.

“Sekarang, kamu bukan buangan, Shakira. Kamu adalah …..” 

Juniarth

:-0

| 4
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas untuk Istri Rahasia CEO   Menolak Untuk Pergi

    Keesokan harinya, Luis segera kembali ke Jakarta. Sebelum melaksanakan rencana perjalanannya bersama Shakira, ia harus menutup semua jejaknya, terutama dari mata Nadine.Luis menghubungi Nadine dan mengajaknya makan malam romantis di sebuah restoran mewah yang biasa mereka kunjungi. Ia tahu, ia harus bersikap manis dan meyakinkan untuk membuat kebohongannya terasa alami.Nadine tampak gembira. Ia menyambut Luis dengan antusias.Malam itu, di bawah cahaya lilin yang temaram, Luis memainkan perannya dengan sempurna. Ia memuji penampilan Nadine, membicarakan rencana masa depan mereka, dan memastikan Nadine merasa dicintai.Setelah hidangan penutup disajikan, Luis meraih tangan Nadine, sorot matanya meyakinkan.“Sayang, ada sesuatu yang harus kubicarakan,” ujar Luis dengan nada serius.Nadine menatapnya khawatir. “Ada apa, Den Mas?“Hartadi Group akan memperluas ekspansi kita ke pasar Asia Tenggara, dan Malaysia adalah gerbangnya. Ini adalah proyek terbesar yang pernah kami tangani.”Luis

  • Perjanjian Panas untuk Istri Rahasia CEO   Memberinya Anak Baru

    “Saya tahu ini mungkin terlalu cepat dan tidak pantas diucapkan saat ini, tetapi menurut sudut pandang saya, satu-satunya yang membuat Nona Shakira benar-benar mau hidup adalah kehadiran seorang anak.”“Kekuatan mentalnya sangat bergantung pada kehadiran putrinya. Kehilangan putrinya telah merenggut alasan dia bernapas.”“Setelah dia pulih sedikit dari fase kritis ini, Den Mas dan Nona Shakira harus mempertimbangkan untuk memiliki anak baru. Itu adalah satu-satunya cara, satu-satunya janji masa depan yang dapat mengalihkan fokusnya dari duka dan depresi yang mengancam nyawanya.”Luis terdiam, terpaku oleh saran itu. Memiliki anak baru?Meskipun Luis kini tahu kebenaran mengerikan tentang malam di Bali dan betapa besar kesalahannya terhadap Shakira, ide untuk memiliki anak dengannya, anak yang akan menjadi "pengganti" Belliza, terasa terlalu besar, dan mungkin tidak adil bagi Shakira.Luis menggeleng perlahan.“Dokter Adrian, saya menganggap Shakira sebagai seorang teman, tidak lebih.

  • Perjanjian Panas untuk Istri Rahasia CEO   Membersihkan Pikirannya

    Luis mencoba keras untuk mengingat malam itu.Ia memejamkan mata, memaksakan memorinya bekerja. Yang ia ingat hanya nafsu yang mendominasi, alkohol yang mengalir deras, dan kesenangan.Ia ingat jika menyuruh David untuk memanggil seorang perempuan panggilan mahal dan terawat.‘Tapi kenapa jadi Shakira? Ya Tuhan, aku meniduri Shakira, dan aku melupakannya.’ Batin Luis.Luis kembali menghubungi David dan langsung diangkat.“Iya, Pak? Ada yang bisa dibantu?”“Aku ingin kamu selidiki semua tentang hotel tempat Shakira bekerja dan kapan dia dipecat. Dan cari tahu persis apa yang terjadi pada malam itu di kamar hotelku. Jangan sampai ada yang luput.”“Lalu cari tahu siapa Devano. Aku mau informasi lengkap!”“Siap, Pak. Saya akan bergerak sekarang,” jawab David.Luis mengakhiri panggilan dan duduk di kursinya, kepalanya pusing.****Keesokan paginya, Luis sarapan sendiri. Kemudian Bu Ningsih muncul di ruang makan, wajahnya tampak lelah dan cemas.“Pagi, Den Mas,” sapa Bu Ningsih.“Pagi, Bu Ni

  • Perjanjian Panas untuk Istri Rahasia CEO   Kamu Meniduriku

    Luis masuk ke ruang tamu yang kacau balau itu.Amarahnya memuncak melihat Shakira dalam kondisi mengenaskan, mabuk dan dikelilingi pecahan kaca. Namun, ia tahu amarah tidak akan menyelesaikan apa-apa.Ia menatap Bu Ningsih yang terlihat putus asa. Beberapa asisten rumah tangga yang lain mulai muncul di ujung koridor, terbangun oleh keributan itu.“Bu Ningsih, dan kalian semua,” perintah Luis dengan suara rendah namun tajam, menunjukkan otoritasnya. “Kembali ke kamar kalian. Ini bukan urusan kalian. Aku yang akan urus ini. Jangan ada yang tanya, dan jangan ada yang bicara soal ini ke siapa pun.”Bu Ningsih ragu, tetapi melihat tatapan tegas Luis, ia mengangguk patuh. Ia dan para ART segera membersihkan pecahan dekanter itu lalu meninggalkan ruangan, membersihkan diri dari kekacauan itu.Kini hanya Luis sendirian yang menghadapi Shakira.Shakira, yang kesadarannya sudah sangat terganggu oleh alkohol, menatap Luis yang memakai jubah tidur berwarna biru gelap. Matanya tidak fokus.Dia bing

  • Perjanjian Panas untuk Istri Rahasia CEO   Perasaan Ini Rumit

    “Oke. Aku keluar. Tapi ingat, kamu nggak bisa keluar dari rumah ini tanpa izinku, Shakira,” ujar Luis dingin.“Persetan, Luis! Kamu nggak ada hak ngurung aku!”Luis tidak peduli dengan ucapan Shakira kemudian berjalan menuju pintu, lalu menutupnya dan kembali ke kamar.Shakira resmi terkurung dan menjadi tahanan sementara di dalam rumah Luis.Kini amarahnya memudar, berganti rasa lelah dan keputusasaan yang baru. Ia merosot kembali ke ranjang, menangis tersedu-sedu. Ia tahu, Luis tidak akan melepaskannya begitu saja.Setelah Luis pergi, ruangan itu hanya menyisakan isak tangis Shakira dan suara Bu Ningsih yang bergerak membersihkan pecahan mangkuk di lantai. Bu Ningsih tidak menyalahkan Luis, ia tahu Luis melakukan itu karena peduli, dengan caranya yang keras.Setelah ruangan bersih, Bu Ningsih kembali ke sisi ranjang, membawa mangkuk bubur hangat yang baru dan segelas teh panas yang baru diantarkan seorang asisten rumah tangga.“Non, sudah ya. Jangan siksa diri Non,” bujuk Bu Ningsih

  • Perjanjian Panas untuk Istri Rahasia CEO   Manusia Berhati IBLIS!

    Mobil melaju kencang, meninggalkan kompleks pemakaman. Luis mendekap tubuh Shakira di pelukannya. Ia mengguncang bahu Shakira dengan lembut, berusaha membangunkannya.“Ra! Bangun! Shakira!”Ia menepuk-nepuk pipi Shakira yang pucat, tetapi Shakira tetap diam, matanya terpejam rapat. Bibirnya yang semula bergetar karena amarah kini menjadi garis lurus yang dingin.Rasa takut menjalar di hati Luis. Setelah Belliza pergi, ia tidak boleh kehilangan Shakira juga.“Vid, hubungi Dokter Adrian sekarang! Bilang ini darurat! Sekarang!” perintah Luis tegas.“Baik, Pak.”Luis kembali fokus pada Shakira. Ia membuka jasnya dan menyelimuti Shakira, mencoba menghangatkan tubuhnya. Ia menempelkan telinganya ke dada Shakira, memastikan detak jantung wanita itu masih ada.“Bertahan, Ra.”Selama perjalanan pulang, Luis mendekap Shakira erat-erat, tidak melepaskannya barang sedetik pun, memohon dalam hati agar wanita itu tetap hidup.Setibanya di rumah, Luis segera membaringkan Shakira yang begitu lemah di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status