Share

Bab 4 Pertemuan

Author: Tri Afifah
last update Last Updated: 2025-05-02 11:36:51

Aulia duduk di sebuah Butik Ternama khusus gaun pengantin. Ia menatap bayangannya sendiri dengan perasaan yang campur aduk. Dia tidak bisa percaya bahwa hidupnya akan berubah drastis dalam beberapa hari ke depan. Perjodohan yang diatur oleh keluarganya membuatnya merasa seperti berada di dalam mimpi buruk.

Tiba-tiba, pintu butik terbuka dan seorang pria dengan aura yang menakutkan masuk ke dalam ruangan. Aulia bisa merasakan kehadiran pria itu memenuhi seluruh ruangan, membuatnya merasa sedikit gugup. Pria itu memiliki tinggi badan yang ideal, dengan otot-otot yang terbentuk dengan baik di bawah jas hitam yang dipakainya. Wajahnya yang tegas dengan mata yang tajam membuat Aulia merasa seperti sedang ditatap dengan intensitas yang luar biasa.

"Aulia, ini Tuan Ryker Alvaro," kata pengacara yang saat ini duduk disebelahnya. Pria yang diperkenalkan menatap Aulia dengan mata yang tidak berkedip. "Saya senang bertemu dengan Anda."

Aulia merasa seperti terhipnotis oleh tatapan Ryker, membuatnya kesulitan untuk berbicara. dia hanya bisa mengangguk dan memberikan senyum yang lemah. "Saya... saya senang bertemu dengan Anda juga, Tuan Ryker," kata Aulia dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Pengacara keluarga Joyo Kusumo, yang duduk di samping Aulia, tersenyum dan memotong keheningan yang tidak nyaman. "Baiklah, mari kita mulai memilih pakaian pengantin. Saya sudah memilih beberapa model yang sesuai dengan tema pernikahan Anda berdua."

Aulia merasa seperti berada di dalam mimpi yang buruk, sementara Ryker tampaknya sudah siap untuk memainkan peranannya sebagai calon suami. Aulia tidak bisa tidak memikirkan tentang bagaimana hidupnya akan berubah setelah pernikahan ini. Apakah dia akan bahagia? Atau apakah dia akan terjebak dalam pernikahan yang tidak dicintainya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di dalam kepalanya, membuatnya merasa semakin gugup.

***

Selama hampir satu jam lamanya, keduanya memilih pakaian pengantin dan akhirnya pilihan keduanya jatuh pada jas dan gaun pengantin yang begitu elegan.

Pengacara keluarga Joyo Kusumo, yang telah menunggu Aulia dan Ryker di luar ruang ganti, mendekati mereka dengan senyum yang ramah. "Baiklah, saya rasa sudah waktunya saya pamit pulang. Saya memiliki beberapa hal yang harus saya lakukan hari ini," katanya sambil melihat jam tangannya.

Ryker mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan pengacara. "Terima kasih.”

Aulia, yang berdiri di samping Ryker, merasa ada kesempatan untuk berbicara dengan Ryker secara langsung. Saat pengacara keluarga Joyo Kusumo berpamitan dan meninggalkan mereka, Aulia mengambil napas dalam-dalam dan berbicara dengan suara yang lembut. "Tuan Ryker, bisa kita berbicara sebentar?"

Ryker menoleh ke arah Aulia dengan mata yang tajam. "Tentu, apa itu?"

Aulia merasa sedikit gugup, tapi dia berusaha untuk berbicara dengan jujur. "Ini tentang pernikahan kita. Saya merasa bahwa kita tidak siap untuk melakukan ini. Saya tidak tahu apakah kita saling cocok atau tidak."

Ryker memandang Aulia dengan mata yang tidak bisa ditebak. namun, pria itu masih menunggu hal apa yang akan dikatakan oleh Aulia.

Aulia mengambil napas dalam-dalam dan melanjutkan. "Saya tahu kita sudah sepakat, tapi saya merasa bahwa kita tidak memiliki hubungan yang cukup dekat untuk melakukan pernikahan. Saya tidak ingin terjebak dalam pernikahan yang tidak bahagia."

Ryker memandang Aulia dengan mata yang serius. melihat hal itu, Aulia cepat memalingkan wajahnya ke arah lain.

“Kita batalkan saja Pernikahan ini. saya yakin, anda memiliki kekasih. tidak mungkin, seorang pebisnis seperti anda tidak memiliki kekasih atau pujaan hati. benar begitu?” Aulia memberanikan diri untuk mendongak menatap wajah pria tampan yang masih belum menunjukkan ekspresi apapun. wajahnya memang tampan, tapi terlalu datar dan Aulia sedikit kesal karena tidak dapat menebak isi hati pria ini.

“Akan ada orang yang akan menjemputmu.”

“Ap-apa?” Aulia hampir saja mengumpat, namun hal itu masih bisa ia tahan. dirinya sudah bicara panjang lebar mengenai isi hati dan kepalanya. mengutarakan pendapatnya bahwa ia sebenarnya tidak setuju akan pernikahan ini. namun, tampaknya hal itu tidak direspon baik oleh Ryker. pria itu justru mengatakan hal lainnya.

Saat tubuh Ryker akan pergi, meninggalkan Aulia. tanpa sadar, gadis berambut panjang itu menarik lengan Ryker.

“Tunggu! aku belum selesai bicara, tolong pikirkan ulang lagi ucapanku. kita tolak saja pernikahan ini, bukankah kau menginginkan hal yang sama sepertiku?”

Ryker menyentuh lembut tangan Aulia, menyingkirkan tangan gadis yang sudah berani menyentuhnya tanpa izinnya. saat tubuh Ryker berbalik menghadap Aulia, gadis itu mundur satu langkah agar jarak antara keduanya tidak terlalu dekat.

“Berhenti bermain-main denganku. Lakukan saja, apa yang diinginkan kakekmu.”

Aulia menggigit bibirnya, merasa peluang usaha yang dilakukan sia-sia. Setelah mengatakan itu, Ryker pergi begitu saja meninggalkan Aulia yang masih berdiri terpaku. bayangan masa depannya seperti tulisan di pinggir pantai yang terhapus oleh sapuan ombak, bersih tak tersisa.

Entah sudah berapa lama ia berdiri di butik itu, sampai seorang pegawai butik menegurnya karena sebuah Taxi sudah menunggunya di depan. dengan perasaan berkecamuk, ia melangkahkan kakinya keluar dari butik. dan langsung menaiki mobil tanpa melihat terlebih dahulu.

"Jalan pak!"

setelah mengatakan hal itu, perlahan Aulia memejamkan matanya dan ia pun dapat merasakan jika mobil yang ditumpanginya mulai berjalan membelah kota.

"Pak, bisakah kita berhenti di depan Apotek?"

saat tidak ada jawaban yang keluar dari mulut sang sopir taksi, Aulia mulai membuka kedua matanya. ia baru menyadari, mobil yang ditumpanginya saat ini begitu mewah dan hampir sama dengan milik sang kakek. ternyata, Taksi online yang dipesan Ryker terbilang cukup mewah. saat pandangannya tertuju ke arah samping kanan tempat duduknya, Aulia hampir saja berteriak namun kedua tangannya dengan refleks yang cukup cepat mampu menutup bibirnya saat itu juga.

Ryker Alvaro!

Ya, dia tidak salah lagi. pria yang saat ini duduk disebelahnya adalah Ryker Alvaro. apa yang dilakukan pria itu sampai-sampai harus satu mobil dengannya? apakah ia mencari alasan agar dapat satu mobil bersama dengan Aulia?

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Ryker tidak menjawab, pria itu justru sibuk dengan ponselnya.

"kau mencari kesempatan satu mobil denganku?"

"Berhenti Pak!" dua Kata itu mampu membuat Mobil itu berhenti, tapi bukan keluar dari bibir Aulia, melainkan bibir Ryker.

"Turun dari mobilku!"

Aulia mendadak diam membisu mendengar perintah Ryker. dan tanpa bertanya lagi, gadis itu gegas keluar dari mobil. otaknya memproses dengan cepat, apa ya g sebenarnya terjadi. kesalahan fatalnya, membuat harga dirinya jatuh dihadapan pria sombong itu. bagi Aulia, Ryker terlalu berlebih-lebihan dalam hal ini. apa susahnya mengajaknya pulang bersama? ya walaupun memang kali ini dirinya salah karena sudah memasuki mobilnya. sedangkan Ryker sudah memesan mobil untuknya. Aulia hanya dapat mendengus kesal, berdiri dipinggiran jalan raya menunggu Taksi yang akan lewat. kenapa tidak memesan Taksi online sendiri? tentu saja, hal itu dikarenakan ponselnya yang tertinggal di rumah. ceroboh sekali, biasanya kakek yang mengingatkan hal-hal kecil ini. tapi, mulai dari detik ini sepertinya Aulia harus belajar banyak lagi karena kakeknya sudah tidak lagi mengingatkan hal-hal kecil itu. tanpa sadar, Aulia kembali meneteskan air matanya. sekelebat bayangan masa lalu tentang bagaimana cerianya sang kakek yang begitu bersemangat saat mendatangi acara wisudanya dan bagaimana bangganya sang kakek saat tahu bahwa Aulia menjadi salah satu Mahasiswa dengan lulusan terbaik. ternyata, hal itu adalah moment terbaik dan terakhir yang bisa ia rasakan bersama dengan kakeknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 12 Gadis Keras Kepala

    Aulia berdiri di depan cermin, memastikan bahwa penampilannya sudah sempurna. Dia mengenakan blouse putih lengan pendek yang pas di tubuhnya, memperlihatkan kulit putih dan lembut di lengan dan lehernya. Blus itu memiliki potongan yang elegan, dengan kerah yang sedikit terbuka. Rok hitam yang dia kenakan jatuh tepat di bawah lutut, menekankan lekuk tubuhnya yang indah. Sepatu hak tinggi senada dengan warna rok yang dia pilih menambahkan sentuhan elegan pada penampilannya, membuat kaki-kakinya terlihat panjang dan ramping.Rambutnya yang panjang dan lembut tergerai di punggungnya, menambah kesan feminin yang kuat. Dengan penampilan yang sempurna, Aulia merasa siap untuk menghadapi hari baru.Dia berjalan ke lantai bawah, tapi tiba-tiba terhenti ketika melihat Ryker berdiri di depannya, memblokir jalannya.Ryker masih terlihat sedikit pucat dan lelah, tapi mata hitamnya yang tajam memandang Aulia dengan intensitas yang membuat Aulia merasa sedikit tidak nyaman.Dia berdiri dengan kaki

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 11 Ryker adalah Suamiku

    Pukul sebelas malam, Aulia sudah memutuskan untuk tidur, meninggalkan meja makan yang masih terisi dengan harapan bahwa Ryker akan kembali dan menikmati masakannya. Tapi jam terus berputar, dan Ryker belum juga kembali. Aulia akhirnya tertidur dengan perasaan kecewa dan penasaran.Tiba-tiba, pukul satu dini hari, keheningan malam dipecahkan oleh suara gedoran pintu utama rumah yang keras dan berulang-ulang. Bel pintu juga berbunyi dengan nada yang tajam, membuat Aulia terbangun dengan cepat. Dia melompat dari tempat tidur dan bergegas ke bawah, hampir jatuh saat menuruni tangga karena terburu-buru.Saat Aulia membuka pintu, dia disambut oleh pemandangan yang membuatnya begitu terkejut.Ryker berdiri di depan pintu, dengan tubuh yang terhuyung-huyung dan mata yang merah karena alkohol. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Ryker sedang dipeluk oleh Vania, wanita yang sama yang telah membuat Aulia merasa marah sebelumnya.Vania tersenyum manis ke arah Aulia, dengan mata yang berkilau karena

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 10 Jangan Berharap Lebih, Aulia

    Aulia masih menatap Ryker dengan mata yang penuh kemarahan, menunggu jawaban atas pertanyaannya. Tapi sebelum Ryker bisa menjawab, ponselnya berbunyi dengan nada yang keras dan tajam.Ryker langsung mengambil ponselnya dan menjawab panggilan tersebut, tanpa menatap Aulia sedikit pun."Aku sedang sibuk," kata Ryker dengan nada yang singkat, sambil berjalan menjauh dari Aulia.Aulia tidak bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Ryker kepada peneleponnya, tapi dia bisa menangkap beberapa kata seperti "proyek", "klien", dan "deadline".Jelas bahwa Ryker sedang membahas persoalan kantor dengan seseorang. Ryker terus berbicara di telepon, tanpa mempedulikan keberadaan Aulia. pria itu berjalan menuju ruang tamu, meninggalkan Aulia sendirian di tempat itu.Aulia merasa seperti diabaikan, seperti tidak ada di dalam ruangan itu. Dia menatap punggung Ryker yang menjauh, dengan perasaan yang campur aduk antara marah dan merasa tak nyaman bersamaan.Aulia mengurungkan niatnya untuk kembali

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 9 Siapa yang Mengganti Pakaianku?

    Aulia dan Ryker kembali ke rumah mewah Ryker, dengan suasana yang tegang dan hening. Ryker masih bersikeras untuk melarang Aulia bekerja, dengan kata-kata yang keras dan tidak bisa ditawar. Tapi Aulia juga memilih untuk pada pendapatnya, dengan mata yang berkilau dan tekad yang kuat.Sampai saat Aulia akan menaiki anak tangga, tangannya ditarik oleh Ryker dengan kuat, membuat tubuh Aulia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Ryker.Tubuh Aulia jatuh mengenai tubuh Ryker,membuat Ryker terkejut dan kehilangan kendali.Posisi jatuhnya, Ryker berada di bawah tubuh Aulia, dengan wajah mereka yang sangat dekat.Keduanya kembali melihat satu sama lain, dengan mata yang terpaku dan napas yang seakan berhenti begitu saja.Ryker baru menyadari bahwa mata Aulia berbeda, berwarna hijau zamrud yang sangat cantik dan mempesona, seperti permata yang tersembunyi di dasar laut.Mata hijau Aulia seperti menghipnotis Ryker, membuat dia lupa pada segalanya kecuali keindahan yang terpancar dari mata

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 8 ( Aku Bisa Memberikan Apapun yang Kau Inginkan ! )

    Mobil mewah itu meluncur dengan mulus di jalan raya yang sunyi, seperti kupu-kupu yang terbang di kegelapan. Ryker menyetir dengan konsentrasi penuh, matanya terpaku pada jalan di depan seperti magnet yang tidak bisa dilepaskan. Vania duduk di sebelahnya, menatap ke luar jendela dengan senyum misterius, seperti bulan sabit yang tersembunyi di balik awan. Ekspresinya tidak berubah, seolah-olah dia sedang menikmati pemandangan yang tidak terlihat oleh mata biasa.Di belakang, Aulia duduk sendirian, menatap ke luar jendela juga, tapi matanya tidak fokus pada apa pun. Dia membiarkan pikirannya mengembara, seperti daun kering yang terbawa angin, memikirkan tentang situasi yang sedang dia alami dengan perasaan yang campur aduk.Suasana di dalam mobil sangat hening, seperti kuburan yang sunyi di malam hari. Tidak ada suara apa pun kecuali suara mesin mobil yang berjalan lancar, seperti detak jantung yang stabil. Ryker tidak menoleh ke belakang, tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia men

  • Perjanjian Pernikahan Tanpa Hati    Bab 7 ( Pemandangan Menjijikan)

    Aulia berdiri di depan sebuah bangunan megah yang menjulang tinggi, dengan arsitektur modern yang elegan. Kantor pengacara "Harapan & Partners" ini terletak di jantung kota, dengan alamat yang sangat mudah diingat.Bangunan ini memiliki 20 lantai, dengan fasad kaca yang mengkilap dan atap yang berbentuk unik. Di depan pintu masuk, terdapat sebuah plakat besar yang terbuat dari granit hitam, dengan logo perusahaan yang terbuat dari emas 24 karat.Aulia menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah masuk ke dalam lobi yang luas dan mewah. Lantai lobi terbuat dari marmer putih, dengan langit-langit yang tinggi dan lampu gantung kristal yang indah. Di sebelah kiri, terdapat sebuah meja resepsionis yang terbuat dari kayu mahoni, dengan seorang resepsionis cantik yang tersenyum ramah."Selamat pagi, saya Aulia Riani. Saya datang untuk menyerahkan lamaran pekerjaan sebagai pengacara," kata Aulia dengan suara yang sopan.Resepsionis itu tersenyum dan mengambil CV Aulia."Terima kasih, Ibu Auli

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status