Tubuh Moreau terdesak ke depan ketika dia nyaris setengah terlelap. Mobil ditumpanginya menghadapi krisis tiba – tiba ... seolah itu memang suatu tindakan disengaja. Tidak tahu apa yang sedang berserang di puncak kepala Abihirt saat suami Barbara memutuskan untuk menginjak rem secara tak terduga.
Barangkali hal tersebut tidak jauh dari motivasi sederhana ayah sambungnya supaya dia terbangun, sementara makhluk kaku itu tidak menemukan cara untuk menarik Moreau kembali ke permukaan. Menyedihkan. Secara naluriah dia menoleh ke wajah Abihirt. Pelbagai desakan telah menyumbat di puncak kepalanya sekadar meluapkan segala sesuatu yang tertahan. Mungkin keinginan tentang menghantam wajah tampan di sana ... dengan pukulan serius adalah gagasan paling potensial. Moreau harap bisa menuntaskan ide – ide yang berkeliaran bebas, hingga bergelantungan di belakang bahunya dengan cepat. Namun, di satu sisi tak terduga dia harus membayangkan bagaimana menjadi tenang tak tersentuh—Siapa yang akan menyangka bahwa kali pertama membuka mata, Moreau justru menyadari bagaimana dia tidur dengan nyaman di dada seseorang. Rasanya begitu banyak reaksi kejut dan sesuatu dalam dirinya berusaha meninggalkan respons tak terduga.Namun, pengendalian yang cukup mengingatkan supaya dia tidak sampai membuat Abihirt terbangun. Tampaknya pria itu masih terlalu lelap; damai; seakan tidak ada beban yang bisa memberi dampak buruk.Tampan.Hal pertama yang bisa Moreau katakan. Dia benar – benar tak bisa menahan diri dari kebutuhan menyentuh rahang kasar Abihirt. Mantan suami Barbara sempat menghilang selama seminggu sejak insiden Lore masuk rumah sakit dan memutuskan untuk tidak menghilangkan rambut di wajahnya setelah kembali. Sebuah alasan yang jelas membuat pria itu terlihat sangat matang.Moreau menelan ludah kasar ketika menjatuhkan perhatian ke arah bibir Abihirt. Warna yang murni dan masih meninggalkan ingatan bagaimana saat pria itu menciumny
Baru menjatukan tubuh tidur menyamping menghadap dinding kamar, Moreau harus merasakan sayup – sayup seseorang seperti berjalan masuk—luar biasa hati – hati, ke dalam kamarnya.Dia mengernyit di antara sulur ruang temaram, tetapi tidak secara gegabah menunjukkan respons. Hanya menunggu, diliputi hitungan mundur dan ... masih dengan ketegangan merambat di tulang punggung, mulai merasakan dampak dari keberadaan berat tubuh seseorang yang menekan di pinggir ranjang.Abihirt.Moreau tidak perlu menduga – duga siapa atau perampok mana. Kebiasaan mantan suami Barbara tidak pernah berubah. Seperti dulu sering menyelinap masuk ke dalam kamarnya, kemudian melakukan hal – hal sebagaimana pria itu membuat dia berada di posisi sebagai seorang simpanan.Kali ini. Moreau tidak akan pernah membiarkan segala sesuatu, mengenai masa lalu mereka, supaya terulang kembali. Abihirt tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk melakukan apa pun.Namun,
“Lain kali jika kau berjanji kepada mereka lagi. Aku tidak akan segan – segan memotong lidahmu, mengerti?” ucap Moreau sambil melangkah masuk. Sudah mengerti Abihirt akan menyusul, sehingga tidak mencoba melakukan sesuatu sekadar mencegah pria itu dari hasrat melangkahkan kaki.Aturannya masih sama. Abihirt akan tidur di sofa. Moreau tidak akan membicarakan apa pun. Dia lelah dan ingin secepatnya menjatuhkan tubuh ke atas ranjang, meski ternyata suara serak dan dalam Abihirt akan mencuak ke permukaan.“Semalam, aku merasakan seseorang menyentuhku. Apa itu kau?”Apa maksud dari pertanyaan Abihirt? Mengapa pria itu mengatakannya dengan tiba – tiba. Ini merupakan pembicaraan yang bisa dimulai sejak tadi pagi. Mantan suami Barbara sedang mencari cara supaya bisa menahannya tetap berdiam diri di tempat?Moreau tanpa sadar menipiskan bibir. Abihirt jelas tidak bisa melihat apa pun hal yang dia lakukan barusan. Mengakui itu sebagai su
“Terima kasih tumpangannya. Kau bisa pergi sekarang.”Memang tidak banyak percakapan selama perjalanan pulang. Moreau hanya bicara ketika mereka telah sampai di depan rumahnya. Dia bahkan terburu – buru membuka pintu mobil, lalu menapakkan kaki di halaman depan. Juga nyaris dengan langkah pasti meninggalkan Abihirt, tetapi tidak pernah menyangka bahwa pria itu akan terlalu cepat menyusul di belakang.Andai saja keberadaan seseorang di balik punggungnya tidak meningalkan atmosfer berbeda. Moreau mungkin tidak akan pernah berbalik badan; menengadah; dan menyadari bagaimana Abihirt terlalu tenang menjulang tinggi, begitu dekat, dan pria itu bisa melakukan apa pun yang diinginkan.“Ada apa lagi?” tanya Moreau setengah enggan. Perintah yang dia berikan sudah begitu spesifik. Abihirt perlu bersikap patuh. Duduk di kursi penumpang saat Gabriel sudah berpindah posisi, setelah tidak lupa mengembalikan kunci mobil miliknya.Namun, sekarang. Ha
“Hai.”Sebuah sapaan yang membuat Moreau secara naluriah menghentikan langkah. Tidak ada petunjuk bahwa Abihirt akan menunggunya di parkiran. Dia pikir pria itu tidak akan datang, karena biasanya Abihirt masuk ke dalam dan memesan sesuatu.Mungkin suasana hati pria itu sedang bagus, sehingga tidak memutuskan untuk minum?Sebelah alis Moreau bergerak memahami situasi mereka belakangan ini. Setidaknya, dia tidak perlu khawatir bahwa Abihirt akan melakukan sesuatu yang buruk.“Apa yang kau lakukan di sini?” kemudian bertanya sembari melangkah lebih dekat.Tubuh jangkung Abihirt—selalu mengharuskan Moreau untuk menengadah. Sekelebat—terlalu cepat, dia mendapati senyum tipis mantan suami Barbara sebelum itu akhirnya berubah menjadi tatapan intens dan bagaimana tangan Abihirt menyentuh bahunya.“Aku menunggumu pulang.”Itu yang dikatakan, tetapi Moreau memutuskan untuk menunduk sekad
“Aku tidak tahu hidupku akan berubah begitu cepat. Terima kasih sudah melahirkan anak – anakku, Moreau.”Mengapa Abihirt tiba – tiba membicarakan hal ini? Iris biru terang Moreau bergerak gelisah. Benar – benar mencoba untuk menemukan jawaban, tetapi tidak ada sedikitpun petunjuk yang akan memberitahunya.“Aku tidak pernah merasa sehidup ini sebelum bertemu dengan kalian.”Sekarang pria itu menambahkan. Jadi, anak – anak akan menjadi pegangan hidup Abihirt sekarang? Semoga saja.Moreau tidak tahu apa yang perlu dia katakan, tetapi menyerahkan senyum tipis sambil menyingkirkan tangan Abihirt dan menjaga jarak supaya mereka tetap berada di batasan masing – masing.“Anakmu adalah anakku. Sudah menjadi tugasku melahirkan dan merawat mereka. Kau bisa selesaikan semua urusanmu di sini. Setelah itu pergilah. Gabriel sudah menunggu terlalu lama.”Bagaimanapun, Moreau belum siap membuk