Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / One Night Stand

Share

Perjanjian Terlarang
Perjanjian Terlarang
Author: Susi_miu

One Night Stand

Author: Susi_miu
last update Huling Na-update: 2024-05-13 12:05:01

“Satu gelas lagi.”

Moreau telah menghadapi pelbagai desakan buruk sepanjang hari. Mantan kekasihnya secara sepihak mengambil pilihan untuk mengakhiri hubungan mereka. Dia sudah meminta alasan pasti sejak momen menyedihkan tersebut, tetapi Froy dan tatapan marah pria itu jelas – jelas menolak bicara.

Ironi sekali. Besok merupakan hari pernikahan ibunya yang Moreau sendiri tidak tahu seperti apa rupa dari sang mempelai pria. Mereka tidak dikenalkan. Ibunya merencanakan kebutuhan diam – diam. Bahkan ada begitu banyak tekanan lain untuk meninggalkan bercak serius, yang terasa seperti melubangi jantung Moreau dengan hujaman.

Dia hampir putus asa memikirkan segala hal. Beberapa saat lalu memutuskan pergi ke sebuah bar diliputi niat ingin menenangkan diri. Gaun merah mencolok begitu sempurna di tubuh langsing Moreau. Di depan meja bar, dia hanya duduk sendirian. Memandangi beberapa gelas kosong—wine telah tandas tak bersisa. Demikianlah, tenggorokannya seperti abu dengan sisa – sisa kebakaran. Benar – benar gersang. Moreau tidak pernah mengira bahwa dia akan segera mabuk.

Ya, dia mulai mabuk.

Seseorang membantunya untuk melangkah. Namun, Moreau tak pernah mengira akan menghadapi satu momen bersama seorang pria. Sebuah tangan liat menyentuh di pinggulnya, hingga aroma maskulin sepaket dengan bau alkohol yang menyengat, perlahan menyeruak terasa seperti siraman menyenangkan.

Bagian paling ekstrim dari malam ini setelah mobil berhenti di sebuah gedung tinggi, dan mereka melewati lift ... adalah sayup – sayup suara ranjang berderak. Puncak kepala Moreau membunyikan sirine bahaya. Sayang sekali, dia tak berdaya ketika sentuhan mulut seseorang memagut intim di bibirnya. Sesuatu terasa hangat. Moreau menggeliat saat ujung jari yang kasar itu bergerak menurunkan tali dress di garis bahu, gerakan yang secara tidak langsung memberi pria tersebut—siapa pun dia, peluang untuk melucuti kain merah yang dilengkapi busa di bagian dada menjadi gulungan tebal di pinggul.

“Hentikan!”

Moreau melenguh panjang merasakan genggaman mantap dan lidah yang bergerak basah di sekitar payudaranya. Sebagian naluri yang dia miliki mencoba untuk mengambil kendali dengan menyerahkan dorongan – dorongan pasti. Namun, Moreau masih tak berdaya dan malahan terdiam ketika mendapati rambut bertekstur halus meliputi ruas – ruas jari tangannya.

Siapa pria ini?

Dia bertanya – tanya bingung. Kembali menggeliat saat menghadapi bagian terakhir yang terjal. Tangan itu telah merenggut dalaman satin merah, meninggalkan begitu banyak hal yang tidak dapat Moreau hindari. Dia menengadah putus asa merasakan pria itu bergerak. Barangkali sedang melucuti kain – kain di tubuh sendiri.

Pening makin menyergap Moreau. Dia tersentak ketika menghadapi pelukan hangat. Sementara kecupan – kecupan ringan di ceruk lehernya meninggal jejak panas tak tertahan. Tangan Moreau tanpa sadar menyentuh bahu lebar pria asing ini. Kedua kakinya telah dibuka lebar. Sesuatu yang besar dan kokoh berusaha mendesak ke dalam celah lembab di tubuhnya.

Moreau meringis. Kenyitan dalam perlahan membuat pria itu berhenti. Hanya sebentar, kemudian hasrat membakar dari kebutuhan liar itu telah mengambil peran. Dorongan tentatif memenuhi tubuh Moreau. Dia ingin mengutuk diri sendiri. Betapa bodoh, telah menyerah pada seorang pria tak dikenalnya. Sisi tangguh pria itu bahkan semakin tak terkendali. Moreau merasa ... dia hampir tenggelam setelah dengan perlahan tergerus—lalu bergetar di bawah kurungan tubuh kekar. Pandangannya mulai semakin buram, dan bagian terakhir yang dapat Moreau pikirkan hanya; menyayangkan dalam satu malam, dia telah melakukan sepetak kemunduran.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Perjanjian Terlarang   Keturunan

    “Kami makan donat besar. Sangat enak.""Apa Mommy menyuapi Daddy? Aku juga mau melakukannya.”Lore segera memanjat naik ke atas brankar. Satu kegiatan instan yang mendorong gadis kecil itu untuk merangkak lebih dekat ke arah ayahnya. Abihirt tampak tidak keberatan. Malahan, menawarkan bantuan agar Lore bisa duduk lebih leluasa.“Kau tidak bisa menyuapi daddy-mu. Ini berkuah. Bisa tumpah dan kau akan membuat tempat ini menjadi kotor.”Wajah Lore dalam sekejap ditekuk murung. Sudah menjadi kebiasaan gadis kecil itu ketika Moreau memastikan tidak setuju terhadap apa pun yang putrinya inginkan. Memang tidak semua hal mudah didapatkan. Sebuah bagian terpenting dan dia tidak begitu ingin memedulikan bagaimana ini akan menjadi bagian dari kesibukan Abihirt ketika pria itu sayup – sayup memberi Lore bisikan. Barangkali membujuk supaya si gadis kecil.Dugaan Moreau benar menyadari bagaimana Lore perlahan mulai tersenyum.&ldqu

  • Perjanjian Terlarang   Selalu Mesum

    Mungkin pria itu butuh sesuatu untuk disadarkan kembali ke permukaan. Moreau tidak ingat kapan akhirnya percakapan ini akan butuh waktu lebih lama sekadar diakhiri. Jika bukan dia yang menyelesaikan. Tidak tahu siapa. Abihirt tidak dapat diharapkan saat pria itu masih bersikap seperti seseorang yang baru saja disambar oleh ledakan hebat.“Sup-mu sudah mulai dingin,” ucap Moreau, hingga yang ditemukan adalah Abihirt mengerjap cepat.Barangkali karena terburu – buru menyambut suapan pertama dari tangannya, hingga pria itu mendadak tersedak. Moreau ingin tertawa saat Abihirt terbatuk – batuk; antara lucu, tetapi cara mantan suami Barbara seperti menahan rasa sakit di perut segera membuatnya mengambil segelas air minum.“Lain kali lebih hati – hati,” dia menambahkan komentar ketika situasi terasa lebih baik.“Aku tidak sedang bermimpi?” tanya Abihirt. Sorot mata pria itu masih diliputi pelbagai gambaran keraguan.&

  • Perjanjian Terlarang   Berbaikan

    Sambil menghela napas kasar. Moreau menatap pria itu dan berkata, “Dengar, Abi. Aku tidak tahu mengapa kau bersikap seperti ini. Cukup hargai apa yang sudah kulakukan untukmu. Apa tidak bisa? Makanlah.”Mungkin memang benar. Dia perlu memberi pria itu suapan; memutuskan untuk menyiapkan semua kebutuhan di sana. Abihirt tidak akan bisa menolak setelah ini. Sama seperti mantan suami Barbara tidak akan pernah bisa benar – benar melakunnya. Hanya sedikit kemungkinan konyol ketika mata kelabu itu menatap nyaris tanpa kedip.Moreau tidak peduli. Sup sudah cukup hangat dan dia mendekatkan suapan pertama di depan mulut pria itu, meski perlu sedikit menunggu kapan Abihirt akan menerima tanpa protes. Bukan dengan perhatian tertuju penuh dan mungkin sedang bertanya – tanya.“Buka mulutmu, Abi.”Pada akhirnya, Moreau tahu dia tidak akan memiliki kesabaran penuh. Menyuapi bocah kembar saat Lore dan Arias sedang lahap—semangat, jauh le

  • Perjanjian Terlarang   Satu Tahap yang Akan Datang

    “Ayah, kau bohong kepadaku! Kau bilang Moreau cepat atau lambat akan jatuh ke pelukanku, tapi apa? Lima tahun. Aku menunggunya selama lima tahun. Sedikitpun ... tidak pernah ada kesempatan bagiku untuk benar – benar mendapatkannya. Dan kau tahu apa ... Rowan kembali dan dia akan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku.” Robby mendatangi kediaman Mansilo Hubber—di suatu tempat nyaris terpencil—untuk kedamaian ayahnya. Kali ini, mungkin akan sedikit berbeda ketika pria paruh baya itu tampak mengernyit; mencoba sekadar memahami apa yang sebenarnya menjadi bagian dari protes menggebu – gebu di sini. “Apa maksudmu Rowan?” “Rowan Ruiz Alcaraz. Jangan bilang kau melupakannya,” Robby menambahkan dengan cepat. Masih menggebu – gebu. Dia benar – benar harus menahan diri di rumah sakit, terutama ketika menyaksikan bagaimana Moreau terlihat begitu histeris terhadap berita konyol mengenai kematian Abihirt, atau dua bocah kembar yang begitu kompak dan berani membela ayah mereka. Abihirt je

  • Perjanjian Terlarang   Anak-Anak Mengaduh

    Moreau lupa menanyakan langsung kepada Abihirt kabar mengenai kedatangan Caroline, tetapi setidaknya .... pertemuan bersama Gabriel secara tidak sengaja di kafetaria—cukup untuk memberi informasi terstruktur. Bahwa Caroline memang sempat menginjakkan kaki di rumah sakit. Dia yang terlalu lelap untuk menyadari kehadiran seseorang lainnya. Sebuah alasan pula di mana wanita paruh baya itu tidak bisa singgah terlalu lama.Sekarang, adalah saat di mana kembali mendatangi ruang rawat Abihirt. Moreau segera menyentuh gagang pintu. Ada pelbagai dugaan di benaknya bahwa Lore dan Arias mungkin sedang mengganggu ayah mereka, tetapi ternyata salah.Dia justru harus mendapati keheningan yang bergemuruh di sekitar. Anak – anak masih tertidur di sana, sementara Abihirt diliputi posisi nyaris seperti terakhir kali—hanya kali ini, pria itu tampak benar – benar menunduk dengan posisi satu tangan yang digunakan sebagai tumpuan untuk menyangga wajah. Sedang tidur

  • Perjanjian Terlarang   Diam-Diam Cemburu

    Terkadang, suasana terlalu sunyi sanggup membuat seseorang kembali ditarik ke permukaan. Itu yang Moreau rasakan ketika dia merasa tidur terlalu lama dan akhirnya ... sedikit tersentak bangun untuk mendapati langit – langit rumah sakit terlihat sangat jelas—seperti saat di mana dia setuju sekadar menuruti permintaan Abihirt. Secara tentatif Moreau berusaha memahami suasana di sekitar ruangan. Sedikit mengernyit, merasakan keberadaan seseorang begitu dekat di tubuhnya. Oh—lengan mungil yang memeluk dengan sangat lembut. Arias .... Moreau bertanya – tanya kapan bocah kecil itu menggantikan posisi ayahnya di sini. Ke mana Abihirt pergi? Naluri menuntut supaya dia mengedarkan pandangan ke pelbagai arah. Sebaliknya, harus menahan napas mendapati Abihirt sedang menjulang tinggi di depan jendela rumah sakit. Di dekapannya, terdapat Lore yang tertidur dengan sangat pulas. Satu pemandangan singkat; di mana pipi berisi itu terlihat tumpah di garis bahu di sana.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status