Share

Sepakat

Author: Susi_miu
last update Huling Na-update: 2024-11-05 12:45:31

“Abi, turunkan aku.”

Moreau bersuara. Berharap ini tidak akan semakin buruk dari bayangannya. Tidak lebih buruk saat kekhawatiran terhadap langkah Abihirt sudah mendekati pintu kamar. Pria itu tak memberi tanggapan apa pun. Terus menderap hingga satu hal pasti terasa sangat mencolok.

“Abi—“

Debaran bertalu – talu keras seakan ingin membuat jantung Moreau melompat keluar. Keputusan Abihirt untuk pergi ke kamarnya tidak termasuk ke dalam daftar, tetapi juga bukan hal yang mengasingkan. Seakan mereka butuh sesuatu dilampiaskan dan beranjak dengan harapan paling terjal.

Kamar dikunci begitu instan—persis satu bagian yang tidak dapat Moreau bayangkan dengan baik. Dia masih tak berdaya saat Abihirt membawa mereka menuju ranjang. Tubuhnya jatuh telentang, sedangkan pria itu menjulang diliputi sorot mata yang tajam.

“Kau mau apa?” tanya Moreau hati – hati. Dia berusaha beringsut mundur, tetapi celakalah ... lilitan handuk di tubuhnya segera tergoler lepas.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Perjanjian Terlarang   Permainan Baru

    “Kau akan berangkat sekarang?”Tubuh Moreau tersentak ketika suara serak dan dalam Abihirt seperti merangkak secara perlahan di balik bahunya. Pria itu tidak salah. Hanya kebetulan dia terlalu fokus memeriksa beberapa barang bawaan dengan posisi tas jinjing yang diletakkan di bangku kemudi; hal ini sering kali dilakukan saat memanaskan mobil.“Apa yang kau lakukan di sini?”Alih – alih menjawab Abihirt. Moreau malah mengajukan pertanyaan. Segera berbalik badan sekadar menghadap pria yang saat ini—menjulang tinggi di hadapannya.“Sudah kubilang, aku akan kembali untuk menemuimu dan anak – anak.”Tidak tahu mengapa ... rasanya cukup canggung setelah mereka berhubungan badan semalam. Moreau mengerjap. Tidak ingin terbawa oleh arus, yang terus mengingatkannya pada setiap detil peristiwa di antara mereka.“Kami tidak butuh kau temui setiap saat,” ucapnya serius. Biarkan Abihirt akan membuat pe

  • Perjanjian Terlarang   Permintaan Berikutnya

    Takut menyampaikan hal – hal buruk lainnya. Menesis memutuskan untuk menunduk. Pelbagai desakan hebat menuntut supaya dia bisa memikirkan bentuk penghindaran yang tepat. Abihirt luar biasa mengerikan dengan sikap seperti ini. Dia tidak pernah berharap bahwa tiba – tiba pria itu akan kembali mengambil tindakan mencekik. “Aku—aku hanya ....” “Aku mengingatkanmu untuk tidak melakukan apa pun. Jangan melibatkan anak – anakku ke dalam urusan gilamu, apalagi sampai melakukan sesuatu yang buruk kepada ibu mereka. Kau mengerti?” Belum selesai. Menesis harus mendengar pembelaan panjang dari mulut Abihirt. Dia berharap bisa menjadi Moreau. Maka, seharusnya bisa merasakan seperti apa mendapati pria itu akan melakukan segala sesuatu demi membelanya di belakang. “Aku hanya ingin kau menjadi milikku. Tidak lebih,” ucap Menesis setelah mengumpulkan usaha penuh tekad. “Dengan mencelakai orang lain?” Sebaliknya, Abihirt kembali membuat dia terp

  • Perjanjian Terlarang   Thanks to You

    “Jangan berpura – pura bodoh. Kita semua tahu kau pergi ke klub semalam.” Mendadak, lidah Menesis menjadi keluh. Dia menatap Abihirt tak percaya. Berharap bisa melakukan sesuatu dengan cepat, tetapi Abihirt segera meneruskan, “Tidak perlu menyangkal. Bukti cctv menunjukkan kau keluar dari ruang VIP dan tidak lama setelah itu Moreau menyusul dengan seseorang mengejarnya di belakang.”Apa yang bisa Menesis katakan sekarang? Dia tahu Abihirt tak bodoh. Sebaliknya, mengandalkan bukti rekaman di klub untuk membuat dia tergugup. Nyaris tidak bisa memikirkan prospek terbaik sekadar menghindari pelbagai masalah serius. Pria itu sudah pernah memberinya peringatan. Apakah ini akan menjadi akhir dari kebebasan yang mungkin dia miliki? “Aku—aku, aku kalap, Abi!” ucap Menesis setengah terbata, tetapi dia telah mengumpulkan keberanian penuh tekad untuk meninggikan suara di hadapan Abihirt. Reaksi tenang membuat sesuatu dalam diri Menesis seakan tergantung tanpa alasan. Masih

  • Perjanjian Terlarang   Konfrontasi

    “Tidak becus!”“Aku hanya memberimu satu pekerjaan mudah, dan kau malah membiarkan pelacur itu lolos begitu saja?”Kemarahan Menesis meledak luar biasa hebat ketika informasi tidak menyenangkan itu sampai di telinganya. Sorot mata di sana memancarkan bara yang menyala – nyala. Dia merasa sangat ingin melampiaskan sesuatu dengan apa pun; supaya tidak mengingat setiap detil kegagalan adalah hal memalukan.Tigo.Pria yang seharusnya menyelesaikan semua tindakan kotor untuknya, malah muncul diliputi penampilan nyaris tak tergambarkan. Wajah penuh dengan lebam dan bagian paling menyedihkan ketika Tigo hampir tak bisa melangkah dengan tegap. Sesekali pula, dia harus mendapati bagaimana pria itu meringis kesakitan.Menesis menarik napas dalam – dalam. Menunggu saat di mana Tigo akan mengatakan sesuatu sebagai alasan paling masuk akal. Informasi dari Regina cukup menyirami separuh pengetahuan yang dia miliki; tentang pria kaya; ma

  • Perjanjian Terlarang   Bingung

    Ada keengganan dari cara anak – anak menatap ke arahnya, tetapi mereka segera setuju. Moreau menunggu beberapa saat sampai dia benar – benar melihat tubuh si kembar menghilang dari balik pintu. Prospek yang membuatnya dengan cepat pula menoleh diliputi kilatan marah. Mungkin Abihirt menyadari beberapa hal yang seharusnya mereka bicarakan. Tenggorokan pria itu tampak bergerak; antara ragu dan gugup, diikuti posisi punggung yang bersandar lebih tegak di sandaran ranjang.“Jika kau ingin menyalahkanku terhadap apa yang terjadi semalam. Tidak apa – apa. Aku akan bersiap dan pergi dari sini.”Suara serak dan dalam itu bahkan menambahkan dengan cepat. Moreau nyaris terpaku saat di hadapannya Abihirt tampak bersiap untuk mencodongkan tubuh sekadar mengambil pakaian yang berserak semalam.Tidak. Dia mencegah dengan menahan lengan pria itu, menunggu sampai mantan suami Barbara menatap bingung, meski tidak coba mengajukan pertanyaan.&nb

  • Perjanjian Terlarang   Anak-Anak Penasaran

    Siraman cahaya dari arah kamar menarik kesadaran Moreau supaya mengerjap. Masih cukup lelah, tetapi sudah saatnya untuk terbangun. Dia mengernyit ketika merasakan keberadaan seseorang di bawah tubuhnya. Perlahan, mulai memaksakan diri sekadar memahami situasi di sekitar dan kemudian terkejut mendapati Abihirt masih tertidur lelap di sana.Pemberontakan dalam diri Moreau ingin berteriak sekeras – kerasnya. Namun, hal yang dia lakukan hanya tersentak. Sedikit bingung bagaimana mereka berada di bawah selimut yang sama, tanpa sehelai pakaian.Apa yang terjadi?Moreau berusaha mengingat kembali peristiwa semalam. Rasanya terlalu malu ketika ingatan tentang dia yang membujuk Abihirt supaya mereka melakukan ‘sesuatu’ ... berdua, menyambar dengan deras.Dalam sekejap Moreau bisa merasakan bagaimana wajahnya telah memanas. Ada desakan untuk melampiaskan rasa kesal, tetapi siapa yang perlu disalahkan?Mereka tidak bisa mengendalikan situasi dengan ba

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status