Beranda / Romansa / Perjanjian Terlarang / Tidak Bisa Melarang

Share

Tidak Bisa Melarang

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-16 12:36:27

“Kau tidak bisa mengatakan apa pun, itu artinya kau memang menguping. Sekarang biarkan aku pergi. Juan sudah menunggu di luar.”

Moreau bergeser ke samping demi mencari sisa ruang untuk melewati tubuh ayah sambungnya. Namun, telah dipastikan bahwa Abihirt tidak akan melepaskannya begitu saja.

“Aku kebetulan melewati dapur dan tidak sengaja melihatmu dan ibumu,” pria itu menambahkan jawaban. Sesuatu yang membuat Moreau merasa tertarik. Paling tidak, bersedia bertahan sesaat.

“Lalu kau berhenti dan mendengarkan semuanya, begitu?” dia bertanya. Tidak ada kata – kata terungkap dari mulut Abihirt. Seolah diam ... telah cukup sekadar menegaskan informasi di antara mereka.

“Lupakan. Tidak penting juga. Aku sudah terlambat latihan. Jangan melarangku pergi.”

Moreau benar – benar tidak berusaha menaruh perhatian apa pun. Dia sungguh akan melanjutkan langkah tertunda, meski secara garis besar Abihirt langsung mengambil tindakan untuk mencegahnya pergi.

“Mengapa ka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Rumah Baru

    “Aku memang mengizinkanmu untuk tinggal sendiri dan belajar menjadi mandiri di sini, tapi tidak berarti kau memiliki kebebasan pergi bersama temanmu.” Tidak tahu harus berapa kali Moreau mendengar kata – kata ibunya yang mengandung makna serupa. Mungkin wanita itu tidak akan pernah benar – benar selesai sebelum mengapai kepuasan menuju proses kesimpulan yang menyenangkan. Seluruh bagian dari tempat ini. Dari sudut mana pun—memang adalah pilihan sempurna. Tidak sulit bagi Barbara menemukan rumah layak tinggal dengan kenyaman fasilitas sebagai prospek utama. Rumah barunya. Ya. Moreau menyukai tempat ini. Rasanya, dia tak bisa membayangkan ketenangan seperti apa yang akan dia usahakan. Sekarang dan hari berikutnya dia akan terbebas dari Abihirt maupun drama pernikahan pria itu bersama ibunya; atau yang tidak bisa Moreau lupakan ... mengenai masalah mereka yang tak pernah menuju ujung kesepakatan. Paling tidak, dia bisa mencoba—perlahan – lahan untuk mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • Perjanjian Terlarang   Lapar

    Berulang kali kelopak mata Moreau mengerjap oleh sulur – sulur suara yang merambat semakin jelas saat dia akhirnya menatap ke sekeliling ruangan. Tidak ada perubahan signifikan. Hanya beberapa bagian, setidaknya, terlihat sedikit lebih rapi setelah dia melakukan penataan ulang. Moreau meregangkan otot – otot yang terasa kaku. Dia tidak ingat kapan terakhir memutuskan untuk tidur dan ketika terbangun, langit terlihat cukup gelap di luar sana. Sial, dia tertidur cukup lama—dengan suara perut lantang menyaring ke udara. “Kau lapar, Baby?” Sambil memegangi bagian tubuhnya yang masih terlihat rata, Moreau tersenyum—tidak terbiasa bicara seperti ini, tetapi ini mungkin akan menjadi rutinitas krusial. Dia perlu memasak sebelum bisa mencicip sesuatu yang bisa membuatnya kenyang. Barbara telah menyiapkan bahan mentah—mungkin Moreau tidak akan memilih menu berat atau yang akan membutuhkan waktu lebih lama menuju matang. Dia sudah merasa bisa memakan kuda, jika tidak secepatn

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Perjanjian Terlarang   Jebakan

    “Tidak sulit mencari tahu di mana kau akan tinggal.” Pernyataan tersebut terdengar ambigu. Moreau mengangkat sebelah alis tanpa sadar, sembari memperhatikan cara ayah sambungnya meletakkan perangkat masak yang kotor ke atas westafel. Tidak dimungkiri bahwa penampilan Abihirt natural. Sempurna alami, dengan kemeja polos sewarna biru muda, yang bagian tangan digulung sebatas siku dan memperlihatkan betapa kedua lengan itu indah diliputi urat yang tampak menjalar, kemudian menghilang di balik bahan kain lembut di sana. “Apa ibuku yang memberitahumu?” Setelah mengerjap, Moreau mengembalikan kesadaran dengan kembali bertanya. Memang, begitu banyak cara mengetahui di mana dia akan tinggal, tetapi dugaan tentang Barbara terdengar sebagai kemungkinan paling dekat. Tidak dimungkiri apabila ibunya tiba – tiba bersedia bicara kepada suami wanita itu. “Tidak.” Singkat. Namun, itulah yang ntah bagaimana dengan mudah menarik perhatian Moreau supaya melangkah l

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • Perjanjian Terlarang   Masakan

    Sial. Apakah ini suatu jebakan? Moreau terpaku lurus menatap wajah ayah sambungnya. Ekspresi tenang Abihirt tidak menunjukkan sesuatu yang spesifik. Lupakan. Dia segera menaruh perhatian pada Pollo Al Ajillo. Kepulan asap dari makanan baru matang meninggalkan tuntutan agar dia menunggu. Bahkan, Moreau perlu meniup dengan hati - hati. “Aku memaafkanmu. Hanya tidak ingin kita bertemu,” ucapnya, masih diliputi tindakan serupa. Mata kelabu Abihirt tidak pernah lepas dari tindakan apa pun yang dia lakukan. Sedikit membuat Moreau bertanya – tanya apakah mungkin dia akan meninggalkan jejak berlebihan atau akankah Abihirt menduga – duga sesuatu yang tidak biasa tentangnya? “Aku tidak bisa jika tidak bertemu denganmu.” Tiba – tiba pria itu mengatakan sesuatu yang terdengar sangat mustahil. Nyaris tidak pernah ada pengakuan seperti demikian. Dia secara naluriah membeku. Menganggap pernyataan Abihirt adalah lelucon, meski juga menyadari bahwa akan menyerupai kesa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Perjanjian Terlarang   Satu Pengakuan

    “Apa yang membuatmu sangat marah kepadanya?” dia bertanya, kali ini cukup hati – hati. Ada keinginan supaya tidak melihat bagaimana Abihirt sedang menggali sesuatu dari masa lalu. Pria itu bahkan menghindari kontak mata, seolah menatap ke permukaan meja bar jauh lebih menarik daripada dia yang sedang menunggu dengan harapan besar. “Tidak semua masalah harus menjadi konsumsi publik, bukan begitu?” Hanya ketika itu, ketika Abihirt mengajukan pertanyaan, Moreau dengan reaksi murni segera menahan napas. Ya, memang terkadang tidak semua orang dapat dilibatkan ke dalam urusan tidak seharusnya ... yang melibatkan keluarga, tetapi bukankah mereka .... “Kau menganggapku orang asing?” dia langsung bertanya, nyaris tidak melihat seperti apa reaksi Abihirt tepat setelah pria itu memutuskan untuk menegakkan tubuh di hadapannya. “Aku putri sambungmu,” Moreau menambahkan persis mendeteksi ada sesuatu yang coba Abihirt sembunyikan. “Aku tidak pernah berharap kau menjad

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • Perjanjian Terlarang   Nonton Bersama

    Tidak tahu apa yang benar – benar bisa dia pikirkan. Pada akhirnya, Moreau membawa Abihirt untuk sama – sama terdampar di ruang menonton. Mereka memilih film secara acak, meski masih dengan genre yang ditentukan. Dia yang menentukan, karena ayah sambungnya sama sekali tidak memiliki minat terhadap romansa—sedang tayang di depan layar, diliputi lampu ruangan sengaja dimatikan. Keberadaan pria itu hanya sekadar menemani. Malah, sesekali Moreau mendapati Abihirt menguap. Sudah cukup malam. Ayah sambungnya mengantuk, sementara dia ... yang baru terbangun dari tidur ... masih merasa luar biasa segar. Namun, Moreau tidak mengatakan apa – apa. Tidak meminta Abihirt terjaga atau setidaknya mempersilakan pria itu mengambil jeda untuk terlelap di sini. Sedikit ingin melihat sejauh mana Abihirt akan bertahan. Merasa bahwa ayah sambungnya akan berusaha tetap di sini, bersamanya. “Apa kau tidak takut ibuku mencarimu?” Sejak tadi, tidak ada percakapan penting. Hanya suara tel

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Perjanjian Terlarang   Menginginkan Dirinya

    Secara tentatif Moreau beranjak bangun. Tidak ingin gerakan yang dilakukan dengan sadar malah membuat Abihirt terbangun. Dia mengedarkan pandangan ke pelbagai arah, kemudian merenggut bantal sofa untuk diposisikan di bagian pinggir. Mengerti jika tidur diliputi keadaan duduk akan membuat pria itu tidak nyaman ketika terbangun. Semoga saja tidak akan terlalu sulit saat Moreau mencoba memindahkan tubuh ayah sambungnya. Perlahan, dia melanjutkan tindakan tertunda sarat respons hati – hati. Ya, terlampau penuh antisipasi, meski nyaris saja membuat Abihirt terdampar langsung ke permukaan sofa. Moreau mengembuskan napas pelan—untungnya tidak. Butuh usaha keras sekadar memindahkan kedua kaki pria itu ke atas. Dia bersyukur bahwa tadi—mereka duduk agak di tengah, sehingga tidak terlalu sulit menyelesaikan sisanya. Sekarang hanya perlu selimut tebal untuk membalut tubuh jangkung ayah sambungnya. Moreau melirik sesaat pada ujung kaki yang kelebihan itu, lalu berjalan ke arah k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • Perjanjian Terlarang   Tuan Putri

    “Bukankah tadi aku sudah memintamu pergi?” Keterkejutan langsung menyerbu Moreau kali ketika dia menginjakkan kaki melewati ruang tamu, tetapi ternyata ... Abihirt di sana. Sedang menjulang tinggi diliputi mata kelabu yang menatap lurus ke depan—tadi, seolah sebuah pemikiran menyeret ayah sambungnya menerawang terlalu jauh. Masih dengan kemeja pria itu semalam. Mereka jelas tidak menyediakan pakaian ganti. Moreau apalagi—tidak pernah terpikir bahwa akan ada saat – saat di mana menginap di sini adalah hal yang Abihirt putuskan secara matang. Dia menghela napas sesaat, kemudian memutuskan untuk mengambil langkah lebih dekat. Melonggokkan wajah ke ambang pintu, tanpa peduli bahwa harus melewati tubuh ayah sambungnya—yang tidak sedikitpun merasa terpengaruh. “Di mana Juan? Dia tadi mengatakan sudah menungguku di depan rumah.” Kening Moreau berkerut dalam memperhatikan hanya ada satu mobil di sana. Sungguh, dia tidak merasa telah keliru membaca pesan dari pria it

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Membocorkan Kebenaran

    “Yakin catatan-mu sudah lengkap?”Moreau segera menoleh ke arah satu titik di sana ketika Juan bicara nyaris menyerupai gugumaman kecil. Perhatian pria itu terpaku serius pada secarik kertas berisi daftar barang belanjaan. Kali ini, dia sedang tidak diliputi minat melakukan perjalanan. Enggan bertemu banyak orang. Sehingga meminta bantuan Juan dan kebetulan pria itu tidak keberatan melakukan apa pun yang diinginkannya.Sesuatu segera menyelinap di benak Moreau saat iris biru terangnya mendapati Juan akan segera melangkah ke luar dapur. Dia langsung menghentikan kegiatan memotong apel.“Jangan lupa, belikan juga susu untuk wanita hamil.”Moreau sedikit terkekeh saat Juan segera menoleh tajam, kemudian berakhir dengan memutar mata malas.“Jadi, apakah masih ada yang tertinggal?” pria itu bertanya lagi. Sesaat, Moreau mengedarkan pandangan ke sekitar dapur. Tidak ada petunjuk yang bisa dia temukan. Sepertinya semua sudah lengkap.“Ya. Sekarang kau bisa perg

  • Perjanjian Terlarang   Sedikit Jujur

    “Sudah ada Juan. Kami bisa saling melindungi. Kau tidak perlu khawatir. Sekarang pergilah. Bukankah kau akan sibuk dengan urusan perceraian-mu?”“Pengacara-ku akan mengurus semuanya.”“Tidak, Abi. Kau tidak bisa di sini,” bantah Moreau tegas. Hanya akan berakhir dengan perkara besar, jika pria itu tidak berusaha memahami kondisi di sekitar. Abihirt sudah menyaksikan sendiri bagaimana begitu banyak mata yang bertentangan terhadap hubungan mereka. Hubungan terlarang ... secara terang – terangan dijadikan sebuah tontonan oleh satu orang. Pria itu bisa menilai sendiri bagaimana hasilnya.“Pergilah, Abi. Aku dan Juan akan baik – baik saja di sini.”Lagi. Moreau tak bisa menunggu lebih lama sekadar menyaksikan sikap Abihirt yang tampak begitu enggan. Ego terus melarangnnya mempersilakan pria itu di sini. Tetap terasa jauh lebih adil jika Abihirt memang melangkahkan kaki pergi.“Mengertilah ....”Kali ini, Moreau bisa mendengar sendiri betapa suaranya begitu ge

  • Perjanjian Terlarang   Balasan

    “Kau lagi!”Suara Juan menggantung di ujung tenggorokan. Pria itu dalam sekejap tersulut amarah. Semua tampak begitu jelas ketika Juan melebarkan langkah ke arah Abihirt diliputi gestur ingin melayangkan pukulan mentah.Bugh!Sebaliknya pria itu mendapat hujaman luar biasa keras dari kepalan tangan Abihirt. Sial. Juan berdarah dalam sekejap.“Astaga, Abi! Apa yang kau lakukan?”Moreau segera bersimpuh. Ingin melihat langsung bagaimana kondisi Juan setelah pria itu terjerembab jatuh ke atas lantai. Dia meringis ketika Juan mengaduh kesakitan. Makhluk yang malang. Moreau menipiskan bibir, merasakan sangat ingin melimpahkan semua kesalahan kepada Abihirt. Dia mendelik pria itu tajam, lalu berkata, “Kau tidak seharusnya memukul Juan sampai seperti ini, Abi!”“Aku tidak bermaksud. Hanya kelepasan.”Abihirt seperti memutar kembali kalimat yang dia katakan mengenai situasi Juan kemarin. Persetan dengan pria itu. Moreau tidak mengatakan apa pun lagi, selain

  • Perjanjian Terlarang   Mengingatkan

    “Di sini sudah tidak aman, Moreau. Kau bisa tinggal di kediamanku selama yang kau mau.” Suara serak dan dalam pria itu terdengar persis setelah melewati ambang pintu kamar mandi. Sebelah alis Moreau terangkat tinggi sebagai respons pertama, kemudian bertanya, “Tinggal di kediamanmu? Bagaimana dengan ibuku?” “Aku menceraikannya.” “Menceraikannya? Bukankah kalian sepakat menghancurkan karier-ku?” “Aku tidak tahu kalau dia akan menyebarkan bukti perselingkuhan yang diambil dari kamarmu. Tapi satu hal harus kau tahu. Program itu khusus kubuat untuk mendiang ibuku. Aku bahkan belum tiba di sana sekadar mengetahui apakah acara yang kubuat berjalan dengan baik atau tidak. Ibumu melakukan sabotase, supaya aku tidak hadir tepat waktu dan dia bisa menyebarkan kebohongan. Kau tak seharusnya percaya apa yang dikatakan ibumu. Wanita licik itu berusaha merusak hubungan kita.” Hubungan kita .... Moreau menggarisbawahi pernyataan terakhir ayah sambungnya. Tidak a

  • Perjanjian Terlarang   Mereka Berdua

    Tersisa mereka berdua. Moreau menelan ludah kasar menyadari bagaimana Abihirt seperti memperhatikan wajahnya begitu lamat. Tidak ada peringatan, pria itu segera melangkahkan kaki menuju kamar, bahkan menjatuhkan tubuh Moreau sangat hati – hati untuk duduk di pinggir ranjang. Sekarang, Abihirt bersimpuh diliputi kebutuhan menerawang ke penjuru kamar. Moreau mengernyit. Sedikit heran menyadari ayah sambungnya seperti mendapat sesuatu, kemudian pria itu berjalan ke arah nakas—mengambil sebuah benda asing; bukan kepunyaan Moreau, apalagi Juan. “Kamera kecil.” Suara serak dan dalam Abihirt seperti bergumam. Itu jelas membuat Moreau berpikir lamat. Samuel mendesak supaya dia menuntun pria tersebut menuju kamar. Apakah mungkin? “Kurasa, dia ingin mengirimkan bukti rekaman kepada ibumu.” Sepertinya, metode analisis Abihirt bekerja lebih cepat. Moreau mengakui itu terdengar masuk akal. Hanya merasa tak yakin mengapa ibunya melakukan hal demikian. “Boneka

  • Perjanjian Terlarang   Hajaran Keras

    “Kau sangat suka saat Abi menyentuhmu. Mengapa di sini kau malah menolakku, Pelacur Kecil?” Ambisi di balik suara Samuel tak bohong. Moreau bisa mendeteksi bagaimana pria itu seperti memiliki rencana lain ketika gagal melakukan apa pun, mengingat dia masih sangat melakukan penyangkalan penuh. Sorot mata di sana seakan sedang mencari situasi terbaik. Napas menggebu – gebu dan dorongan tak terduga merupakan bagian perhatian Moreau yang tak bisa dia lepaskan terhadap pria itu. Samuel mulai terlihat kalap usai satu tendangan kasar darinya membuat pria tersebut mundur beberapa langkah. “Pelacur kecil sialan!” Tidak ada petunjuk ketika akhirnya Samuel mengambil tindakan untuk meletakkan cengekraman di batang leher Moreau. Pria itu benar – benar melakukan suatu prospek mencekik yang luar biasa mencecoki jalan napas di rongga dada. Moreau berusaha memukuli lengan pria itu. Dia mulai tersedak. Mungkin akan segera kehilangan kesadaran jika Samuel masih dengan k

  • Perjanjian Terlarang   Ulah Samuel

    Barbara tidak bisa terus – terusan berada di sini. Bagaimanapun, dia harus bisa mencari cara melarikan diri. Ada keuntungan memberi tahu Samuel untuk melakukan apa pun yang pria itu mau kepada Moreau. Sekarang, Abihirt mungkin tidak akan memiliki waktu lebih banyak; tidak akan sampai di sana tepat sebelum Samuel menjalankan aksi kejam. Suaminya akan menyaksikan sendiri bagaimana pelacur kecil pria itu tidak selamat. Lihat saja .... *** “Lepaskan tanganmu. Aku tidak mengizinkanmu berbuat hal buruk di sini!” ucap Moreau memberontak hebat. Nyaris tidak memikirkan keberadaan pisau dapur, yang dia tahu bisa menjadi bahaya mengancam. Samuel bisa saja mengambil keputusan lebih menyakitkan ketika keinginan pria itu tidak tercapai. Samuel melakukan seks lebih sering bersama Barbara. Apakah pria itu tidak puas? Moreau mungkin tidak begitu tahu tentang hubungan keduanya. Dia hanya .... Menyadari keberadaan Samuel jelas bukan kebetulan semata. Apakah Barbara dalan

  • Perjanjian Terlarang   Hampir Balas Dendam

    Mendadak, sisa napas di kerongkongan Barbara menyempit. Dia meringis kesakitan, sementara urat – urat tangan Abihirt mencuak sangat mengerikan, seolah pria itu sudah tidak peduli apa pun, selain kebutuhan mencekiknya dengan kuat. “Kau bisa katakan semua yang kau inginkan di neraka.” Tiba – tiba segerombolan udara menyergap nyaris menyerbuk rongga dada Barbara. Dia terbatuk keras, tetapi belum sepenuhnya memahami situasi di sekitar ... tangan kasar Abihirt, yang menjambak di rambutnya segera mengambil andil. Abihirt seperti memiliki rencana lain; tidak peduli bagaimana pria itu menyeret langkah mereka ke ruang lainnya, sementara Barbara harus menahan rasa sakit dan mati – matian menyeimbangkan porsi perjalanan menuju tempat—mungkin lebih mengerikan. Suara Barbara menyerupai cicit ketika dia diseret jatuh terjerembab, hingga berhenti persis di depan dinding dengan sebuah figura besar sedang tergantung di sana. Pelbagai pemikiran di benak Barbara menyiratkan ba

  • Perjanjian Terlarang   Ulah Samuel

    “Aku akan masuk. Kau janji tidak akan lama?” tanya Moreau. Terlalu lama berdiam diri di dalam mobil bukan prospek bagus. Mereka memang tiba sesaat setelah Juan mengajukan pertanyaan. “Aku janji tidak akan lama. Hanya mengambil beberapa pakaian dan keperluanku saja.” Benar. Moreau meminta Juan untuk menginap lagi. Menemaninya sampai merasa lebih baik dan bisa melakukan segala aktifitas sendiri. Mobil yang Barbara katakan sudah siap dari proses perbaikan ... memang sudah di kirim ke rumah ini. Hanya saja, dia sudah terbiasa bersama Juan yang selalu menyetir. “Kalau begitu hati – hati di jalan. Jangan ngebut, kau mengerti?” “Ya, Amiga. Tidak perlu khawatir.” Moreau tersenyum tipis, kemudian memutuskan untuk membuka sabuk pengaman. Dia melambaikan tangan setelah menginjakkan kaki di halaman depan rumah. Menunggu sampai mobil Juan hilang dari tikungan, baru melanjutkan langkah membuka pintu yang tampak sedikit ... aneh. Kening Moreau mengernyit, mengingat betul bahwa pintu rumah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status