Share

Perjanjian Yang Tak Terlupakan
Perjanjian Yang Tak Terlupakan
Penulis: Shofi Nur Hidayah

Hubungan diatas kertas?

"Aku bersumpah tidak akan berurusan dengan siapapun di dunia entertainment. lebih-lebih lagi dengan artis yang terkena skandal!"

Suara penuh tekad serta kebencian itu menggema di ruangan, bahkan dinginnya AC tidak memberi pengaruh apa-apa untuk kepala seorang gadis yang seolah-olah tengah mendidih.

"Hei! tarik kembali ucapanmu itu Hiraya Carlisle!" Tegur seorang wanita cantik berkacama itu galak, dia melotot tajam pada temannya yang baru saja mengucapkan sumpah serapah.

Gadis bernama Hiraya Carlisle itu hanya menolehkan kepalanya malas, temannya yang satu ini tidak bisa membiarkan dirinya senang.

"Apa lagi nona Yoshi Haibara?" Hiraya berjalan mendekati temannya dengan wajah bersalah yang dibuat-buat.

"Apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan tadi? Tidak akan berurusan dengan artis yang terkena skandal. Hei bangun nona muda, dua hari lagi kamu akan menikahi artis yang seperti itu." Yoshi meletakkan berkas yang ada ditangannya kasar.

Mendengar ucapan dari temannya membuat Hiraya terduduk pasrah di sofa yang ada di ruang kerjanya. Dalam dua hari ke depan hidupnya akan berubah 180 derajat. Mendadak dia akan menyandang status sebagai istri orang, ini adalah ide gila yang pernah ada!

"Tapi aku tidak ingin menikah dengan Ernest, si artis sombong itu pasti akan membuat hidupku berada dalam masalah besar lagi nantinya," ucap Hiraya melirik kesal ke arah temannya yang duduk bersandar disampingnya.

Yoshi mengulurkan tangannya untuk mengusap punggung Hiraya agar dia lebih tenang, setelah mendengar keputusan dari Direktur Utama mereka, tuan Hwang Dong Hae pagi tadi semuanya persis seperti kutukan bagi Hiraya Carlisle, Road manager keturunan Indonesia- Korea Selatan yang baru saja bekerja di Diamond Entertainment tujuh hari lalu.

"Kamu harus mau melakukan hal gila ini demi kelanjutan karirmu, jika tidak agensi ini pasti akan menendangmu kembali ke Indonesia!" Yoshi mengatakannya penuh dengan penekanan.

"Keputusan ini tidaklah adil bagiku, dan aku juga tidak mendapatkan keuntungan apapun darinya. Pernikahan kontrak sialan ini hanya membersihkan nama baik Ernest saja! Sedangkan aku tidak mendapat apa-apa," keluh Hiraya sambil memijat pelipisnya pelan.

Yoshi tampak tidak setuju dengan apa yang dikatakan temannya, dia menghela nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Itu tidaklah benar, pernikahan ini juga akan memberimu keuntungan. Jika Ernest masih tetap bersinar di industri hiburan, maka kamu bisa melanjutkan karir yang baru saja kamu mulai," jelas Yoshi membuat Hiraya mendongak.

"Menurutmu ini yang terbaik? Lalu bagaimana aku mengatakan hal ini pada keluarga, mereka pasti akan terkejut dan berpikir yang tidak-tidak. Karena aku baru saja sampai di Korea belum genap satu bulan dan tiba-tiba saja menikah." Hiraya berdiri dan berkacak pinggang menatap Yoshi tidak suka.

Ada jeda dalam kalimatnya, Hiraya menghela nafas berat.

"Apalagi Ernest itu artis yang begitu populer di Korea Selatan, tentu berita tentang skandalnya akan sampai pada orang tuaku, yang baru saja selamat dari kecelakaan hebat. Mereka pasti sangat terkejut dan mengira kalau skandal itu benar adanya serta aku ikut terlibat didalamnya," imbuhnya masih dengan emosi yang sama.

Yoshi diam mencerna ucapan Hiraya yang semuanya benar. Memang pernikahan kontrak ini tidaklah benar, dan orang tua mana pun tidak akan memberikan izin kepada anak mereka untuk melakukannya.

Kemudian dari pintu ruang kerja Hiraya diketuk dari luar, dengan malas dia mengizinkan orang tersebut masuk.

"Nona Hiraya," ucap pria tinggi kurus berusia 26 tahun itu ketika memasuki ruangan.

Hiraya hanya meliriknya sekilas, tidak berniat untuk menjawab apapun. Pikirannya sudah terlalu banyak terkuras memikirkan pernikahan kontraknya.

"Ada perlu apa kamu Lee Chung Seo?"

Bukan Hiraya yang bertanya, tapi Yoshi yang tidak tega melihat pria tersebut diacuhkan oleh rekannya.

"Tuan Hwang Dong Hae menitipkan ini untukmu," ucap Chung Seo sambil menyerahkan satu berkas pada Hiraya.

"Letakkan saja disitu." Hiraya tidak berniat menerimanya, dia hanya menunjuk meja kerjanya yang tidak jauh dari tempatnya.

"Baik nona." Chung Seo menuruti permintaan Hiraya dan menunduk memberi hormat.

"Saya permisi dulu," imbuhnya kemudian pergi dari ruang kerja Hiraya.

Dengan malas Hiraya membuka berkas tersebut dan membacanya seksama, ini hanya surat terkait perjanjian nikah kontraknya dengan Ernest.

Kepalanya terasa sangat berat sekarang, masalah ini sangat menganggu kesehatannya. Sejak skandal itu beredar dia tidak bisa tidur dengan tenang.

"Berkas apa yang Chung Seo bawa itu?" Yoshi melirik temannya yang masih sibuk membaca berkasnya.

Hiraya meletakkan berkas itu dan mendorongnya agar lebih dekat dengan jangkauan Yoshi. Gadis keturunan Jepang-Korea Selatan itu menerimanya dengan rasa penasaran.

Mata Yoshi bergerak menelusuri kalimat demi kalimat yang ada dalam berkas perjanjian tersebut. Kemudian dering ponsel milik Hiraya memecah keheningan yang sempat terjadi diantara mereka.

Dengan malas Hiraya mengangkat panggilan yang masuk, nama Rosaline sang ibu terpampang jelas di layar ponselnya.

"Iya ma, ada apa?" Hiraya membuka percakapan mereka dengan yang dingin.

["Hiraya, Saat ini ada debt kolektor yang datang ke rumah. Mereka mengejar-ngejar mama untuk hutang ayahmu. Sementara usaha furniture keluarga kita sedang kehilangan pasarnya. Nak, bisakah kamu membantu mama?"] Ucapan Rosaline membuat Hiraya menghela nafas berat.

Satu masalah belum selesai tapi masalah lain mulai muncul. Kepala Hiraya rasanya sangat berat memikirkan itu semua.

"Memangnya berapa banyak uang yang kalian butuhkan?" Hiraya bertanya dengan nada yang lebih ramah. Dia sadar hutang-hutang ayahnya juga terjadi untuk memenuhi kebutuhannya dulu.

["Tidak banyak nak, hanya 50 milyar."]

Mendengar ucapan Rosaline membuat Hiraya tersentak, bagaimana bisa ibunya itu meminta uang begitu banyak padanya. Hiraya tidak mungkin memiliki uang sebanyak itu di kondisinya sekarang, dia baru saja bekerja di Diamond Entertainment dan tentunya dia belum mendapatkan gaji.

"Apa mama sudah gila? Dari mana aku dapatkan uang sebanyak itu dalam waktu dekat," geram Hiraya masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Belum sempat mendengarkan jawaban dari Rosaline sambungan telepon dimatikan sepihak oleh Hiraya. Dia sudah tidak tahu lagi harus mengatakan apa di tengah masalah yang begitu rumit ini.

"Uang untuk apa Hiraya?" Yoshi yang mendengar pembicaraan mereka mengerutkan keningnya tidak mengerti.

Hiraya meletakkan ponselnya kasar dan menahan air matanya ketika menatap Yoshi.

"Untuk membayar hutang ayahku, sebenarnya hutang itu ayah ambil saat aku melanjutkan pendidikan. Jadi aku juga bertanggung jawab penuh atas hutang itu, hanya saja aku tidak mengira hutangnya akan mencapai angka 50 milyar." Hiraya menggigit bibir bawahnya menahan semua emosi dalam dirinya. Dia kesal pada keadaannya sekarang.

Air mata sudah mengalir membasahi pipinya tanpa aba-aba, entah dosa di masa lalu apa yang dia lakukan sehingga mendapatkan karma seperti ini dalam hidupnya.

"Aku sepertinya bisa membantu masalahmu ini Hiraya," ucap Yoshi yakin sementara Hiraya hanya menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya 'Apa?'

"Kita buat syarat dalam perjanjian nikah kontrak mu dengan Ernest, di sana ku lihat tadi hanya tertulis kalau kamu dan Ernest harus berpura-pura menjadi suami istri selama satu tahun. Kamu bisa memberikan syarat agar Direktur mau memberikanmu uang sebanyak yang kamu minta," jelas Yoshi dengan penuh percaya diri.

Hiraya diam sejenak mencerna ucapan dari temannya dari awal ini adalah ide yang gila, apa salahnya jika dia juga mengambil keuntungan darinya.

"Ya kamu benar, aku juga akan mengambil keuntungan dari pernikahan kontrak itu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status