Share

Bab 6

Penulis: You Lee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-11 12:23:32

(Dibantu Jin Nasab)

"Emangnya kenapa, Bah? Pohon randu itu sudah rimbun banget, jadi aku menyuruh santri putra untuk menebangnya, agar toilet santri tidak terlihat gelap dan angker," kata Syifa sembari membantu suaminya berdiri.

Kiai haji Solehudin menghela napas pendek, lalu ia pergi ke keluar tanpa membalas ucapan dari anak perempuannya itu.

"Abah mau ke mana? Ini sudah larut malam, Bah? Abah mau nangkap Kunti atau mau ngapain?" tanya Syifa penasaran. 

"Udah, ayok kita ikutin Abah aja!" ajak suami dari perempuan itu sambil membenarkan kain sarungnya yang melorot karena sempat tersungkur.

"Ya udah, ayok kita ikutin!" Syifa mengangguk.

Mereka berdua lalu bergegas mengayunkan kaki bersama—keluar—dari rumah dan menghampiri pria yang sudah mulai renta itu.

Sang kiai berjalan perlahan dengan dibantu oleh tongkat karena tubuhnya sudah membungkuk. Ia lalu melihat ke arah pohon randu yang tadi sore ditebang oleh Redi.

Selang beberapa menit, muncul jin yang membludak mengelilingi Kiai haji Solehudin. Mereka ingin membalas dendam karena tempat tinggalnya sudah dirusak.

Pria itu pun dengan cepat mengangkat tongkat yang ia pegang dan langsung memukul satu per satu jin-jin biasa tersebut, hingga hancur sambil membaca penggalan ayat suci Al-Quran.

Syifa dan suaminya pun seketika saling menatap dengan raut wajah yang terheran-heran, saat melihat tindakkan sang kiai.

"Abah lagi mukulin apa? Nyamuk?" tanya suami Syifa yang bernama Aldi.

"Nyamuk itu ditepuk, bukan dipukul kayak gitu, Bi!" tukas perempuan itu. "Udah, yuk, kita samperin Abah!"

Aldi langsung menjawab ajakan sang istri dengan anggukan kepala. Kemudian, selang beberapa detik, para santri putri berlarian menghampiri mereka sambil menjerit ketakutan.

"Eh, ada apa ini? Kenapa kalian menjerit kayak gitu? Nanti bisa mengganggu para tetangga pondok yang sedang beristirahat. Sudah, diam dan ceritakan ada apa sebenarnya?" tanya Syifa seraya berkacak pinggang.

"Ada kuntilanak di kamar si Titin, Ustazah!" Salah satu dari mereka langsung menjawab.

"Ih, nama gue bukan Titin!" tukas Cristine kesal sambil mendelik.

"Udah diam, ini bukan saatnya debat masalah nama, tapi kita sedang membahas tentang hantu," protes santri lain.

Kiai Haji Solehudin kemudian melangkahkan kaki ke arah mereka. "Itu bukan hantu, tapi kewas-wasan kalian. Hantu hanya ada di pikiran saja, jadi jangan takut, kembalilah ke kobong dan lanjut tidur atau sholat Sunnah malam." 

Mereka semua pun terdiam sejenak sembari saling berpegangan tangan karena masih merasa ketakutan. Kemudian, tiba-tiba Redi melompat dari balkon dan dikejar oleh Fauzan.

Kedua santri putra tersebut lalu bertarung dengan menirukan gerakan hewan. Jin khodam leluhur milik Fauzan yang berwujud macan pun muncul untuk membantu tuannya.

Deri yang sedang kerasukan jin penunggu pohon randu dengan bering4s melawan teman satu kobongnya, yang memiliki beberapa jin nasab.

"Astaghfirullahaladzim. Abah, mereka kenapa? Ayok, hentikan mereka!" Syifa tampak kaget. 

Begitu pula dengan para santri putri. Mereka menjadi semakin merasa ketakutan. Kiai Solehudin lalu menghampiri Fauzan dan Redi.

Sementara itu, Aldi malah bersembunyi di belakang tubuh sang istri. Syifa pun merasa kesal dan memukul pelan bahu suaminya.

"Ih, Bukannya bantuin Abah, kamu malah bersembunyi!" pukas Syifa sembari membuang napas berat.

Sarah yang merupakan putri mereka satu-satunya kemudian keluar dari rumah karena mendengar ada keributan. Setelah itu, ia berlari dan langsung menghadang Fauzan yang akan mengh4jar Redi.

"Berhenti!" 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Perjanjian dengan Makhluk Gaib    Bab 15

    (Bisikan dari Jin Kafir)“Lihat apa, Dek?” tanya satpam yang bekerja di rumah keluarga besar Fauzan itu dengan dahi yang mengkerut.“Tidak apa-apa kok, Pak, tadi mungkin saya cuma salah lihat saja.” Saryh tersenyum kecil.“Oh, saya kira ada apa.” Satpam itu menghela napas pendek.“Tidak ada, Pak, maaf.” Putri sang kiai menggaruk-garuk kepalanya sendiri yang tertutup hijab pasmina berwarna abu-abu itu. Ia merasa tidak enak kepada Pak satpam.“Enggak apa-apa, Dek, mari silahkan masuk, biar saya panggil dulu Bu Fani-nya, beliau mungkin sedang ada di belakang,” kata Pak satpam sambil membuka pintu rumah itu yang tidak terkunci. “Ayok, silahkan duduk dulu, Dek.”“Baik, Pak, terima kasih banyak.” Sarah tersenyum ramah.“Sama-sama, Dek, tunggu sebentar, yah.” Satpam tadi langsung bergegas mencari ibunya Fauzan---Fani.Sarah pun kemudian duduk di kursi yang ukiran dan modelnya sangat tradisional serta unik, mungkin bisa dibilang barang antik.Bukan hanya kursi, tetapi meja dan hampir semua ba

  • Perjanjian dengan Makhluk Gaib    Bab 14

    (Bangunan Tua)“Apa kamu akan pergi ke rumah orang tua Fauzan sendirian?” tanya Syifa kepada anak semata wayangnya---Sarah.Sang anak pun seketika mengangguk. “Iya, Ummi, aku akan ke sana sendiri, lagian tempat tinggal Fauzan itu kan tidak terlalu jauh dari sini.”“Iya, sih, tapi kamu harus hati-hati di jalannya, yah, jangan kebut-kebutan,” pesan sang ibu. “Terus kalau sudah selesai urusannya di sana, kamu langsung pulang yah, jangan main dulu.”“Siap, Bu, aku pasti akan langsung pulang. Kalau begitu aku pergi dulu sekarang,” pamit Sarah seraya mencium punggung tangan ibunya.Kemudian, gadis berdagu lancip tersebut memakai helm berwarna putih campur pink dan menaiki kendaraan beroda dua miliknya.Sarah lalu mulai melajukan motornya, tetapi ia malah tidak sengaja menubruk tong sampah yang ada di dekat gerbang pondok pimpinan sang kakek.“Astagfirullahaladzim ... baru aja dibilangin harus hati-hati malah nabrak tong sampah.” Syifa menepuk jidatnya sendiri.Setelah itu, ia bergegas membe

  • Perjanjian dengan Makhluk Gaib    Bab 13

    (Tawaran dari Ratu Jin)"Cara kedua yaitu menemui orang yang menjadi penghubung perjanjian antara kakeknya Fauzan dan bangsa jin, lalu mintalah orang itu untuk memutuskan perjanjian tersebut," ucap Kiai Haji Solehudin yang berbaring di tempat tidurnya karena terluka akibat berusaha mengalahkan jin nasab yang ada di tubuh Fauzan."Oh, begitu, tapi bagaimana kalau orang itu sudah tidak ada atau sudah meninggal, Bah?" tanya Sarah penasaran."Kamu coba saja dulu temui keluarganya Fauzan dan tanyakan kepada mereka, kalau memang orangnya sudah meninggal, kita harus memakai cara terakhir untuk menolong pemuda itu agar tidak terus diganggu oleh khodam warisan kakek buyutnya," balas sang kiai.Sarah seketika mengangguk. "Baiklah, Bah, nanti aku akan pergi ke rumah orang tua Fauzan.""Terima kasih, Nak, semoga kita berhasil menolong saudara kita sesama muslim, karena sesungguhnya kita semua adalah satu jiwa," tutur pria berjambang itu."Iya, Bah, aku mengerti maksud Abah." Sarah melengkungkan g

  • Perjanjian dengan Makhluk Gaib    Bab 12

    (Cara Kedua)Kiai haji Sobar hanya tersenyum kecil, saat ia mendengar ucapan dari jin yang sekarang menguasai tubuh santri putranya---Fauzan.“Terserah apa kata kalian, yang pasti aku akan tetap memutuskan perjanjian yang dibuat oleh kakek buyut pemuda itu dengan kalian di masa lalu!” tegas sang kiai.Fauzan yang sedang kerasukan oleh jin nasab pun seketika marah dan membanting kayu gaharu yang ada di depannya.Kemudian, pemuda tersebut mencoba mencekik pria yang sudah mulai renta itu, tetapi tangannya langsung ditepis dengan menggunakan tongkat.Fauzan bahkan jatuh terjungkal ke belakang. Setelah itu, ia berdiri dan mengepalkan kedua tangannya dengan mata yang menyorot tajam.“Kamu tidak bisa memutuskan perjanjian yang sudah dibuat oleh kakek dari pemuda ini sejak dulu dengan kami, kecuali kamu bisa menghancurkan kami.” Fauzan spontan tertawa lepas, setelah berkata demikian.Aldi yang berada di luar ruangan tersebut pun seketika memegang tangan istrinya, karena takut saat mendengar s

  • Perjanjian dengan Makhluk Gaib     Bab 11

    (Memancing Jin Agar Keluar)“Baik, Bah, tunggu sebentar, aku akan memanggil Fauzan dulu ke sini.” Sarah langsung bergegas pergi ke asrama santri putra.Kemudian, ia menyuruh santri putra bernama Fauzan itu untuk menghadap Kiai Haji Solehudin di ruangan khusus yang ada di rumahnya.Pemuda yang rambutnya sedikit ikal tersebut hanya menurut, meskipun hatinya mendadak merasa tidak enak dan takut.‘Ada apa ini? Kenapa Pak Kiai memanggilku ke rumahnya secara tiba-tiba begini? Apa aku akan dihukum atas perbuatanku semalam yang sudah berani menghajarnya? Tapi itu kan bukan disengaja.’ Fauzan berbicara dalam hati sembari berjalan menuju ke rumah guru ngajinya."Ayok, silahkan masuk!” titah Sarah kepada santri putra yang baru mondok dua hari lalu tersebut sambil menunjuk ke arah sebuah ruangan berukuran sedang.Fauzan seketika menganggukkan kepalanya dan perlahan mengayunkan kaki menuju ruangan yang ada di pojok dekat dengan ruang tengah.“Assalamualaikum, Pak Kiai.” Pemuda yang memakai kain sa

  • Perjanjian dengan Makhluk Gaib    Bab 10

    (Ritual Pelepasan Jin Nasab)Aldi dengan cepat mengambil gelas berisi air putih dari tangan Kiai haji Solehudin, yang sudah dibacakan doa oleh mertuanya tersebut.Kemudian, pria berpeci hitam itu berjalan menghampiri Fauzan yang sedang dipegangi oleh beberapa orang santri putra.Pemuda yang saat ini sedang dikuasai oleh jin-jin nasab atau khodam warisan dari kakek buyutnya tersebut meronta-ronta, karena ingin melepaskan diri sambil terus menggeram, hingga membuat bulu kuduk para santri mendadak berdiri tegak.Aldi lalu meminumkan air doa tadi sembari membaca kalimat basmallah, agar Fauzan bisa segera lepas dari pengaruh jin nasabnya.Fauzan sempat menolak untuk meminum air doa itu, tetapi Aldi terus memaksanya dengan dibantu oleh sang istri—Syifa.Air tersebut akhirnya berhasil dimasukkan ke dalam mulut pemuda itu, meskipun hanya sedikit, karena ia tidak berhenti meronta, sehingga sebagian airnya tumpah.Baju koko yang dipakai oleh santri putra itu pun menjadi basah. Kemudian, selang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status