Share

10|Jangan Sedih

Tanpa menjawab pertanyaannya yang menantang aku itu, aku memungut kue pemberian Bian dan memasukkannya kembali ke kotak. Untung saja setiap kue lemper itu terbungkus daun pisang dan plastik. Lantai kamarku juga bersih, jadi tidak ada debu yang menempel.

Lalu sesuatu tebersit di kepalaku. Tidak. Aku pasti akan membunuhnya jika dia sampai melakukan hal itu lagi. Aku bergegas turun dan memeriksa kulkas. Berengsek! Yang aku cari justru berada di tempat yang sama, bersama nasi goreng yang dia buang tadi.

“Kau …!” ucapku geram. Dia berjalan mundur, tetapi aku lebih cepat. Aku memegang kedua pipinya dengan tangan kananku. Lalu mendorong dia ke dinding. Aku tidak peduli mendengar ringisannya.

“Apa kamu tahu berapa orang di luar sana yang tidak bisa makan?” ucapku geram, menahan amarah. “Ke mana otakmu sampai tega membuang semua makanan yang susah payah aku masak? Ini yang terakhir. Apa kamu dengar aku? Ini yang terakhir, atau aku bersumpah Jeff akan mengusir kamu dari rumah ini hanya dengan s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Meina H.
Namanya juga PD, Kak. Semua orang memihak dia, jadi berani-berani saja. Jenar terlalu sabar. Kalau aku, sudah banting meja. Ciiaatt ...! (╯°□°)╯︵ ┻━┻
goodnovel comment avatar
Doersdey Silalahi
Dina terlalu berani untuk seorang selingkungan.apakah Dina mempunyai andil menjebloskan Jenar dulu ke pencara???
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status