Share

Bab 5. wanita

Author: Dewi
last update Last Updated: 2025-05-17 18:33:45

Tiiiiiiiiiiìinnn (suara klakson mobil).

Dan gara-gara tarikan keras dari Andreas membuat Lhea terjatuh dia terjatuh di atas badan Andreas.

Lhea yang melihat jika dirinya di atas badan Andreas dia teringat masa kecilnya kala ada sebuah papan tulis yang berada di kamarnya terjatuh dan badannya tertindih oleh Andreas.

Dia masih teringat jelas ucapan Andreas kala itu jika dirinya akan melindungi dirinya, ucapan yang teringat di memori otaknya membuat dia semakin kesal terhadap Andreas, dia langsung bangun dan memukul dada Andreas dengan kedua tangannya.

Tanpa banyak bicara dia pun langsung pergi meninggalkan Andreas dengan kaki yang pincang karena terkilir,

“Lhea.” ucap Andreas yang melihat Lhea pergi meninggalkan dirinya, dia melihat rambut Lhea

Namun sayang Lhea tak menghiraukan itu dia melangkahkan kakinya menuju parkiran yang terdapat mobilnya, lalu Lhea langsung masuk ke dalam mobil.

Saat di dalam mobil dia mengusap wajahnya dengan kasar, hidung dan matanya begitu memerah,

Lhea langsung membuka ponselnya dan dia langsung menghubungi mamanya, namun sayang beberapa kali dia melakukan panggilan telepon nomor mamanya tidak tersambung. “Kemana mama.” ucapnya sambil dia merasa khawatir dengan keadaan mamanya, membuat Lhea yang berada di dalam mobil dia langsung meletakkan kepalanya di setir, “mama, mama kemana?” tanya kepada dirinya sendiri.

Lhea meneteskan air matanya, dia menangis terisak-isak. “Kenapa jadi begini.” ucapnya yang menyesali keadaan yang begitu tak menyenangkan untuk dirinya.

Lalu Lhea mengusap air matanya, dan dia langsung menancapkan gasnya untuk pergi dari tempat itu, dia mengemudikan mobil miliknya dengan kecepatan tinggi, dia melewati jalanan kota yang terdapat banyak pusat perkantoran tersebut, dia menempuh perjalanan sekitar 3 jam.

Wanita tersebut menuju sebuah tempat di sebuah perdesaan, tempat yang begitu asri dengan kanan jalan terdapat sebuah pegunungan, dan kiri jalan terdapat sebuah sungai yang mrmiliki aliran air yang deras,

Dan tak terasa dia sampai di sebuah rumah yang begitu besar dengan konsep klasik yang di padupadankan dengan furniture kayu yang memberikan sebuah sentuhan yang begitu hangat dan nyaman siapapun yang melihatnya.

Lhea langsung masuk ke halaman rumah tersebut yang memiliki ukuran yang begitu luas, halaman tersebut terdapat banyak tanaman yang di rapi dan terawat.

Dia langsung turun dari mobil. “Mama, maaaaa.” teriaknya, Lhea langsung masuk ke dalam rumah tersebut, rumah yang memiliki tatanan yang rapi dengan ornamen lama.

Rumah yang memiliki banyak sejarah terukir di tempat tersebut.

Lhea langsung menyusuri semua bagian rumah tersebut. “Mama, mamaaa dimanaaa.” lanjutnya yang berteriak mencari ibu yang dia sayangi.

Lalu Lhea sampailah di halaman belakang rumah itu. Dia melihat sebuah kolam renang yang memiliki taman di sampingnya dan dia melihat ibunya yang tengah duduk sambil membaca sebuah buku.

“Mamaaaaa.” teriak Lhea.

Dan wanita tua namun penampilannya cantik namun begitu sangat sederhanan langsung terkejut mendengar suara Lhea, wanita tua yang bernama Lita itu langsung mengalihkan pandangannya dia melihat anaknya yang tengah berjalan sedikit berlari menghampiri dirinya.

Ibu Lita langsung beranjak dari duduknya dan dia membuka kedua tangannya lebar-lebar.

“Lheaaaa.” ujarnya.

Dan mereka saling berpelukan satu sama lain melepaskan sebuah rindu yang begitu mendalam setelah bertahun-tahun tidak bertemu.

Lhea meneteskan air matanya yang air mata itu tak sengaja menetes membasahi bahu bu Lita, membuat bu Lita menjauhkan badan Lhea yang menempel di tubuhnya.

“Kenapa kamu menangis sayang?” tanya bu Lita.

Pertanyaaan itu membuat Lhea bertambah dia berderai air matanya, dia mengusap air mata yang jatuh di pipinya.

Entah sudah berapa tetes air mata yang keluar hari ini.

“Apakah mama bercerai sama papa?” tanya Lhea kepada ibunya.

Mereka berdua tengah duduk di sebuah kursi yang terdapat sebuah meja berbentuk bulat, Lhea terus menangis sejadi-jadinya dengan apa yang dihadapinya saat ini.

Hembusan angin sore menerpa rambut panjang Lhea yang tergerai indah,

Wajahnya yang putih kini berubah menjadi kemerahan karena isakan tangis yang tiada henti.

“Sudah sayang kamu jangan menangis.” ujar bu Lita, bu Lita membelai bahu anak perempuan yang disayanginya lalu dia memeluk anaknya yang saat ini sedang bersedih. “Maafin mama ya mama gak memberitahu semua ini sama kamu.” ujar bu Lita.

Lhea mengalihkan pandangannya dan dia menatap ibu yang saat ini sedang berada di depannya ibu yang berpakaian sederhana dengan rambut yang digelung sehingga terlihat ceruk lehernya.

“Ini semua gara-gara Andreas.” seru Lhea.

Bu Lita yang tengah duduk dia mengalihkan pandangannya, dia menatap sebuah kolam renang yang penuh dengan air, kehidupannya begitu nampak tenang dan damai.

“Kamu jangan bicara seperti itu Lhea, berkat dia juga mama bisa cerai tanpa mengeluarkan harta sepeser pun, dia sudah membantu mama untuk bernegosiasi dengan papamu karena papamu meminta beberapa aset tanah dan bangunan milik mama.” ucap bu Lita.

Bu Lita menyadari penuh atas jasa Andreas dalam hidupnya.

“Kenapa kehidupan kita jadi berantakan maa?” tanya Lhea yang sudah kesal.

Bu Lita tersenyum di bibirnya. “Sabar ya kamu sayang, kamu harus bisa menjadi wanita yang kuat, kamu harus bisa melewati ujian ini.” ucap bu Lita.

Lhea menutup wajahnya dengan kedua tangannya dia sepertinya putus asa.

Lhea menatap wajah ibunya dengan dalam. “tapi ma semua aset sudah dipindahkan atas nama papa.” seru Lhea.

Bu Lita menarik nafasnya mendengar itu semya, seperti ada sebuah beban berat yang berada di dalam hatinya, lalu wanita tua namun penampilannya masih cantik itu menyentuh tangan Lhea, dia memegang menggenggam tangan anaknya yang cantik itu, dia berusaha untuk menguatkan anaknya.

“Kamu tenang saja sayang untuk nenek kamu memeiliki satu wasiat yang tak di ketahui oleh papamu.” ujar bu Lita.

Lhea langsung menatap bu Lita baginya ini adalah sebiah angin segar untuk dirinya dan mamanya supaya bisa bangkit dari keterpurukan ini.

“Wasiat apa itu ma?” tanya Lhea yang wajahnya nampak begitu serius.

Bu Lita tersenyum, “ada sebuah warisan nenek yang berisi sebagian saham itu akan menjadi milikmu asal dengan syarat kamu harus sudah menikah.” jawabnya.

Lhea yang mendengar itu dia pun terdiam entah apa yang di pikirkan oleh wanita cantik itu, hari semakin larut sore, matahari mulai tenggelam langit awan sudah mulai kejinggaan dan akan berganti malam.

“Ya sudah sayang, ayo kita masuk kamu malam ini menginap saja di sini ya.” ujar bu Lita, wanita yang begitu bersahaja dia ingin menguatkan bahu Lhea,

Lhea tersenyum menganggukkan kepalanya, dia mengusap air matanya yang jatuh, dia menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya secara kasar lalu Lhea tersenyum menatap bu Lita.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 151

    Lalu kevin pun melepaskan genggaman erat tangan Lhea.Membuat Lhea yang melihat itu dia langsung membulatkan matanya, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri jika saat ini Kevin terjatuh ke dalam air."Keviiiiinnn." teriak Lhea.Andreas yang memegang tubuh Lhea langsung beranjak dan dia melihat Kevin yang sudah masuk ke dalam air."Kevin, Kevin." ucap Lhea yang syok kepada andreas.Lalu Andreas berusaha menenangkan Lhea dan dia langsung memeluk Lhea pada saat itu juga Lhea langsung terjatuh pingsan di pelukan Andreas.Andreas dia langsung memeluk Lhea dengan erat dia berusaha melindungi Lhea sampai polisi datang.Dan tak beberapa lama kemudian polisi pun datang.Mereka menolong Lhea untuk segera di bawa kerumah sakit. Sedangkan Andreas dan polisi juga langsung melakukan olah TKP kejadian tersebut, dan mereka juga mencari di kedalaman air untuk mencari tubuh Kevin.Hingga pada sore hari jenazah Kevin pun akhirnya di temukan.Jenazah itu mengapung di air dengan kondisi yang men

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 150

    Kevin mrpangkahkan kakinya dengan sedikit berlari, saat dia keluar dai melihat Lhea yang tengah berdiri dengan mata yang menatap tajam Kevin Lhea benar-benar marah kepada Kevin, dia tak menyangka jika semua itu adalah perbuatan Kevin."Benar-benar gila kamu." ucap Lhea.Kevin yang tengah berdiri dia tak menyangka dengan kedatangan Lhea di tempat tersebut."Lhea kamu tolong dengar penjelasanku dulu." ucap Kevin.Kevin melangkahkan kakinya mendekati Lhea namun Lhea memundurkan langkah kakinya."Lhea aku mohon kamu tolong dengar penjelasanku dulu." lanjut Kevin.Lhea menggelengkan kepalanya. "Tidak aku sudah tidak percaya lagi sama kamu." jawabnyaLalu Kevin meraih tangan Lhea dan pada saat itu Andreas keluar dari banguanan tersebut.Kevin yang mengetahui keberadaan Andreas dia langsung memegang erat tangan Lhea."Kamu jangan mendekat kalau tidak, aku gak segan-segan melukai Lhea." ujarnya kepada Andreas.Andreas yang melihat itu dia langsung membulatkan matanya, dia sangat takut melihat

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 146

    Lhea langsung memeluk Andreas, "bagaimana bisa kamu secepat ini keluar dari penjara?" tanya Lhea sambil memeluk Andreas.Andreas pun memeluk Lhea dengan erat, "iya aku sudah menyampaikan keterangan sebaik mungkin, tapi entahlah kenapa bisa aku dikeluarkan secara cepat bahkan pihak kepolisian tak memberikan keterangan mengenai ini." jawabnyaLalu Andreas menatap Lhea, "sekarang bagaimana caranya kita bisa keluar dari kesulitan ini." ucap AndreasLhea menganggukkan kepalanya, lalu terdengar suara Rose yang memanggil nama Lhea membuat Lhea dan Andreas keluar menuju ruang tamu.Rose yang melihat Andreas dia langsung membulatkan matanya. "Loh kamu sudah keluar?" tanya.Andreas menganggukkan kepalanya, lalu mereka pun duduk di sofa."Ada hal yang ingin aku bicarakan sama kalian." ucap Rose.Andreas dan juga Lhea saling menolehkan kepalanya, mereka seperti tak percaya sama orang lain tapi untungnya Lhea begitu sangat percaya terhadap Rose saat ini."Emang ada apa?" tanya Lhea.Rose yang teng

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 145

    Lalu Robin beranjak dari duduknya dia pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah peninggalan keluarganya mamanya Lhea,rumah pertama yang dia tinggali bersama dengan mamanya Lhea dahulu.Dia melangkahkan kakinya kesebuah hutan yang mana di samping hutan itu ada sebuah taman.Laki-laki tua itu duduk sebuah batu besar di taman tersebut tak bebebrapa lama kemudian Lhea datang."Pa." ucapnya kepada Robin.Robin mendengar itu langsung mendongakkan kepalanya, dia tak menyangka jika Lhea memanggil dirinya papa. "Lhea." jawabnya.Lalu mereka berdua melangkahkan kakinya secara perlahan dan beriringan."Lhea aku mempunyai tabungan, ini untuk tambahan biaya kompensasi." ujar Robin sambil mengeluarkan sebuah kartu di sakunya.Lhea menghentikkan langkahnya. "Apakah papa tahu jika semua ini gara kamu pa?" tanya Lhea.Robin terdiam."Aku masih memanggilmu papa, aku masih menghormatimu tapi apa gara-gara kerakusanmu saat ini Andreas di bawa ke kantor polisi, perusahaan di ambang kehancuran dan mama s

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 144

    Robin yang mendengar itu dia pun diam dia tak menyangka juga Heru memiliki anak lagi dan dia adalah Rose."Dan asal kamu tahu anakku mati, DNA dia di palsukan oleh Kevin. Maka dari itu aku sangat membencimu karena tak mengakui anakku, aku ingin kamu mendapatkan balasan setimpal atas sakit hatiku." ucap Rose.Rose langsung pergi, Robin langsung terdiam, dia langsung teriak sambil memegang kepalanya. Sepertinya laki-laki itu saat ini tengah terhempit keadaannya.Saat ini Andreas tengah berada di tuangannya dia tengah berdiskusi dengan Lhea mengenai masalah yang menimpa dirinya dan juga perusahaannya."Bagaimana ini Andreas saham kita anjlok," ucap Lhea.Andreas yang duduk dia membuka banyak lambaran Kertas dia juga tengah bingung, pada saat itu juga Hans masuk, "ehhh coba lihat ini." ucapnya.Hans melangkahkan kakinya mendekati Lhea yang duduk di sofa sambil memperlihatkan ponselnya, Andreas pun beranjak dan dia juga penasaran ,Mereka melihat ponsel yang saat ini menayangkan berita t

  • Permainan Gila Kakak Angkatku   Bab 143

    Ibunya Kevin yang mendengar itu dia pun menangis dia tak menyangka jika anaknya seperti itu padahal dirinya berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya dan ingin anaknya menjadi anak yang sukses."Inii semua salahku." ucap Kevin.Ibunya yang tengah berada di dekat Kevin dia pun menyentuh pipi anaknya."Ini semua salahku, seandainya aku tidak menginginkan mainan yang aku inginkan dia (Heru) tidak akan mati." lanjut ucapnya.Ibunya yang penuh berlinang air mata dia pun berusaha untuk menenangkan anaknya dia memeluk anaknya. "enggak nak ini bukan salahmu." jawabnya.Kevin pun meneteskan air matanya, "enggak ini salahku." ucapnya kembali sambil memukul badannya."Sudah sudah jangan seperti ini." jawab ibunya yang berusaha menghentikan Kevin yang memukul dirinya sendiri.Ibunya Kevin menatap anaknya dengan dalam. "nak sebentar lagi polisi akan datang, kamu cepat pergi dari sini ya." lanjut ibunya Kevin.Kevin pun menatap ibunya. "Gak, aku akan mengatakan ke mereka jika aku yang telah m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status