Seketika mata Cassandra membola dengan sempurna karena mendengar suara bariton yang bernada ancaman dari ujung telepon. Tentu saja wanita itu bisa mengenali siapa yang tengah meneleponnya. Namun, Cassandra memilih untuk segera mematikan panggilan itu secara sepihak karena tak ingin sang suami kembali menaruh curiga kepadanya. Buru-buru ia meletakkan gawainya ke atas nakas dan kembali merebahkan diri di samping sang suami.
"Siapa yang telepon, Sayang? Kok langsung dimatiin gitu?" Pertanyaan Alfian berhasil membuat wanita itu sedikit tergagap."Eh, bukan siapa-siapa kok, Mas. Salah sambung sepertinya," bohong Cassandra yang langsung pura-pura memejamkan mata agar tak mendapat lebih banyak pertanyaan dari sang suami.Alfian ikut terlelap sembari memeluk tubuh ramping sang istri. Pasangan pengantin baru itu terbangun kala mendengar suara pintu kamar yang diketuk oleh Bu Yuni untuk mengajak keduanya makan malam bersama."Alfian, Cassandra. Ayo kita makan malam, Nak," sorak Bu Yuni dari balik pintu.Alfian mengerjab-ngerjabkan matanya, menatap ke arah jam dinding yang ternyata sudah menunjukan pukul setengah tujuh malam."Iya, Bu. Sebentar lagi Alfian dan Cassandra turun," ucap Alfian kemudian menatap sisi ranjang sebelahnya, di mana sang istri masih terbuai dalam lelapnya mimpi.Lelaki itu memutuskan untuk bangkit dari ranjang dan langsung membersihkan dirinya. Baru kemudian membangunkan sang istri."Cassandra, bangun, Sayang. Sudah waktunya makan malam," bisik lembut Alfian diikuti dengan satu kecupan mesra yang mendarat sempurna di pipi mulus sang istri.Cassandra yang merasa tidurnya terusik mulai membuka mata. Senyum menghiasi bibir wanita itu kala melihat wajah sang suami yang begitu dekat di hadapanya. Kembali Alfian mendaratkan bibirnya, kali ini bibir tipis nan ranum milik sang istri yang menjadi sasaranya. Kecupan lembut itu perlahan berubah menjadi semakin menuntut, bahkan keduanya sudah saling bertukar saliva. Lelaki itu buru-buru melepaskan pagutanya sebelum keduanya semakin terhanyut dan melupakan makan malam mereka."Kok udahan sih, Sayang," protes Cassandra seraya memberengutkan wajah ayunya."Nanti malam aja kita terusin, sekarang kamu mandi terus kita turun. Ibu sudah menunggu kita untuk makan makan malam bersama." Alfian mencolek ujung hidung istrinya karena gemas."Ya udah, aku mandi dulu ya." Wanita cantik itu segera beranjak dari ranjang dan menuju ke kamar mandi.Beberapa menit kemudian, Cassandra kembali hanya dengan mengenakan sebuah handuk yang melilit dari dada hingga pahanya. Sungguh pemandangan yang begitu menggoda dan memanjakan mata Alfian. Cassandra berganti baju dengan daster rumahan bermotif doraemon yang justru membuatnya terlihat semakin cantik dan menggoda di mata sang suami. Andai Bu Yuni tak menunggu di bawah, mungkin saat ini Alfian sudah menerkam wanita cantik itu untuk menuntaskan hasratnya.Pasangan pengantin baru itu segera turun ke lantai bawah, menghampiri Bu Yuni yang sudah menunggu keduanya di meja makan dengan senyum sumringah."Maaf ya, Bu. Cassandra keenakan tidur sampai nggak bantuin Ibu untuk masak buat makan malam," ujar Cassandra saat menghenyak di salah satu kursi."Tidak apa-apa, Sayang, kalian pasti capek. Ayo makan, Ibu juga ada masak tumis tauge ikan asin biar Cassandra bisa cepat hamil dan Ibu bisa gendong cucu," ujar Bu Yuni yang mulai mengambilkan nasi untuk anak dan menantunya.Bu Yuni memang sosok Ibu yang sangat menyayangi putranya. Karena itu pula, wanita paruh baya itu tetap merestui Alfian menikah dengan Cassandra yang baru dikenal putranya melalui media sosial beberapa bulan lalu."Kalau gitu habis makan malam nanti Alfian langsung bikinin Ibu cucu deh," ucap Alfian yang berhasil membuat pipi sang istri bersemu merah."Aww," pekik Alfian karena tiba-tiba sang ibu mencubit pinggangnya dengan cukup keras."Rasain, ngomongnya kebiasaan nggak pakai filter. Lihat itu, wajah istri kamu jadi merah kayak kepiting rebus," ucap Bu Yuni kemudian tertawa renyah.Ketiganya menikmati makan malam dengan dipenuhi canda tawa. Dalam hati Bu Yuni hanya bisa berdo'a, semoga rumah tangga Alfian dan Cassandra akan selalu diselimuti kebahagiaan. Usai makan malam, pasangan pengantin baru itu hendak kembali ke kamar. Namun, langkah keduanya terhenti kala mendengar suara bel pintu yang ditekan oleh seseorang."Biar Ibu saja yang bukain pintunya," cegah Bu Yuni saat Alfian hendak membukakan pintu, wanita paruh baya itu melangkah lebar ke arah pintu dan kembali dengan membawa sebuah kotak berukuran besar yang berhiaskan pita berwarna pink."Siapa yang datang, Bu?" tanya Alfian saat Bu Yuni telah berada di hadapannya."Kurir paket, ini ada kiriman kado pernikahan untuk kalian." Wanita paruh baya itu menyerahkan kotak yang dibawanya kepada Alfian."Dari siapa, Mas?" tanya Cassandra yang sudah penasaran dengan isi kotak besar itu."Nggak ada nama pengirimnya, kita buka sama-sama aja, yuk."Alfian melangkah menuju sebuah sofa yang ada di ruang keluarga bersama Bu Yuni dan Cassandra di belakangnya. Perlahan, lelaki itu mulai membuka kotak yang berada di tangannya. Namun, isi kotak itu berhasil membuat Alfian langsung melemparkannya ke lantai. Cassandra dan Bu Yuni membulatkan mata mereka melihat isi kotak itu, dua bangkai tikus berlumur darah yang ditempeli foto Alfian dan Cassandra."Ya Tuhan, siapa yang tega mengirim ini, Nak," heran Bu Yuni menatap bangkai tikus yang kini teronggok di lantai.Sedangkan Cassandra tak bergeming, wanita itu menatap nanar ke arah kotak itu. Pikirannya melayang, membayangkan kemungkinan jika kebahagiaan pernikahannya dan Alfian tak akan bertahan lama. Entah mengapa, Cassandra merasa pengirim paket tersebut adalah orang yang sangat ia kenal. Air mata mulai membasahi pipi mulus wanita itu, membuat Bu Yuni secara refleks merengkuh tubuh ramping sang menantu ke dalam pelukan."Cassandra, kamu menangis? Apa kamu takut sama bangkai tikus itu?" tanya Bu Yuni sembari mengelus rambut panjang milik sang menantu."Ke-kenapa ada yang tega melakukan semua ini, Bu? Apakah ada yang tidak menyukai pernikahan kami," ucap Cassandra menatap ibu mertuanya dengan pandangan nanar."Sudah, jangan dipikirkan. Pasti ini hanya kerjaan orang iseng, sekarang Ibu antar kamu ke kamar ya. Biar Alfian bersihkan dulu semua ini." Bu Yuni menuntun sang menantu menaiki anak tangga untuk menuju ke kamar, meninggalkan Alfian yang hendak membuang dan membakar kotak itu beserta isinya."Nah, Cassandra. Sekarang kamu istirahat ya, Ibu mau keluar dulu," ujar Bu Yuni setelah mendudukan Cassandra di sisi ranjang empuknya.Wanita muda itu mengangguk, membiarkan Bu Yuni keluar dari kamar. Tepat setelah mertuanya menutup pintu, satu pesan masuk di aplikasi hijau milik Cassandra. Dengan tangan gemetar, wanita itu meraih benda pipih yang berada di atas nakas. Air mata kembali menetes dari netra indah wanita muda itu kala membaca isi pesan di layar gawai miliknya.Cassandra, bangkai tikus itu hanya sebuah permulaan. Pilihanmu hanya dua, kamu kembali padaku atau akan aku kirim video kemesraan kita pada suamimu yang bodoh itu agar pernikahanmu hancur.Randa."Mas Randa, aku kira kamu sudah benar-benar pergi setelah meninggalkanku waktu itu. Ternyata aku salah," batin Cassandra.Suara pintu yang dibuka dari luar membuat wanita cantik itu tersadar dari lamunan. Dengan kasar, Cassandra menghapus jejak air mata di pipinya. Alfian mendekat dan ikut menghenyak di sisi ranjang, menatap wajah sembab sang istri dengan rasa kasihan."Sayang, kamu masih shock ya sama kejadian tadi?" tanya Alfian pada istri cantiknya itu."Ti-tidak kok, Mas. Aku hanya tak habis pikir, kenapa ada yang tega melakukan hal seperti itu pada kita," kilah Cassandra berusaha menutupi rasa gugup."Entahlah sayang, aku juga tak habis pikir. Siapa yang bisa melakukan hal sekeji itu.""A-apa mungkin ini semua ulah Dira ya, Mas. Tadi siang dia kelihatan marah banget sama aku." Celetukan Cassandra membuat Alfian sedikit terkejut, bagaimana mungkin istrinya bisa berpikiran seperti itu. Alfian tahu betul watak Dira, tak mungkin gadis itu bisa melakukan ini semua."Aduh, Sayang. Itu nggak mungkin banget, Dira bukan tipe orang pendendam seperti itu. Meskipun judes tapi sebenarnya dia baik banget lho." Al
Sungguh Cassandra tak pernah menyangka jika lelaki yang saat ini sedang membekap dirinya adalah Randa Maulana, mantan kekasihnya. Ah bukan, lebih tepatnya mantan sugar daddy yang selama ini mencukupi semua kebutuhannya."Hai Cassandra, jangan berteriak atau aku akan melakukan sesuatu yang lebih nekat dari ini," ancam lelaki itu tepat di telinga Cassandra, wanita itu bergidik ngeri mendengar suara dingin Randa yang dulu selalu menjadi candu untuknya.Perlahan, Cassandra memutuskan untuk menganggukkan kepalanya karena ia tahu pasti jika Randa tak pernah main-main dengan ancamanya. Lelaki itu segera melepaskan tangannya dan menatap ke arah Cassandra dengan pandangan amarah sekaligus nafsu."Aku ingin dirimu sekarang juga," ucap Randa yang semakin mengikis jarak di antara keduanya."Ta-tapi kita sudah selesai, Mas. Dan suamiku su ... embh ..." Kalimat Cassandra terhenti karena Randa sudah menyumpal bibir wanita itu dengan bibirnya.Casasandra mencoba menolak dengan berusaha memalingkan wa
Dada Cassandra seketika bergemuruh kala mendengar kata "mantan" yang terlontar dari bibir Randa. Matanya langsung tertuju pada sosok sang suami yang tengah menautkan kedua alisnya dengan wajah bingung."Mantan?" Alfian mengulang kata itu penuh penakanan."Iya, Mas. Pak Randa ini mantan, mantan bos aku. Aku dulu kerja sebagai sekretaris di kantor beliau ini," dusta Cassandra membuat Randa tersenyum miring.Seketika Alfian menghembuskan napas lega. Hampir saja lelaki itu berpikiran negatif pada sang istri jika saja Cassandra tak buru-buru memberikan penjelasan padanya."Oalah, mantan bos. Hampir saja aku berpikir kalau kalian ini mantan kekasih, tapi mana mungkin. Om Randa kan sangat mencintai almarhum tante Rina," kelakar Alfian kemudian tertawa."Ya, kamu benar Alfian. Cassandra ini sekretaris terbaik dan multitalenta yang pernah saya miliki," puji Randa dengan ekor mata melirik ke arah wanita yang hanya bisa menundukan kepalanya di sebelah Alfian.Cassandra menarik ujung kemeja Alfia
Bola mata Cassandra seketika membola setelah mendengar celetukan dari sang suami. Lagi-lagi wanita itu harus memutar otak agar Alfian tak curiga dengan permainanya dan Randa."Kan Mas sendiri yang buat itu, kok malah tanya ke aku sih?" Wanita itu berusaha bersikap sesantai mungkin agar Alfian tak semakin curiga.Alfian terdiam sejenak, bahkan mata lelaki itu memincing. Jari telunjuknya menari-nari menelusuri noda merah di dada sang istri hingga membuat Cassandra memejamkan mata karena sensasi geli yang dibuat oleh sang suami."Aku seperti tak merasa jika sydah membuat sebanyak ini semalam, tapi sudahlah. Kamu memang terlalu menggoda sampai membuatku lupa daratan."Cassandra tersenyum lega mendengar ucapan sang suami yang selalu mempercayai setiap dusta yang terlontar dari bibir tipis miliknya. Alfian langsung menenggelamkan wajahnya di dua buah melon kembar milik sang istri. Menikmatinya seperti seorang bayi yang tengah kelaparan. Cassandra menggigit bibir bawahnya, menikmati setiap r
Keesokan harinya, Cassandra sudah bersiap untuk menemui Randa di tempat yang sudah disebutkan lelaki itu, kemarin. Sengaja Cassandra memilih memakai pakaian formal agar sang suami tak menaruh curiga pada dirinya, kemeja kerja lengan pendek warna cream dan rok span berwarna hitam selutut yang dipadukan dengan sepatu hak tinggi berwarna hitam menjadi pilihan Cassandra. Sejenak Alfian kembali dibuat terpesona dengan penampilan sang istri yang selalu terlihat sempurna di matanya. Lelaki itu merasa semakin jatuh cinta pada sang istri setiap harinya."Sayang, kamu mau bawa mobil sendiri nggak?" tawar Alfian pada sang istri."Nggak, Mas. Aku mau naik taksi online aja, panas banget di luar. Pasti jalanan juga macet, malas banget kalau harus nyetir sendiri," jawab Cassandra bersamaan dengan sebuah mobil taksi online yang sudah berhenti di depan pagar rumah Alfian. Wanita itu langsung mencium punggung tangan suami dan ibu mertuanya sebagai tanda pamit kemudian melenggang pergi dan segera masuk
Tanpa basa-basi, Randa langsung menindih tubuh Cassandra dan mengikat kedua tangan wanita cantik itu ke sisi ranjang."Mas, apa yang akan kamu lakukan padaku?" pekik Cassandra, wajahnya mulai pias karena panik.Randa tersenyum miring setelah berhasil mengikat kedua tangan Cassandra. Mata tajamnya seolah sedang menelanjangi tubuh wanita yang menjadi tawanannya saat ini."Mau apa? Tentu saja aku mau manikmati waktu bersamamu. Karena kamu adalah tawanan cintaku!" Suara Randa terdengar dingin dan mengerikan, jari telunjuknya menari-nari di wajah Cassandra, memberikan sensasi aneh pada diri wanita itu.Sedangkan Cassandra mulai pustus asa, ia tak ingin kejadian di mall terulang lagi. Pasti Alfian dan Bu Yuni akan curiga jika tiba-tiba ia pulang dengan pakaian yang berbeda."Mas, aku mohon jangan rusak bajuku. Nanti suami dan mertuaku akan curiga. Setelah itu pasti mereka tak akan mengizinkan aku untuk bekerja di kantormu. Apa kamu mau terus kesulitan untuk menemuiku," rayu Cassandra dengan
Randa sedikit berjingkat kala mendengar suara pekikan Cassandra yang kembali masuk ke dalam kamar. Dahi lelaki itu mengernyit, menatap wanita yang tengah berdiri di depan pintu sembari bertolak pinggang."Cassandra, mau apa lagi? Apa kamu masih mau main lagi?" sindir Randa dengan tatapan remeh."Bukan, Mas. Kok kamu bisa lupa sih, uang saku buat aku mana?" Cassandra menadahkan telapak tangannya pada lelaki paruh baya itu.Randa mendesah kesal melihat tingkah wanita pujaanya itu. Uang saja yang di pikirannya. Tapi apa boleh buat, Randa benar-benar tak bisa melepaskan Cassandra."Duit, duit, duit terus! Lihatlah m-bankingmu, aku udah transfer dua puluh lima juta ke rekeningmu!"Seketika mulut Cassandra menganga setelah mendengar kalimat yang terlontar dari bibir Randa, dengan buru-buru wanita itu merogoh benda pipih yang berada di dalam tas. Jemari tangannya menari-nari, membuka aplikasi m-banking yang ada di sana. Senyumnya seketika mengembang kala melihat nominal yang disebutkan Randa
Tentu saja Cassandra langsung menurut, wanita itu segera masuk ke dalam ruangan yang lebih mirip disebut dengan sebuah kamar. Ruangan itu memang biasa dipakai Randa untuk beristirahat kala pekerjaan kantor tengah menumpuk dan lelaki itu malas menyetir mobil untuk pulang ke rumah. Pandangan mata wanita cantik nan seksi itu menelisik ke seluruh sudut ruangan kemudian tertuju pada sebuah baju yang tergeletak di atas ranjang empuk.Langkah kaki Cassandra terus terayun semakin mendekat ke arah ranjang, mata wanita itu seketika membelalak sempurna kala melihat pakaian kerja yang telah disiapkan oleh Randa untuknya. Sebuah lingerie kostum ala anak SMA yang roknya sangat pendek dan atasan super ketat yang sengaja dibuat berlubang pada bagian puncak kedua buah melon kembar miliknya, lengkap dengan sebuah G-string renda tipis yang sebenarnya sama sekali tak akan berfungsi untuk menutupi area intinya. Namun, hanya berfungsi sebagai pemanis yang akan membuat penampilannya nampak semakin menggoda