Share

bab 6

Auteur: Tiga djati
last update Dernière mise à jour: 2025-12-10 21:09:03

Mata Zhou Lingge di penuhi kepanikan, ia menatap Qin Feiling dengan bingung dan tak tahu harus berkata apa.

Jari-jari Qin Feiling perlahan menyentuh dan membelai kedua matanya yang menggoda luar biasa itu.

"Mata ini ... Sungguh indah."

Ciumannya mendarat lembut, menyusuri kontur wajahnya, terus turun perlahan.

Desah lembut terdengar berulang kali, napasnya terengah.

Ia gelisah dan bingung...

satu persatu adegan masa lalu, saat ia di rantai oleh pria ini, kembali mengisi benaknya.

Ia merasa takut, dan tanpa sadar mendorong dada telanjang dan panas itu.

"Tidak... Jangan..."

Mata Qin Feiling memerah, ia mencengkeram erat pergelangan tangannya.

Suara dinginnya menggema, "Kenapa? Tidak rela lagi?"

"Kau sudah bersedia menjadi selir Jiapinku... Sekarang kau tak punya hal menolak."

"Meski kau menyesal...aku tidak akan memberimu kesempatan untuk menyesal. Meski harus dengan rantai, aku akan mengikatmu di sisiku seumur hidup. Aku... tidak akan pernah melepaskanmu..."

Selesai berkata, ia menggigit tulang selangkanya dengan kejam.

Zhou Lingge mengerang kesakitan, kesadarannya seketika pulih.

Di kehidupan sebelumnya, saat ia menolak Qin Feiling, penderitaan yang ia alami tak terhitung banyaknya. Kalau tidak, ia akan kembali seperti dulu seperti seekor hewan peliharaan, dikurung tanpa kebebasan dan tanpa kebahagiaan.

Di kehidupan ini, ia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Ia tak akan lagi lari darinya.

Ia akan menuruti, bergantung dan membujuknya, hingga bisa menjinakkannya menjadi sebilah pedang tajam yang hanya bisa ia kuasai.

Ia akan berpihak di atas pundaknya dan menatap seluruh dunia dari atas!

Ia ingin menaklukkannya seutuhnya, membuatnya tergila-gila, terobsesi dan terperangkap dalam cinta hanya untuknya!

Ia akan menghancurkan rantai masa lalu yang mengurungnya, dan dengan cinta sebagai belenggu, ia akan mengikat pria ini seumur hidup!

Semua yang menyakitinya di kehidupan lalu tidak satu pun akan ia maafkan!

Seluruh dunia ini harus tunduk di tangannya!

Sudut mata Zhou Lingge memerah, suaranya kecil seperti nyamuk, "Sakit... di situ masih sakit.."

Qin Feiling tertegun, seluruh amarah yang mengelilinginya tubuhnya seketika sirna. Api gairah di matanya semakin berkobar, lalu bibirnya menempel kencang pada bibirnya.

"Aku.... akan lebih lembut."

Pada akhirnya, Zhou Lingge tetap tak bisa lolos dari cengkeraman pria itu, hingga ia kehilangan kesadaran.

Di wajah pria itu, tergambar kepuasan mendalam, matanya terpaku penuh pesona pada raut wajahnya.

Belum pernah ia begitu tergila-gila pada seorang wanita!

Semakin dekat mereka secara jasmani, semakin menggebu semangatnya.

Zhou Lingge tak tahu sudah berapa lama ia tertidur, hanya saja dalam setengah sadar, ia merasakan tubuh pria itu belum pernah benar-benar meninggalkannya.

Seluruh tubuhnya seakan rontok, tulangnya remuk.

Saat membuka mata lagi, sinar matahari menembus masuk dan menyinari tirai ranjang.

Zhou Lingge terasa linglung.

Dengan tubuh lemas tak bertenaga, ia perlahan bangkit dan duduk. Ia tak tahan mengerang_kedua kakinya terasa begitu lemah.

Seorang dayang mendengar suara itu dan masuk dengan hati-hati.

"Selir Jiapin, Anda sudah bangun?"

Zhou Lingge mengangguk sedikit, "Sekarang jam berapa?"

Dayang itu membuka tirai ranjang, melayani Zhou Lingge dengan penuh hormat untuk berpakaian dan bersuci.

"Sekarang sudah masuk jam Chen (sekitar pukul 7-9pagi).

Kaisar telah berangkat ke aula sidang pagi tadi."

Zhou Lingge tercengang, ternyata sudah pagi keesokan harinya.

Kegilaan semalam hingga pagi membuatnya tertidur begitu lama.

Dalam samar ia masih mengingat, tengah malam ia kelaparan, dan Qin Feiling tampaknya memanggil juru masak Istana, menyuapinya langsung saat memeluknya.

Setelah ia kenyang, giliran Qin Feiling yang "lapar" lagi!

Para pelayan perempuan memandang Zhou Lingge dengan iri.

"Selir Jiapin benar-benar mendapat kasih sayang. Kaisar belum pernah memanjakan siapapun seperti ini. Anda juga wanita pertama yang diijinkan menginap di Istana Wolong. Bahkan, pertama kali Kaisar melanggar aturan, di... di siang hari"

Mengucap bagian terakhir, wajahnya merah padam dan tak berani melanjutkan.

Zhou Lingge hanya menaikkan alis tanpa perlu peduli. Kegilaan Qin Feiling terhadap dirinya, bukanlah hal baru.

Di kehidupan sebelumnya, apa yang ia lakukan demi dirinya jauh lebih gila di banding ini. Yang sekarang hanyalah secuil dari gunung es.

Ia sudah terbiasa.

Tapi pria ini benar-benar seperti anjing, begitu buas.

Tubuhnya hampir tak ada satu bagianpun yang tidak terasa sakit.

Bahkan untuk turun dari tempat tidur, ia butuh bantuan agar tak terjatuh.

Benar-benar seperti serigala yang belum pernah melihat wanita!

Setelah menyantap sarapan di Istana Wolong, seorang pelayan masuk dan melapor.

"Selir Jiapin, Istana Yuancheng telah selesai di tata. Kaisar memerintahkan agar Anda pergi lebih dulu untuk melihat-lihat. Jika ada yang kurang sesuai, silahkan sampaikan, kami akan segera memperbaikinya."

Zhou Lingge mengangguk pelan. Ia bangkit dengan lemah, lalu naik ke dalam tandu yang sudah di siapkan dan menuju Istana Yuancheng.

Namun di tengah perjalanan, ia berpapasan dengan Selir Liu yang tengah mengandung lima bulan.

Selir Liu sambil mengelus perutnya, mengirim orang untuk menghentikan tandu Zhou Lingge.

Ia mengangkat alis dan bertanya dengan nada tajam, "Siapa yang duduk di tandu itu? Melihatku, kenapa tidak turun dan memberi salam? Apa Istana ini sudah tidak kenal aturan lagi?"

Ia bisa dibilang sebagai Selir baru yang sedang digemari. Belum genap setahun masuk istana, kini telah mengandung lima bulan. Bisa dibilang, ini yang pertama di antara selir yang ada di dalam istana.

Dari seluruh selir yang sedang mengandung, selain Permaisuri, kini hanya ada dirinya.

Semua orang tahu, baik Ibu Suri maupun Kaisar sangat memedulikan keturunan Kekaisaran. Karena itu, para selir di istana sangat berhati-hati, tak berani satupun yang menyinggung Selir Liu. Jika terjadi sesuatu pada bayi dalam kandungannya, Ibu Suri dan Kaisar pasti tak akan tinggal diam.

Selama beberapa bulan ini Selir Liu nyaris berjalan dengan kepala tegak di Istana, begitu angkuh hingga para selir berpangkat tinggi pun enggan berseteru dengannya. Jika ada Selir Liu di suatu tempat, mereka akan segera menyingkir.

Bagi selir berpangkat lebih rendah, bertemu dengannya saja sudah cukup untuk membuat mereka menunduk ketakutan, tak berani berselisih.

Akibatnya, watak Selir Liu pun semakin menjadi-jadi dan angkuhnya tak terbendung.

Beberapa bulan ini, baru kali ini ia menemui seorang selir yang duduk tinggi di tandu, tanpa turun dan memberi salam padanya.

Amarah Selir Liu seketika membuncah.

Tirai tipis pada tandu menghalangi pandangannya. Namun ia tahu, tandu itu datang dari Istana Wolong. Maka ia segera menebak siapa wanita di dalam tandu itu.

Mata Selir Liu menyipit, kilatan dingin tampak di matanya.

Beberapa hari terakhir, desas-desus telah menyebar di istanan_ konon, Permaisuri membawa saudari tirinya masuk ke istana. Orang-orang berkata, adik tiri sang Permaisuri berparas luar biasa cantik jelita tiada tanding. Digadang-gadang sebagai wanita tercantik di seluruh Negeri Jin.

Kaisar sangat tergila-gila padanya, bahkan langsung memberinya gelar Jiapin tanpa mengikuti urutan pangkat seperti biasa, dan memberinya ijin langka untuk bermalam di Istana Wolong. Mendampingi Kaisar semalam suntuk.

Perlakuan istimewa semacam itu bagaikan duri di mata semua selir istana.

Termasuk Selir Liu sendiri. Posisinya sebagai kesayangan baru kini jelas di tantang. Mana mungkin ia bisa menelan rasa terhina ini?

Hari ini, ia harus memberi pelajaran pada "kecantikan nomor satu Negeri Jin" ini!

Sekalipun ia cantik jelita, meski kini tengah digilai Kaisar_ lalu apa?

Di hadapan keturunan Kekaisaran, semua itu tak ada artinya!

Hari ini, ia akan menunjukkan pada seluruh Istana, siapa sebenarnya yang paling penting bagi Kaisar!

Hmph... statusnya tak bisa disamakan dengan bantal bersulam yang hanya indah diluar tapi kosong di dalam.

Ia mengandung anak kaisar, bagaikan memegang pedang emas kekuasaan. Di hadapan wanita tercantik sekalipun, ia hanya perlu menggerakkan satu jari untuk menghancurkannya.

Dengan pongah, Selir Liu memerintahkan para pelayan, "Seret dia turun! Suruh dia berlutut dan minta maaf padaku!"

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 9

    Qing Ying menutupi pipinya, tak percaya Zhou Lingge benar-benar menamparnya. "Uuh... kau... kau benar-benar menamparku? Kita sudah bertahun-tahun menjalin hubungan. Bagaimana bisa kau berubah wajah hanya karena sekarang kau hidup mewah?" "Aku sudah memperlakukanmu begitu baik, kenapa kau membalasnya dengan penghianatan seperti ini?" Hah, bertahun-tahun hubungan? Berbuat baik? Omong kosong. Yang selalu tulus adalah Zhou Lingge.bIa telah mencurahkan segalanya untuk Qing Ying. Apapun yang ia punya, selalu dibagi. Bahkan tak pernah memperlakukan Qing Ying sebagai pelayan. Tapi karena kebaikannya itulah, Qing Ying mulai merasa bisa mengendalikan Zhou Lingge, seolah ia hanyalah layang-layang yang talinya ada di tangannya. Dengan dalih persahabatan, Qing Ying memanipulasinya bertahun-tahun , diam-diam bersekongkol dengan Zhou Shiya, dan berusaha menghancurkan hidupnya sepenuhnya! Plak! Zhou Lingge kembali melayangkan tamparan. Ingatan akan kehidupan sebelumnya membuatny

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 8

    Dia harus mencari beberapa orang tangguh! Kalau tidak, jika harus memukul orang sendiri, betapa capeknya dia? Baru saja menampar dua kali, tangannya masih terasa nyeri sampai sekarang. Dia menunduk menatap tangannya_ hmmm... ternyata bengkak. Saat Zhou Lingge sedang melamun, siapa sangka Qiao'er tiba-tiba berlutut, memegangi lengan bajunya, lalu dengan hati-hati mulai mengusap noda darah di sepatu bordirnya. Mata Zhou Lingge sedikit bergetar, ia memandangi Qiao'er dengan tatapan terkejut. Lalu, ia tersenyum. Anak ini bisa diajari, Qiao'er ini benar-benar bibit yang bagus. "Mulai sekarang ikutlah denganku. Selama kau setia dan setulus hati, aku tidak akan memperlakukanmu dengan buruk." Qiao'er langsung mengangguk dengan mata berkaca-kaca karena haru. Dia bukan orang bodoh dengan betapa disayanginya Selir Jiapain sekarang, para selir lain di istana pasti tak ada yang bisa menyainginya dalam waktu dekat. Bisa melayani di sisi Selir Jiapin, itu sudah seperti berkah d

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 7

    Tandupun dipaksa berhenti. Zhou Lingge mengangkat alis, menatap Selir Liu yang arogan dan kejam. Ia masih ingat wanita ini. Di kehidupan sebelumnya, masa kehamilan Selir Liu dan Zhou Shiya hampir bersamaan. Ayahnya menjabat sebagai Menteri Keuangan. Karena status bangsawannya serta sedang mengandung, ia merasa tinggi diri dan berbuat semena-mena. Selama masa kehamilannya, entah berapa banyak selir yang telah ia singgung dan rendahkan. Bahkan beberapa pelayan di Istananya sendiri pernah ia siksa hingga tewas. Pernah suatu kali, Selir Liu membawa orang-orang menyerbu kediamannya persis seperti sekarang, memaksa Zhou Lingge untuk berlutut dan menyembah. Saat itu, ia juga tengah hamil besar, dan karena disiksa oleh Selir Liu, ia sampai mengalami pendarahan hampir keguguran. Zhou Shiya tahu kejadian itu, tapi hanya memberi sedikit penghiburan dan tak memberikan hukuman berarti, akhirnya dibiarkan bergitu saja. Namun, dendam itu telah lama ia simpan dalam hati. Penghinaan dan

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 6

    Mata Zhou Lingge di penuhi kepanikan, ia menatap Qin Feiling dengan bingung dan tak tahu harus berkata apa. Jari-jari Qin Feiling perlahan menyentuh dan membelai kedua matanya yang menggoda luar biasa itu. "Mata ini ... Sungguh indah." Ciumannya mendarat lembut, menyusuri kontur wajahnya, terus turun perlahan. Desah lembut terdengar berulang kali, napasnya terengah. Ia gelisah dan bingung... satu persatu adegan masa lalu, saat ia di rantai oleh pria ini, kembali mengisi benaknya. Ia merasa takut, dan tanpa sadar mendorong dada telanjang dan panas itu. "Tidak... Jangan..." Mata Qin Feiling memerah, ia mencengkeram erat pergelangan tangannya. Suara dinginnya menggema, "Kenapa? Tidak rela lagi?" "Kau sudah bersedia menjadi selir Jiapinku... Sekarang kau tak punya hal menolak." "Meski kau menyesal...aku tidak akan memberimu kesempatan untuk menyesal. Meski harus dengan rantai, aku akan mengikatmu di sisiku seumur hidup. Aku... tidak akan pernah melepaskanmu..." S

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 5

    Dia percaya lagi... Demi membalas dendam Han Mubai, dia berpura-pura tunduk pada Qin Feiling. Namun, saat dia lengah, dia menikam dadanya dengan belati. Membunuh Kaisar adalah kejahatan besar yang akan mengakibatkan pemusnahan sembilan generasi keluarganya. Naik di harem maupun di pengadilan Istana, semua orang ingin menghabisinya. Namun, Qin Feiling mempertaruhkan segalanya untuk melindunginya. Semua orang memakinya sebagai wanita penggoda dan menghancurkan negara. Kemudian, Zhou Shiya membawakannya sebuah anggur beracun dan berkata, "Ini adalah hadiah dari Kaisar untukmu." Setelah gagal membunuh Qin Feiling, dia kehilangan semua keinginan untuk hidup. Tanpa perlawanan, tanpa emosi, dia meminum anggur beracun itu. Namun, dia tidak mati. Ketika dia sadar kembali, tangannya terbelenggu, dan dia dikurung dalam kamar tidur Kaisar. Qin Feiling menyikasanya siang dan malam. Penderitaan itu seperti cap abadi di jiwanya, terus menjeratnya, hingga dia tidak bisa melu

  • Permaisuri Iblis Kesayangan Kaisar   bab 4

    Tatapan Zhou Shiya tertuju pada Zhou Lingge. Sementara itu, lengar sang Kaisar yang memeluk Zhou Lingge tiba-tiba mengeratkan pelukannya. Tatapan dingin dan berbahaya dari Qin Feiling menyapu tubuh Zhou Lingge. Tubuh Zhou Lingge gemetar halus. Bulu matanya bergetar. Ketakutan yang terukir dalam ingatannya kembali menghantuinya. Hanya dengan menutup mata, dia bisa melihat bayangan dirinya yang dulu, terbelenggu rantai besi. Dia tahu dengan pasti_jika dia mengatakan tidak, pria ini pasti akan melahapnya hidup-hidup! Dikehidupan sebelumnya, dia sudah berkali-kalu merasakan betapa mengerikannya obsesi dan rasa kepemilikan pria ini. Zhou Shiya melihat ketakutan di mata Zhou Lingge dan merasa lega. Dia memanfaatkan momen itu dan menekan lebih keras. "Adik, jika kamu tidak mau ... aku yakin Kaisar tidak akan memaksamu... Kamu bisa_" Namun, sebelum Zhou Shiya bisa menyelesaikan kata-katanya, Zhou Lingge mengepalkan tangannya erat-erat, lalu mengangkat kepalanya. Dia me

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status