Share

Bab 2

Author: Lonceng Bulan
“Kunto, Kunti.”

Kedua pelayan setianya membuka pintu paviliun, menyembulkan kepala kecil mereka dan bertanya dengan hati-hati serta penuh perhatian.

“Sudah selesai, Nona?”

“Selesai? Selesai apanya!”

Akulah yang mungkin akan ‘diselesaikan’ oleh Pangeran Steve dengan para pengemis jalanan itu!

Jihan Kin memutar matanya sekali, lalu memerintahkan dengan suara tegas, “Kunto, kamu jaga paviliun ini. Jangan biarkan siapa pun masuk. Dan kamu Kunti, kamu pergi siapkan ramuan pencegah kehamilan.”

Kunto memiringkan kepalanya dengan bingung, “Lho, Apakah saya perlu memberi tahu Tuan Hue, Nona?”

Jihan Kin, “Tidak perlu. Batalkan semua rencana awal. Cepat lakukan apa yang kuperintahkan!”

“Baik, Nona!!”

Jihan Kin kembali menatap pria yang sedang berbaring, yang berpura-pura pingsan dengan napas yang teratur, seolah tidak tahu apa-apa.

Namun, Jihan Kin tahu betul, begitu ia melepas jubah Pangeran Steve, sang Pangeran akan membuka mata dan membereskannya seketika.

Meskipun Jihan Kin bodoh, tetapi tindakan nekatnya malam ini telah direncanakan dengan sangat matang dalam beberapa skenario untuk mencegah kesalahan yang bisa terjadi kapan saja.

Rencana cadangan Jihan Kin selanjutnya adalah menggunakan Pil Pembangkit Gairah yang sangat kuat. Namun, ia terlalu terburu-buru melepaskan jubah sang Pangeran, sehingga ia belum sempat menggunakan pil tersebut.

Sudah disiapkan, jadi sebaiknya digunakan saja .…

Jihan Kin mengambil pil yang telah ia siapkan, memasukkannya ke dalam mulutnya sendiri, lalu menunduk untuk menyatukan bibirnya dengan bibir pangeran itu. Ia menggunakan ujung lidahnya untuk mendorong pil ke dalam mulut pangeran, sambil mendorong dagunya ke atas, memaksanya menelan pil itu dalam sekejap.

Pangeran Steve langsung membuka matanya. Tubuh tingginya bangkit dan duduk, mengepalkan tangan di leher ramping wanita itu, lalu bertanya dengan suara dingin, “Apa yang kau berikan padaku?”

“Uhuk!!” Leher kecil itu dicengkeram satu tangan besar. Tekanannya begitu kuat hingga ia hampir tidak bisa bernapas.

Jihan Kin hanya bisa berusaha melepaskan tangan besar yang mencengkeram lehernya. Napasnya hampir terhenti, “Hamba datang menemui Pangeran pada saat seperti ini, uhuk… tentu Tuan tahu apa yang ingin hamba lakukan?”

“Kau ini!!”

Semakin marah, aliran darahnya semakin cepat. Pangeran Steve langsung merasakan sensasi panas yang menyebar ke seluruh tubuhnya.

Jihan Kin tersenyum tipis, saat merasakan cengkeraman tangan yang longgar. “Pangeran, janganlah melawan. Pil yang hamba berikan adalah Pil Pembangkit Gairah yang sangat kuat. Hamba sudah menghabiskan ratusan ribu untuk membelinya.”

Pangeran Steve menatapnya dengan pandangan dingin, suara rendahnya terdengar penuh dendam, “Jangan pikir aku akan membiarkan keinginanmu terkabul.”

Ia melepaskan tangannya dan mendorong Jihan Kin dengan jijik. Ia kemudian menutup matanya, bersiap mengalirkan energi internal untuk menekan panas yang menyebar ke seluruh tubuhnya.

Jihan Kin yang terdorong hingga jatuh ke ranjang, bangkit sambil membelai leher putihnya yang memiliki bekas jari yang jelas.

Ia tersenyum sinis, bertanya dengan nada menggoda, “Hamba tidak pernah dengar Pangeran Steve memiliki ilmu bela diri yang bisa mengumpulkan aliran energi.”

“Lebih baik kamu diam saja. Hanya orang mati yang bisa menyimpan rahasia,” Pangeran Steve melirik wanita itu. Aura pembunuh yang dingin menyebar.

Jihan Kin langsung merasa merinding, “Oh, kalau begitu, hamba tidak melihat apa-apa, Pangeran.”

Energi internal yang baru saja ia kumpulkan pecah seiring dengan ucapan Jihan Kin itu. Saat Pangeran Steve ragu apakah harus mengabaikannya dan terus mengumpulkan energi internal untuk mengatasi panas di tubuhnya, atau berpura-pura menjadi Pangeran playboy dan menahan efek obatnya, Jihan Kin dengan cepat membujuknya, “Pangeran, harap tenang dulu. Sekarang, kita berdua berada dalam situasi yang sulit.”

“Itu semua karena kau yang meracuniku,” Pangeran Steve menjawab dengan cepat.

“Ya, ya. Hamba memang orang jahat, yang meracuni Pangeran.” Jihan Kin mengangkat kedua tangannya, menunduk pasrah. “Oleh karena itu, hamba ingin bertanggung jawab.”

Pangeran Steve menyipitkan mata, bertanya dengan curiga, “Apa yang akan kau lakukan?”

“Hamba mengusulkan untuk saling membantu menawar racun ini. Jika sudah selesai, kita berpisah, dan kita tidak akan memiliki hubungan apa pun lagi.”

Pangeran Steve balik bertanya tidak percaya, “Kau… hanya menginginkan itu?”

Jika ia tidak salah, apa yang wanita ini inginkan adalah posisi selir utamanya.

Apakah ia akan berhenti sampai di sini?

“Tentu saja,” Jihan Kin menepuk dadanya untuk menunjukkan keyakinan. “Dengan kerja sama kita menawar racun, Pangeran tidak akan rugi apa pun.”

Pangeran Steve, “Kamu bersedia kehilangan keperawananmu untukku, tanpa tuntutan apa-apa?”

Jihan Kin mengangguk polos, “Ya.”

Siapa yang mau berurusan dengan pemeran utama pria ‘red flag’ seperti dia?

Saat baik, dia sangat baik, tapi saat marah, dia seperti anjing gila!

“Pangeran juga pasti sudah mendengar hamba memerintahkan pelayan untuk menyiapkan ramuan pencegah kehamilan. Tapi jika Pangeran tidak nyaman, Pangeran bisa memerintahkan orang suruhan Pangeran untuk menyiapkan satu panci ramuan lagi sebagai cadangan.”

Ketika Jihan Kin melihat Pangeran Steve menyipitkan mata, ia menambahkan satu kalimat lagi untuk memprovokasi.

“Lagi pula, pil yang hamba berikan kepada Pangeran, jika Pangeran tidak menawarnya dalam lima belas menit, ‘alat vital’ Pangeran tidak akan bisa berfungsi lagi seumur hidup.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Permaisuri Pangeran Nakal   Bab 100

    Jihan Kin“...”“Kenapa kamu menatapku seperti itu?” Liliana Hong balik bertanya. “Coba kamu bayangkan jadi pelayan tokoh utama seperti aku? Kehidupan seorang pelayan, kalau majikanmu mau menyiksamu sampai mati, ya bebas saja, kamu bisa mati dengan mudah tanpa disadari. Dan lagi pula di masa depan Joan Kin, harusnya yang menjadi Permaisuri? Kalau itu kamu, apakah kamu tidak akan melakukan hal yang sama?”“Ya, ya, kamu hebat,” Jihan Kin memaksakan pujian. “Lanjutkan ceritamu.”Setelah itu, Liliana Hong mengamati Jihan Kin secara khusus. Karena selama satu tahun dia berada di sana, dia telah melihat perilaku buruk, egois, bodoh, dan sama sekali tidak bermoral dari Nona Kedua Kediaman Tabib Hue ini.Ketika mengingat hari saat mereka pergi melihat festival, di mana Jihan Kin mengajak Joan Kin pergi dengan sangat ramah, semuanya semakin membuat Liliana Hong yakin bahwa Jihan Kin adalah orang yang menyeberang dimensi.Karena itu, Liliana Hong mulai mengurus Jihan Kin sesuai dengan alur drama.

  • Permaisuri Pangeran Nakal   Bab 99

    “Bagian mana?” Liliana Hong bertanya dengan suara pelan.“Mulai dari saat kamu menyeberang dimensi.”Liliana Hong pun mulai menceritakan segalanya dari awal ....Saat itu, Liliana Hong sedang duduk mengamati mereka syuting adegan terakhir yang ditentukan oleh Sutradara Guang. Adegan itu adalah ketika Jihan Kin jatuh ke air sesuai naskah. Begitu dia berkedip, dia membuka mata dan melihat Paviliun Kamboja milik Joan Kin.Joan Kin, yang sedang duduk menyulam di kursi di kediamannya, memanggil, ‘Benjo.’Ketika melihat dia belum bergerak, Joan Kin memanggil lagi, ‘Benjo ....’Liliana Hong yang sedang bingung, dipukul pelan di bahu oleh Benji untuk menyadarkannya. ‘Nona sudah memanggil. Kenapa kamu tidak masuk?’Liliana Hong menunduk melihat pakaian dan kulitnya, dan baru menyadari bahwa tubuh yang dia miliki sekarang bukanlah miliknya. Begitu dia melangkah masuk ke kediaman dan melihat bayangannya di cermin, dia semakin yakin bahwa dia telah menyeberang dimensi dan menjadi pelayan Joan Kin

  • Permaisuri Pangeran Nakal   Bab 98

    ’Sialan ....’‘Kenapa harus menjadi si Juliette Yan sialan ini’, pikir Liliana Hong dalam hati.Dulu, saat dia masih menjadi penata rias top paling muda, Liliana Hong sangat angkuh. Antrean pemesanan makeup dengannya untuk berbagai acara sangat panjang.Tetapi itu karena dia berutang budi kepada Sutradara Guang yang pernah membantunya, mendorongnya ketika Liliana Hong masih menjadi penata rias pemula hingga melompat menjadi penata rias top yang terkenal.Namun, siapa sangka suatu hari kehidupan Liliana Hong dan Sutradara Guang berbalik arah.Di saat Liliana Hong tumbuh dan bersinar di dunia tata rias, Sutradara Guang malah kehilangan naskah-naskah penting. Ditambah lagi, ada sutradara baru yang bersemangat dengan teknik syuting baru. Tak lama kemudian, tidak ada lagi yang membicarakan Sutradara Guang.Namun, karena kecintaannya pada profesi, Sutradara Guang memilih membuat drama pendek di platform online. Meskipun tidak terkenal, itu cukup untuk mencari nafkah. Oleh karena itu, dalam b

  • Permaisuri Pangeran Nakal   Bab 97

    Pelayan istana itu melipat tangan di dada, menunduk, dan menatap meremehkan. “Kamu ini bicara omong kosong. Kita sama-sama dari era modern. Masalah membunuh orang seperti itu, siapa yang bisa melakukannya dengan mudah?”Jihan Kin memotong “Lalu, kenapa kamu menculikku?”Pihak yang lain masih diam. “...”“Begini, karena kita berdua sama-sama tersesat ke dalam drama ini, bisakah kita bicara secara terbuka?” Jihan Kin angkat bicara. “Bagaimana kalau kita mencari cara agar kita berdua bisa memiliki kehidupan yang baik bersama?”Pelayan istana itu terdiam sejenak, berpikir keras, sebelum mengangguk lemas. “Baiklah. Aku sendiri juga sudah lelah.”“Kalau begitu, pertanyaan pertama: kamu siapa?”Pelayan istana itu tidak menjawab, tetapi memasukkan tangan ke lengan baju, lalu mengeluarkan tisu penghapus makeup dan mulai membersihkan riasan di wajahnya.Jihan Kin membelalakkan mata. “Kamu punya tisu penghapus makeup?”“Tentu saja,” jawabnya. Meskipun dia belum selesai membersihkan wajah, dia mem

  • Permaisuri Pangeran Nakal   Bab 96

    Kasim itu berbicara dengan suara gemetar. Sebelum Pangeran Steve bisa mengatakan apa-apa, dia buru-buru melanjutkan, “Tapi hamba sudah masuk ke ruangan, Calon Istri Pangeran aman, Yang Mulia. Beliau hanya sedikit terkejut. Beliau meminta hamba segera melapor kepada Pangeran.”Pangeran Steve tanpa sadar langsung meremas cangkir porselen di tangannya hingga pecah, lalu buru-buru berdiri. Hal ini menarik perhatian banyak bangsawan. “Ayahanda Kaisar, hamba merasa sedikit pusing. Mohon izin untuk istirahat sebentar di luar, Yang Mulia.”“Pergilah,” Kaisar William Sui melambaikan tangan mengizinkan.Pangeran Steve memberi hormat, lalu bergegas melangkah keluar segera. “Bawa saya ke sana.”Sama sekali tidak boleh ada yang tahu bahwa ada penjahat yang menyusup ke ruang tunggu Calon Istri Pangeran. Sebab, rumor tentang Jihan Kin sebelumnya sudah sangat membuat Ayahanda Kaisar marah.Calon Istri Pangeran kesayangan beliau sudah memiliki reputasi buruk di ibukota. Jika dia sampai menimbulkan keka

  • Permaisuri Pangeran Nakal   Bab 95

    “Kakak! Aku ini Adikmu,” Pangeran Keanu merengut. Namun, dia tidak bisa lagi menarik perhatian Pangeran Steve, karena pria itu hanya menatap Jihan Kin yang duduk di seberang.Pangeran Steve mengangkat cangkir arak-nya tinggi-tinggi, sebagai isyarat untuk bersulang dengan pihak seberang. Jihan Kin bergegas mengangkat cangkir teh-nya ke tingkat yang sama. Keduanya menggerakkan tangan, membenturkan cangkir mereka pelan di udara, lalu meminumnya, saling melempar senyum lembut yang menimbulkan kecemburuan bagi beberapa orang yang diam-diam memperhatikan.“Kaisar tiba!!” Suara kasim berteriak, membuat suasana pesta kembali serius. Semua orang di aula berdiri memberi hormat saat Kaisar dan Permaisuri melintas, diiringi alunan musik pujian.Kaisar William Siu duduk di Singgasana Naga, mengangkat tangan untuk mengizinkan semua orang duduk. Para bangsawan, pegawai istana, dan perwakilan dari berbagai wilayah secara bergiliran mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiah kepada Kaisar.S

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status