Home / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 78. Cacian Ibu Mertua

Share

78. Cacian Ibu Mertua

Author: Evie Edha
last update Last Updated: 2024-12-27 19:43:23

"Aku mau bulan madu," ujar Olip. Dia menatap Ridwan dengan tatapan penuh keinginan. Tahu sendiri kalau Olip meminta sesuatu dia tidak mau ditolak.

"Kamu bilang apa?" Bukan Ridwan yang beertanya tetapi Bu Lestari yang bertanya. Ekspresi perempuan itu terlihat terkejut.

Olip tampak menggeram kesal. Dia mengepalkan kedua tangannya. "Aku bilang, aku mau bulan madu. Liburan setelah pernikahan. Kalau perlu ke luar negri sekalian," ujarnya penuh penekanan dengan tangan yang menunjuk ke arah luar rumah menggambarkan dia benar-benar ingin pergi ke mana.

Bu Lestari dan Ridwan saling tatap satu sama lain lalu kembali menatap ke arah Olip. "Gila kamu," ujar Bu Lestari kemudian.

"Minta kok aneh-aneh." Bu Lestari melanjutkan.

Olip tidak suka dengan perkataan mertuanya. "Kok aneh sih, Bu? Ya nggak aneh lah. Itu hal wajar untuk pasangan yang baru menikah. Pergi berlibur berdua." Dia mengangkat dua jariya.

Ridwan yang mendengar hal itu mengembuskan napas kasar. "Lip. Itu untuk pasangan yang memiliki u
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Permintaan Gila Adikku   171

    Di sinilah saat ini Pak Purnomo, sang istri dan juga Olip. Setelah ide yang dilontarkan Pak Purnomo, mereka pun setuju dengan ide itu. Akhirnya ketiganya kini datang bertandang ke kediaman besan mereka."Ada apa ya, Pak. Kok Tumben datang kemari ramai-ramai?" tanya Pak Eko."Sampai bawa banyak barang begini," lanjutnya dengan menatap ke arah barang-barang milik keluarga Pak Purnomo.Pak Purnomo sendiri langsung sungkan mendapat pertanyaan begitu. "Ah, tidak, Pak. Kami ingin mengunjungi keluarga besan," ujarnya kemudian."Iya, Pak, Bu." Bu Tuti ikut menyahut. "Kami ingin mempererat tali. silaturahmi" Dia berujar.Bu Lestari yang melihat itu malah merasa curiga. "Jadi, kalian mau bertamu sampai membawa barang sebanyak ini mau silaturahmi model apa?" tanyanya dengan sinis. Mau bagaimanapun, dia masih kesal karena besan dan menantunya ini tidak peduli pada Ridwan yang kini masuk ke penjara.Bu Tuti tersenyum lebar. "Ah. Begini, Pak, Bu. Bagaimana kalau kita menghabiskan banyak waktu bersa

  • Permintaan Gila Adikku   170

    Mika menarik salah satu sudut bibirnya, merasa lucu dengan kalimat yang baru saja dia dengar dari Pak Purnomo.Membalikkan badan, dia menatap Pak Purnomo dengan santai. "Anak durhaka?" Dia menutupi bibirnya karena tak bisa berhenti tertawa."Pak Purnomo," panggil Mika. Pak Purnomo terkejut mendengar Mika memanggil namanya. "Mika," panggilnya dengan suara tercekat. Merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dia alami. Mika, sangat jauh berbeda."Sebutan anak durhaka itu, untuk anak yang melawan orang tuanya yang baik hati. Sedangkan kita, bagaimna dengan sikap Bapak dahulu?"tanya Mika yang kini sudah menatap Pak Purnomo dengan ekspresi datar."Lagi pun, memangnya, Pak Purnomo siapa? Orang tua aku? Bukan, kan?" lanjut Mika.Mika mendekati Pak Purnomo. "Pak Purnomo hanya seorang pria pengangguran yang kebetulan dipungut oleh ibu saya, dinikahi dan dinafkahi. Tapi, dengan tidak tahu dirinya, Anda yang diberi amanat menjaga saya, malah mendatangkan perempuan lain untuk tinggal di ruma

  • Permintaan Gila Adikku   169.

    Terlihat kedua orang tua Noval dan juga pamannya Mika. Di belakangnya, tampak Nenek Saseka berdiri di sana dengan tenang."Kamu tidak apa-apa?" tanya mamanya Noval dengan khawatir. Ketiganya pun kini sudah mendekati ranjang Mika."Tidak apa-apa, Ma. Mika hanya perlu beristirahat," ujar Nioval dengan tenang."Sykurlah." Ketiganya tampak mengembuskan napas penuh kelegaan.Nenek Saseka pun mendekati Mika. "Jadi, Mika. Apa yang ingin kamu lalukan pada mereka sekarang?" tanyanya tanpa basa-basi. Tentu saja Nenek Saseka mengetahui apa yang terjadi.Mika langsung menatap dengan datar. "Aku mau mereka pergi dari rumah ibuku, Nek. Aku ingin mereka jauh dariku. Aku sudah tidak mau melihat mereka lagi. Buat mereka hidup di jalanan. Buat mereka hidup susah." Dia berujar dengan kemarahan.Noval yang menyadari hal itu menggenggam tangan Mika berharap istrinya itu bisa tenang. Dia tidak mau Mika kenapa-napa.Nenek Saseka mengangguk. "Kamu akan dapatkan ini."Dia tersenyum, suka dengan keputusan Mika

  • Permintaan Gila Adikku   168

    Mika mulai membuka mata. Perempuan itu mengernyit kala cahaya mulai menerangi pandangan."Kamu sudah sadar?" Sebuah suara bertanya.Mika memegang keningnya lalu membuka mata secara perlahan dan akhirnya dia bisa melihat sosok suaminya dengan ekspresi khawatir."Aku kenapa?" tanyanya kemudian. Dia mencoba bangkit."Tidak usah. Kamu berbaring aja." Noval menahan Mika yang akan duduk. "Kamu baru saja sadar. Lebih baik kamu istirahat saja." Noval menasihati."Sebenarnya aku kenapa?" tanya Mika sekali lagi."Kamu tadi pingsan. Untung saja kamu tidak apa-apa. Ibu-Ibu yang nolongin tadi terus mereka menghubungi aku." Noval tersenyum ke arah Mika. Dia membelai kepala Mika dengan penuh cinta.Mika pun terdiam. Dia mencoba untuk mengingat apa yang terjadi. Sampai akhirnya dia pun berhasil mengingat semua kejadian yang sudah dia alami.Dirinya bertengkar dengan Olip lalu mengusir Olip dan juga Bu Tuti dari rumah

  • Permintaan Gila Adikku   167

    Plak.Satu tamparan mendarat di pipi Mika dari Olip. Perempuan itu tersenyum puas dengan apa yang dia lakukan. "Rasakan itu," ujar Olip."Itu untuk perempuan yang suka sekali mengganggu ketenangan keluargaku," lanjutnya kesal.Sedangkan Mika sendiri, dia merasa terkejut dengan apa yang dilakukan Olip. Perempuan itu memegangi pipinya yang terasa panas. Kemarahan pun mulai menyelubungi diri Mika. Tanpa banyak kata, dia langsung menatap Olip dengan tajam."Kau---" Mika langsung menarik rambut Olip sampai adik tirinya itu mendongak. "Kurang ajar!" Tanpa ampun Mika membalas tamparan Olip. Tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Kanan, kiri, kanan, kiri.Sampai akhirnya Olip pun terjatuh. Dia menangis, kesakitan dengan apa yang dilakukan oleh Mika. "Kau wanita kejam," ujar Olip memaki Mika."Singa saja akan menggigit kalau ada yang mengusik. Apalagi manusia? Aku selama ini diam bukan berarti karena aku takut sama kamu. Tapi karena aku malas meladeni kamu. Tapi, semakin lama kamu semakin ti

  • Permintaan Gila Adikku   166

    Bu Lestari dan Pak Eko mendatangi kantor polisi untuk mengunjungi Ridwan. Sebenarnya Pak Eko tidak mau. Hanya saja, istrinya yang memaksa.Tentu saja Ridwan merasa senang melihat kedua orang tuanya datang mengunjungi dirinya. "Ibu. Bapak," panggilnya seperti anak kecil.Jika Bu Lstari langsung memeluk Ridwan, berbeda dengan Pak Eko yang hanya duduk dengan melipat tangan di depan dada lalu mendengus ketika melihat putranya."Ridwan." Tentu saja sebagai seorang ibu, Bu Lestari merasa sedih melihat anaknya dipenjara."Kamu itu bagaimana bisa seperti ini?" tanyanya kemudian ketika mereka sudah melepaskan pelukan."Aku juga tidak tahu, Bu." Kapan pria ini akan mengatakan hal yang sebenarnya?"Ya Tuhan. Duduk-duduk." Bu Lestari meminta anaknya untuk duduk."Ini makan. Pasti kamu belum makan," ujar Bu Lestari memberikan makanan yang dia bawa pada Ridwan"Mana Mungkin, Bu. Dia sudah menjadi tahanan. Pastinya mendapat makan dari sini." Pak Eko berujar ketika melihat istrinya yang tampak berleb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status