Share

Bab 3 Dilema

last update Last Updated: 2025-07-16 13:59:09

"Baiklah, ayo ikut dengan aku sekarang juga." ajak pria itu.

"Tapi kemana Mas? Mas nya ini tidak akan membawa saya ke tempat aneh kan?" tanya Aluna yang merasa takut.

"Tentu saja tidak, bukankah kamu ingin mendapatkan pekerjaan. Percaya padaku, aku ini orang baik dan tidak akan macam-macam sama kamu."

Aluna pun menganggukkan kepala nya dan tanpa ragu langsung ikut bersama Miko.

Saat di dalam mobil, Aluna terlihat sedikit tegang ada rasa takut pada dirinya namun dia berusaha untuk bersikap tenang.

"Jangan tegang seperti itu, santai saja. Oh iya, namaku Miko. Kamu bisa panggil aku Miko saja."

Aluna hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Begini Aluna, sebenarnya pekerjaan kamu ini tidaklah sulit dan tidak mudah juga. Aku akan mengajak kamu untuk bertemu dengan seseorang, dia adalah bos ku di perusahaan sekaligus sahabat baikku juga. Saat ini dia sedang mencari seorang Gadis yang bisa di ajak nya untuk menikah kontrak, kami juga akan membayar Gadis itu dengan jumlah uang yang sangat fantastis. Jadi aku berencana untuk memberikan penawaran itu pada kamu, itupun jika Aryan setuju memilih kamu untuk menjadi istri sewaan nya. Makanya sekarang ini aku akan mengajak kamu untuk bertemu dengan nya."

"Tapi, kenapa harus aku? Aku ini hanya Gadis Desa biasa yang tidak berpendidikan, mana pantas aku bersanding dengan sosok pria kaya meskipun ini hanya pernikahan sementara saja. Lebih baik Mas Miko memberikan aku pekerjaan yang lain saja, setidaknya jadi pembantu di rumah Mas Miko pun aku sama sekali tidak merasa keberatan."

"Karena aku rasa kamu adalah Gadis yang tepat, ini kesempatan emas untuk kamu. Begini saja, bagaimana jika kita bertemu saja dulu dengan Aryan, jika memang Aryan menolak aku akan memberikan pekerjaan yang lain pada kamu. Tapi jika Aryan setuju, aku mohon agar kamu tidak menolak nya. Kami siap membayar berapapun yang kamu inginkan, pernikahan kontrak ini hanya berlangsung selama tiga bulan saja."

Aluna pun terdiam sejenak dan mulai berpikir..

"Sebenarnya aku merasa tidak yakin dengan keputusan aku ini, tapi Mas Miko juga sudah sangat baik dengan membantu aku tadi." Gumam Aluna dalam hatinya.

"Aluna, bagaimana? aku butuh jawaban dari kamu?" tanya Miko membuyarkan lamunan Aluna.

"Baik Mas, aku setuju untuk ikut dengan kamu bertemu dengan nya." sahut Aluna yang merasa tidak enak, Gadis itu setuju hanya karena ingin membalas kebaikan yang sudah di lakukan oleh Miko.

"Baguslah, aku senang mendengar jawaban dari kamu." Balas pria itu sambil tersenyum.

"Semoga saja Aryan tidak menolak nya kali ini, aku sudah tidak tahu harus mencari kemana lagi Gadis yang sesuai dengan keinginan nya itu. Sampai masalah perempuan saja harus aku yang turun tangan, padahal banyak sekali perempuan yang mengantri ingin mendapatkan cinta nya itu." Gerutu Miko bicara dalam hatinya.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka pun sampai di sebuah rumah mewah dan megah. Aluna pun terlihat takjub saat melihat rumah seperti istana itu.

"Mas Miko, rumah siapa ini?" tanya Aluna dengan polos nya.

"Ini rumah nya Aryan, pria yang aku maksud? jika kamu berhasil menikah dengan nya, kamu akan tinggal disini selama tiga bulan ke depan." sahut Miko.

"Ini terlihat tidak seperti rumah biasanya, tapi lebih terlihat seperti istana. Di luar saja sudah terlihat begitu mewah, bagaimana dengan suasana di dalam rumah nya ya, pasti yang ada di dalam itu barang-barang mewah semua."

"Agar kamu tidak merasa penasaran lagi, sebaiknya kita masuk ke dalam sekarang." ajak Miko..

Aluna pun menganggukkan kepala nya menurut, dan mengikuti Miko dari belakang.

Benar saja, saat pertama kali Aluna masuk. Dia terlihat begitu terkejut dengan keadaan di dalam rumah itu.

"Ya ampun, baru kali ini aku melihat rumah sebagus dan semewah ini. Pasti untuk membersihkan rumah ini butuh banyak pekerja."

"Selamat sore Den Miko." Sapa seorang wanita paruh baya bernama Mbok Juminten.

"Selamat sore Mbok." balas Miko dengan ramah. "Aryan ada dimana Mbok?"

"Den Aryan ada di dalam kamarnya, dia baru saja pulang dari kantor."

"Baiklah, aku akan tunggu disini saja. Oh iya, kenalin ini Aluna temanku, dan Aluna ini Mbok Juminten orang yang bekerja di rumah ini."

"Salam kenal Mbok, aku Aluna."

"Salam kenal, Non Aluna bisa panggil si mbok dengan sebutan Mbok Jum saja ya. Kalau begitu si Mbok akan buatkan minum dulu untuk kalian semua, permisi." ujar wanita paruh baya itu lalu pergi.

"Ayo Aluna duduklah dulu, aku akan menemui Aryan di kamarnya."

Aluna pun menganggukkan kepalanya dan duduk..

"Kursi nya sangat empuk sekali, ini harganya pasti sangat mahal." Gumam Aluna dalam hatinya.

"Silahkan di minum dulu Non, jika butuh sesuatu bisa panggil si Mbok saja ya."

"Terimakasih Mbok." balas Aluna sambil tersenyum ramah.

"Sama-sama, kalau begitu si Mbok permisi dulu masih banyak pekerjaan yang harus segera Mbok selesaikan."

"Silahkan Mbok."

Sementara itu, di dalam kamar terlihat Aryan yang baru saja selesai berganti pakaian.

Tok tok tok..

"Aryan, ini aku." ujar Miko.

"Masuklah." sahut pria itu.

Karena sudah mendapatkan persetujuan, Miko pun langsung membuka pintu kamar dan masuk.

"Ada apa?" tanya Aryan.

"Aku sudah mendapatkan Gadis yang kamu inginkan, polos dan sederhana."

"Benarkah? dari mana kamu menemukan Gadis seperti itu, jangan-jangan Gadis yang kamu bawa kamu temukan di pinggir jalan."

"Aku memang tidak sengaja bertemu dengan nya di pinggir jalan, tadi dia di ganggu preman dan aku mencoba menolong nya." Sahut Miko.

"Lalu kamu membawanya kesini?" tanya Aryan.

"Dia datang dari kampung, untuk pertama kalinya dia datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Jadi aku berpikir untuk membawanya kesini, lagi pula jika di lihat dari penampilan nya Alina cukup cantik, hanya perlu di poles sedikit saja."

"Tidak ada salahnya jika kamu menemuinya dulu, siapa tahu kamu merasa tertarik dengan nya. Kalau memang tidak pun, paling tidak dia bisa bekerja disini membantu Mbok Jum."

"Jadi namanya Aluna, lalu dimana dia sekarang?"

"Dia sedang menunggu kita di bawah."

"Baiklah, aku akan melihat nya dulu. Jika tidak pas dengan keinginanku, kamu harus mencari Gadis yang lain nya lagi."

"Sesuai dengan perintah dan keinginan mu Tuan Aryan." sahut Miko sambil menghela nafas panjang.

Mereka berdua pun segera turun ke bawah untuk menemui Aluna.

"Kenapa Mas Miko lama sekali ya." Gumam Aluna yang terlihat kebingungan.

"Aluna." panggil Miko.

Sontak saja Aluna pun langsung menoleh dan berdiri...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 46

    Terlihat Zaki sedang duduk di depan teras rumah nya, namun tiba-tiba Aryan datang menghampiri nya. "Boleh aku ikut duduk disini." Ujar Aryan. "Tentu saja, silahkan." Sahut Zaki. Aryan pun langsung duduk dan tersenyum ramah pada pria di depan nya itu. "Aku baru tahu kalau ternyata kau ini adalah kakak nya Sintia, selain itu kau juga mantan pacar nya Aluna." "Sebenarnya hubungan ku dan Aluna sudah lama berakhir, sekarang kami tidak memiliki hubungan apapun. Ya meskipun sebenarnya aku masih tidak percaya jika Aluna bisa dengan mudah melupakan ku." Ujar Zaki."Itu berarti apa yang di katakan oleh istrimu tadi pagi adalah benar, kalau kau masih memiliki perasaan pada Aluna?" Tanya Aryan. "Aluna adalah wanita yang baik, sederhana dan juga cantik. Pria manapun pasti ingin memiliki istri seperti Aluna, tapi sayang nya tidak semua pria beruntung bisa menikahi nya, kau termasuk beruntung karena bisa menjadi suami Aluna, aku harap kau bisa menjaga dan mencintai Aluna dengan sepenuh hati, t

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 45

    Ibu dengar apa yang di katakan menantu kesayangan ibu ini, dia sudah sangat lancang sekali." Ujar Sintia marah. "Sudahlah Sintia, tidak ada waktu lagi untuk kamu bernegosiasi dengan kakak ipar mu itu, ikuti saja apa kemauannya sebelum Aluna dan Aryan datang." Sahut Bu Ina. "Sstttt baiklah, aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan, kamu ingin uang akan aku berikan, sekarang kamu sudah puas kan." Mendengar hal itu tentu saja membuat Mala merasa senang bukan main, sementara Sintia terlihat marah dan cemberut. Lalu Mala pun pergi di susul oleh Zaki. "Nyebelin banget ya si Mala ini, Mas Zaki juga bukan nya belain aku dan negur istrinya malah diam saja kayak begitu. Suami istri sama saja tidak ada gunanya, menyebalkan." Gerutu Sintia di dalam hatinya. "Kamu ngapain sih pake meras Sintia segala, seharusnya kita tidak perlu ikut-ikutan drama mereka ini." Tegur Zaki. "Ya suka-suka aku dong Mas, lagi pula selama ini adikmu itu sangat pelit sekali. Selama dia bekerja di kota dia tida

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 44

    Sementara itu, terlihat Bude Ratmi sudah berada di rumah nya dan sedang menyiapkan begitu banyak buah-buahan dan juga berbagai macam sayuran. "Aluna, besok kamu dan suami kamu akan pulang ke Jakarta jadi Bude siapkan ini semua untuk kalian bawa pulang." Ujar wanita paruh baya itu."Banyak sekali, Bude. Seharusnya Bude tidak perlu melakukan semua ini, aku jadi tidak enak karena sudah merepotkan Bude." Sahut Aluna. "Tidak apa-apa Nak, semua ini adalah hasil panen kita di ladang, ada pisang, singkong, ubi dan sayuran lainnya. Bude tahu kalau semua makanan ini bisa dengan mudah kamu dapatkan, tapi disana harganya sangat mahal-mahal, kalau disini kan gratis dan di jamin rasanya lebih nikmat." "Ya ampun Bude, terimakasih banyak ya Bude karena Bude sudah sangat baik sekali." "Sama-sama, Aluna." Tak lama Aryan pun datang menghampiri mereka. "Wah ada apa ini? Kenapa banyak sekali makanan, apa Bude akan membuat acara di rumah?" Tanya Aryan. "Tidak Nak Aryan, semua ini Bude siapkan untuk

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 43

    Saat sedang asik berbincang, tiba-tiba saja Aluna dan Aryan bertemu dengan Sintia di jalan."Ya ampun, kenapa aku harus bertemu dengan mereka sekarang disini. Apa yang harus aku katakan pada mereka nanti." Gumam Sintia dengan perasaan sedikit gugup. "Sintia, kamu disini ternyata." Sapa Aluna dengan ramah. "Iya Aluna, aku baru saja sampai semalam. Selamat pagi Pak Aryan." Sahut Gadis itu sedikit gugup. "Selamat pagi Sintia, Miko sudah memberitahu saya jika kamu mengajukan cuti mendadak, katanya Ibu kamu sedang sakit ya." "Iya benar sekali Pak, setelah pulang dari kota ibu langsung sakit, mungkin karena kecapean itulah kenapa saya terpaksa harus ijin untuk merawat ibu sebentar, karena tidak ada yang merawat ibu selama sakit." Ujar Sintia berbohong. "Bukankah di rumah kamu masih ada Kakak dan iparmu ya, apa mereka tidak bisa merawat ibu kamu dengan baik." Sahut Aryan. "Hhmm sebenarnya mereka bisa merawat ibu, hanya saja ibu selalu memanggil nama saya Pak. Maklum saja, saya inikan

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 42

    Sementara itu, terlihat Sintia yang baru saja terbangun dari tidur nya. Tentu saja hal itu membuat Zaki dan Mala terkejut saat melihat keberadaan Sintia di rumah itu. "Oh ya ampun rasanya badanku masih lemas sekali, ingin sekali rasanya aku tidur kembali di atas kasur." Gumam Sintia sambil meregangkan tubuh nya. "Sintia, kapan kamu datang?" Tanya Zaki.."Ya ampun Mas, kamu membuat aku terkejut saja." "Justru kamu yang membuat kami terkejut, karena tiba-tiba saja kamu ada disini. Apa kamu baru datang semalam." Lanjut Mala. "Iya, aku memang baru saja datang semalam. Kalian berdua sudah tertidur lelap saat aku datang." "Tapi kenapa kamu pulang ke rumah mendadak seperti ini, apa ada masalah?" Tanya Zaki. "Sebenarnya tidak ada masalah, aku hanya rindu saja dengan suasana di kampung halamanku ini makanya aku mengambil cuti agar bisa pulang. Lagi pula aku ini sudah lama tidak pernah pulang ke rumah, jadi kenapa kalian terlihat heran seperti itu melihat aku." Ujar Sintia. "Ini pasti ak

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 41

    Sintia pun sudah sampai di rumah nya, kedatangan nya di sambut hangat oleh Bu Ina yang memang sudah menunggu nya sejak tadi."Sintia, bagaimana dengan perjalanan kamu kesini? Tidak ada masalah kan Nak?" Tanya Bu Ina. "Semua berjalan dengan lancar kok Bu, aku merasa lelah sekali. Setelah pulang dari kantor aku langsung siap-siap untuk pulang kesini." Sahut Sintia. "Apa kamu sudah makan? Ibu sudah memasak makanan untuk kamu." "Tidak Bu, aku sudah makan saat di perjalanan tadi. Aku ingin lansung istirahat saja karena rasanya lelah sekali." "Baiklah kalau memang begitu, kamu masuklah ke kamar mu ya." "Oh iya Bu, dimana Mas Zaki dan Mala? Apa dia sudah tidur?" "Iya sepertinya mereka sudah tertidur, ini Jugakan sudah jam sebelas malam, biasanya jam segini mereka sudah tertidur lelap." "Ya sudahlah, aku pergi ke kamar ku dulu ya Bu. Ibu juga sebaiknya segera pergi tidur dan beristirahat." "Iya baiklah, selamat malam Sintia sayang." "Selamat malam Bu." Sahut gadis itu lalu segera per

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status