"Baiklah, ayo ikut dengan aku sekarang juga." ajak pria itu.
"Tapi kemana Mas? Mas nya ini tidak akan membawa saya ke tempat aneh kan?" tanya Aluna yang merasa takut. "Tentu saja tidak, bukankah kamu ingin mendapatkan pekerjaan. Percaya padaku, aku ini orang baik dan tidak akan macam-macam sama kamu." Aluna pun menganggukkan kepala nya dan tanpa ragu langsung ikut bersama Miko. Saat di dalam mobil, Aluna terlihat sedikit tegang ada rasa takut pada dirinya namun dia berusaha untuk bersikap tenang. "Jangan tegang seperti itu, santai saja. Oh iya, namaku Miko. Kamu bisa panggil aku Miko saja." Aluna hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. "Begini Aluna, sebenarnya pekerjaan kamu ini tidaklah sulit dan tidak mudah juga. Aku akan mengajak kamu untuk bertemu dengan seseorang, dia adalah bos ku di perusahaan sekaligus sahabat baikku juga. Saat ini dia sedang mencari seorang Gadis yang bisa di ajak nya untuk menikah kontrak, kami juga akan membayar Gadis itu dengan jumlah uang yang sangat fantastis. Jadi aku berencana untuk memberikan penawaran itu pada kamu, itupun jika Aryan setuju memilih kamu untuk menjadi istri sewaan nya. Makanya sekarang ini aku akan mengajak kamu untuk bertemu dengan nya." "Tapi, kenapa harus aku? Aku ini hanya Gadis Desa biasa yang tidak berpendidikan, mana pantas aku bersanding dengan sosok pria kaya meskipun ini hanya pernikahan sementara saja. Lebih baik Mas Miko memberikan aku pekerjaan yang lain saja, setidaknya jadi pembantu di rumah Mas Miko pun aku sama sekali tidak merasa keberatan." "Karena aku rasa kamu adalah Gadis yang tepat, ini kesempatan emas untuk kamu. Begini saja, bagaimana jika kita bertemu saja dulu dengan Aryan, jika memang Aryan menolak aku akan memberikan pekerjaan yang lain pada kamu. Tapi jika Aryan setuju, aku mohon agar kamu tidak menolak nya. Kami siap membayar berapapun yang kamu inginkan, pernikahan kontrak ini hanya berlangsung selama tiga bulan saja." Aluna pun terdiam sejenak dan mulai berpikir.. "Sebenarnya aku merasa tidak yakin dengan keputusan aku ini, tapi Mas Miko juga sudah sangat baik dengan membantu aku tadi." Gumam Aluna dalam hatinya. "Aluna, bagaimana? aku butuh jawaban dari kamu?" tanya Miko membuyarkan lamunan Aluna. "Baik Mas, aku setuju untuk ikut dengan kamu bertemu dengan nya." sahut Aluna yang merasa tidak enak, Gadis itu setuju hanya karena ingin membalas kebaikan yang sudah di lakukan oleh Miko. "Baguslah, aku senang mendengar jawaban dari kamu." Balas pria itu sambil tersenyum. "Semoga saja Aryan tidak menolak nya kali ini, aku sudah tidak tahu harus mencari kemana lagi Gadis yang sesuai dengan keinginan nya itu. Sampai masalah perempuan saja harus aku yang turun tangan, padahal banyak sekali perempuan yang mengantri ingin mendapatkan cinta nya itu." Gerutu Miko bicara dalam hatinya. Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka pun sampai di sebuah rumah mewah dan megah. Aluna pun terlihat takjub saat melihat rumah seperti istana itu. "Mas Miko, rumah siapa ini?" tanya Aluna dengan polos nya. "Ini rumah nya Aryan, pria yang aku maksud? jika kamu berhasil menikah dengan nya, kamu akan tinggal disini selama tiga bulan ke depan." sahut Miko. "Ini terlihat tidak seperti rumah biasanya, tapi lebih terlihat seperti istana. Di luar saja sudah terlihat begitu mewah, bagaimana dengan suasana di dalam rumah nya ya, pasti yang ada di dalam itu barang-barang mewah semua." "Agar kamu tidak merasa penasaran lagi, sebaiknya kita masuk ke dalam sekarang." ajak Miko.. Aluna pun menganggukkan kepala nya menurut, dan mengikuti Miko dari belakang. Benar saja, saat pertama kali Aluna masuk. Dia terlihat begitu terkejut dengan keadaan di dalam rumah itu. "Ya ampun, baru kali ini aku melihat rumah sebagus dan semewah ini. Pasti untuk membersihkan rumah ini butuh banyak pekerja." "Selamat sore Den Miko." Sapa seorang wanita paruh baya bernama Mbok Juminten. "Selamat sore Mbok." balas Miko dengan ramah. "Aryan ada dimana Mbok?" "Den Aryan ada di dalam kamarnya, dia baru saja pulang dari kantor." "Baiklah, aku akan tunggu disini saja. Oh iya, kenalin ini Aluna temanku, dan Aluna ini Mbok Juminten orang yang bekerja di rumah ini." "Salam kenal Mbok, aku Aluna." "Salam kenal, Non Aluna bisa panggil si mbok dengan sebutan Mbok Jum saja ya. Kalau begitu si Mbok akan buatkan minum dulu untuk kalian semua, permisi." ujar wanita paruh baya itu lalu pergi. "Ayo Aluna duduklah dulu, aku akan menemui Aryan di kamarnya." Aluna pun menganggukkan kepalanya dan duduk.. "Kursi nya sangat empuk sekali, ini harganya pasti sangat mahal." Gumam Aluna dalam hatinya. "Silahkan di minum dulu Non, jika butuh sesuatu bisa panggil si Mbok saja ya." "Terimakasih Mbok." balas Aluna sambil tersenyum ramah. "Sama-sama, kalau begitu si Mbok permisi dulu masih banyak pekerjaan yang harus segera Mbok selesaikan." "Silahkan Mbok." Sementara itu, di dalam kamar terlihat Aryan yang baru saja selesai berganti pakaian. Tok tok tok.. "Aryan, ini aku." ujar Miko. "Masuklah." sahut pria itu. Karena sudah mendapatkan persetujuan, Miko pun langsung membuka pintu kamar dan masuk. "Ada apa?" tanya Aryan. "Aku sudah mendapatkan Gadis yang kamu inginkan, polos dan sederhana." "Benarkah? dari mana kamu menemukan Gadis seperti itu, jangan-jangan Gadis yang kamu bawa kamu temukan di pinggir jalan." "Aku memang tidak sengaja bertemu dengan nya di pinggir jalan, tadi dia di ganggu preman dan aku mencoba menolong nya." Sahut Miko. "Lalu kamu membawanya kesini?" tanya Aryan. "Dia datang dari kampung, untuk pertama kalinya dia datang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Jadi aku berpikir untuk membawanya kesini, lagi pula jika di lihat dari penampilan nya Alina cukup cantik, hanya perlu di poles sedikit saja." "Tidak ada salahnya jika kamu menemuinya dulu, siapa tahu kamu merasa tertarik dengan nya. Kalau memang tidak pun, paling tidak dia bisa bekerja disini membantu Mbok Jum." "Jadi namanya Aluna, lalu dimana dia sekarang?" "Dia sedang menunggu kita di bawah." "Baiklah, aku akan melihat nya dulu. Jika tidak pas dengan keinginanku, kamu harus mencari Gadis yang lain nya lagi." "Sesuai dengan perintah dan keinginan mu Tuan Aryan." sahut Miko sambil menghela nafas panjang. Mereka berdua pun segera turun ke bawah untuk menemui Aluna. "Kenapa Mas Miko lama sekali ya." Gumam Aluna yang terlihat kebingungan. "Aluna." panggil Miko. Sontak saja Aluna pun langsung menoleh dan berdiri..."Ada apa dengan Mama ini, kenapa Mama beranggapan jika Gadis itu adalah kekasih nya Aryan?" Tanya Pak Lukas. "Mama juga tidak tahu pah, Mama hanya menduga saja tadi. Tapi sepertinya Mama menyukai Aluna, mendengar kejujuran nya tadi membuat Mama merasa kagum. Jarang sekali ada Gadis yang bisa sejujur Aluna, bisa saja dia mengakui sebagai kekasih nya Aryan tadi." Sahut Bu Rianti. "Iya Mama memang benar, Papa juga merasa begitu." Tak lama, Aluna pun datang dengan membawakan dua gelas teh untuk mereka. "Silahkan di minum dulu teh nya, jika Bapak dan ibu perlu sesuatu bisa langsung panggil saya saja, saya selalu siap melayani sampai dua puluh empat jam." Ujar Aluna. "Iya terimakasih banyak Aluna, jika kami butuh sesuatu pasti akan memanggil kamu atau Mbok Jum." Aluna pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Kalau begitu saya permisi dulu, saya harus menyelesaikan pekerjaan yang lainnnya." Ujar Aluna lalu segera pergi. "Menurut Papa, kalau Aluna menjadi istri nya Aryan.
"Kenapa Pak Aryan sama sekali tidak menyapa aku, bahkan dia hanya melirik ku sedikit seolah tidak menghiraukan keberadaan aku disini." ujar Sintia merasa kesal. "Apa kau tadi melihat Sintia, sepertinya dia sedang menunggu kedatangan kamu disana." celetuk Miko. "Biarkan saja, aku sama sekali tidak peduli. Lagi pula dia itu aneh sekali, bukan nya segera masuk dan bersiap-siap untuk bekerja dia malah berada di depan pintu masuk seperti security." sahut Aryan dengan ekspresi wajah yang datar. mendengar hal itu, Miko pun langsung tertawa kecil. Sementara itu, Aluna terlihat sedang melakukan pekerjaan nya yaitu membersihkan seluruh ruangan di dalam rumah itu. "Non Aluna, sudah dulu bekerja ya. Istirahat saja dulu, dan lanjut lagi nanti. Jangan terlalu di paksakan, badan kita juga butuh istirahat." Ujar Mbok Jum."Iya Mbok, Mbok Jum tidak perlu merasa khawatir aku akan istirahat nanti saja. Lagi pula aku belum merasa lelah, aku masih memiliki tenaga untuk menyelesaikan semuanya." Sahut
Besok paginya, Aluna bekerja dengan sangat baik di rumah itu. Dia bangun pagi sekali untuk membuat sarapan dan juga mengerjakan pekerjaan lainnya. "Ya ampun, si Mbok ini merasa senang sekali loh karena pekerjaan si mbok di rumah ini jadi lebih ringan. Masakan Non Aluna juga rasanya sangat enak sekali, si Mbok tidak menyangka jika Non Aluna ternyata pandai memasak." ujar wanita paruh baya itu memuji. "Mbok Jum ini bisa saja, alhamdulilah jika masakan aku rasanya enak dan semoga saja Mas Aryan menyukai nya." sahut Aluna. "Oh iya, si Mbok mau minta tolong untuk antarkan teh ini ke kamar nya Den Aryan. Setiap pagi Den Aryan harus dibuatkan teh sebelum sarapan, ini sudah menjadi kebiasaan nya." "Baik Mbok, berikan teh nya padaku. Aku akan mengantarkan teh ini ke kamarnya Mas Aryan." "Terimakasih ya Non, biar pekerjaan di dapur ini si Mbok saja yang menyelesaikan nya." Aluna pun menganggukkan kepalanya dan segera pergi menuju kamar Aryan. Di dalam kamar, Aryan terlihat sud
"Aluna, ini Aryan. Pria yang aku ceritakan padamu itu." ujar Miko. Aluna pun melihat ke arah Aryan sambil tersenyum kecil. "Perkenalkan nama saya Aluna." ujar Gadis itu dengan suara lembut. "Duduklah." sahut Aryan dengan sedikit ketus."Aku dengar katanya kamu berasal dari kampung dan baru pertama kali datang ke Jakarta, kenapa kamu sampai senekat itu?" tanya Aryan. "Mau bagaimana lagi Mas, saya tidak memiliki pilihan lain lagi karena ada Bude yang harus saya bahagiakan. Saya datang ke Jakarta niatnya ingin mencari pekerjaan." "Lalu apa kamu memiliki saudara disini?" Aluna pun menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang sedih. "Sebenarnya ada teman saya di kampung yang sudah lama tinggal dan bekerja di Jakarta, Dia itu sudah sukses dengan bekerja di perusahaan besar. Niatnya saya ingin menumpang di tempat teman saya itu, tapi tiba-tiba saja teman saya meminta saya untuk kembali ke kampung karena mendadak dia tidak bisa menampung saya." "Untung saja saya bertemu dengan
"Baiklah, ayo ikut dengan aku sekarang juga." ajak pria itu. "Tapi kemana Mas? Mas nya ini tidak akan membawa saya ke tempat aneh kan?" tanya Aluna yang merasa takut. "Tentu saja tidak, bukankah kamu ingin mendapatkan pekerjaan. Percaya padaku, aku ini orang baik dan tidak akan macam-macam sama kamu." Aluna pun menganggukkan kepala nya dan tanpa ragu langsung ikut bersama Miko. Saat di dalam mobil, Aluna terlihat sedikit tegang ada rasa takut pada dirinya namun dia berusaha untuk bersikap tenang. "Jangan tegang seperti itu, santai saja. Oh iya, namaku Miko. Kamu bisa panggil aku Miko saja." Aluna hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. "Begini Aluna, sebenarnya pekerjaan kamu ini tidaklah sulit dan tidak mudah juga. Aku akan mengajak kamu untuk bertemu dengan seseorang, dia adalah bos ku di perusahaan sekaligus sahabat baikku juga. Saat ini dia sedang mencari seorang Gadis yang bisa di ajak nya untuk menikah kontrak, kami juga akan me
"Tidak, aku tidak mau memilih Sintia. Karena aku tidak begitu menyukai nya." Ujar Aryan menolak. "Kenapa tidak mencobanya dulu, dan aku perhatikan sepertinya Sintia juga memiliki perasaan terhadap kamu." "Itulah masalahnya, aku tidak ingin dia terlalu menganggap serius pernikahan sandiwara ini. Aku ingin Gadis yang polos dan sederhana, tidak banyak bicara dan tentunya penurut. Karena dengan begitu, dia akan menuruti semua ucapanku dengan suka rela dan tanpa penolakan. Aku tidak suka dengan Garis yang tahu nya hanya menghabiskan uangku saja." "Ya ampun kriteria mu itu sangat sulit sekali, dimana aku bisa menemukan Gadis seperti itu." Gerutu Miko.. "Aku tidak mau tahu, itu sudah menjadi tugasmu sekarang dan aku minta secepatnya kamu mendapatkan Gadis yang seperti aku katakan tadi." "Baiklah, semoga saja Tuhan bisa membantuku menemukan Gadis yang kamu inginkan itu agar secepatnya aku bisa berakhir dari tugas melelahkan ini." "Cepat pergilah sekarang, aku tidak punya bany