Share

Bab 4 pertemuan pertama

last update Huling Na-update: 2025-07-16 22:36:37

"Aluna, ini Aryan. Pria yang aku ceritakan padamu itu." ujar Miko.

Aluna pun melihat ke arah Aryan sambil tersenyum kecil.

"Perkenalkan nama saya Aluna." ujar Gadis itu dengan suara lembut.

"Duduklah." sahut Aryan dengan sedikit ketus.

"Aku dengar katanya kamu berasal dari kampung dan baru pertama kali datang ke Jakarta, kenapa kamu sampai senekat itu?" tanya Aryan.

"Mau bagaimana lagi Mas, saya tidak memiliki pilihan lain lagi karena ada Bude yang harus saya bahagiakan. Saya datang ke Jakarta niatnya ingin mencari pekerjaan."

"Lalu apa kamu memiliki saudara disini?"

Aluna pun menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang sedih.

"Sebenarnya ada teman saya di kampung yang sudah lama tinggal dan bekerja di Jakarta, Dia itu sudah sukses dengan bekerja di perusahaan besar. Niatnya saya ingin menumpang di tempat teman saya itu, tapi tiba-tiba saja teman saya meminta saya untuk kembali ke kampung karena mendadak dia tidak bisa menampung saya."

"Untung saja saya bertemu dengan Mas Miko ini, katanya Mas Miko akan memberikan saya sebuah pekerjaan. Saya bisa memasak dan mengerjakan berbagai pekerjaan rumah, jika berkenan saya harap bisa di pekerjaan di rumah ini." ungkap Aluna dengan polosnya.

"Dan Aluna juga setuju untuk di jadikan sebagai istri sewaan, benar begitu kan Aluna." celetuk Miko.

"Hhmm, iya." balas Aluna sambil menganggukkan kepalanya pelan.

"Aku belum bisa memberikan keputusan soal pernikahan, aku butuh waktu untuk berpikir agar tidak salah langkah, tapi untuk sementara dia bisa tinggal disini dan membantu pekerjaan Mbok Jum. Setidaknya aku bisa membatunya dengan memberikan sebuah pekerjaan untuk nya." Ujar Aryan dengan tegas.

"Terimakasih banyak Mas Aryan, saya sangat senang sekali karena saya bisa bekerja disini. Saya janji akan bekerja dengan baik dan tidak akan membuat kalian kecewa pada saya." sahut Aluna dengan ekspresi wajah yang begitu senang.

Tak banyak bicara, Aryan pun lebih memilih untuk kembali ke kamar nya lagi.

"Mas Miko, terimakasih banyak ya karena sudah mau membantu saya lagi. Mas Miko adalah orang yang paling berjasa di hidup saya, saya janji tidak akan pernah lupa dengan kebaikan Mas Miko."

"Sama-sama Aluna, kamu tidak perlu berlebihan seperti itu. Mungkin saja Tuhan sudah mengatur pertemuan kita ini, bekerjalah dengan baik disini. Dan kamu harus tahu satu hal, Aryan itu memang kelihatan sangat cuek sekali tapi dia itu pria yang baik, hanya saja dia sangat tegas itulah kenapa dia terlihat sangat galak."

"Aku sama sekali tidak merasa begitu, justru aku bisa melihat jika Mas Aryan adalah orang yang sangat baik. Aku benar-benar merasa beruntung bisa bertemu dengan orang seperti kalian berdua."

"Mbok Jum." panggil Miko.

Dengan cepat wanita paruh baya itu pun segera datang.

"Iya Dan Miko, apa Den Miko butuh sesuatu?" tanya Mbok Jum.

"Hari ini Aluna akan bekerja disini untuk menantu Mbok Jum, tolong antarkan Aluna ke kamar nya Mbok."

"Baik Den, ayo Non." ajak wanita paruh baya itu yang tampak senang.

Aluna pun menganggukkan kepalanya dan berjalan mengikuti Mbok Jum.

"Jika Aryan menolak untuk menikah dengan Aluna, itu berarti aku harus mencari Gadis lain lagi. Entah sampai kapan tugasku ini segera berakhir." Gumam pria itu yang terlihat lelah.

"Ayo masuk non, ini kamar nya Non Aluna sekarang."

"Ini kamar pembantu mbok?"

"Iya Non, ini kamar pembantu di rumah ini."

"Ya ampun Mbok, kamar pembantu di rumah ini sangat bagus sekali ya. Bahkan jika dibandingkan dengan kamarku di kampung jelas lebih bagus kamar disini, bagaimana dengan kamar utama nya pasti sangat mewah dan besar sekali." ujar Aluna yang merasa takjub.

"Ya begitulah kehidupan orang kaya Non, dengan kita bisa tinggal dan bekerja disini saja itu sudah seperti sesuatu yang sangat membanggakan sekali. Mbok harap Non Aluna bisa betah bekerja disini bareng si Mbok." sahut wanita paruh baya itu.

"Iya Mbok, Mbok Jum tenang saja aku bisa melakukan berbagai pekerjaan rumah kok. Tapi meskipun begitu, aku harus tetap banyak belajar dari Mbok Jum mengenai kebiasaan yang ada di rumah ini, mana yang boleh dan tidak boleh aku lakukan."

"Tentu saja si Mbok pasti akan mengajari Non Aluna, ya sudah lebih baik sekarang Non Aluna istirahat dulu saja ya. Si Mbok akan bawakan makanan, pasti Non Aluna belum makan kan?"

Aluna pun hanya merespon dengan tersenyum kecil, lalu Mbok Jum pun segera pergi ke dapur.

Saat sedang melihat-lihat suasana di kamar itu, tiba-tiba saja handphone miliknya berdering.

"Bude menelpon, ya ampun aku hampir lupa untuk mengabari Bude." dengan cepat gadis itu pun segera menjawab panggilan telpon itu.

"Assalamualaikum Bude."

"Waalaikumsalam, Aluna sayang apa kamu sudah sampai di Jakarta nak? kamu sudah bertemu dengan teman mu itukan nak? Bude disini tidak bisa tenang karena terus menunggu kabar dari kamu, untunglah kamu segera menjawab telpon dari Bude." ujar wanita paruh baya itu dengan banyak pertanyaan.

"Alhamdulillah aku sudah sampai di Jakarta Bude, maaf ya karena aku tidak langsung mengabari Bude dan sudah membuat Bude merasa khawatir. Disini aku juga baik-baik saja kok, jadi Bude tidak perlu cemas lagi ya." sahut Aluna.

"Syukurlah, Bude merasa lega sekarang. Kamu sudah bertemu dengan temanmu itukan Aluna?"

"Tidak Bude, saat ini aku tidak sedang bersama Sintia. Saat aku menelponnya tadi, tiba-tiba saja dia meminta aku untuk kembali pulang karena dia tidak bisa menampung aku di tempat nya. Untung saja aku bertemu dengan orang baik, dan Alhamdulillah nya aku sekarang sudah mendapat pekerjaan juga. Ya meskipun hanya sebagai seorang pembantu, tapi aku merasa senang sekali."

"Mungkin itu sudah rejeki kamu Aluna, bersyukurlah karena kamu masih bisa bertemu dengan orang baik disana. Apapun pekerjaan nya yang paling penting halal, dan kamu harus bekerja dengan baik ya jangan sampai membuat majikan kamu kecewa."

"Iya Bude, aku pasti akan selalu ingat pesan Bude ini. Disini juga ada Mbok Jum, orang yang bekerja di rumah ini juga. Sepertinya usia Mbok Jum tidak jauh beda dengan usia Bude, dan Bude harus tahu aku bekerja di rumah yang sangat besar sekali seperti istana."

"Benarkah? Bude ikut senang mendengarnya, ya sudah sekarang lebih baik kamu istirahat dulu ya, jangan lupa untuk sering mengabari Bude tentang kondisi kamu disana ya Alun."

"Baik Bude, aku berharap disana Bude selalu baik-baik saja dan jaga kesehatan Bude ya. Aku pasti akan selalu merindukan Bude."

"Iya Aluna sayang, kamu tidak perlu mengkhawatirkan Bude disini fokus saja pada pekerjaan kamu ya. Bude tutup dulu telponnya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." Balas Aluna, lalu menutup telponnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 7

    "Ada apa dengan Mama ini, kenapa Mama beranggapan jika Gadis itu adalah kekasih nya Aryan?" Tanya Pak Lukas. "Mama juga tidak tahu pah, Mama hanya menduga saja tadi. Tapi sepertinya Mama menyukai Aluna, mendengar kejujuran nya tadi membuat Mama merasa kagum. Jarang sekali ada Gadis yang bisa sejujur Aluna, bisa saja dia mengakui sebagai kekasih nya Aryan tadi." Sahut Bu Rianti. "Iya Mama memang benar, Papa juga merasa begitu." Tak lama, Aluna pun datang dengan membawakan dua gelas teh untuk mereka. "Silahkan di minum dulu teh nya, jika Bapak dan ibu perlu sesuatu bisa langsung panggil saya saja, saya selalu siap melayani sampai dua puluh empat jam." Ujar Aluna. "Iya terimakasih banyak Aluna, jika kami butuh sesuatu pasti akan memanggil kamu atau Mbok Jum." Aluna pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Kalau begitu saya permisi dulu, saya harus menyelesaikan pekerjaan yang lainnnya." Ujar Aluna lalu segera pergi. "Menurut Papa, kalau Aluna menjadi istri nya Aryan.

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 6

    "Kenapa Pak Aryan sama sekali tidak menyapa aku, bahkan dia hanya melirik ku sedikit seolah tidak menghiraukan keberadaan aku disini." ujar Sintia merasa kesal. "Apa kau tadi melihat Sintia, sepertinya dia sedang menunggu kedatangan kamu disana." celetuk Miko. "Biarkan saja, aku sama sekali tidak peduli. Lagi pula dia itu aneh sekali, bukan nya segera masuk dan bersiap-siap untuk bekerja dia malah berada di depan pintu masuk seperti security." sahut Aryan dengan ekspresi wajah yang datar. mendengar hal itu, Miko pun langsung tertawa kecil. Sementara itu, Aluna terlihat sedang melakukan pekerjaan nya yaitu membersihkan seluruh ruangan di dalam rumah itu. "Non Aluna, sudah dulu bekerja ya. Istirahat saja dulu, dan lanjut lagi nanti. Jangan terlalu di paksakan, badan kita juga butuh istirahat." Ujar Mbok Jum."Iya Mbok, Mbok Jum tidak perlu merasa khawatir aku akan istirahat nanti saja. Lagi pula aku belum merasa lelah, aku masih memiliki tenaga untuk menyelesaikan semuanya." Sahut

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 5 Masih Ragu

    Besok paginya, Aluna bekerja dengan sangat baik di rumah itu. Dia bangun pagi sekali untuk membuat sarapan dan juga mengerjakan pekerjaan lainnya. "Ya ampun, si Mbok ini merasa senang sekali loh karena pekerjaan si mbok di rumah ini jadi lebih ringan. Masakan Non Aluna juga rasanya sangat enak sekali, si Mbok tidak menyangka jika Non Aluna ternyata pandai memasak." ujar wanita paruh baya itu memuji. "Mbok Jum ini bisa saja, alhamdulilah jika masakan aku rasanya enak dan semoga saja Mas Aryan menyukai nya." sahut Aluna. "Oh iya, si Mbok mau minta tolong untuk antarkan teh ini ke kamar nya Den Aryan. Setiap pagi Den Aryan harus dibuatkan teh sebelum sarapan, ini sudah menjadi kebiasaan nya." "Baik Mbok, berikan teh nya padaku. Aku akan mengantarkan teh ini ke kamarnya Mas Aryan." "Terimakasih ya Non, biar pekerjaan di dapur ini si Mbok saja yang menyelesaikan nya." Aluna pun menganggukkan kepalanya dan segera pergi menuju kamar Aryan. Di dalam kamar, Aryan terlihat sud

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 4 pertemuan pertama

    "Aluna, ini Aryan. Pria yang aku ceritakan padamu itu." ujar Miko. Aluna pun melihat ke arah Aryan sambil tersenyum kecil. "Perkenalkan nama saya Aluna." ujar Gadis itu dengan suara lembut. "Duduklah." sahut Aryan dengan sedikit ketus."Aku dengar katanya kamu berasal dari kampung dan baru pertama kali datang ke Jakarta, kenapa kamu sampai senekat itu?" tanya Aryan. "Mau bagaimana lagi Mas, saya tidak memiliki pilihan lain lagi karena ada Bude yang harus saya bahagiakan. Saya datang ke Jakarta niatnya ingin mencari pekerjaan." "Lalu apa kamu memiliki saudara disini?" Aluna pun menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang sedih. "Sebenarnya ada teman saya di kampung yang sudah lama tinggal dan bekerja di Jakarta, Dia itu sudah sukses dengan bekerja di perusahaan besar. Niatnya saya ingin menumpang di tempat teman saya itu, tapi tiba-tiba saja teman saya meminta saya untuk kembali ke kampung karena mendadak dia tidak bisa menampung saya." "Untung saja saya bertemu dengan

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 3 Dilema

    "Baiklah, ayo ikut dengan aku sekarang juga." ajak pria itu. "Tapi kemana Mas? Mas nya ini tidak akan membawa saya ke tempat aneh kan?" tanya Aluna yang merasa takut. "Tentu saja tidak, bukankah kamu ingin mendapatkan pekerjaan. Percaya padaku, aku ini orang baik dan tidak akan macam-macam sama kamu." Aluna pun menganggukkan kepala nya dan tanpa ragu langsung ikut bersama Miko. Saat di dalam mobil, Aluna terlihat sedikit tegang ada rasa takut pada dirinya namun dia berusaha untuk bersikap tenang. "Jangan tegang seperti itu, santai saja. Oh iya, namaku Miko. Kamu bisa panggil aku Miko saja." Aluna hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. "Begini Aluna, sebenarnya pekerjaan kamu ini tidaklah sulit dan tidak mudah juga. Aku akan mengajak kamu untuk bertemu dengan seseorang, dia adalah bos ku di perusahaan sekaligus sahabat baikku juga. Saat ini dia sedang mencari seorang Gadis yang bisa di ajak nya untuk menikah kontrak, kami juga akan me

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 2

    "Tidak, aku tidak mau memilih Sintia. Karena aku tidak begitu menyukai nya." Ujar Aryan menolak. "Kenapa tidak mencobanya dulu, dan aku perhatikan sepertinya Sintia juga memiliki perasaan terhadap kamu." "Itulah masalahnya, aku tidak ingin dia terlalu menganggap serius pernikahan sandiwara ini. Aku ingin Gadis yang polos dan sederhana, tidak banyak bicara dan tentunya penurut. Karena dengan begitu, dia akan menuruti semua ucapanku dengan suka rela dan tanpa penolakan. Aku tidak suka dengan Garis yang tahu nya hanya menghabiskan uangku saja." "Ya ampun kriteria mu itu sangat sulit sekali, dimana aku bisa menemukan Gadis seperti itu." Gerutu Miko.. "Aku tidak mau tahu, itu sudah menjadi tugasmu sekarang dan aku minta secepatnya kamu mendapatkan Gadis yang seperti aku katakan tadi." "Baiklah, semoga saja Tuhan bisa membantuku menemukan Gadis yang kamu inginkan itu agar secepatnya aku bisa berakhir dari tugas melelahkan ini." "Cepat pergilah sekarang, aku tidak punya bany

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status