Share

Bab 5 Masih Ragu

last update Last Updated: 2025-07-17 11:14:48

Besok paginya, Aluna bekerja dengan sangat baik di rumah itu. Dia bangun pagi sekali untuk membuat sarapan dan juga mengerjakan pekerjaan lainnya.

"Ya ampun, si Mbok ini merasa senang sekali loh karena pekerjaan si mbok di rumah ini jadi lebih ringan. Masakan Non Aluna juga rasanya sangat enak sekali, si Mbok tidak menyangka jika Non Aluna ternyata pandai memasak." ujar wanita paruh baya itu memuji.

"Mbok Jum ini bisa saja, alhamdulilah jika masakan aku rasanya enak dan semoga saja Mas Aryan menyukai nya." sahut Aluna.

"Oh iya, si Mbok mau minta tolong untuk antarkan teh ini ke kamar nya Den Aryan. Setiap pagi Den Aryan harus dibuatkan teh sebelum sarapan, ini sudah menjadi kebiasaan nya."

"Baik Mbok, berikan teh nya padaku. Aku akan mengantarkan teh ini ke kamarnya Mas Aryan."

"Terimakasih ya Non, biar pekerjaan di dapur ini si Mbok saja yang menyelesaikan nya."

Aluna pun menganggukkan kepalanya dan segera pergi menuju kamar Aryan.

Di dalam kamar, Aryan terlihat sudah bersiap dengan pakaian kerjanya.

Tok tok tok..

"Masuk." pinta pria itu.

Karena sudah mendapatkan ijin, Aluna pun tanpa ragu langsung membuka pintu dan masuk ke dalam kamar Tuan nya.

"Ada apa?" Tanya Aryan dengan ekspresi dingin.

"Selamat pagi Mas, aku datang kesini untuk mengantarkan teh ini." Sahut Aluna sedikit gugup.

"Baiklah, simpan saja teh itu di atas meja sana." Pinta pria itu.

Dengan cepat Aluna pun menurut dan menyimpan teh itu di tempat yang Aryan maksud.

"Sarapan nya juga sudah siap, apa Mas Aryan butuh sesuatu yang lain?"

"Tidak ada, kamu bisa pergi sekarang. Saya juga akan turun sebentar lagi untuk sarapan."

"Baik Mas." balas Aluna sambil menganggukkan kepalanya. Lalu tanpa banyak bicara lagi, wanita itu pun segera pergi dari sana.

Saat menuju dapur, tiba-tiba saja Aluna di kejutkan dengan kedatangan Miko.

"Haii Aluna, selamat pagi." Sapa pria itu dengan ramah.

"Selamat pagi Mas Miko." Sahut Aluna sambil tersenyum manis.

"Apa kamu baru saja mengantarkan teh untuk Aryan? Apa dia sudah siap sekarang?"

"Mas Aryan sebentar lagi akan turun untuk sarapan, dia juga sepertinya sudah siap."

"Baguslah, aku juga akan ikut sarapan disini. Menu apa yang di masak oleh Mbok Jum pagi ini."

"Pagi ini Mbok Jum tidak masak apapun, semua menu makanan dimasak oleh Non Aluna. Dan rasanya sangat enak sekali, Den Miko pasti akan sangat menyukainya." Ujar mbok Jum menimpal.

"Wah benarkah, aku jadi tidak sabar ingin mencobanya."

Tak lama Aryan pun turun dan menghampiri mereka.

"Kamu sudah datang, cepatlah kita sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor." ujar Aryan.

Mereka berdua pun segera duduk di meja makan, dan dengan cepat Aluna menyajikan semua makanannya.

"Apa Mas Aryan dan Mas Miko butuh sesuatu lagi?" tanya Aluna.

"Tidak ada, kamu bisa melanjutkan pekerjaan kamu." balas Aryan tanpa menoleh ke arah Aluna.

"Wah benar sekali yang di katakan Mbok Jum, rasa makanannya sangat enak sekali. Sepertinya pagi ini aku akan makan banyak." ujar Miko memuji.

Aluna dan Mbok Jum pun merespon dengan memberikan senyuman.

"Rasanya memang sedikit berbeda dari biasanya, ini sepertinya bukan masakan nya Mbok Jum." gumam Aryan di dalam hatinya.

"Kata Mbok Jum semua makanan ini Aluna yang memasak, bagaimana menurut kamu?" tanya Miko pada sahabatnya itu.

"Cukup enak." balas pria itu singkat.

Mereka berdua pun melanjutkan makan sementara Aluna dan Mbok Jum melanjutkan pekerjaan mereka.

"Jadi bagaimana pendapat kamu tentang Aluna, apa kamu sudah mengambil keputusan untuk menjadikan nya sebagai istri bayaran. Jika di perhatikan Aluna juga cantik, dia sederhana, polos dan baik sesuai dengan yang kamu inginkan." Bisik Miko.

"Aku belum bisa memutuskan sekarang, lagi pula aku dan dia baru saja saling kenal. Butuh waktu untuk aku bisa mengenal lebih dalam lagi tentang karakter nya itu, meskipun ini hanya pernikahan kontrak tapi aku tidak ingin sembarangan dalam memilih istri, kamu tahu sendirikan bagaimana sifat kedua orang tuaku." ujar Miko.

"Ya baiklah, terserah kamu saja." balas Miko pasrah.

Setelah selesai sarapan, mereka berdua pun segera berangkat ke kantor.

Aluna juga terlihat terus saja memperhatikan mereka dari kejauhan..

"Ada apa Non?" Tanya Mbok Jum.

"Tidak ada apa-apa Mbok, kelihatannya Mas Aryan dan Mas Miko itu sangat dekat sekali ya, mereka terlihat seperti saudara." Ujar Aluna.

"Tentu saja, karena mereka berteman sudah sejak kecil. Kedua orang tua mereka juga berteman dengan sangat baik, itulah kenapa mereka terlihat seperti saudara, Den Miko juga sudah di anggap seperti putra di keluarga ini. Apalagi Den Aryan itu adalah putra tunggal, jadi hanya Den Miko orang yang paling dekat dengan nya." Sahut Mbok Jum.

"Lalu dimana kedua orang tua Mas Aryan, apa di rumah sebesar ini Mas Aryan hanya tinggal sendirian?" Tanya kembali Aluna yang penasaran.

"Mereka tinggal di luar negeri untuk mengurus bisnis mereka disana, sementara bisnis yang disini di kelola oleh Den Aryan. Di usianya yang masih muda, Den Aryan sudah menjadi pengusaha sukses dan menjabat sebagai Presdir."

"Ternyata Mas Aryan itu bukan orang sembarangan yah, dia juga sangat tampan dan mapan. Tapi kenapa dia mencari seorang Gadis yang mau menikah kontrak dengan nya, aku rasa pasti banyak Gadis yang ingin menjadi pendamping hidupnya. Tidak mungkin juga jika dia tidak memiliki seorang kekasih." gumam Aluna di dalam hatinya.

Sementara itu, terlihat Sintia sudah berada di kantor lebih dulu. Gadis itu berdandan dengan sangat rapih dan cantik sekali, sengaja dia merubah sedikit penampilan nya untuk menarik perhatian Aryan.

"Sepertinya sebentar lagi Pak Aryan akan sampai, aku harus memastikan jika penampilan aku hari ini bisa menarik perhatiannya dan membuat Pak Aryan makin menyukai aku. Aku sudah tidak sabar sekali ingin segera dilamar oleh Pak Aryan dan dengan senang hati aku akan menerima lamaran nya itu."

"Jika semua karyawan wanita disini tahu, mereka pasti akan merasa iri padaku karena hanya aku satu-satunya wanita yang bisa meluluhkan hatinya Pak Aryan." Gumam Sintia dengan penuh percaya diri.

Benar saja tak lama dari itu mobil yang di tumpangi Aryan dan Miko pun sampai. Melihat orang yang di tunggu sudah datang, Sintia pun segera merapihkan pakaian dan rambut nya untuk memastikan penampilan nya sudah sangat baik.

Gadis itu pun mulai tersenyum ke arah Aryan dengan penuh percaya diri. Sementara itu Aryan melihatnya dari kejauhan dengan tatapan yang sedikit sinis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 109

    Melihat Aluna yang sendirian, Kirana pun langsung datang menghampiri nya. "Aluna, kamu boleh saja mendapatkan pujian dari banyak orang atas penampilan mu hari ini, dan aku tidak peduli sama sekali dengan hal itu. Karena yang penting bagiku, Aryan akan turun ke bawah dengan memakai kemeja yang sudah aku berikan untuk nya tadi." Bisik Kirana dengan pelan. Mendengar hal itu, tentu saja membuat Aluna pun terkejut dan menatap Kirana."Kenapa? Kamu pasti sangat terkejut karena aku menghadiahkan barang yang sama seperti kamu, tentu saja aku juga ingin memberikan sebuah kemeja untuk Aryan." "Tadinya aku memang tidak akan memberikan itu sebagai kado, karena aku merasa itu hanyalah barang biasa saja. Tapi saat mendengar kalau kamu akan memberikan Aryan kemeja sebagai kado ulang tahun, akhirnya aku berpikir untuk melakukan hal yang sama." "Kamu jangan terlalu merasa senang Mba, bagaimana jika Mas Aryan memakai hadiah pemberian dariku, bukan hadiah darimu." Sahut Aluna. "Itu tidaklah mungkin

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 108

    Sore harinya, pada saat jam pulang kantor Aryan terkejut saat ban mobil nya kempes. "Loh kenapa ban mobil nya bisa kempes begini, perasaan tadi pagi baik-baik saja." Gumam pria itu dengan ekspresi bingung. Dengan terpaksa, dia pun meminta karyawan nya untuk memanggil montir agar bisa cepat di perbaiki."Ada-ada saja, kenapa kejadian seperti ini harus terjadi sekarang. Tidak ada pilihan lain lagi, aku terpaksa harus menunggu disini dan pulang terlambat." Ujar pria itu lalu kembali masuk ke dalam kantor nya. Di kejauhan, ternyata Miko dan Sintia sedang melihat semua yang terjadi pada Aryan. "Pak, apa kita tidak keterlaluan sudah membuat ban mobil Pak Aryan kempes?" Tanya Sintia. "Tentu saja tidak, ini adalah bagian dari rencana kejutan itu. Jika Aryan pulang ke rumah lebih cepat, semua kejutan yang disiapkan bisa gagal, dan kita harus lebih dulu sampai di rumah Aryan sebelum Aryan pulang." "Belum lagi kita juga harus membeli hadiah nya dulu kan." Ujar Miko. "Ya sudah ayo kita per

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 107

    Diam-diam Kirana masuk ke dalam kamar Aluna, dan mengambil kado yang sudah Aluna siapkan untuk Aryan, kebetulan kado itu Aluna simpan di atas tempat tidur nya. "Saat ini keberuntungan berpihak padaku, aku tidak perlu repot-repot mencari kado milik Aluna, karena kado itu sudah ada di depan mataku sekarang. Aku yakin sekali pasti ini hadiah yang sudah Aluna siapkan untuk Aryan." "Aluna itu memang sangat ceroboh sekali, bisa-bisanya dia meletakkan kado ini di sini begitu saja." Ujar Kirana sambil tersenyum licik. Dia pun segera membuka bingkisan kado itu, lalu mengeluarkan isi di dalam nya. "Apa aku tidak salah, Aluna memberikan Aryan kemeja berwarna biru cerah seperti ini, jelas-jelas Aryan tidak akan menyukai nya. Selera wanita kampungan itu memang sangat jelek sekali, tapi tidak masalah aku juga tidak akan membiarkan Aryan sampai memakinya." "Karena aku akan merusak kemeja ini dengan tangan ku sendiri, jika kado nya rusak tentu saja Aluna tidak akan bisa memberikan apapun pada A

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 106

    "Pak Miko." Panggil Sintia."Iya Sintia, ada apa?" Sahut Miko. "Pak, apa bapak sudah tahu kalau nanti malam ada pesta perayaan ulang tahun nya Pak Aryan. Aluna tadi menghubungi aku dan mengundang aku untuk datang." "Iya aku tahu, Aluna juga memberitahu aku soal itu. Tapi ini adalah rahasia, jangan sampai Aryan tahu soal ini karena yang ada kejutan nya akan gagal." "Iya Pak, aku juga tidak akan memberitahu nya pada Pak Aryan. Oh iya apa Pak Miko sudah membeli hadiah untuk Pak Aryan, kalau belum kita bisa membeli hadiah nya bersama-sama." "Hhmm belum sih, kalau begitu sepulang dari kantor kita akan pergi sama-sama membeli hadiah itu." "Iya Pak, ya sudah saya permisi dulu ya Pak." "Iya." Balas Miko menganggukkan kepala nya. Sementara itu, Aluna baru saja selesai membuat kue ulang tahun yang begitu cantik dan indah. "Wah Non kue ulang tahun nya sangat cantik sekali, ini bagus sekali Non. Si mbok tidak menyangka kalau ternyata Non Aluna juga pintar membuat kue." Ujar Wanita paruh b

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 105

    Keesokan harinya, Kirana pun terlihat sibuk menghias rumah itu untuk acara perayaan ulang tahun Aryan. "Lihatlah Kirana, dia terlihat sangat sibuk sekali menyiapkan segalanya. Mama yakin sekali dia melakukan semua itu agar mendapatkan pujian dari Aryan dan bisa terlihat lebih baik dari pada kamu." Ujar Bu Rianti. "Biarkan saja Kirana melakukan apapun yang dia inginkan, aku juga akan melakukan apa yang akan aku lakukan. Aku juga tidak ingin bersaing dengan siapapun." Sahut Aluna. "Tapi kamu tidak bisa jika hanya diam saja Aluna, kamu juga harus melakukan sesuatu. Jangan biarkan orang lain merusak hubungan rumah tangga kamu, sebagai seorang istri kamu juga harus bisa tegas." "Yang di katakan ibu mertuamu itu benar Aluna, kamu harus bisa tegas dan jangan diam saja." Ujar Bude Ratmi yang tiba-tiba saja datang. "Bude." Sahut Aluna dengan sedikit gugup. "Aluna, jujur saja Bude merasa tidak suka dengan Kirana. Sepertinya dia tidak sebaik kelihatannya, kamu harus bisa menjaga rumah tang

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 104

    Terlihat Aluna dan yang lainnya sedang makan malam bersama. Bude Ratmi terlihat sangat senang sekali saat semua orang menyantap makanan yang dia masak dengan lahap. "Bu Ratmi, masakan nya sangat enak sekali suami saya sampai nambah beberapa kali." Puji Bu Rianti. "Iya mah, mumpung Bu Ratmi ada disini cobalah mama belajar memasak darinya." Lanjut Pak Lukas. "Iya Pah, mulai besok Mama akan belajar memasak dari Bu Ratmi dan Aluna, agar Mama juga bisa membuat makanan yang enak untuk Papa." "Syukurlah kalau kalian semua menyukai makanan nya, saya sangat senang sekali. Dan dengan senang hati, saya pasti akan mengajari Bu Rianti memasak sampai jago." Sahut Bude Ratmi."Pantas saja masakan Aluna itu sangat enak, karena memang menurun dari Bude. Terimakasih ya Bude, sudah menurunkan bakat Bude pada istriku." Ucap Aryan. Aluna pun langsung tersenyum mendengar suaminya bicara seperti itu, begitu juga dengan yang lainnya. "Keluarga ini jadi sangat lebay sekali, padahal rasa masakan nya juga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status