Masuk"Kenapa Pak Aryan sama sekali tidak menyapa aku, bahkan dia hanya melirik ku sedikit seolah tidak menghiraukan keberadaan aku disini." ujar Sintia merasa kesal.
"Apa kau tadi melihat Sintia, sepertinya dia sedang menunggu kedatangan kamu disana." celetuk Miko. "Biarkan saja, aku sama sekali tidak peduli. Lagi pula dia itu aneh sekali, bukan nya segera masuk dan bersiap-siap untuk bekerja dia malah berada di depan pintu masuk seperti security." sahut Aryan dengan ekspresi wajah yang datar. mendengar hal itu, Miko pun langsung tertawa kecil. Sementara itu, Aluna terlihat sedang melakukan pekerjaan nya yaitu membersihkan seluruh ruangan di dalam rumah itu. "Non Aluna, sudah dulu bekerja ya. Istirahat saja dulu, dan lanjut lagi nanti. Jangan terlalu di paksakan, badan kita juga butuh istirahat." Ujar Mbok Jum. "Iya Mbok, Mbok Jum tidak perlu merasa khawatir aku akan istirahat nanti saja. Lagi pula aku belum merasa lelah, aku masih memiliki tenaga untuk menyelesaikan semuanya." Sahut Aluna menolak. Tak lama dari itu, terdengar bell rumah itu berbunyi. "Sepertinya ada tamu yang datang, biar si Mbok saja yang akan membuka pintu nya." Dengan cepat, Mbok Jum pun segera pergi ke depan untuk membuka pintu. Tak disangka ternyata yang datang adalah pasangan suami istri yang sudah paruh baya. "Tuan dan Nyonya." Sapa Mbok Jum yang terlihat senang. "Apa kabar Mbok." Sahut wanita paruh baya bernama Rianti itu. "Kabar si Mbok baik, Tuan Lukas dan Nyonya Rianti apa kabar?" "Kabar kami juga baik, Mbok." "Si mbok tidak percaya jika Tuan dan Nyonya ada di depan mata si Mbok, Den Aryan pasti akan merasa senang sekali saat melihat kedua orang tua nya sudah pulang ke rumah. Ayo mari silahkan masuk Tuan, Nyonya." Mereka pun langsung masuk dan duduk diruang keluarga. "Bagaimana dengan kabar nya Aryan, dia tidak pernah membuat ulah kan selama kami tinggal pergi." "Den Aryan baik-baik saja, selama ini Den Aryan itu selalu saja di sibukkan dengan pekerjaan nya. Dia jarang keluar rumah pada malam hari dan sering menghabiskan waktu nya di rumah saja sepulang dari kantor, paling sesekali Den Miko selalu datang ke rumah untuk menemani Den Aryan." Ungkap Mbok Jum. "Anak itu memang selalu saja seperti itu, kapan dia akan mendapatkan istri jika setiap harinya hanya di habiskan di kantor dan di rumah saja. Itupun selalu di temani oleh Miko, sepertinya hanya Miko satu-satunya orang yang selalu berada di samping Aryan." Sahut Bu Rianti sambil menggelengkan kepalanya. "Ya baguslah Mah, itu berarti Aryan tidak akan mudah terjerumus pada hal yang negatif. Diam di rumah jauh lebih baik dari pada dia menghabiskan waktu nya di luar, seperti di club malam dan hanya menghabiskan uang untuk mengencani para wanita liar di luaran sana." "Tapi Mama itu sudah tidak sabar ingin melihat Aryan menikah, Mama ingin segera memiliki menantu agar memiliki teman shoping dan nyalon. Bukankah Papa juga ingin segera memiliki seorang cucu." Balas wanita paruh baya itu. Tak berselang lama, Aluna yang baru saja dari belakang pun langsung menghampiri mereka semua dan menyapa nya dengan ramah. "Selamat siang." Sapa Rania sambil tersenyum. Melihat seorang Gadis di dalam rumah nya, tentu saja membuat Bu Rianti dan juga Pak Lukas merasa heran. Mereka melihat ke arah Aluna dengan tatapan yang tajam. "Non Aluna, perkenalkan ini Nyonya Rianti dan Tuan Lukas. Mereka berdua ini adalah kedua orang tuanya Den Aryan, mereka baru saja kembali dari luar negeri." Ujar Mbok Jum memperkenalkan. "Salam kenal untuk kalian, senang sekali aku bisa diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ibu dan Bapak, perkenalkan namaku Aluna." Ujar Aluna dengan ramah dan sopan santun. "Salam kenal, Aluna. Biar saya tebak, pasti kamu ini pacar nya Aryan kan?" ujar Bu Rianti tidak terduga. "Hhmm bukan Bu, saya bukan pacar nya Mas Aryan. Saya ini hanya Gadis biasa yang bekerja di rumah ini." sahut Aluna. "Jangan bohong Aluna, saya tahu kamu ini pasti pacar nya Aryan. Aryan sendiri yang mengatakan jika dia sudah memiliki seorang kekasih dan akan memperkenalkan nya pada kami secapatnya, pasti orang itu adalah kamu kan." "Bukan Bu, sepertinya Ibu sudah salam paham padaku." "Sebenarnya Non Aluna ini baru saja datang kemarin malam, dia datang ke rumah ini bersama Den Miko untuk bekerja di rumah ini bantuin si Mbok." ungkap Wanita paruh baya itu.. Pak Lukas dan Bu Rianti pun langsung terdiam mendengar pengakuan dari pembantu nya itu. "Baiklah tidak masalah, apapun itu saya sama sekali tidak peduli. Tapi jujur saja kamu ini sangat cantik sekali Aluna, coba ceritakan sedikit tentang hidup kamu pada kami. Kamu tinggal dimana, dengan siapa dan apa pekerjaan kedua orang tua kamu,." pinta Bu Rianti yang sudah terlanjur menyukai Aluna. "Saya ini berasal dari desa kecil, hidup berdua dengan Bude saya yang bernama Bude Ratmi. Kebutuhan kedua orang tua saya sudah lama meninggal sejak saya masih remaja, suami Bude juga sudah meninggal sejak dua tahun yang lalu. Jadi sekarang hanya ada saya dan Bude saja berdua." ungkap Aluna. "Lalu dimana Bude kamu sekarang, Aluna?" tanya Pak Lukas. "Beliau berada di kampung, saya memutuskan untuk pergi merantau ke Jakarta dan mencari pekerjaan agar bisa membantu perekonomian Bude Ratmi. Itulah kenapa saya sekarang berada di rumah ini dan bekerja sebagai asisten rumah tangga. Jadi Ibu dan bapak sudah salah paham dengan menganggap jika saya adalah kekasihnya Mas Aryan." "Tidak mungkin sekali pria seperti Mas Aryan, mau memiliki kekasih seorang Gadis Desa seperti saya ini." ujar Aluna dengan jujur. "Maaf ya Aluna, karena saya sempat berpikir jika kamu ini kekasih nya Aryan." "Tidak apa-apa, kalau begitu saya akan buatkan minuman untuk bapak dan ibu. Kalian ingin saya buatkan apa?" "Teh saja," balas Bu Rianti. "Baiklah kalau begitu tunggu sebentar, saya akan membuatkan nya sekarang." Dengan cepat Aluna pun segera pergi menuju dapur. Dan Bu Rianti tidak berhenti memperhatikan Gadis itu yang terus saja berjalan menjauh.Melihat Aluna yang sendirian, Kirana pun langsung datang menghampiri nya. "Aluna, kamu boleh saja mendapatkan pujian dari banyak orang atas penampilan mu hari ini, dan aku tidak peduli sama sekali dengan hal itu. Karena yang penting bagiku, Aryan akan turun ke bawah dengan memakai kemeja yang sudah aku berikan untuk nya tadi." Bisik Kirana dengan pelan. Mendengar hal itu, tentu saja membuat Aluna pun terkejut dan menatap Kirana."Kenapa? Kamu pasti sangat terkejut karena aku menghadiahkan barang yang sama seperti kamu, tentu saja aku juga ingin memberikan sebuah kemeja untuk Aryan." "Tadinya aku memang tidak akan memberikan itu sebagai kado, karena aku merasa itu hanyalah barang biasa saja. Tapi saat mendengar kalau kamu akan memberikan Aryan kemeja sebagai kado ulang tahun, akhirnya aku berpikir untuk melakukan hal yang sama." "Kamu jangan terlalu merasa senang Mba, bagaimana jika Mas Aryan memakai hadiah pemberian dariku, bukan hadiah darimu." Sahut Aluna. "Itu tidaklah mungkin
Sore harinya, pada saat jam pulang kantor Aryan terkejut saat ban mobil nya kempes. "Loh kenapa ban mobil nya bisa kempes begini, perasaan tadi pagi baik-baik saja." Gumam pria itu dengan ekspresi bingung. Dengan terpaksa, dia pun meminta karyawan nya untuk memanggil montir agar bisa cepat di perbaiki."Ada-ada saja, kenapa kejadian seperti ini harus terjadi sekarang. Tidak ada pilihan lain lagi, aku terpaksa harus menunggu disini dan pulang terlambat." Ujar pria itu lalu kembali masuk ke dalam kantor nya. Di kejauhan, ternyata Miko dan Sintia sedang melihat semua yang terjadi pada Aryan. "Pak, apa kita tidak keterlaluan sudah membuat ban mobil Pak Aryan kempes?" Tanya Sintia. "Tentu saja tidak, ini adalah bagian dari rencana kejutan itu. Jika Aryan pulang ke rumah lebih cepat, semua kejutan yang disiapkan bisa gagal, dan kita harus lebih dulu sampai di rumah Aryan sebelum Aryan pulang." "Belum lagi kita juga harus membeli hadiah nya dulu kan." Ujar Miko. "Ya sudah ayo kita per
Diam-diam Kirana masuk ke dalam kamar Aluna, dan mengambil kado yang sudah Aluna siapkan untuk Aryan, kebetulan kado itu Aluna simpan di atas tempat tidur nya. "Saat ini keberuntungan berpihak padaku, aku tidak perlu repot-repot mencari kado milik Aluna, karena kado itu sudah ada di depan mataku sekarang. Aku yakin sekali pasti ini hadiah yang sudah Aluna siapkan untuk Aryan." "Aluna itu memang sangat ceroboh sekali, bisa-bisanya dia meletakkan kado ini di sini begitu saja." Ujar Kirana sambil tersenyum licik. Dia pun segera membuka bingkisan kado itu, lalu mengeluarkan isi di dalam nya. "Apa aku tidak salah, Aluna memberikan Aryan kemeja berwarna biru cerah seperti ini, jelas-jelas Aryan tidak akan menyukai nya. Selera wanita kampungan itu memang sangat jelek sekali, tapi tidak masalah aku juga tidak akan membiarkan Aryan sampai memakinya." "Karena aku akan merusak kemeja ini dengan tangan ku sendiri, jika kado nya rusak tentu saja Aluna tidak akan bisa memberikan apapun pada A
"Pak Miko." Panggil Sintia."Iya Sintia, ada apa?" Sahut Miko. "Pak, apa bapak sudah tahu kalau nanti malam ada pesta perayaan ulang tahun nya Pak Aryan. Aluna tadi menghubungi aku dan mengundang aku untuk datang." "Iya aku tahu, Aluna juga memberitahu aku soal itu. Tapi ini adalah rahasia, jangan sampai Aryan tahu soal ini karena yang ada kejutan nya akan gagal." "Iya Pak, aku juga tidak akan memberitahu nya pada Pak Aryan. Oh iya apa Pak Miko sudah membeli hadiah untuk Pak Aryan, kalau belum kita bisa membeli hadiah nya bersama-sama." "Hhmm belum sih, kalau begitu sepulang dari kantor kita akan pergi sama-sama membeli hadiah itu." "Iya Pak, ya sudah saya permisi dulu ya Pak." "Iya." Balas Miko menganggukkan kepala nya. Sementara itu, Aluna baru saja selesai membuat kue ulang tahun yang begitu cantik dan indah. "Wah Non kue ulang tahun nya sangat cantik sekali, ini bagus sekali Non. Si mbok tidak menyangka kalau ternyata Non Aluna juga pintar membuat kue." Ujar Wanita paruh b
Keesokan harinya, Kirana pun terlihat sibuk menghias rumah itu untuk acara perayaan ulang tahun Aryan. "Lihatlah Kirana, dia terlihat sangat sibuk sekali menyiapkan segalanya. Mama yakin sekali dia melakukan semua itu agar mendapatkan pujian dari Aryan dan bisa terlihat lebih baik dari pada kamu." Ujar Bu Rianti. "Biarkan saja Kirana melakukan apapun yang dia inginkan, aku juga akan melakukan apa yang akan aku lakukan. Aku juga tidak ingin bersaing dengan siapapun." Sahut Aluna. "Tapi kamu tidak bisa jika hanya diam saja Aluna, kamu juga harus melakukan sesuatu. Jangan biarkan orang lain merusak hubungan rumah tangga kamu, sebagai seorang istri kamu juga harus bisa tegas." "Yang di katakan ibu mertuamu itu benar Aluna, kamu harus bisa tegas dan jangan diam saja." Ujar Bude Ratmi yang tiba-tiba saja datang. "Bude." Sahut Aluna dengan sedikit gugup. "Aluna, jujur saja Bude merasa tidak suka dengan Kirana. Sepertinya dia tidak sebaik kelihatannya, kamu harus bisa menjaga rumah tang
Terlihat Aluna dan yang lainnya sedang makan malam bersama. Bude Ratmi terlihat sangat senang sekali saat semua orang menyantap makanan yang dia masak dengan lahap. "Bu Ratmi, masakan nya sangat enak sekali suami saya sampai nambah beberapa kali." Puji Bu Rianti. "Iya mah, mumpung Bu Ratmi ada disini cobalah mama belajar memasak darinya." Lanjut Pak Lukas. "Iya Pah, mulai besok Mama akan belajar memasak dari Bu Ratmi dan Aluna, agar Mama juga bisa membuat makanan yang enak untuk Papa." "Syukurlah kalau kalian semua menyukai makanan nya, saya sangat senang sekali. Dan dengan senang hati, saya pasti akan mengajari Bu Rianti memasak sampai jago." Sahut Bude Ratmi."Pantas saja masakan Aluna itu sangat enak, karena memang menurun dari Bude. Terimakasih ya Bude, sudah menurunkan bakat Bude pada istriku." Ucap Aryan. Aluna pun langsung tersenyum mendengar suaminya bicara seperti itu, begitu juga dengan yang lainnya. "Keluarga ini jadi sangat lebay sekali, padahal rasa masakan nya juga







