Share

Bab 6

last update Huling Na-update: 2025-08-12 20:21:08

"Kenapa Pak Aryan sama sekali tidak menyapa aku, bahkan dia hanya melirik ku sedikit seolah tidak menghiraukan keberadaan aku disini." ujar Sintia merasa kesal.

"Apa kau tadi melihat Sintia, sepertinya dia sedang menunggu kedatangan kamu disana." celetuk Miko.

"Biarkan saja, aku sama sekali tidak peduli. Lagi pula dia itu aneh sekali, bukan nya segera masuk dan bersiap-siap untuk bekerja dia malah berada di depan pintu masuk seperti security." sahut Aryan dengan ekspresi wajah yang datar.

mendengar hal itu, Miko pun langsung tertawa kecil.

Sementara itu, Aluna terlihat sedang melakukan pekerjaan nya yaitu membersihkan seluruh ruangan di dalam rumah itu.

"Non Aluna, sudah dulu bekerja ya. Istirahat saja dulu, dan lanjut lagi nanti. Jangan terlalu di paksakan, badan kita juga butuh istirahat." Ujar Mbok Jum.

"Iya Mbok, Mbok Jum tidak perlu merasa khawatir aku akan istirahat nanti saja. Lagi pula aku belum merasa lelah, aku masih memiliki tenaga untuk menyelesaikan semuanya." Sahut Aluna menolak.

Tak lama dari itu, terdengar bell rumah itu berbunyi.

"Sepertinya ada tamu yang datang, biar si Mbok saja yang akan membuka pintu nya."

Dengan cepat, Mbok Jum pun segera pergi ke depan untuk membuka pintu.

Tak disangka ternyata yang datang adalah pasangan suami istri yang sudah paruh baya.

"Tuan dan Nyonya." Sapa Mbok Jum yang terlihat senang.

"Apa kabar Mbok." Sahut wanita paruh baya bernama Rianti itu.

"Kabar si Mbok baik, Tuan Lukas dan Nyonya Rianti apa kabar?"

"Kabar kami juga baik, Mbok."

"Si mbok tidak percaya jika Tuan dan Nyonya ada di depan mata si Mbok, Den Aryan pasti akan merasa senang sekali saat melihat kedua orang tua nya sudah pulang ke rumah. Ayo mari silahkan masuk Tuan, Nyonya."

Mereka pun langsung masuk dan duduk diruang keluarga.

"Bagaimana dengan kabar nya Aryan, dia tidak pernah membuat ulah kan selama kami tinggal pergi."

"Den Aryan baik-baik saja, selama ini Den Aryan itu selalu saja di sibukkan dengan pekerjaan nya. Dia jarang keluar rumah pada malam hari dan sering menghabiskan waktu nya di rumah saja sepulang dari kantor, paling sesekali Den Miko selalu datang ke rumah untuk menemani Den Aryan." Ungkap Mbok Jum.

"Anak itu memang selalu saja seperti itu, kapan dia akan mendapatkan istri jika setiap harinya hanya di habiskan di kantor dan di rumah saja. Itupun selalu di temani oleh Miko, sepertinya hanya Miko satu-satunya orang yang selalu berada di samping Aryan." Sahut Bu Rianti sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya baguslah Mah, itu berarti Aryan tidak akan mudah terjerumus pada hal yang negatif. Diam di rumah jauh lebih baik dari pada dia menghabiskan waktu nya di luar, seperti di club malam dan hanya menghabiskan uang untuk mengencani para wanita liar di luaran sana."

"Tapi Mama itu sudah tidak sabar ingin melihat Aryan menikah, Mama ingin segera memiliki menantu agar memiliki teman shoping dan nyalon. Bukankah Papa juga ingin segera memiliki seorang cucu." Balas wanita paruh baya itu.

Tak berselang lama, Aluna yang baru saja dari belakang pun langsung menghampiri mereka semua dan menyapa nya dengan ramah.

"Selamat siang." Sapa Rania sambil tersenyum.

Melihat seorang Gadis di dalam rumah nya, tentu saja membuat Bu Rianti dan juga Pak Lukas merasa heran. Mereka melihat ke arah Aluna dengan tatapan yang tajam.

"Non Aluna, perkenalkan ini Nyonya Rianti dan Tuan Lukas. Mereka berdua ini adalah kedua orang tuanya Den Aryan, mereka baru saja kembali dari luar negeri." Ujar Mbok Jum memperkenalkan.

"Salam kenal untuk kalian, senang sekali aku bisa diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ibu dan Bapak, perkenalkan namaku Aluna." Ujar Aluna dengan ramah dan sopan santun.

"Salam kenal, Aluna. Biar saya tebak, pasti kamu ini pacar nya Aryan kan?" ujar Bu Rianti tidak terduga.

"Hhmm bukan Bu, saya bukan pacar nya Mas Aryan. Saya ini hanya Gadis biasa yang bekerja di rumah ini." sahut Aluna.

"Jangan bohong Aluna, saya tahu kamu ini pasti pacar nya Aryan. Aryan sendiri yang mengatakan jika dia sudah memiliki seorang kekasih dan akan memperkenalkan nya pada kami secapatnya, pasti orang itu adalah kamu kan."

"Bukan Bu, sepertinya Ibu sudah salam paham padaku."

"Sebenarnya Non Aluna ini baru saja datang kemarin malam, dia datang ke rumah ini bersama Den Miko untuk bekerja di rumah ini bantuin si Mbok." ungkap Wanita paruh baya itu..

Pak Lukas dan Bu Rianti pun langsung terdiam mendengar pengakuan dari pembantu nya itu.

"Baiklah tidak masalah, apapun itu saya sama sekali tidak peduli. Tapi jujur saja kamu ini sangat cantik sekali Aluna, coba ceritakan sedikit tentang hidup kamu pada kami. Kamu tinggal dimana, dengan siapa dan apa pekerjaan kedua orang tua kamu,." pinta Bu Rianti yang sudah terlanjur menyukai Aluna.

"Saya ini berasal dari desa kecil, hidup berdua dengan Bude saya yang bernama Bude Ratmi. Kebutuhan kedua orang tua saya sudah lama meninggal sejak saya masih remaja, suami Bude juga sudah meninggal sejak dua tahun yang lalu. Jadi sekarang hanya ada saya dan Bude saja berdua." ungkap Aluna.

"Lalu dimana Bude kamu sekarang, Aluna?" tanya Pak Lukas.

"Beliau berada di kampung, saya memutuskan untuk pergi merantau ke Jakarta dan mencari pekerjaan agar bisa membantu perekonomian Bude Ratmi. Itulah kenapa saya sekarang berada di rumah ini dan bekerja sebagai asisten rumah tangga. Jadi Ibu dan bapak sudah salah paham dengan menganggap jika saya adalah kekasihnya Mas Aryan."

"Tidak mungkin sekali pria seperti Mas Aryan, mau memiliki kekasih seorang Gadis Desa seperti saya ini." ujar Aluna dengan jujur.

"Maaf ya Aluna, karena saya sempat berpikir jika kamu ini kekasih nya Aryan."

"Tidak apa-apa, kalau begitu saya akan buatkan minuman untuk bapak dan ibu. Kalian ingin saya buatkan apa?"

"Teh saja," balas Bu Rianti.

"Baiklah kalau begitu tunggu sebentar, saya akan membuatkan nya sekarang."

Dengan cepat Aluna pun segera pergi menuju dapur. Dan Bu Rianti tidak berhenti memperhatikan Gadis itu yang terus saja berjalan menjauh.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 7

    "Ada apa dengan Mama ini, kenapa Mama beranggapan jika Gadis itu adalah kekasih nya Aryan?" Tanya Pak Lukas. "Mama juga tidak tahu pah, Mama hanya menduga saja tadi. Tapi sepertinya Mama menyukai Aluna, mendengar kejujuran nya tadi membuat Mama merasa kagum. Jarang sekali ada Gadis yang bisa sejujur Aluna, bisa saja dia mengakui sebagai kekasih nya Aryan tadi." Sahut Bu Rianti. "Iya Mama memang benar, Papa juga merasa begitu." Tak lama, Aluna pun datang dengan membawakan dua gelas teh untuk mereka. "Silahkan di minum dulu teh nya, jika Bapak dan ibu perlu sesuatu bisa langsung panggil saya saja, saya selalu siap melayani sampai dua puluh empat jam." Ujar Aluna. "Iya terimakasih banyak Aluna, jika kami butuh sesuatu pasti akan memanggil kamu atau Mbok Jum." Aluna pun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Kalau begitu saya permisi dulu, saya harus menyelesaikan pekerjaan yang lainnnya." Ujar Aluna lalu segera pergi. "Menurut Papa, kalau Aluna menjadi istri nya Aryan.

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 6

    "Kenapa Pak Aryan sama sekali tidak menyapa aku, bahkan dia hanya melirik ku sedikit seolah tidak menghiraukan keberadaan aku disini." ujar Sintia merasa kesal. "Apa kau tadi melihat Sintia, sepertinya dia sedang menunggu kedatangan kamu disana." celetuk Miko. "Biarkan saja, aku sama sekali tidak peduli. Lagi pula dia itu aneh sekali, bukan nya segera masuk dan bersiap-siap untuk bekerja dia malah berada di depan pintu masuk seperti security." sahut Aryan dengan ekspresi wajah yang datar. mendengar hal itu, Miko pun langsung tertawa kecil. Sementara itu, Aluna terlihat sedang melakukan pekerjaan nya yaitu membersihkan seluruh ruangan di dalam rumah itu. "Non Aluna, sudah dulu bekerja ya. Istirahat saja dulu, dan lanjut lagi nanti. Jangan terlalu di paksakan, badan kita juga butuh istirahat." Ujar Mbok Jum."Iya Mbok, Mbok Jum tidak perlu merasa khawatir aku akan istirahat nanti saja. Lagi pula aku belum merasa lelah, aku masih memiliki tenaga untuk menyelesaikan semuanya." Sahut

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 5 Masih Ragu

    Besok paginya, Aluna bekerja dengan sangat baik di rumah itu. Dia bangun pagi sekali untuk membuat sarapan dan juga mengerjakan pekerjaan lainnya. "Ya ampun, si Mbok ini merasa senang sekali loh karena pekerjaan si mbok di rumah ini jadi lebih ringan. Masakan Non Aluna juga rasanya sangat enak sekali, si Mbok tidak menyangka jika Non Aluna ternyata pandai memasak." ujar wanita paruh baya itu memuji. "Mbok Jum ini bisa saja, alhamdulilah jika masakan aku rasanya enak dan semoga saja Mas Aryan menyukai nya." sahut Aluna. "Oh iya, si Mbok mau minta tolong untuk antarkan teh ini ke kamar nya Den Aryan. Setiap pagi Den Aryan harus dibuatkan teh sebelum sarapan, ini sudah menjadi kebiasaan nya." "Baik Mbok, berikan teh nya padaku. Aku akan mengantarkan teh ini ke kamarnya Mas Aryan." "Terimakasih ya Non, biar pekerjaan di dapur ini si Mbok saja yang menyelesaikan nya." Aluna pun menganggukkan kepalanya dan segera pergi menuju kamar Aryan. Di dalam kamar, Aryan terlihat sud

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 4 pertemuan pertama

    "Aluna, ini Aryan. Pria yang aku ceritakan padamu itu." ujar Miko. Aluna pun melihat ke arah Aryan sambil tersenyum kecil. "Perkenalkan nama saya Aluna." ujar Gadis itu dengan suara lembut. "Duduklah." sahut Aryan dengan sedikit ketus."Aku dengar katanya kamu berasal dari kampung dan baru pertama kali datang ke Jakarta, kenapa kamu sampai senekat itu?" tanya Aryan. "Mau bagaimana lagi Mas, saya tidak memiliki pilihan lain lagi karena ada Bude yang harus saya bahagiakan. Saya datang ke Jakarta niatnya ingin mencari pekerjaan." "Lalu apa kamu memiliki saudara disini?" Aluna pun menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah yang sedih. "Sebenarnya ada teman saya di kampung yang sudah lama tinggal dan bekerja di Jakarta, Dia itu sudah sukses dengan bekerja di perusahaan besar. Niatnya saya ingin menumpang di tempat teman saya itu, tapi tiba-tiba saja teman saya meminta saya untuk kembali ke kampung karena mendadak dia tidak bisa menampung saya." "Untung saja saya bertemu dengan

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 3 Dilema

    "Baiklah, ayo ikut dengan aku sekarang juga." ajak pria itu. "Tapi kemana Mas? Mas nya ini tidak akan membawa saya ke tempat aneh kan?" tanya Aluna yang merasa takut. "Tentu saja tidak, bukankah kamu ingin mendapatkan pekerjaan. Percaya padaku, aku ini orang baik dan tidak akan macam-macam sama kamu." Aluna pun menganggukkan kepala nya dan tanpa ragu langsung ikut bersama Miko. Saat di dalam mobil, Aluna terlihat sedikit tegang ada rasa takut pada dirinya namun dia berusaha untuk bersikap tenang. "Jangan tegang seperti itu, santai saja. Oh iya, namaku Miko. Kamu bisa panggil aku Miko saja." Aluna hanya merespon dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil. "Begini Aluna, sebenarnya pekerjaan kamu ini tidaklah sulit dan tidak mudah juga. Aku akan mengajak kamu untuk bertemu dengan seseorang, dia adalah bos ku di perusahaan sekaligus sahabat baikku juga. Saat ini dia sedang mencari seorang Gadis yang bisa di ajak nya untuk menikah kontrak, kami juga akan me

  • Pernikahan 90 Hari Gadis Desa & Tuan Presdir    Bab 2

    "Tidak, aku tidak mau memilih Sintia. Karena aku tidak begitu menyukai nya." Ujar Aryan menolak. "Kenapa tidak mencobanya dulu, dan aku perhatikan sepertinya Sintia juga memiliki perasaan terhadap kamu." "Itulah masalahnya, aku tidak ingin dia terlalu menganggap serius pernikahan sandiwara ini. Aku ingin Gadis yang polos dan sederhana, tidak banyak bicara dan tentunya penurut. Karena dengan begitu, dia akan menuruti semua ucapanku dengan suka rela dan tanpa penolakan. Aku tidak suka dengan Garis yang tahu nya hanya menghabiskan uangku saja." "Ya ampun kriteria mu itu sangat sulit sekali, dimana aku bisa menemukan Gadis seperti itu." Gerutu Miko.. "Aku tidak mau tahu, itu sudah menjadi tugasmu sekarang dan aku minta secepatnya kamu mendapatkan Gadis yang seperti aku katakan tadi." "Baiklah, semoga saja Tuhan bisa membantuku menemukan Gadis yang kamu inginkan itu agar secepatnya aku bisa berakhir dari tugas melelahkan ini." "Cepat pergilah sekarang, aku tidak punya bany

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status