Home / Romansa / Pernikahan Balas Dendam / Fakta Mengejutkan.

Share

Fakta Mengejutkan.

Author: Miss Mega
last update Last Updated: 2023-10-18 08:23:08

Azam menatap lekat wajah Alena yang tengah tertidur. Pria itu baru saja keluar dari kamar mandi dan kini, dirinya sudah bersiap pergi menemui Zen sang asisten. Beberapa saat lalu Azam kemabli memalukan penyatuan bersama Alena.

Azam benar-benar tak memiliki hati, ia benar-benar menganggap Alena sebagai budaknya di atas ranjang. Azam melakukannya tanpa cinta apalagi kelembutan sama sekali. Hanya kebencian yang ada dalam dirinya, apalagi saat mengingat Alena begitu mencintai Jonatan. Darahnya mendidih, bukan karena ia mencintai Alena. Melainkan ia begitu membenci orang-orang yang memiliki cinta dan kasih sayang pada Jonatan.

Kring!

Dering ponsel Azam terdengar seketika memutus tatapannya pada Alena. Pria itu meraih ponselnya kemudian menerima panggilan yang ternyata itu dari sistemnya Zen.

"Kau sudah bersamanya?" ucap Azam pada sang asisten tanpa basa-basi.

"Sudah Tuan,"

"Ada perkembangan?"

"Iya Tuan dan ini seperti dugaan Tuan,"

"Aku segera kesana."

Azam menutup telponnya sepihak, dengan raut wajah penuh amarah. Pria itu meraih jasnya kemudian melangkah keluar guna menemui sang sisten. Azam mengemudikan mobilnya sendiri, tanpa seorang sopir.

"Brengsek! Jika dugaan ku ini benar! Maka bersiaplah kau Reina!" gumam Azam begitu emosi seraya memukul stir mobilnya. Saat ini pria itu benar-benar sedang dalam emosi yang membuncah. Rupanya sekian lama Azam diam-diam menyelidik tentang Reina sang ibu tiri.

Pria itu rupanya memiliki kecurigaan pada ibu sambungnya itu. Azam mencurigai jika kematian sang ibu ada kaitannya dengan Reina istri baru sang Ayah.

Azam menyewa detektif untuk menyelidiki kecurigaannya. Dan setelah sekian lama, akhirnya detektif sewaannya itu memberi kabar. Meski belum jelas informasinya namun, dari nada Zen tadi. Pria itu sudah bisa menyimpulkan jika detektifnya itu pasti menemukan informasi sesuai kecurigaannya.

Azam mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Kini, setelah 30 menit akhirnya Azam sampai juga di sebuah kafe tempat dimana dirinya janjian bertemu dengan asisten dan detektif sewaannya itu.

Azam langsung melangkah menuju private room kafe tersebut. Iya, di sana sudah ada Zen dan pria setengah baya yang merupakan detektif sewaannya.

"Informasi apa yang Anda dapat?" Tanpa basa-basi Azam langsung menanyakan apa yang ingin ia tahu.

"Semua sudah saya rangkum di sini," jawab pria setengah baya itu seraya menyodorkan map yang berisi tentang segala informasi yang sudah ia dapat.

Azam kemudian duduk dan langsung meraih map tersebut. Pria itu perlahan membaca dengan sangat teliti apa isi berkas-berkas itu. Azam tak sedikitpun melewatkan kata Deni kata didalamnya.

Matanya seketika terbelalak kala dirinya membaca salah satu berkas. Dimana, disana ditulis tentang informasi penyebab kematian sang ibu yang sebenarnya. 

"Jadi hati Mamah mengalami kerusakan bukan karena kanker? Melainkan karena diracuni begitu?" Azam bertanya dengan raut wajah sedih dan tak percaya. Sementara, sang detektif sewaannya yang bernama Angga hanya bisa mengangguk penuh keyakinan. 

"Pak Angga saya mohon selidiki siapa yang telah tega meracuni Mamahku!" ucap Azam lagi kini dengan raut wajah penuh dendam. Tidak, pria itu tidak akan melepaskan siapapun yang telah tega membunuh sang mamah. 

"Baik Tuan Azam, saya akan mencari dan mengumpulkan bukti-bukti kejahatan orang tersebut dan menyerahkannya pada Anda secepatnya." Angga berkata dengan penuh keyakinan. 

Pembicaraan mereka kini telah selesai, Azam dan Zen kembali ke kantor. Suasana hati Azam begitu hancur saat ini. Pria itu memilih menghabiskan waktunya di kantor yang telah sepi karena jam telah menunjukan pukul 21:30. 

Sementara Zen yang tahu betul bagaimana suasana hati sang bos dengan setia terus menemaninya. Azam mengeluarkan beberapa botol wine untuk menemani malamnya. Sungguh pria itu tak percaya jika ternyata kematian sang Mamah adalah kerena diracuni. 

Pikiran Azam langsung tertuju pada Reina sang Mamah tiri. Kecurigaannya langsung tertuju pada wanita paruh baya yang menggantikan posisi sang mamah. Bukan tidak mungkin karena pernikahan Reina dan sang Ayah begitu cepat. Hanya berselang enam bulan setelah kematian sang mamah. Tuan Abraham kemudian mantap menikahi Reina. 

"Zen, aku akan membunuh orang-orang yang telah menyakiti Mamahku! Aku bersumpah!" ujar Zen penuh amarah seraya menenggak habis wine yang ada dalam gelasnya. 

"Saya akan selalu siap membantu Tuan." Zan berkata dengan nada tenang namun penuh keyakinan. 

Zen memang begitu setia pada Azam. Karena Azam adalah sosok penolong baginya. Karena berkat Azam yang kala itu membiayai oprasi sang ibu, sehingga ibunya itu bisa tetap hidup sampai saat ini. Untuk itulah Zen begitu berhutang budi pada Zen.

"Tuan saya mempunyai satu kabar lagi dan ini tentang gadis masa kecil Tuan," ucap Zen seketika memuat Azam menghentikan minumnya. 

"Apa! Kau sudah menemukannya? Ada dimana dia sekarang?" Azam seketika berbinar mendengar jika Zen memiliki kabar tentang gadis masa kecilnya yang sudah ia cari sejak dulu. 

"Saya baru mendapatkan informasi jika ternyata gadis itu sudah pindah dari Surabaya, karena kedua orang tuanya telah meninggal Tuan," ungkap Zen pada Azam.  

"Apa kau sudah menemukan petunjuk kemana gadis itu pindah?" Azam kembali menelan kekecewaan saat mendengar informasi tentang kepindahan gadis masa kecilnya itu. Azam berpikir Zen sudah berhasil menemukannya namun, nihil. 

"Em, Tuan tenang saja karena ternyata gadis itu pindah ke Jakarta Tuan, itu artinya gadis itu dan Anda sudah berada dalam satu kota yang sama," ujar Zen menambahkan informasi yang seketika kembali membuat Azam tersenyum penuh harapan. 

Sungguh Azam sudah menantikan momen dimana ia akan bertemu lagi dengan cinta masa kecilnya itu. Iya, dalam hati Azam hanya ada gadis masa kecilnya. Gadis penolong yang akan selalu menjadi cinta pertamanya. 

"Em ... Maaf Tuan jika saya lancang, tapi bukankah Anda sudah menikah?" Zen bertanya dengan hati-hati. Ia tahu betul jika pertanyaannya itu adalah suatu kelancaran. Namun, rasa ingin tahunya begitu kuat mendorongnya untuk bertanya. 

"Heh tak apa Zen, tapi bukankah kau tahu betul jika pernikahanku hanyalah untuk balas dendam, maka kehadiran cinta masa kecilku kelak akan menjadi senjata untuk membuat Alena lebih menderita," ujar Azam menghentikan sejenak perkataannya. Azam tersenyum licik seraya menenggak minumannya dan kembali berucap.

"Saat itu aku akan melihat betapa menderitanya Jonatan ketika melihat kekasihnya itu tersakiti namun, ia tidak dapat berbuat apa-apa, aku yakin dia akan menjadi pria bodoh yang tidak dapat melindungi wanita yang dia cintai." 

"Iya Anda benar Tuan karena sakit hati seorang pria adalah ketika dirinya tidak berguna dihadapan wanita yang dia cintai." 

"Iya Zen apalagi jika ternyata pembunuh Mamahku adalah Reina, aku pastikan akan membuatnya hancur sehancur hancurnya!" ucap Azam dengan wajah yang kembali diliputi amarah. 

Kring! 

Dering ponsel Azam terdengar ditengah perbincangan mereka. Azam menatap layar ponselnya melihat nama si penelpon. Azam buru-buru mengangkat panggilan yang ternyata dari rumahnya. 

"Hallo Mbok Nani ada apa?" tanya Azam pada sang asisten rumah.

"Hallo Tuan, Tuan segera pulang ini a-ada Tuan Jonatan Tuan, dia datang dan berteriak memanggil Anda dan Nona Alena." Mbok Nani berkata dengan nada terbata. Ia begitu takut ketika melihat kedatangan Jonatan yang terlihat begitu marah dan berteriak memanggil nama Azam dan Alena.

"Apa! Aku akan segera pulang! Oh iya jangan biarkan Alena keluar Mbok!" ucap Azam kemudian bergegas pulang. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Balas Dendam    Gosip Baru.

    Hari berganti hari, kini sudah dua bulan Alena bekerja di perusahaan sang suami. Banyak karyawan yang menyukai Alena disana. Bagiamana tidak, wanita ramah dengan paras cantik serta penuh sopan santun. Jelas membuat banyak karyawan suka pada sosok Alena. Apalagi Alena juga termasuk karyawan yang cerdas. Terbukti saat ia diminta membuat rancangan untuk prodak terbaru Galaxy grup. Alena mampu mempersembahkan maha karya yang begitu apik. Dan itu jelas semakin membuat para karyawan terpesona pada sosok Alena. Namun, tak sedikit pula yang membenci Alena. Itu karena mereka sudah terhasut oleh kata-kata Mery. Iya Mery dan Nara semakin kesal ketika Nara yang rencananya akan kembali ke Galaxy grup dengan bantuan Nyonya Reina. Nyatanya gagal total, karena Azam menolak mentah-mentah usulan itu. Alhasil kini, Zen lah yang merangkap sebagai sekertaris Azam.Hal itu membuat Mery dan Nara mengubah rencana mereka. Mereka berdua kini justru memanfaatkan interaksi Alena dengan Azam yang kini semakin

  • Pernikahan Balas Dendam    Kesalahpahaman Berujung Kemesraan.

    Alena melangkah mantap menuju ruangan Azam. Bumil itu sebenarnya masih malas berhadapan dengan Azam, sang suami. Namun, apa boleh buat. Ia harus profesional karena ini adalah panggilan kerja. Alena langsung mengetuk pintu ruangan Azam. Akan tetapi, pintu tak kunjung dibuka. Alena menghembuskan nafas beratnya, mulai merasakan kekesalan di hatinya. "Dasar kekanak-kanakan!" gerutu Alena langsung membuka pintu ruangan Azam. "Akhhh!" Alena sontak berteriak ketika tiba-tiba saja, tangannya ditarik dari belakang. Rupanya Azam sengaja tidak membuka pintu dan membiarkan Alena membukanya sendiri. Sementara, pria itu bersembunyi di balik pintu. "Pak tolong lepaskan say—eummm!" protes Alena langsung dibungkam dengan ciuman oleh Azam. Pria itu mencium begitu bringas namun, masih dengan kelembutan. Ciuman Azam begitu panas, seolah pria itu tengah menegaskan sesuatu. Merasakan ada sesuatu yang lain dari suaminya. Alena yang tadinya berontak kini mulai mengalungkan tanganya. Membalas ciuman Azam

  • Pernikahan Balas Dendam    Semakin Salah Paham.

    Nara langsung mengadu pada Nyonya Reina. Gadis licik itu tak mau begitu saja pergi dari Galaxy group. Rencananya bahkan belum sepenuhnya ia jalankan. "Kamu tenang saja, aku akan membuat Azam menerimamu kemabli. Tapi, ingat jangan pernah berbuat gegabah lagi! Dan mulai sekarang aku yang akan mengendalikan dan menyusun rencana. Jangan pernah berbuat diluar perintahku mengerti!" ucap Nyonya Reina geram. Wanita paruh baya itu begitu kesal dengan sikap Nara yang terlalu gegabah. "Baik Nyonya kali ini aku berjanji tidak akan bertindak gegabah lagi." Nara berkata seraya tertunduk menyesali tindakannya yang terlalu cepat. Nara begitu Pedenya berpikir jika Azam pasti akan tergoda padanya. Karena bagaimana pun, Nara sedang berperan sebagai wanita masa lalunya. Sementara, dilain tempat, Azam tengah gelisah. Pria itu terus menatap jam dinding yang terpampang di ruangannya. Azam begitu menantikan saat-saat jam pulang kantor. Pria itu ingin secepatnya bertemu dan berbicara menjelaskan kesalahpah

  • Pernikahan Balas Dendam    Salah Paham.

    Keesokan harinya Alena Kembali masuk ke kantor. Insiden kemarin yang mengakibatkan Mery sang manajer dihukum akibat ulahnya pada Alena. Ternyata membuat Mery justru tambah membenci Alena. Apalagi kemarin sore setelah pulang dari kantor. Nara yang sempat menggantikan tugas Alena karena suruhan Zen. Memutuskan untuk bertemu dengan Mery. Dalam pertemuan itu, Nara rupanya langsung mengajak Mery bekerja sama. Nara nyalin betul jika Mery pasti membenci Alena. Apalagi ketika Zen juga ikut memarahinya. Mery rupanya adalah salah satu karyawan yang mengagumi bahkan menaruh rasa pada Zen. Wanita itu begitu sakit hati ketika Zen, dengan terang-terangan memarahinya hanya karena seorang Alena. Dan karena itulah Mery semakin membenci Alena.Hingga wanita itu langsung mengiyakan begitu Nara mengajaknya bekerjasama. Sedangkan Nara, wanita itu tersenyum penuh kemenangan. Mendengar Mery yang mau bekerjasama dengannya. Karena itu artinya Nara tidak perlu menggunakan tangannya untuk mengerjai Alena."Z

  • Pernikahan Balas Dendam    Pawang sang Tuan Muda.

    Azam berjalan cepat menuju departemen design produksi. Pria berparas tampan. itu benar-benar emosi. Pagi ini moodnya dibuat kacau tidak karuan. Mendapati Nara, wanita masa kecilnya yang mati-matian ia hindari demi Alena. Kini justru berada dekat dengannya. Niat hati ingin melihat sang istri dari kejauhan untuk meredakan kekesalan hatinya. Azam justru dibuat begitu emosi. Ketika melihat sang istri harus repot-repot membuat belasan minuman untuk karyawannya. "Mery!" teriak Azam langsung masuk ke dalam ruangan Mery manager design produksi. "Tuan Azam." Mery begitu terkejut melihat kedatangan Azam yang begitu tiba-tiba. "Apa di Galaxy group kekurangan OB! Apa aku perlu menambah OB untuk membuat minuman untuk para karyawan!" bentak Azam seraya menggebrak meja kerja Mery membuat wanita berusia 35 tahun itu tersentak kaget. "Ma-maaf Tuan Azam apa maksud Anda?" Mery bertanya dengan gagap, maksud kemarahan Azam sesungguhnya. "Maksud ku? Kau tanya maksudku! Kau menyuruh anak magang untuk

  • Pernikahan Balas Dendam    Rencana Nara.

    Nara masuk ke ruangan Azam dengan langkah gemulainya. Wanita itu begitu percaya diri menatap Azam yang terlihat terkejut. Iya, Nara rupanya dipersiapkan oleh Nyonya Reina untuk menjadi sekertaris Azam. Sementara, sekertaris Azam sendiri, sudah disuap dengan sejumlah uang untuk mengundurkan diri. Nyonya Reina benar-benar tak segan menghabiskan uang untuk memuluskan jalannya. Wanita paruh baya itu benar-benar ingin menghancurkan Azam dan Alena. "Selamat pagi Pak Azam, perkenalkan saya Anara Hendropriyono. Saya adalah mahasiswi magang, tapi saya ditempatkan untuk menjadi sekertaris Bapak," ujar Nara memperkenalkan diri. Azam terdiam menatap Nara apalagi ternyata wanita itu tegah memakai kalung berliontin separuh hati. Tentu saja pria itu terpaku, pasalnya ia tahu betul makna dari liontin itu sendiri. Meski detektif suruhnya sudah memberitahu siapa wanita masa kecilnya sekaligus pemilik liontin itu. Namun, entah mengapa hari pria itu sama sekali tak tersentuh. Azam ingin melupakan ten

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status