Home / Romansa / Pernikahan Balas Dendam / Kemarahan Nyonya Reina.

Share

Kemarahan Nyonya Reina.

Author: Miss Mega
last update Huling Na-update: 2023-10-15 14:59:52

Nyonya Reina tersentak tak percaya dengan kata-kata Azam, yang terdengar seakan tanpa dosa. Lagi pula mana mungkin wanita paruh baya itu mau memberi restu pada hubungan yang akan membuat hati putranya hancur. Terlebih lagi, saat melihat mereka berdua terlihat mesra seakan Alena dengan suka rela menikah dengan Azam. 

"Apakah selama ini kau hanya mempermainkan putraku!" teriak Nyonya Reina melupakan amarahnya, seraya bangkit dari duduknya dengan tangan yang menunjuk kearah Alena. 

Sungguh wanita paruh baya itu benar-benar tak percaya.  Jika ternyata selama ini gadis yang begitu dicintai oleh sang putra ternyata hanyalah seorang pengkhianat. Padahal Jonatan sudah merencanakan akan melamar Alena saat ia libur semester. Bahkan Jonatan juga sudah berencana akan langsung menikahi Alena begitu ia selesai dengan pendidikannya beberapa bulan lagi. 

"A-aku—" Alena tak tinggal diam wanita itu mencoba menjawab akan tetapi perkataannya langsung terhenti. 

Azam rupanya dengan cepat menggenggam tangan Alena erat, mengisyaratkan agar Alena tidak melanjutkan perkataannya. Hal itu sontak membuat Alena terdiam tak berani meneruskan kata-katanya. Melihat itu, Azam tersenyum penuh kemenangan melihat Alena yang begitu penurut padanya.

"Tante Reina maaf, tolong jangan berteriak kau menakuti istriku," ujar Azam seraya mencium kening Alena mencoba membela sang istri tercinta.

Sontak saja perlakuan Azam membuat Alena tersentak kaget. Tak hanya Alena Nyonya Reina dan Tuan Abraham pun, tak kalah kaget. Pasalnya baik Tuan Abraham maupun Nyonya Reina tidak pernah melihat Azam memperlakukan wanita begitu mesra. Mereka paham betul sikap dingin Azam pada wanita. 

"Azam! Dia Mamah mu, tidak bisakah kau memanggilnya dengan sopan!" Detik berikutnya, Tuan Abraham berucap seraya bangkit dari duduknya menegur panggilan Azam pada istrinya itu. 

"Maaf Ayah, Mamah ku sudah tiada dan Dia! Tidak ada hak mendapatkan panggilan Mamah dari ku," ujar Azam tak kalah tegas. 

Seketika suasana menjadi panas, baik tuan Abraham maupun Azam sama-sama memasang raut wajah dinginnya. Aura permusuhan begitu kuat, mereka saling menatap tajam satu sama lain. Seakan kedua pria beda generasi itu tak memiliki hubungan darah sama sekali. 

"Jika kalian kesini hanya untuk membuat keributan, maaf aku masih banyak urusan." Azam kembali berkata dengan nada dingin. Tatapannya terus tertuju pada kedua orang tua dihadapannya itu. 

"Kau jangan keterlaluan Azam! Alena adalah kekasih adik mu kenapa kau tega merebutnya!" ucap Tuan Abraham kembali angkat bicara, membela Jonatan.

"Heh kekasih? Apa benar begitu sayang?" Azam tergelak seraya menatap Alena. 

"Sayang jawab aku, apa benar kau kekasih Jonatan dan kalian saling mencintai?" tanyanya lagi sambil menggenggam tangan Alena begitu erat. 

"Ti-tidak kami sudah putus dan aku sudah tidak lagi mencintai Jonatan." Alena tertunduk menjawab dengan terpaksa. 

Sungguh saat ini wanita itu begitu ketakutan. Apalagi ketika ia mengingat ancaman Azam yang akan mencelakai Jonatan jika ia tidak menuruti perintahnya. Tidak, Alena tidak memiliki pilihan selain berbohong, membohongi orang lain dan dirinya sendiri.

"Kalian sudah putus? Dan kau sudah tidak mencintai Jonatan! Apa kau yang mengkhianatinya hah! Kau beraninya mempermainkan putraku! Dasar wanita jalang!" maki Nyonya Reina murka. 

Wanita paruh baya itu bahkan sudah melangkah siap menyerang Alena. Namun, dengan sigap Azam langsung berdiri dihadapan Alena. Pria itu mencoba menghadang serangan sang mamah tiri yang hendak menjambak rambut Alena. 

"Kau kurang ajar Alena! Wanita tidak tahu diuntung!" Nyonya Reina berteriak dengan tangan yang  berusaha menggapai rambut Alena. 

"Sudah kubilang jangan berteriak di rumahku!" bentak Azam tak kalah garang sambil memegangi tangan Nyonya Reina. 

"Mah!" Tuan Abraham tak tinggal diam pria paruh baya itu pun sigap memegangi lengan sang istri mencoba ikut melerai. 

"Bawa istrimu pergi Ayah! Jangan sampai kesabaranku hilang!" ucap Azam lagi masih dengan nada tinggi, mengusir kedua orang tua itu. 

"Kita pulang Mah!" Tuan Abraham berkata dengan nada tegas menatap sang istri kemudian menuntunnya keluar dari kediaman Azam. 

"Kau berani menyakiti putraku, maka tunggu pembalasanku Alena!" teriak Nyonya Reina sebelum wanita itu benar-benar pergi. 

Nyonya Reina benar-benar sudah naik pitam. Ia begitu kecewa saat mendengar jawaban yang keluar dari mulut Alena. Sungguh, ia tidak menyangka jika Alena mampu berbuat sekejam itu pada Jonatan.

Bagaimana bisa Alena mengatakan mereka telah putus dan wanita itu mencintai Azam. Sementara, baru dua hari yang lalu Jonatan bercerita jika putranya itu ingin melamar Alena. Iya, Jonatan rupanya sempat curhat dengan sang mamah. 

Pria itu mengatakan jika ia akan pulang dan melamar Alena terlebih dahulu sebelum ia menjalani ujian akhirnya. Jonatan berencana setelah kelulusannya pria itu akan langsung menikahi Alena dan membawanya ke London.  Namun, kenyataan kini begitu menyakitkan, rencana indah sang putra hanya tinggal angan-angan. Tidak, Nyonya Reina tidak akan terima putranya disakiti seperti ini. 

Sepeninggal Tuan Abraham dan Nyonya Reina. Alena terduduk dilantai dengan derai air mata, hatinya begitu hancur saat ini. Ketika ia harus mengatakan jika dirinya tak lagi mencintai Jonatan. Sementara Azam, berdiri menyilangkan tangannya sambil terus menatap Alena yang tengah tertunduk sambil terisak. 

Bahu Alena bahkan sampai bergetar karena isak tangisnya yang terasa sesak. Azam terus menatap tanpa berkata sepatah katapun. Pria itu terus saja memandangi Alena yang sama sekali tak menyadari jika saat ini dirinya tengah menjadi pusat perhatian sang suami.

"Kau masih ingin terus menangis, hah!" ucap Azam tegas seraya berjongkok mensejajarkan dirinya dengan sang istri. Alena seketika tersadar dan langsung menghentikan isak tangisnya.

"Heh bukanlah kau tadi berkata jika kau sudah tidak mencintai Jonatan? Jadi untuk apa tangisanmu ini!" Azam kembali berucap seraya mencengkeram dagu Alena membuat wanita itu seketika mendongak. 

Azam menatap lekat manik mata Alena yang dipenuhi air mata. Sementara, Alena semakin ketakutan melihat tatapan Azam yang begitu menyeramkan. 

"Aku akan memberikan hukuman karena kau berani menangis untuk pria lain!" ujar Azam menghapus air mata Alena kasar kemudian pria itu tanpa aba-aba langsung menggendong tubuh karena bak karung beras. 

"Akhhh! Lepaskan aku!" Alena memekik kaget ketika tubuhnya digendong oleh Azam. 

Azam melangkah naik ke lantai dua kamarnya. Pria itu sama sekali tak memperdulikan teriakan Alena. Sungguh emosi Azam kembali terpancing saat melihat Alena menangis untuk Jonatan. 

Rasa iri dalam diri Azam rupanya begitu besar pada Jonatan. Sejak sang ibunda meninggal dan sang ayah menikah dengan Reina. Kasih sayang sang ayah seakan hilang dan berpidah pada Jonatan. 

Azam merasa segalanya telah diambil darinya oleh Jonatan. Itulah mengapa Azam tumbuh tanpa kasih sayang dan perhatian sang ayah. Membuat pria itu mengeraskan hatinya, karena terbiasa menyembuhkan lukanya sendiri. 

"Aahhh!" jerit Alena ketika tubuhnya dihempaskan oleh Azam keatas ranjang. 

Seketika tubuh wanita berparas cantik itu beringsut mundur menghindari Azam yang tengah mendekatinya. 

"Kau berani menangisi pria lain di depan ku!" Azam berkata seraya mendekat pada Alena. 

"Ti-tidak a-aku—" jawab Alena tergagap dan langsung dipotong oleh Azam.

"Tidak apa, hah! Heh, rupanya cintamu begitu besar untuk pria itu?" Azam terus mendekat membuat Alena semakin ketakutan. 

"Sepertinya aku harus memberi mu pelajaran agar kelak kau tidak akan berani lagi memikirkan laki-laki lain!" ucap Azam seraya menarik Alena dan mengungkung tubuh wanita itu. 

"Tidak!!" Alena menjerit ketika Azam lagi-lagi melakukan penyatuan padanya. 

Sungguh Alena benar-benar hancur saat ini. Wanita itu ingin menolak namun, ia tak punya daya untuk itu. Alena merasa dirinya begitu hina dan kotor.  Karena Azam menjadikan dirinya budak hanya untuk balas dendam. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Balas Dendam    Gosip Baru.

    Hari berganti hari, kini sudah dua bulan Alena bekerja di perusahaan sang suami. Banyak karyawan yang menyukai Alena disana. Bagiamana tidak, wanita ramah dengan paras cantik serta penuh sopan santun. Jelas membuat banyak karyawan suka pada sosok Alena. Apalagi Alena juga termasuk karyawan yang cerdas. Terbukti saat ia diminta membuat rancangan untuk prodak terbaru Galaxy grup. Alena mampu mempersembahkan maha karya yang begitu apik. Dan itu jelas semakin membuat para karyawan terpesona pada sosok Alena. Namun, tak sedikit pula yang membenci Alena. Itu karena mereka sudah terhasut oleh kata-kata Mery. Iya Mery dan Nara semakin kesal ketika Nara yang rencananya akan kembali ke Galaxy grup dengan bantuan Nyonya Reina. Nyatanya gagal total, karena Azam menolak mentah-mentah usulan itu. Alhasil kini, Zen lah yang merangkap sebagai sekertaris Azam.Hal itu membuat Mery dan Nara mengubah rencana mereka. Mereka berdua kini justru memanfaatkan interaksi Alena dengan Azam yang kini semakin

  • Pernikahan Balas Dendam    Kesalahpahaman Berujung Kemesraan.

    Alena melangkah mantap menuju ruangan Azam. Bumil itu sebenarnya masih malas berhadapan dengan Azam, sang suami. Namun, apa boleh buat. Ia harus profesional karena ini adalah panggilan kerja. Alena langsung mengetuk pintu ruangan Azam. Akan tetapi, pintu tak kunjung dibuka. Alena menghembuskan nafas beratnya, mulai merasakan kekesalan di hatinya. "Dasar kekanak-kanakan!" gerutu Alena langsung membuka pintu ruangan Azam. "Akhhh!" Alena sontak berteriak ketika tiba-tiba saja, tangannya ditarik dari belakang. Rupanya Azam sengaja tidak membuka pintu dan membiarkan Alena membukanya sendiri. Sementara, pria itu bersembunyi di balik pintu. "Pak tolong lepaskan say—eummm!" protes Alena langsung dibungkam dengan ciuman oleh Azam. Pria itu mencium begitu bringas namun, masih dengan kelembutan. Ciuman Azam begitu panas, seolah pria itu tengah menegaskan sesuatu. Merasakan ada sesuatu yang lain dari suaminya. Alena yang tadinya berontak kini mulai mengalungkan tanganya. Membalas ciuman Azam

  • Pernikahan Balas Dendam    Semakin Salah Paham.

    Nara langsung mengadu pada Nyonya Reina. Gadis licik itu tak mau begitu saja pergi dari Galaxy group. Rencananya bahkan belum sepenuhnya ia jalankan. "Kamu tenang saja, aku akan membuat Azam menerimamu kemabli. Tapi, ingat jangan pernah berbuat gegabah lagi! Dan mulai sekarang aku yang akan mengendalikan dan menyusun rencana. Jangan pernah berbuat diluar perintahku mengerti!" ucap Nyonya Reina geram. Wanita paruh baya itu begitu kesal dengan sikap Nara yang terlalu gegabah. "Baik Nyonya kali ini aku berjanji tidak akan bertindak gegabah lagi." Nara berkata seraya tertunduk menyesali tindakannya yang terlalu cepat. Nara begitu Pedenya berpikir jika Azam pasti akan tergoda padanya. Karena bagaimana pun, Nara sedang berperan sebagai wanita masa lalunya. Sementara, dilain tempat, Azam tengah gelisah. Pria itu terus menatap jam dinding yang terpampang di ruangannya. Azam begitu menantikan saat-saat jam pulang kantor. Pria itu ingin secepatnya bertemu dan berbicara menjelaskan kesalahpah

  • Pernikahan Balas Dendam    Salah Paham.

    Keesokan harinya Alena Kembali masuk ke kantor. Insiden kemarin yang mengakibatkan Mery sang manajer dihukum akibat ulahnya pada Alena. Ternyata membuat Mery justru tambah membenci Alena. Apalagi kemarin sore setelah pulang dari kantor. Nara yang sempat menggantikan tugas Alena karena suruhan Zen. Memutuskan untuk bertemu dengan Mery. Dalam pertemuan itu, Nara rupanya langsung mengajak Mery bekerja sama. Nara nyalin betul jika Mery pasti membenci Alena. Apalagi ketika Zen juga ikut memarahinya. Mery rupanya adalah salah satu karyawan yang mengagumi bahkan menaruh rasa pada Zen. Wanita itu begitu sakit hati ketika Zen, dengan terang-terangan memarahinya hanya karena seorang Alena. Dan karena itulah Mery semakin membenci Alena.Hingga wanita itu langsung mengiyakan begitu Nara mengajaknya bekerjasama. Sedangkan Nara, wanita itu tersenyum penuh kemenangan. Mendengar Mery yang mau bekerjasama dengannya. Karena itu artinya Nara tidak perlu menggunakan tangannya untuk mengerjai Alena."Z

  • Pernikahan Balas Dendam    Pawang sang Tuan Muda.

    Azam berjalan cepat menuju departemen design produksi. Pria berparas tampan. itu benar-benar emosi. Pagi ini moodnya dibuat kacau tidak karuan. Mendapati Nara, wanita masa kecilnya yang mati-matian ia hindari demi Alena. Kini justru berada dekat dengannya. Niat hati ingin melihat sang istri dari kejauhan untuk meredakan kekesalan hatinya. Azam justru dibuat begitu emosi. Ketika melihat sang istri harus repot-repot membuat belasan minuman untuk karyawannya. "Mery!" teriak Azam langsung masuk ke dalam ruangan Mery manager design produksi. "Tuan Azam." Mery begitu terkejut melihat kedatangan Azam yang begitu tiba-tiba. "Apa di Galaxy group kekurangan OB! Apa aku perlu menambah OB untuk membuat minuman untuk para karyawan!" bentak Azam seraya menggebrak meja kerja Mery membuat wanita berusia 35 tahun itu tersentak kaget. "Ma-maaf Tuan Azam apa maksud Anda?" Mery bertanya dengan gagap, maksud kemarahan Azam sesungguhnya. "Maksud ku? Kau tanya maksudku! Kau menyuruh anak magang untuk

  • Pernikahan Balas Dendam    Rencana Nara.

    Nara masuk ke ruangan Azam dengan langkah gemulainya. Wanita itu begitu percaya diri menatap Azam yang terlihat terkejut. Iya, Nara rupanya dipersiapkan oleh Nyonya Reina untuk menjadi sekertaris Azam. Sementara, sekertaris Azam sendiri, sudah disuap dengan sejumlah uang untuk mengundurkan diri. Nyonya Reina benar-benar tak segan menghabiskan uang untuk memuluskan jalannya. Wanita paruh baya itu benar-benar ingin menghancurkan Azam dan Alena. "Selamat pagi Pak Azam, perkenalkan saya Anara Hendropriyono. Saya adalah mahasiswi magang, tapi saya ditempatkan untuk menjadi sekertaris Bapak," ujar Nara memperkenalkan diri. Azam terdiam menatap Nara apalagi ternyata wanita itu tegah memakai kalung berliontin separuh hati. Tentu saja pria itu terpaku, pasalnya ia tahu betul makna dari liontin itu sendiri. Meski detektif suruhnya sudah memberitahu siapa wanita masa kecilnya sekaligus pemilik liontin itu. Namun, entah mengapa hari pria itu sama sekali tak tersentuh. Azam ingin melupakan ten

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status