Share

Bab 5

Penulis: Dzakiyah
Irene tidak dapat menyembunyikan kepuasannya. Sementara itu, Aiden juga berseru, “Papa dan Bibi Irene memang baik! Nggak seperti Mama jahat yang nggak bersedia belikan es krim untuk Aiden!”

Ucapan Aiden segera menarik perhatian orang lainnya. Semua orang pun mulai membicarakan Rebecca. Hati Rebecca terasa makin dingin. Inilah putra yang sudah dibesarkannya dengan sepenuh hati selama empat tahun.

Di sisi lain, Adrian juga membiarkan Aiden merengek dengan suara kuat. Dia sama sekali tidak berniat untuk menghentikan rengekan Aiden. Pada akhirnya, Irene yang berpura-pura menghibur Aiden sehingga keributan ini akhirnya berakhir.

Seusai berbelanja di supermarket, Adrian, Aiden, dan Irene mengusulkan untuk pergi ke restoran yang terkenal karena hidangan pedasnya. Ngomongnya saja itu hanyalah usulan, sebenarnya mereka sama sekali tidak memberikan Rebecca kesempatan untuk menolak.

Adrian memesan banyak makanan. Selain telur tumis tomat untuk Aiden, hampir setiap makanan lainnya adalah makanan pedas. Tidak ada seorang pun yang menanyakan pendapat Rebecca. Mereka langsung menyerahkan pesanan itu.

“Adrian, aku nggak nyangka setelah berpisah begitu lama, kamu masih ingat semua makanan kesukaanku.”

Irene menyentuh tangan Adrian dengan penuh kemesraan. Sementara itu, telinga Adrian langsung memerah. Setelah semua pesanan keluar, Adrian tidak berhenti mengambilkan makanan untuk Irene.

Rebecca hanya bisa menunduk dan makan nasi putih. Dia sama sekali tidak menyentuh satu pun lauk yang dipesan.

Adrian bertanya dengan bingung, “Kenapa kamu nggak makan lauk?”

Rebecca menjawab dengan tenang, “Aku nggak bisa makan pedas.”

Adrian pun terkejut. Setiap kali, Rebecca selalu memasakkan makanan yang pedas. Dia mengira Rebecca juga menyukai makanan pedas, tetapi sama sekali tidak pernah memperhatikan selera makannya.

Hati Adrian tiba-tiba terasa tidak nyaman. Dia pun mengambil buku menu dan berujar, “Kalau begitu, aku akan pesankan beberapa lauk lagi. Kamu suka makan apa? Katakanlah padaku.”

“Nggak usah. Kalian makan saja.”

Adrian masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi seseorang tiba-tiba menunjuk Irene dan berseru, “Kamu itu Irene? Kamu Pak Adrian?”

Melihat Irene yang mengangguk pelan, orang itu berseru dengan penuh semangat, “Aku ini penggemar kalian! Berita kalian di internet benar-benar manis! Kisah kalian mirip banget sama drama romantis! Kalian benar-benar sudah balikan?”

Setelah mendengar pertanyaan itu, Adrian melirik Rebecca, lalu bertemu pandang dengan tatapan penuh harap Irene. Kemudian, dia mengangguk pada penggemar itu dan mengiakannya.

Penggemar itu langsung berseru kegirangan, “Setelah lima tahun penuh lika-liku, kalian akhirnya bersama lagi. Apa lagi ini namanya kalau bukan cinta sejati?”

Irene menjawab sambil tersenyum, “Dulu, aku yang nggak tahu cara menghargai Adrian. Kelak, aku akan menghargainya dengan baik.”

Adrian menatap Irene dengan tatapan penuh kebahagiaan.

Setelah orang itu pergi, Aiden juga bertanya dengan gembira, “Papa, berhubung kamu dan Bibi Irene sudah bersama, apa itu berarti aku sudah boleh ganti mama?”

Adrian buru-buru menutup mulut Aiden dan mengisyaratkannya untuk tidak lanjut berbicara. Kemudian, dia menatap Rebecca dan berkata, “Aiden masih kecil, kamu nggak usah taruh kata-katanya ke hati.”

Melihat Rebecca yang tidak menunjukkan reaksi apa pun, Adrian berujar lagi, “Tadi, aku bilang begitu karena memikirkan karier Irene.”

Rebecca mengangguk. “Aku tahu. Kamu nggak perlu menjelaskannya padaku.”

Melihat Rebecca yang bersikap setenang itu, Adrian merasa agak aneh.

Irene yang berada di samping menggenggam tangan Adrian dengan lembut. “Adrian, cepat makan. Nanti makanannya dingin.”

Setelah mendengar ucapan itu, Adrian pun tersenyum manis. Tidak lama kemudian, dia tenggelam lagi dalam kelembutan Irene dan sama sekali lupa pada Rebecca.

Seusai makan, mereka berjalan ke tempat parkir di seberang jalan. Tiba-tiba, ada sebuah mobil sedan kecil yang melaju keluar dari persimpangan.

Setelah menyadarinya, Adrian secara refleks menarik Irene dan Aiden ke pinggir jalan. Namun, dia malah melupakan Rebecca yang berjalan di jalan raya.

Pada detik berikutnya, terdengar suara berdecit mobil sedan mengerem mendadak dan suara Rebecca jatuh ke lantai. Begitu melihat keadaan ini, Adrian langsung panik. Dia buru-buru melepaskan Irene dan pergi memeriksa keadaan Rebecca.

Sekujur tubuh Rebecca terasa luar biasa sakit. Dia meringkuk di lantai dan keningnya dipenuhi keringat dingin.

Seluruh perhatian Adrian saat ini sedang tertuju pada Rebecca. Suaranya terdengar cemas hingga gemetar. “Rebecca! Gimana keadaanmu? Aku antar kamu ke rumah sakit sekarang juga!”

Rebecca ingin menjawab, tetapi rasa sakit hebat itu membuatnya tidak bertenaga untuk berbicara. Dia mencoba menggenggam tangan Adrian untuk menyuruhnya tidak perlu khawatir.

Baru saja Rebecca mengulurkan tangan, Aiden sudah berseru ke arah Adrian, “Papa, Bibi Irene hampir pingsan! Cepat kemari!”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pernikahan Berlandaskan Kontrak   Bab 21

    “Dua tahun lalu, bisnis Keluarga Pangestu mulai merosot. Seiring dengan munculnya begitu banyak perusahaan baru, Keluarga Pangestu makin terdesak. Sekarang, mereka bahkan nggak mampu bersaing dengan perusahaan kecil. Jadi, wajar saja mereka jual aset-aset mereka.”Begitu mendengarnya, Rebecca pun membelalak terkejut. Dia memang tidak mengetahui informasi ini. Setelah meninggalkan rumah sakit terakhir kali, dia pun sepenuhnya kehilangan kontak dengan Adrian. Selama ini, Rebecca juga berkembang di luar negeri. Jadi, dia sama sekali tidak mengetahui perubahan drastis Keluarga Pangestu.Ketika makan sampai setengah, Kayla tiba-tiba berkata, “Papa, aku pengen muntah.”Zayn pun terkejut dan buru-buru menyentuh dahi Kayla. Ternyata, Kayla demam tinggi. Dia pun berujar dengan cemas, “Mungkin dia nggak terbiasa sama cuaca di sini. Begitu pulang, dia langsung demam.”Rebecca pun buru-buru bangkit dan memanggil taksi untuk mengantar Kayla ke rumah sakit. Setelah tiba di rumah sakit, dokter membu

  • Pernikahan Berlandaskan Kontrak   Bab 20

    Baru saja Irene selesai berbicara, polisi pun tiba. Irene diborgol dan dibawa pergi oleh polisi, tetapi dia tidak lagi melawan. Wajahnya terlihat pucat pasi dan tidak menunjukkan sedikit pun semangat hidup.Pada saat ini, Rebecca menggenggam tangan Adrian dengan cemas dan berkata dengan suara gemetar, “Adrian, bertahanlah. Ambulans akan segera tiba.”Adrian mengerahkan seluruh tenaganya untuk berbicara dengan susah payah, “Rebecca, maaf. Ini adalah utangku padamu di hidup ini, sudah seharusnya aku membayarnya.”Sepuluh menit kemudian, Adrian dibawa ke ruang UGD. Setelah tim medis berjuang untuk menyelamatkannya selama beberapa jam, detak jantungnya akhirnya pulih kembali.Oleh karena masalah ini, Rebecca pun menunda kepulangannya selama beberapa hari. Dia merawat Adrian di rumah sakit seperti dulu. Ketika Adrian sadar, orang pertama yang dilihatnya adalah Rebecca.Rebecca memberinya air, lalu menanyakan keadaannya. Namun, Adrian hanya menatap Rebecca tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

  • Pernikahan Berlandaskan Kontrak   Bab 19

    Begitu mendengar laporan itu, wajah Adrian langsung memucat. Setelah Rebecca pergi, Aiden adalah segalanya baginya. Tanpa Aiden, Adrian tidak mungkin dapat bertahan hidup. Sekarang, Aiden malah hilang.Rebecca juga mendengar ucapan orang di ujung telepon. Dia menatap Adrian dan berkata, “Kamu jangan panik dulu. Coba tanya apa ada orang di sekitarmu yang menjemputnya atau nggak.”Kemudian, Adrian mulai menelepon orang-orang di sekitarnya dengan tergesa-gesa. Setelah bertanya pada semua orang, dia masih tidak menemukan Aiden, sampai sebuah pesan masuk.[ Aiden ada di tanganku. Kalau mau selamatkan dia, jangan lapor polisi. Bawa uang tunai sebesar 10 miliar kemari. ]Selanjutnya, orang itu juga mengirim pesan berisi alamat sebuah pabrik yang sudah ditelantarkan.Setelah membaca pesan itu, Adrian menatap Rebecca dan berujar dengan suara gemetar, “Aiden ... Aiden diculik.”Setelah mendengarnya, Rebecca merasa terkejut, tetapi tetap berkata dengan tenang, “Lakukan semuanya sesuai kata pencul

  • Pernikahan Berlandaskan Kontrak   Bab 18

    Seusai menegosiasikan bisnis dan keluar dari perusahaan, Rebecca melihat sebuah unit mobil Maybach yang mencolok. Orang yang bersandar di mobil adalah Adrian.Rebecca merasa agak heran. Dia tidak memberi tahu siapa pun mengenai negosiasi bisnisnya, tetapi Adrian malah menemukannya di sini.Begitu melihat Rebecca, Adrian buru-buru menghampirinya. “Rebecca, kita bicara dengan baik, ya?”Rebecca akhirnya naik ke mobil Adrian. Dia merasa memang ada sangat banyak hal yang seharusnya dibicarakannya dengan jelas bersama Adrian.Adrian mengemudikan mobil. Dia menoleh ke arah Rebecca dan bertanya, “Rebecca, dengar-dengar, kamu sudah dirikan perusahaan novel?”Rebecca mengangguk dengan dingin. Namun, Adrian tidak patah semangat, malah lanjut bertanya, “Kenapa dulu aku nggak pernah nyadar kamu tertarik dalam menulis?”Setelah mendengar pertanyaan itu, Rebecca pun tersenyum mengejek. “Karena kamu nggak peduli padaku, makanya kamu nggak bersedia untuk memahamiku. Kamu tentu saja nggak tahu hobiku.”

  • Pernikahan Berlandaskan Kontrak   Bab 17

    Rebecca menatap Aiden yang sudah bertambah tinggi sedikit, lalu menggeleng. Dia yang membesarkan Aiden secara pribadi, juga selalu bersikap sangat sabar dan memberikan seluruh kasih sayangnya kepada Aiden. Namun, Aiden malah berulang kali melukainya.Rebecca menyaksikan sendiri bagaimana Aiden bertumbuh besar, bagaimana dia perlahan-lahan belajar berjalan hingga masuk TK. Namun, Aiden malah memberikan emas batang pemberiannya setiap tahun kepada orang lain. Aiden bahkan selalu berasumsi yang terburuk tentang Rebecca, tetapi malah memperlakukan Irene dengan penuh kasih sayang dan selalu merasa Irene sangat baik. Jadi, cinta Rebecca terhadap Aiden itu memang nyata, tetapi kekecewaannya juga nyata.Mungkin saja dunia anak kecil sangat sederhana dan mereka menganggap semua masalah bisa diselesaikan hanya dengan satu ucapan permintaan maaf. Sayangnya, Rebecca adalah orang dewasa. Di dunia orang dewasa, permintaan maaf sama sekali tidak dapat menyelesaikan masalah apa pun.Rebecca menatap A

  • Pernikahan Berlandaskan Kontrak   Bab 16

    Setelah mendengar suara itu, Rebecca langsung menegang. Ketika seseorang makin berusaha untuk menghindari sesuatu, sesuatu itu malah akan muncul dengan makin mudah.Aiden memeluk kaki Rebecca dengan erat. Tidak peduli bagaimana Rebecca berusaha melepaskan diri, Aiden tetap tidak bersedia melepaskan Rebecca. Sikap Aiden ini sangat berbeda dengan bagaimana dia merasa risi pada Rebecca dulu. Namun, Rebecca tetap menepis Aiden dengan ekspresi yang sangat serius dan kesal.Aiden menatap Rebecca dengan tatapan bingung. Dia tidak mengerti kenapa ibu yang paling menyayanginya malah begitu membencinya sekarang. Dia sudah tidak bertemu dengan ibunya setahun penuh. Begitu bertemu lagi, ibunya malah begitu membencinya.Adrian menatap Rebecca dengan berlinang air mata dan berujar, “Rebecca, ke mana saja kamu dalam setahun ini? Aku sudah mencarimu ke mana-mana, tapi tetap nggak temukan kamu. Aku dan Aiden rindu banget sama kamu. Rebecca, kembali ke sisi kami, ya?”Suara Adrian terdengar gemetar. Uca

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status