Pada hari libur semester, unggahan di status WhatsApp yang paling viral adalah tentang diriku. Judulnya adalah, "Pak Bondan membawa putranya untuk merayakan ulang tahun cinta sejatinya. Apakah dia akhirnya berencana bercerai dengan Sofia Jayadi?" Aku diam-diam menyukai postingan itu. Saat ponselku berdering, aku sedang membongkar balon-balon yang telah disiapkan untuk hari jadi pernikahan. "Sayang," ujar suamiku dengan terburu-buru, ingin memberikan penjelasan. "Anak kita tiba-tiba merengek ingin pergi ke taman bermain, jadi aku ...." Di latar belakang, terdengar suara tawa anak kami. "Ayah, Bibi bilang kalau malam ini aku bisa tidur dengannya!" Aku menatap rumah yang berantakan ini. Balon-balon tampak terkulai lemas, sementara krim di atas kue sudah mengeras. "Kamu nggak perlu menjelaskan." Aku mendengar diriku berkata, "Aku memahami semuanya." Hanya saja, kali ini semuanya akan berbeda. Aku tidak menginginkan ayah dan anak ini lagi.
View More"Tahun-tahun itu, masa-masa indah itu, apa kamu sudah melupakannya?"Aku perlahan menarik kembali tanganku, menatap daun-daun kering yang hanyut di atas Sungai Carmel."Aku ingat. Justru karena aku mengingatnya, setiap kali kamu menyakitiku, aku selalu memberimu kesempatan lagi.""Tapi, kamu baru menyadarinya sekarang.""Bondan, ini sudah terlambat.""Persis seperti daun yang gugur ini."Aku membuka telapak tanganku dan menangkap selembar daun kuning yang sudah kering."Meski kamu menempelkannya kembali ke dahan … dia tetap nggak akan bisa hidup kembali."Aku bangkit berdiri, memandang riak-riak berkilauan di Sungai Carmel di kejauhan dan tersenyum tipis."Bondan, apa kamu tahu?""Dua tahun di Universitas Casilda ini adalah masa paling bebas dalam hidupku.""Aku bukan lagi istri siapa pun, bukan lagi ibu siapa pun. Aku hanyalah diriku sendiri.""Akhirnya aku mengerti, cinta seharusnya bukan pengorbanan yang merendahkan diri, melainkan harus sama-sama saling menghormati."Bondan terpaku
[Bondan, apa maksudmu? Kamu memutuskan hubungan denganku karena wanita tua itu?] [2021.09.16 08:12][Angkat teleponnya. Apa kamu tahu berapa banyak yang sudah aku korbankan untukmu?] [2021.09.17 14:35][Bondan, apa kamu pikir Sofia akan memaafkanmu? Dia pasti membencimu setengah mati sekarang.] [2021.10.01 09:05][Hari ini ulang tahunmu. Kamu masih ingat bagaimana kita merayakannya tahun lalu? Aku menunggu di tempat biasa.] [2022.01.01 00:03][Selamat Tahun Baru …. Aku sangat merindukanmu.] [2022.03.08 15:22][Ini terakhir kalinya aku tanya, kamu mau ketemu atau nggak?] [2022.05.20 13:14][Kamu akan menyesal. Apa yang kamu sukai dari Sofia? Dia cuma ibu rumah tangga yang cuma berkutat di dapur.] [2022.07.30 22:08][Tolonglah, balas aku sekali saja, ya ….]Pesan terakhir yang sudah dibaca adalah pesan putus dari Bondan dua tahun lalu.Setelah itu, semua pesan menunjukkan tanda belum dibaca yang berwarna merah menyala.Waktu seakan berhenti di 728 hari yang lalu.Aku menutu
[Sofia, kamu bukan apa-apa tanpaku. Kembalilah sekarang dan aku masih bisa memaafkanmu.]Kemudian, nada suara Bondan mulai gemetar ….[Sampai kapan kamu mau terus seperti ini? Anak kita tiap hari menangis mencari-cari kamu.][Soal Olivia bisa aku jelaskan. Kembalilah, kita bicarakan baik-baik ….]Setelah itu, bahkan pesan-pesan Bondan disertai dengan permohonan yang begitu merendahkan diri ….[Sofia, aku salah …. Aku benar-benar sadar sudah berbuat salah.][Bisakah kamu pulang? Aku dan Toby nggak bisa hidup tanpa kamu.]Aku membaca pesan-pesan itu dan hanya merasa jika semuanya begitu lucu.Dahulu, saat aku terbaring di rumah sakit dan harus menandatangani surat persetujuan operasi sendirian, Bondan bahkan tidak menunjukkan kepedulian sedikit pun.Dahulu, sewaktu aku bergadang bermalam-malam hanya demi menyiapkan sarapan kesukaannya dan anak kami, yang dikatakan Bondan hanyalah, "Itu memang sudah tugasmu."Kini, akhirnya dia sadar ….Bukan aku yang tak bisa hidup tanpanya, tetapi dia y
Bondan menggumam sendiri seperti orang gila. Namun, tiba-tiba Bondan menemukan ada jadwal penerbangan yang terselip di bawah sertifikat."Sofia Jayadi, Bandara Hermela, Kota Lorin, sekali jalan."Tanggal cetaknya tiga bulan yang lalu.Napas Bondan tiba-tiba terasa sesak.Tiga bulan yang lalu, adalah tepat di hari pertama dia membawa Olivia pulang untuk makan malam.Hari itu, Sofia tidak memasak seperti biasanya dan mengaku sedang lembur.Saat itu, Bondan bahkan sempat mengejeknya, "Dengan pekerjaanmu yang payah ini, apa pentingnya lembur atau nggak?"Sekarang saat kembali mengingatnya, malam itu saat Sofia pulang, tubuhnya seperti menguarkan aroma kopi ….Padahal, Sofia sama sekali tidak pernah minum kopi. Katanya, dia takut tangannya gemetar dan memengaruhi gambarnya."Ayah." Toby masih terisak. "Apa Ibu sudah nggak menginginkan kita lagi?""Omong kosong."Tiba-tiba saja, Bondan menarik putranya ke arahnya. Namun, begitu menyentuhnya, dia segera melonggarkan cengkeramannya.Bondan ber
Bondan kembali ke rumah dalam keadaan linglung dan kacau. Dia memutar kunci tiga kali di lubang kunci sebelum akhirnya pintu terbuka.Bondan sudah melakukan hal itu selama lima tahun. Namun, hari ini tiba-tiba hal tersebut terasa sukar baginya."Ayah." Toby berlari keluar dari kamar tanpa alas kaki. "Mana Ibu? Aku lapar."Bondan mengelus kepala putranya dengan kaku. Pandangannya menyapu ruang tamu yang kosong.Salah satu cangkir favorit Sofia sudah tidak ada.Sepasang sandal krem yang biasa dipakai Sofia juga tidak ada lagi di rak sepatu."Ibumu …." Suara Bondan tercekat. Kemudian, tiba-tiba saja Bondan tertawa dingin."Lagi ngambek. Mungkin sebentar lagi dia kembali."Lalu, Bondan bergumam, seolah berbicara pada dirinya sendiri, "Dengan sifatnya itu, mana mungkin dia sanggup meninggalkan aku dan anaknya?"Toby memiringkan kepalanya dan bertanya, "Ayah, kenapa semua barang Ibu hilang?""Anak kecil tahu apa?"Bondan tiba-tiba meninggikan suaranya, membuat putranya terkejut dan gemetar.
"Sofia adalah orang yang curigaan. Melihatnya saja sudah membuatku merasa kesal."Di lingkaran sosial Bondan, aku adalah bahan tertawaan.Aku adalah seorang istri sah yang selalu menempel dengan manja.Sebuah batu sandungan yang menghalangi Bondan mengejar cinta sejatinya.Jariku tiba-tiba terasa kaku.Karena aku melihat balasan Bondan di kolom komentar."Asalkan Olivia bahagia, itu sepadan." Komentar ini diikuti tiga emoji matahari, tampak menyilaukan mataku.Marco langsung menambahkan, "Pasti ada orang yang ingin membuat keributan lagi. Nggak peduli setinggi apa pun gaya sang Ratu, itu tetap nggak bisa mengalahkan satu kata suka dari Olivia."Meski tidak menyebutkan nama siapa pun, semua orang memahami maksud tersembunyinya.Ketika melihat itu, aku tanpa ragu keluar dari aplikasi WhatsApp.Setelah meminum segelas susu hangat, aku langsung tertidur pulas.Ketika membuka mata lagi, aku melihat Bondan menarik koper dengan wajah kesal, membawa Toby yang berdiri di samping tempat tidur."
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments