Share

Bab 5. Kepergian Aulya

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 21:01:37

"Aul tidak ada!" Aisyah mengatakan hal ini dengan panik pada Ibrahim dan Alvan. Wanita ini juga menjelaskan kepergian menantunya yang tiba-tiba dan tidak terlihat di mana pun walau dia sudah menyusuri daerah ini, termasuk membuat penguman di speaker masjid hingga banyak warga membantu mencari karena semua orang di daerah ini tahu jika konsidi si gadis masih hilang ingatan.

Maka, Alvan dan Ibrahim segera mencari Aulya hingga tanpa terasa waktu cepat sekali berlalu, tetapi gadis itu belum ditemukan. Alvan mencari hingga malam hari. “Sayang, kamu di mana?” rintihan membatinnya tanpa siapapun yang tahu.

Dua hari berlalu. Alvan, Ibrahim dan Aisyah masih mencari. Satu keluarga mengabaikan rutinitas mereka demi menemukan Aulya. Lalu, di saat sendiri handphone Alvan berdering. Nomor tidak diketahui adalah pemanggilanya. “Halo, assalamualaikum!” Grasah-grusuh laki-laki ini saat menerima panggilan.

“Alvan, ini saya.” Suara Aulya sangat nyata hingga membuat Alvan melonjak kegirangan.

“Sayang, kamu di mana. Saya, Umi sama Abi mencari kamu setiap hari. Kamu di mana, Sayang?”

“Saya ....” Suara Aulya terdengar santai, tentu saja sangat berbeda dengan Alvan yang sangat excited.

“Sayang, katakan saja, saya akan menjemput kamu sekarang juga!”

“Saya bukan Aulya, saya Venus!” Kalimat Aulya ini membuat kedua mata Alvan membelalak.

“A-apa?”

“Saya sudah ingat semuanya. Saya Venus!” Volume suara Aulya ditambah supaya Alvan mendengarkan kenyataan ini dengan saksama.

Rasa bahagia menyelimuti Alvan sebelum dirinya mengetahui akibat dari kembalinya ingatan Aulya. “Kamu sudah ingat semuanya, Sayang?” 

“Iya, saya sudah ingat. Sekarang saya sudah di rumah, sudah bertemu Mama sama Papa dan semua keluarga, termasuk Zayden.”

“Apa, Zayden!” Dahi Alvan berkerut heran, “Zayden mana Sayang, teman basket saya? Sepertinya bukan, ya?” Alvan tidak habis pikir jika orang yang dimaksud istrinya adalah kawannya sendiri.

“Iya, Zayden yang itu, dia ... tunangan saya,” ragu saat Aulya mengatakannya, tetapi kenyataan ini harus didengar oleh Alvan.

“Sa, Sayang.” Seketika Alvan lemas dibuatnya. Selama beberapa detik percakapan ini hanya diisi oleh kesunyian, “kamu jangan menjahili saya.” Alvan mencoba menampik kenyataan ini.

“Ini benar. Zayden tunangan saya.”

Tiba-tiba saja suara Zayden hinggap dalam ruang dengar Alvan. “Ini saya, Zayden. Sorry Al, saya tidak mengatakan apapun tentang Venus.”

Hati Alvan hancur, dirinya tidak dapat berkata apapun, dadanya dipegangi sangat membatin. “Kalian di mana?” Lelaki ini tersedu hanya saja mencoba disembunyikan supaya tidak sampai pada Aulya dan Zayden.

“Kamu tidak perlu kesini ...,” larangan lembut Aulya.

“Harus, kamu istri saya. Saya harus tahu di mana kamu dan kabar kamu.” Alvan tetap memperlakukan Aulya sebagaimana pasangan hidupnya.

“Tidak usah, karena ....”

“Kenapa, Sayang?” Wajah sendu Alvan sangat kontras andai Aulya mengetahuinya.

“Karena Mama sama Papa mau kita bercerai dan ..., jujur saja saya juga tidak bisa meneruskan pernikahan kita.”

Jantung Alvan seakan ditikam petir yang sangat besar hingga dirinya down begitu saja, suasana kembali hening hingga Aulya kembali berkata, “Saya ingin kembali pada Zayden.”

“Sayang, kita bisa bicarakan dulu baik-baik.” Suara Alvan mulai terdengar lirih karena sekarang dirinya tidak dapat menyembunyikan sendunya.

Selama beberapa saat Aulya tidak memberikan jawaban apapun. “Kamu bisa kesini, tapi cuma buat memutus hubungan kita saja.”

Alvan mengangkat wajahnya hingga tengadah ke atas langit, mencoba menahan air matanya. “Saya mencintai kamu.”

“Saya tahu, tapi kita tetap tidak bisa bersama, saya mencintai Zayden.” Tatapan Venus mengarah langsung pada tunangannya.

Alvan kembali ke rumah setelah obrolan dengan Aulya berakhir. Dia menceritakan tentang Aulya yang sebenarnya gadis bernama Venus.

Ibrahim dan Aisyah sama terpukulnya seperti Alvan, tetapi tidak dapat melakukan apapun. Pria ini segera membuat keputusan. “Kita harus menemui Aul, bicara baik-baik pada orangtuanya.” Kemudian menasihati putranya, “jangan larut dalam kesedihan, takdir manusia sudah diatur. Kamu akan baik-baik saja, Nak.” Kalimat ini hanyalah lewat mulut saja karena sebenarnya dia merasakan penderitaan yang sama dengan Alvan, hanya saja tetap mencoba ikhlas walau tidak seinstan itu.

Maka esoknya keluarga Alvan menemui Venus di rumah si gadis, mereka berbicara formal bersama Heru dan Niana sekaligus menjelaskan alasan dari pernikahan Alvan dan Aulya. Kali ini orangtua si gadis sangat mengerti, tetapi harus bagaimana lagi karena keputusan ada di tangan Venus.

“Maaf Umi, Abi, Al ..., saya tidak bisa melanjutkan pernikahan ini.” Ini adalah ucapan Aulya yang sudah kembali menjadi Venus. Bukan hanya tatapan datar saja, tetapi penampilannya sudah kembali menjadi jati dirinya. Kaos oblong dan rok mini adalah kepribadian Venus.

“Boleh saya bicara empat mata sama kamu.” Alvan masih berusaha memperbaiki hubungan mereka karena dirinya tulus mencintai Aulya. Jadi, kini keduanya berada di halaman belakang. “Saya tidak peduli siapa kamu dan bagaimana kamu di masa lalu. Bagi saya, kamu tetap Aulya-istri saya.”

“Saya tahu kamu tulus, tapi saya Venus, saya mencintai Zayden.”

“Memang apa bedanya Venus sama Aulya. Apakah cuma Aulya yang mencinta saya?”

“Aulya mencintai kamu, tapi ... setelah Venus bangun, Aulya tahu kalau dia lebih mencintai Zayden.”

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 56. Pertandingan Zayden dan Alvan

    Zayden dan Alvan bertemu di lapangan basket. Keduanya saling memandang dengan sengit. “Saya yang akan menang!” ucap Zayden dengan memasang wajah angkuh.Alvan menyahut datar, tetapi tatapannya penuh ambisi dan keyakinan. “Mungkin saya masih bisa mengalah dalam permainan, tapi kalau tentang pernikahan, saya akan memperjuangkan Aul sampai akhir!”Tatapan Zayden semakin mengiris, tetapi suaranya tenang. “Perjuangkan saja Aulya sampai kamu menyerah karena Aulya tetap Venus, punya saya.” Seringainya berkibar.Penat, itu yang dirasakan Alvan. Maka, dia memulai permainan tunggal ini. Pertandingan satu lawan satu hanya dirinya dan Zayden.Kedua lelaki yang memperebutkan skor adalah idol kampus, jadi dengan cepat mengundang penonton kaum hawa maupun kaum adam, begitupun dengan Aulya.“Al!” cemas mengambang di hati dan pikiran Aulya. “Al, kenapa harus main basket, kenapa juga harus lawan Zayden. Gimana kondisi kamu ..., saya takut Zayden menyerang kelemahan kamu ....”‘Mata’ itu adalah kelemaha

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 55. Masalah ini Semakin Melebar!

    Hari berikutnya tiba, maka hari ini Aulya mendapatkan telepon dari Niana. Nada suaranya menekan. “Sayang, kamu ini bagaimana. Mama sama Papa sudah bilang, jangan lupa misi kamu di sana, tapi kenapa sekarang Abinya Alvan jadi tahu dan mengundang kami datang!”“Jangan salahkan Venus ...,” rengeknya.“Mama bukan menyalahkan kamu. Tapi sekarang masalah ini jadi melebar. Mama sama Papa tidak ingin masalah ini berkepanjangan.”“Yang namanya perceraian pasti melibatkan orangtua kan, jadi wajar dong, Ma. Tapi ....” Aulya ragu mengatakan keputusannya.Namun, Niana tidak peduli pada kata setelah ‘Tapi.’ Dia hanya peduli pada perceraian Aulya dan Alvan. “Iya, tapi rencana Mama sama Papa jadi berantakan karena orangtua Alvan tahu lebih awal. Tadinya kami akan datang dan langsung menyelesaikan perceraian. Bukan bicara panjang lebar untuk mempertahankan pernikahan.”Suara Aulya diliputi kekhawatiran, tetapi juga bahagia karena keputusanya mempertahan pernikahan mendapat dukungan dari mertua serta s

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 54. Ini Sudah Menjadi Urusan Bersama

    Hari ini berbeda dari biasanya karena terjadi pertemuan penting antara Ibrahim dan Aisyah bersama Alvan dan Aulya.Suara Ibrahim menjadi yang pertama mengisi ruangan dan terdengar menggema di telinga Alvan dan Aulya. “Kenapa kalian baru pulang?”Alvan menatap ayahnya saat menjawab walaupun sebelumnya wajahnya sedikit menunduk, “Kami minta maaf, Abi. Kemarin kita pergi mendadak dan mendadak tidak pulang. Kemarin kami menginap.”“Kenapa harus menginap?”Lagi, atmosfer ruangan terasa sangat aneh, dingin. Walaupun saat ini Alvan dan Aulya belum mengetahui maksud Ibrahim mengundang mereka ke ruangan ini. Apa karena kemarin mereka tidak pulang? Tapi harusnya ini sudah bukan hal baru.Lagi, Alvan yang menjawab, “Kalau pulang mungkin akan terlalu malam.”“Terlalu malam atau kalian sengaja menghindari kami, orangtua kalian!” Volume suara Ibrahim bertambah, termasuk ketegasannya hingga membuat Alvan dan Aulya yakin jika saat ini terdapat sesuatu yang belum mereka ketahui.Alvan menyahut santun

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 53. Boleh Kesal, tapi Jangan Membenci

    “Zayden, kita harus bicara!” ucap tegas Aulya tanpa senyuman, justru raut wajahnya sangat dingin.Zayden menyahut dengan suara lembut disertai senyuman hangat, “Bicara apa?”“Tentang perceraian saya sama Al!” Amarah dilukis Aulya dalam wajah cantiknya, tetapi sikap Zayden tidak berubah.“Saya siap mendengarkan.” Senyuman Zayden semakin hangat.Sejenak, Aulya memandangi sepasang mata Zayden yang hitam legam dan dalam hingga terlihat misterius.“Saya tidak mau bercerai sama Al. Jadi tolong berhenti mengharapkan saya dan bilang sama orangtua kamu, kita tidak akan pernah bercerai!”Aulya pikir Zayden akan terluka dan menunjukan isi hatinya dalam ekspresi seperti yang pernah dilihatnya, tetapi dugaannya salah. Laki-laki ini sangat tegar dan tenang. “Saya akan tetap menunggu kamu. Lagian, bukan saya yang mau kalian bercerai, tapi Mama sama Papa kamu.”“Tapi pasti kamu juga, kan!”Tentu saja Zayden tidak akan mengaku untuk menjaga nama baiknya di hadapan gadis yang diinginkannya. “Jangan nud

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 52. Apa Kamu Mempermainkan Hati Saya lagi?

    Pagi ini raut wajah Aulya sangat cemas setelah membaca chat yang dikirim ibunya semalam. [Papa sudah bicara pada Ustaz tentang perceraian kalian.]Titik-titik keringat dingin bermunculan di puncak dahi Aulya. “Aul tidak mau cerai sama Al ..., tapi kan Aul juga tidak mungkin jadi anak durhaka!”Perasaan gelisah yang menyelimuti hati Aulya semakin tebal tatkala Niana kembali mengirimkan chat setelah tahu putrinya membaca chat semalam. [Jangan lupa misi kamu di sana. Ingat, jangan terbuai oleh apapun yang dilakukan Alvan!]Aulya memperbanyak istigfar yang dilantunkan di dalam hati karena sedang berada di kamar mandi, di depan wastafel.Kedua kelopak matanya tertutup saat Aulya mencoba mencari jalan keluar dari masalah ini hingga akhirnya menemukan solusi yang menurutnya paling mudah. “Saya harus bicara sama Zayden. Saya harus berhasil buat Zayden benci dan akhirnya berhenti menunggu saya cerai sama Al!”Tekadnya sekuat karang di lautan, tetapi ciut seketika saat menatap wajah Alvan karen

  • Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz   Bab 51. Mulai Melakukan Persiapan Perpisahan

    Alvan dan Fauzan mengisi waktu dengan mengaji, begitupun dengan Aulya walaupun tempat laki-laki dan perempuan terpisah.“Padahal saya maunya mengaji sama Al, tapi tidak mungkin sih, ini kan masjid walaupun kita suami istri,” gumam Aulya seiring melirik ke kiri dan kanan, memperhatikan para gadis yang mengaji masing-masing.Waktu magrib tiba tanpa terasa. Aulya dapat menyaksikan Alvan yang berdiri di paling depan karena dia ditunjuk menjadi imam walaupun sempat menolak.Senyuman bangga Aulya terlukis begitu saja melihat suaminya yang tampak hebat dalam urusan ilmu agama. Apalagi saat memimpin rumahtangga.Punggung Alvan terlihat kekar, tapi juga lembut di mata Aulya hingga akhirnya satu-persatu laki-laki menutupi Alvan hingga suaminya menghilang dari pandangan, dan Aulya hanya bisa melihat punggung pria lain.Dari shalat magrib, lalu berlanjut ke shalat isha. Aulya mengisi waktu dengan mengaji dan sedikit saling bertukar cerita dengan beberapa gadis di sana.Aulya mendapatkan banyak te

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status