Share

Hampir Ketahuan

last update Huling Na-update: 2025-09-04 16:00:11

"Apa Jasmine tidak curiga kalau kamu sedang terluka?" Evano melirik Reiner sekilas. Kemudian melepas perekat perban dan menempelkan perban tersebut pada luka jahit Reiner.

"Kurasa tidak. Tapi dia sudah menyadari beberapa keanehanku." Reiner mengesah pelan sembari bangkit duduk setelah Evano selesai mengganti perbannya.

"Kalau aku boleh kasih saran, lebih baik ceritakan secepatnya," ucap Evano seraya membereskan alat-alat bekas merawat luka Reiner di atas meja. "Daripada nanti dia tahu dari orang lain atau lihat sendiri luka kamu."

"Tidak ada orang lain di dekat Jasmine yang tahu kondisiku selain kamu, Kanaya dan Bayu." Reiner melirik Evano dan Bayu yang duduk di depannya bergantian.

"Jadi kalau Jasmine tahu dari orang lain, ya berarti salah satu dari kalian yang membocorkannya." Bahu Reiner mengedik lalu memejamkan mata dan bersandar di sandaran sofa.

"Dasar keras kepala,” gerutu Evano.

"Aku bahkan belum menemukan siapa pelakunya." Rei

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Sudah Mencintaimu sejak Lama

    Reiner mengendurkan ikatan dasinya sambil bersandar di punggung kursi. Dia kesal karena waktunya terbuang percuma oleh orang-orang seperti mereka."Cari kandidat lain. Aku tidak suka dengan tiga perempuan tadi. Kurang kompeten." Reiner mengembuskan napasnya kasar.Bayu memaklumi, Reiner memang ingin yang sempurna. Apalagi setelah Elis berkhianat. Reiner jadi lebih selektif.Padahal menurut Bayu, tiga perempuan tadi sangat cantik dan menarik. Tapi Bayu tahu bahwa Reiner tidak melihat mereka dari tampilan luar."Baik, Pak. Iklan lowongan pekerjaan akan dipasang lagi di website secepatnya.""Hm." Reiner menyahut dengan gumaman. "Sudah dapat informasi kapan jadwal persidangan Luna?" tanya Reiner beralih pada topik lain"Belum, Pak. Kemungkinan hari ini akan keluar jadwalnya.""Oke. Segera kabari kalau sudah ada. Sekarang kamu boleh keluar."Bayu menurut dan segera keluar tanpa menunggu Reiner memerintah dua kali.Reiner mula

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Sang CEO Arogan

    "Aku cuma bercanda, Sayang," ralat Reiner, "kamu kenapa? Mau cerita sama aku kenapa kamu sensitif banget pagi-pagi?"Jasmine menggigit bibir bawah, ragu untuk cerita pada Reiner. Padahal Jasmine bukan orang seperti ini sebelumnya. Meminta Reiner untuk lebih perhatian padanya pun Jasmine tidak berani. Tapi sekarang Jasmine merasa khawatir pria itu akan berpaling darinya."Reiner ... selain jelek, aku juga gendut, ya? Perut aku juga tidak selangsing dulu. lya, kan?""Hah?"Reiner terperangah usai mendengar pertanyaan Jasmine yang menurutnya sangat aneh. Ternyata ini yang membuat Jasmine sensitif, pikir Reiner."Hei, siapa yang bilang kamu gendut? Kamu sama sekali tidak gendut, Honey." Reiner menggeleng yakin sembari mengamati tubuh Jasmine."Bohong. Kamu pasti cuma mau buat aku senang, kan?""Ast

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Ajakan Mandi Bersama

    Reiner menjauhkan diri dari Jasmine, lalu menjatuhkan kepalanya di atas lengan sofa. Jasmine yang melihat Reiner frustasi pun hanya meringis prihatin, tapi mau bagaimana lagi? Anak-anaknya sedang butuh Jasmine sekarang."Aku ke kamar dulu ya." Jasmine mengelus rahang Reiner yang tengah memejamkan mata."Hmm." Reiner hanya menyahut dengan gumaman. Dia mendengar derap langkah kaki Jasmine yang semakin lama semakin menjauh.Setelah cukup lama menenangkan diri, Reiner akhirnya membuka mata. Dia terlonjak kaget sambil mengumpat keras begitu melihat adegan di televisi yang mulai memasuki adegan panas."Sialan. Tidak sopan sekali kalian!" gerutunya sambil menekan tombol power pada remote dengan kasar.Diraihnya botol minum air mineral, lalu dia tenggak air itu sampai habis setengah botol. Lima belas menit lamanya Reiner menenangkan diri sebelum akhirnya memasuki kamar. Hatinya mendadak terasa menghangat begitu melihat pemandangan di atas ranjang.J

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Gairahnya Tertahan

    "Jasmine, Jeanice nangis, nih. Kayaknya dia cuma mau berhenti kalau sama kamu."Mengabaikan Tante Santy, Jasmine lantas menyongsong Kanaya dan mengambil alih Jeanice ke pangkuannya. Sedangkan Santy langsung pergi."Kamu ngobrol sama Tante Santy? Apa yang dia bilang?"Jasmine tersenyum tipis sambil menerima botol susu dari Mei. "Dia cuma tanya kabar anak-anak saja, Nay.""Ooh. Kalau dia ngomong macam-macam jangan dimasukin ke hati ya. Mulutnya memang perlu di sekolahin."Jasmine sebenarnya tidak mau memasukkan ucapan Santy ke hati. Tapi, ucapannya benar-benar keterlaluan. Masalah anak bukan Jasmine yang mengatur. Jasmine cuma bisa pasrah dan menerima saat diberikan oleh Tuhan.'Bunda sayang sama kamu, Nak,’ batin Jasmine sembari mengamati Jeanice yang tampak lahap menyusu. Kanaya sedang mengobrol dengan sepupunya."Kamu mau makan apa, Honey?" Reiner tiba-tiba duduk di sampingnya, tanpa Jeanette."Hm? Jeanette mana?"

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Membuat Jasmine Kesal

    "Reiner, kamu tidak pegal gendong mereka sekaligus?" Jasmine membetulkan bandana warna pink yang memiliki aksen bunga di kepala Jeanice."Mereka sama sekali tidak berat, Honey. Santai saja.""Tapi tetap saja kalau kelamaan nanti tangan kamu bisa pegal.""Nanti juga kalau ketemu tante-tante di sana, mereka pasti langsung minta gendong anak kita," ucap Reiner sembari menunjuk ke arah para tantenya di kursi yang ada di sisi kiri ballroom itu.Jasmine mengamati Reiner yang terlihat tampan dan gagah dengan kemeja putih yang dibalut oleh tuksedo hitam.Sedangkan Jasmine sendiri mengenakan dress satin putih tulang yang menjuntai sampai mata kaki. Dengan model membentuk lekukan tubuh Jasmine. Tatanan rambut Jasmine dibiarkan tergerai den bergelombang.Saat ini mereka ada di tengah-tengah pesta yang digelar dengan mewah di sebuah ballroom hotel. Acara yang diadakan oleh orang tua Reiner untuk menyambut kelahiran baby twins J, telah berlangsung tiga p

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Usaha Membujuk Jasmine

    Helaan napas lega akhirnya lolos dari bibir Reiner ketika melihat Jasmine sedang duduk di depan televisi. "Ternyata kamu di sini. Aku kira kamu ngurung diri di ruangan lain sambil nangis lagi."Reiner langsung mengatupkan bibirnya saat ucapannya ditanggapi dengan delikan mata. "Yah, masih ngambek."Reiner duduk di samping Jasmine, membawa sebelah lengannya ke belakang bahu Jasmine untuk dia rangkul. Tapi Jasmine segera menghindar. Membuat Reiner harus meningkatkan kesabaran menghadapi ibu menyusui yang sedang merajuk.Reiner berani bersumpah. Dia lebih baik dimarahi daripada didiamkan seperti ini."Aku mau ke rumah Evano dulu, ya. Sebentar.""Mau ganti perban?" Jasmine akhirnya bersuara meski ekspresinya tampak datar.Reiner mengangguk. Dalam kondisi merajuk pun wanitanya ini tetap saja terlihat cantik."Kamu pikir, aku tidak bisa melakukannya?""Hah?" Reiner sedikit terperangah. Apalagi ketika Jasmine tiba-tiba berdiri dan men

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status