Russel menunggu Olivia naik ke atas dan menggendongnya. Dia jadi sangat manja karena sedang jatuh sakit. “Tante, aku mau makan bubur.” Russel sudah tidak nafsu makan sejak tadi dia masih di sekolah. Namun karena sekarang demamnya sudah turun, dia mulai merasa lapar, tetapi dia hanya ingin makan sesuatu yang ringan dan mudah dicerna seperti bubur. Olivia menggendong dan mengelus kepalanya. Suhu tubuh Russel sepertinya sudah normal. Olivia menggendong Russel turun dan memeriksa subuh tubuhnya kembali dengan termometer. Olivia juga meminta koki di rumah membuatkan bubur, lalu dia berkata kepada Russel, “Russel, Tante baru minta tolong koki buatkan bubur. Kalau kamu mau makan, tunggu sebentar, ya.” Dalam pelukan Olivia, dengan manja Russel membalas, “Tapi aku lapar banget. Tante, kalau aku makan snack saja boleh, nggak?” Olivia spontan menoleh ke arah Kellin dan bertanya padanya, “Kellin, kalau lagi flu begini makan makanan ringan apa nggak apa-apa?” “Boleh asal jangan terlalu banyak
Olivia sudah berpengalaman merawat Russel dari kecil. Dia sangat menyukai anak-anak, khususnya anak bayi yang baru berusia beberapa bulan. Olivia merasa anak bayi di usia itu adalah masa-masa yang paling menggemaskan. “Aku nggak kuat setiap hari mendengar tangisannya Tiano. Walaupun aku yang yang namanya anak kecil memang begitu, aku tetap nggak sanggup. Jadi mama itu benar-benar bukan tugas yang gampang. Tapi aku merasa sejak jadi mama, hubunganku sama guruku jadi lebih dekat. Dokter Panca nggak menikah, dia punya pengalaman jadi papa juga karena mengadopsi aku. Dia belajar karena terpaksa. Aku dibesarkan sampai sekarang dan diajarkan ilmu kedokteran, semua yang dia punya, dia kasih ke aku. Dia memang bukan papa kandungku, tapi kasih sayangnya melebihi orang tua kandung. Aku benar-benar berutang budi sama dia. Ke depannya aku harus lebih berbakti ke dia. Sekarang guruku bahkan bantu aku merawat Tiano dan Liam. Liam juga dididik sama dia. Liam muridku, tapi juga rasanya sama kayak mur
“Felicia sudah mau pergi dari Cianter, jadi dia mau cepat-cepat serah terima pekerjaan sama kakakku. Kalau kakakku sudah mulai paham sama alur kerja Gatara Group, dia langsung pergi. Gatara Group sendiri sudah mulai beroperasi normal di hari kedelapan, makanya kakakku sudah berangkat. Dia kan mau mengambil alih Gatara Group, jadi dia harus berangkat lebih awal untuk mendekatkan diri sama senior-senior di sana. Masih banyak lagi yang harus dia urus,” ucap Olivia. Dia mengelus perutnya dan menambahkan, “Kalau bukan karena lagi hamil, aku bisa bantu kakakku. Sekarang aku cuma bisa mengandalkan dia.” Usia Yuna terus bertambah tua. Terkadang dia akan meluangkan waktu untuk memantau kemajuan Odelina, karena dia yang meminta Odelina untuk mengambil alih. Yuna bilang sebaiknya biar Odelina yang mengurus semuanya. Anggaplah itu sebagai ujian, dan juga untuk membangun reputasi. Daniel tidak bisa ikut untuk saat ini karena dia masih kesulitan untuk berjalan. Dia tetap berada di Mambera agar fok
Olivia mendekat dan duduk di samping Kellin. Dia berkata, “Tadi aku tanya Kak Daniel. Dia bilang hari Sabtu lalu Russel diajak makan ayam goreng dan kentang goreng sama kakek neneknya. Gara-gara faktor cuaca juga, makan yang nggak sehat sedikit saja jadi gampang sakit.” Sebelum menikah, Olivia juga terkadang suka makan ayam goreng. Dia paling suka dengan sayap ayam yang digoreng dengan tepung, tetapi setelah makan, dia langsung minum liang teh. Jika tidak minum, tidak sampai dua hari pasti tenggorokannya langsung sakit. Itulah sebabnya warga Cianter lebih suka makanan yang tidak menggunakan terlalu banyak bumbu. “Rosalina gimana keadaannya?” tanya Olivia. Sekarang Rosalina sedang menjalani pengobatan rutin. Setelah pengobatannya selesai, barulah dia bisa mengandung seperti perempuan lainnya. Kellin menjawab sembari dia menyesap gelas berisi teh hangat yang ada di depannya, “Sudah membaik. Begitu proses pengobatannya selesai, dia sudah nggak perlu makan obat lagi. Setengah tahun hab
Olivia sejenak terdiam, kemudian dia berkata, “Lain kali kalau mereka datang jemput Russel lagi, aku mau bilang ke mereka jangan kasih Russel makan yang bisa bikin dia panas dalam. Dia makan sembarangan sedikit saja gampang meradang.” Olivia lebih familier dengan kedua orang tua Roni, sehingga dia akan lebih mudah untuk membujuk mereka. Kedua orang tua Roni juga tidak akan membantah Olivia karena mereka pun tahu ini demi kebaikan Russel sendiri. Kalau Daniel yang berbicara, mereka akan mengira Daniel ingin menjauhkan hubungan Russel dengan mereka. Russel menjadi bagian dari keluarga Lumanto saja sudah merupakan pukulan bagi mereka, tetapi mereka tidak bisa melawan karena ini demi masa depan Russel juga. Rita pernah bertanya pada Roni apakah Roni mau mendapatkan kembali hak asuh Russel, tetapi Roni dengan tegas berkata tidak mau. Roni sampai menjelasan kepada kedua orang tuanya perbedaan Russel jika ikut dengan Odelina dibandingkan ikut dengannya. Kedua orang tua Roni pun sadar kalau
“Asal sudah makan obat pasti cepat sembuh, nggak usah takut. Waktu jagain Russel, jangan lupa pakai masker supaya nggak ketularan. Kalau sampai kamu dan anak di perut kamu ikut sakit, bisa tambah repot.” Odelina sudah lebih tenang mengetahui Russel telah mendapatkan perawatan yang tepat, lalu dia pun mengingatkan adiknya untuk menjaga tubuhnya sendiri. Dia takut flunya akan tertular ke Olivia. Tidak banyak obat-obatan yang boleh dikonsumsi saat sedang hamil. Kebanyakan wanita yang sedang mengandung tidak berani makan obat dan lebih memilih untuk bertahan tanpa obat ketika sedang flu. “Nggak apa-apa, Kak. Aku sehat, kok. Russel harus bergantung sama aku waktu dia sakit. Kalau bukan aku yang jagain dia, aku jadi nggak tenang. Russel sendiri juga pasti nggak tenang.” Stefan sudah sibuk bekerja. Olivia tidak ingin merepotkan Stefan lagi hanya karena masalah sekecil ini. “Kakak juga nggak perlu khawatir. Nanti kalau Russel sudah baikan, aku kabari. Nanti kalaupun Russel merengek, aku ng