“Tapi dari awal Mama memang nggak dekat sama Russel,” ucap Shella. “Walaupun nggak dekat, Mama tetap berharap bisa dipanggil ‘Nenek’. Nggak kayak sekarang, dia bahkan nggak mau manggil ‘Nenek’ lagi. Jangan pikir Russel masih kecil. Tahun depan dia sudah umur empat tahun. Dia itu anak yang pintar berkat gen dari Roni dan Odelina. Mereka berdua juga dulu pintar banget.” Odelina bukan wanita yang bodoh. Sebelum menikah dengan Roni, dia memiliki usaha yang bahkan lebih sukses dari Roni. Entah apa yang mereka pikirkan pada waktu baru menikah. Mungkin Roni yang tidak ingin Odelina lebih sukses darinya, makanya setelah menikah, Odelina langsung dipaksa untuk mengundurkan diri dari pekerjaan dan merawat anak saja di rumah selayaknya ibu rumah tangga pada umumnya. Setelah kehilangan semangat muda karena sudah tidak bekerja dan hanya sibuk mengurus suami dan anak, lama-lama Odelina kehilangan jati dirinya. Mereka sekeluarga pelan-pelan mengubah kepribadian Odelina, tetapi mereka malah memperla
“Aku nggak memanfaatkan Russel. Aku cuma berpikir, anaknya Roni kan cuma Russel. Sekarang sepupu yang paling dekat sama Russel ya Aiden. Kalau mereka berdua sering main bareng, nanti mereka bisa jadi akrab pas dewasa. Kalau Russel ada masalah, kita bisa ikut bantu dia.” Shella menduga Roni pasti mengatakan sesuatu kepada orang tua mereka sehingga sekarang ibu mereka berubah pikiran dan malah berpihak kepada Russel, alih-alih memperjuangkan masa depannya Aiden. Di sisi lain, Rita hanya terkekeh melihat tingkah laku putrinya, lalu dia juga memperhatikan Aiden yang sedang asyik bermain sendiri. Aiden anak yang nakal dan tidak pernah bisa diam di mana pun dia berada. Baru dibiarkan bermain bebas sebentar saja, satu rumah sudah berantakan dibuatnya. “Lihat gimana sifat Aiden sekarang, dan bandingkan sama Russel. Russel juga punya sisi nakalnya, tapi dia masih lebih penurut dibandingkan Aiden. Russel masih kecil juga sudah lumayan dewasa. Makin besar nanti dia pasti jadi lebih dewasa lagi
“Aku dan suamiku kerja keras banting tulang seumur hidup pun nggak akan bisa sekaya keluarga Lumanto.”Dalam hati Shella mengumpat adiknya yang tidak bisa diandalkan. Bukannya cepat-cepat berusaha untuk memenangkan kembali hati Russel, dia malah mencuci otak orang tua mereka agar berpihak kepadanya. Membayangkan Russel memiliki masa depan yang cerah, tinggal di rumah besar, mengendarai mobil mewah, dan mewarisi perusahaan besar, Shella tentu saja merasa iri. Sementara itu, anak-anak Shella sendiri harus mencari pekerjaan 9-5 seperti orang biasa, yang gaji sebulan saja tidak cukup untuk membiayai harga satu kali makanannya Russel. Makin dipikirkan membuat Shella tidak sabar ingin membuatnya anaknya akrab dengan Russel.“Ma, gimana kalau kita bawa ke pengadilan untuk ambil hak asuh Russel? Asal Russel ada di rumah kita, Odelina dan Olivia pasti nggak akan tinggal diam. Mereka pasti bakal membantu kita supaya Russel punya kehidupan yang layak. Dengan begitu, hubungan Russel sama kita jug
Bukan hanya satu atau dua hari saja kedua orang tua Roni lebih memihak kepada Shella. Hal itu tidak akan bisa diubah dengan mudah. Andi, ayahnya Roni, masih lebih baik. Semenjak mengetahui kalau Olivia ternyata menikah dengan keluarga Adhitama, dia menyesali perbuatannya dan tidak seharusnya dia menyetujui hubungan Roni dengan Yenny. Setelah melalui begitu banyak keributan, dia menyadari Odelina lebih cocok dengan Roni. Namun sayang, penyesalan tidak bisa mengubah keadaan. Roni sudah tidak punya jalan untuk kembali. Selagi Olivia dan Stefan pergi makan bersama di kediaman keluarga Ardaba, Shella membawa anaknya pulang ke rumah orang tuanya. Begitu masuk, dia langsung duduk di sofa dan berbicara kepada ibunya yang sedang menonton TV, “Ma, aku dengar Odelina mau menikah lagi sama Daniel. Keluarga Lumanto sudah mempersiapkan maharnya. Kemungkinan mereka bakal langsung menikah begitu Odelina pulang dari Cianter.” “Memang sudah pasti bakal terjadi, untuk apa lagi dibahas?” balas Rita deng
Setelah mengunggah foto tersebut di grup keluarga, barulah kemudian Chintya mengunggahnya di media sosial. Kebanyakan dari pengikut media sosial Chintya adalah anggota keluarganya, temannya tidak seberapa banyak, dna itu pun hanya teman-teman dekatnya saja. Dan tentu, dia juga mendapat banyak ucapan selamat. Lana, ibunya Chintya, akhirnya bisa merasa sedikit lega. Anak perempuannya sudah menikah, sekarang tinggal dua anak laki-lakinya saja yang tersisa. Selama ini Lana khawatir Chintya tidak bisa menikah karena sifatnya yang terlalu cuek dan pandai bela diri. Pernah ada seorang mak comblang yang menjodohkan Chintya dengan pria lain. Akan tetapi pria itu tidak berani menemui Chintya karena takut di masa depan pihak keluarga pria yang malah akan tertindas oleh Chintya. Di luar itu, begitu banyak pencapaian yang telah diraih membuat Chintya yang cantik, bertubuh elok, dan berasal dari keluarga yang terpandang makin disegani oleh lawan jenis. Lana pun jadi makin gelisah dan terus menerus
“Ke depannya kamu boleh sering-sering kumpul bareng Olivia, Junia, dan Amelia,” kata Bram. “Oh ya, kalau Amelia ada bilang apa, nggak usah terlalu dipercaya. Cukup dengar dan lewati saja.” Chintya pun penasaran, dia bertanya, “Memangnya Amelia bakal ngomong apa ke aku? Kenapa kamu sampai kasih wanti-wanti begitu?” Bram pun berdeham. Sembari mengemudikan mobil, dia berkata dengan malu-malu, “Waktu itu aku … pura-pura mengejar Amelia untuk membantu Jonas.” “... ternyata aku ada saingan, ya.” “Amelia bukan saingan kamu. Dia nggak suka sama aku, keluarganya juga nggak suka aku. Gara-gara aku mengejar Amelia, Tante Yuna yang awalnya nggak setuju kalau Amelia menikah sama Jonas jadi langsung merestui hubungan mereka. Di mata Tante Yuna, aku ini bencana yang nggak pantas untuk anaknya.” Mendengar itu, Chintya jadi makin penasaran dan terus bertanya, “Coba ceritain, gimana kamu bantu Jonas dengan mendekati Amelia?” Bram dengan jujur dan apa adanya menceritakan apa saja yang terjadi pada