Iwan berkata, “Papa merasa kalau Pak Ronny bukan orang biasa.”“Bukan orang biasa bagaimana? Siapa yang bukan orang biasa? Memangnya pahlawan super?”Iwan hanya diam saja. Dia hanya merasa bahwa Ronny memancarkan aura kemewahan, berbeda dengan mereka yang para koki biasa. "Papa, masih mau mengunjungi orang lain?" "Orang-orang itu berjaga-jaga sama kita seperti kita ini pencuri. Nggak usah lagi. Kali ini, Papa punya firasat bahwa Pak Ronny akan menang." Iwan menghela napas berat. Pada akhirnya, dia merasa kemampuannya tidak sebanding. Tina mencoba menghibur ayahnya. "Papa, keluarga Pangestu belum mengumumkan hasilnya. Kita belum tahu siapa yang akan menang di akhir nanti. Siapa tahu, saat uji coba kedua nanti, Pak Ronny gugup dan membuat kesalahan." “Nggak akan. Dia memang masih muda, tapi seperti orang yang sudah terbiasa menghadapi badai kehidupan.”Kesan Iwan pada Ronny sebagai saingannya cukup baik. Namun, putrinya merasa bahwa selain tampan, Ronny tidak terlihat dewasa dan tena
“Lumayan, karena nggak ada aktivitas di luar jadi nggak merasa dingin.”Di hotel ada penghangat jadi tidak membuatnya kedinginan. Begitu pula di kediaman keluarga Pangestu. Pekerjaan yang dia lamar adalah seorang koki. Tentu saja tempat kerjanya adalah di dapur. Semua ruangan yang ada di dalam rumah juga pasti akan terasa hangat. Kemungkinan dia akan berkeringat ketika sibuk.“Musim dingin di Mambera sama sekali nggak dingin, ya? Saya nggak pernah ke sana, dan hanya tahu di sana sangat Makmur karena termasuk kota besar.”“Kalau bagi kalian tentu saja nggak dingin, tapi bagi kami pasti akan terasa dingin. Di mana pun pasti ada yang miskin dan makmur.”“Benar juga, di sini ada Kota Aldimo yang juga kota besar. Tapi juga ada banyak desa yang kondisinya nggak begitu baik.” Zhan Yuan dengan suara lembut berkata, "Sama saja. Bahkan di provinsi dengan ekonomi maju, di daerah terpencil dan desa-desa terpencil, kondisinya tetap ada yang nggak begitu baik." Sekitar sepuluh menit kemudian, mere
“Ingat buat daftar bahan-bahan yang kamu butuhkan untuk masakanmu besok dan kirimkan ke saya,” ujar Pak Jaka sebelum pergi.“Baik.”Ronny berdiri di pintu dan menatap kepergian Pak Jaka. Setelah sosok lelaki itu menghilang dari pandangan, pemuda itu baru masuk ke dalam kamar. Tempat tinggal yang disediakan untuknya berupa apartemen satu kamar tidur, satu ruang tamu, satu dapur, satu kamar mandi, dan satu balkon. Luasnya sekitar 70 meter persegi. Bagi Ronny yang terbiasa tinggal di rumah besar, apartemen ini terasa tidak terlalu luas, tetapi bagi orang biasa, kondisi tempat tinggal ini sudah sangat baik. Di dalamnya, semua perlengkapan hidup sudah tersedia, dan semuanya dalam kondisi baru. Ronny mengeluarkan ponselnya dan merekam video dari pintu masuk apartemen hingga ke balkon, lalu mengirimkan video itu ke grup keluarga. Dia juga menulis pesan di grup, "Ini adalah apartemen yang disediakan keluarga Pangestu untuk para koki mereka. Kondisinya cukup bagus." Bahkan bisa dibandingkan
Olivia juga merasa percaya diri dan tidak merasa rendah hanya karena latar belakang keluarganya.Dengan pandangan sebagai nyonya rumah saat ini, Dewi merasa bahwa Olivia kelak juga akan menjadi nyonya rumah yang layak. Tentu saja, dia tidak ingin penerus yang dia bimbing dengan susah payah ini nantinya ditindas oleh menantu kedua.Entah sudah berapa kali Dewi mengeluhkan ibunya dalam hati. Selain Olivia, semua calon menantu yang dipilih oleh mertuanya itu masing-masing lebih hebat daripada yang lainnya. Hal ini memberikan tekanan besar bagi Olivia.Sebagai seorang ibu, Dewi tentu merasa kasihan kepada menantunya yang menghadapi tekanan besar seperti itu."Belum, besok sore baru uji coba kedua. Pak Jaka khawatir kalau aku tinggal di luar, mungkin ada yang berniat jahat, jadi dia menjemputku untuk tinggal semalam di dalam area rumah keluarga Pangestu. Kalau nanti aku diterima, tempat ini juga akan menjadi tempat tinggalku," jelas Ronny."Ibu, meskipun tempat tinggalnya sedikit kecil, tet
Ronny terdiam sejenak dan berkata, “Pekerja biasa nggak punya pilihan. Mungkin tahun ini aku nggak bisa pulang untuk merayakan Tahun Baru." Wajah Dewi seketika menggelap. Putranya merupakan seorang tuan muda malah menjadi pekerja biasa."Kalau kamu nggak pulang untuk Tahun Baru, kamu sendiri yang harus bicara dengan nenekmu, ya," ujar Dewi sambil mengomel, "Mama benar-benar nggak tahu apa yang ada di pikiranmu. Tahun Baru sudah dekat, tapi kamu malah pergi sejauh itu. Bahkan nggak tahu kapan bisa kembali." Sesuai apa yang dikatakan anaknya, sekarang pemuda sudah menjadi pekerja biasa, tidak punya pilihan. bukan lagi bisa datang dan pergi semaunya. "Oh iya, apakah di keluarga Pangestu hanya ada satu koki? Kalau ada beberapa, kalian bisa bergiliran libur. Waktu Tahun Baru, ambil saja cuti tahunan. Meski pekerja biasa, tetap ada cuti tahunan, ‘kan? Lihat saja pekerja kita di rumah. Kalau mereka ingin pulang untuk Tahun Baru, cukup bilang ke Pak Joni lebih awal, dia pasti mengatur semua
"Tentu saja akan mirip dengan mereka berdua, itu anak mereka. Lagipula, jangan sering-sering bilang soal cucu laki-laki di rumah. Kalau mamamu dengar, bisa dimarahi habis-habisan. Dia itu inginnya punya cicit perempuan," ujar Dewi.Handi menanggapi, "Memangnya itu bisa terjadi seperti yang dia inginkan? Aku berani jamin, bayi di perut Olivia pasti laki-laki, cucu pertama kita. Aku nggak masalah apakah cucu itu laki-laki atau perempuan, tapi cucu pertama, itu adalah permata hatiku." "Nanti kita tinggal menikmati masa tua sambil bermain dengan cucu-cucu." "Bagaimanapun, katanya Stefan dan Olivia punya nasib memiliki anak lelaki dan perempuan. Apa yang memang sudah digariskan, pasti akan terjadi. Kita pasti akan punya cucu perempuan juga nantinya. Kalau anak pertama mereka laki-laki, beberapa tahun lagi mereka bisa mencoba lagi untuk anak kedua. Siapa tahu nanti mereka punya anak laki-laki dan perempuan," tambah Handi. Dewi sendiri tidak terlalu peduli apakah cucu pertama mereka laki-l
Dewi tidak pernah memerhatikan perusahaan menantunya sebesar apa. Dia hanya tahu usaha sayuran dan buah-buahan menantunya sudah stabil. Banyak bekerja sama dengan banyak hotel besar, sekolah dan juga perusahaan.Dia juga tahu Olivia sangat mementingkan kualitas dari sayurannya. Sebisa mungkin dia menggunakan pupuk organik. Dia mengumpulkan pupuk organik dari mana pun. Penggunaan pestisida juga diusahakan seminimal mungkin. Kalau bisa tidak menggunakan pestisida, maka dia tidak akan menggunakannya.Orang yang bertanggung jawab mengelola sayurannya juga memiliki pengalaman lebih dari sepuluh tahun dalam bertani.Olivia berkata bahwa sayuran di perusahaannya harus memasok kantin di berbagai universitas. Mahasiswa adalah tunas bangsa dari masa depan negara. Dia tidak bisa merugikan mereka hanya demi uang sehingga harus memastikan mahasiswa yang memakannya akan makan dengan tenang.Jika dia pergi ke kebun, dia juga akan memetik beberapa sayur untuk dibawa pulang dan dimakan. Sebagai pemili
“Mereka sudah masuk ke dunia masyarakat dan juga mengurus usaha keluarga serta usaha sendiri. Siapa yang nggak berhasil? Siapa tahu mereka benaran nggak tertarik dengan harta kita.”“Kalau begitu aku sisakan untuk cucuku,” ujar Dewi.Sama seperti mertuanya. Dia memberikan hartanya pada para anak dan istri mereka ketika putranya sudah menikah. Namun, mereka hanya menerima perhiasan dari mertuanya, selebihnya tidak akan diterima. Sisanya biarkan saja mertuanya itu habiskan dengan sesuka hati.Dia dikelilingi oleh anak dan cucu, semuanya berbakti kepadanya. Hanya dari kasih sayang mereka saja, nenek ini sudah tidak akan kekurangan, tetapi dia memilih untuk menggunakan uang itu untuk berinvestasi.Sebagai nenek yang berhasil mendidik cucu sehebat Stefan, semua investasi yang dia lakukan tidak pernah rugi. Hasilnya, kekayaan pribadinya semakin lama semakin bertambah.Nenek sudah mengatakan bahwa di masa depan, semua itu akan diwariskan kepada sembilan cucunya. Cucu tertua, Stefan, akan men
Bayi cepat lapar tapi juga cepat kenyang. Setelah perut kenyang, dia pun berhenti menangis. Aksa menyerahkan si bayi kepada Tiara dengan hati-hati. Kemudian, dia menelepon Bram dan menanyakan apakah Bram mendapat informasi tentang asisten itu.“Kami sudah cari sekian lama, tapi masih belum dapat informasi apa pun. Pak Aksa, aku rasa orang yang kalian cari sudah meninggal,” kata Bram dengan tidak enak hati.Banyak orang tua yang berusia 70 atau 80 tahun. Namun, jarang orang yang bisa hidup sampai usia 90 tahun. Orang tua yang dicari Yuna usianya hampir seratus tahun. Bram menduga orang itu sudah tidak hidup lagi. Selain itu, kejadian itu terjadi puluhan tahun yang lalu. Bram hanya mendapat sedikit informasi.Itu juga menjadi masalah besar bagi mereka untuk mencari orang. Yuna bahkan sudah tidak mengingat siapa nama orang itu. Dia hanya ingat saat dia masih kecil, dia selalu memanggil orang itu paman. Namun, Yuna tidak tahu namanya. Bagaimana Bram bisa mencari orang itu?Keluarga Ardaba
“Sayang, siapa yang telepon pagi-pagi begini?”Tiara mendengar suara dering ponsel. Dia membalikkan tubuhnya, lalu bangun dan duduk. Kemudian, dia membungkuk untuk menggendong anaknya yang menangis.“Jangan gendong dia, Sayang. Kalau kamu gendong dia, dia nggak akan mau minum susu yang aku buatkan.”Aksa segera menghentikan istrinya menggendong anak mereka. “Kecil-kecil dia sudah pintar sekali. Begitu cium aroma tubuhmu, dia nggak akan mau minum susu formula lagi.”Tiara melihat Aksa yang sudah mulai membuat susu. Dia pun tidak jadi menggendong anaknya. Tidak masalah bayi menangis sebentar.“Pengurus rumah tangga yang menelepon. Katanya ada bapak-bapak tua datang ke sini cari Mama. Mereka bilang mereka orang yang selama ini Mama cari.”Aksa menjawab pertanyaan istrinya sambil membuat susu. “Nggak tahu benar atau bukan. Aku suruh dia jamu mereka dulu. Habis kasih susu ke anak, aku baru turun.”“Orang yang selama ini Mama cari adalah orang kepercayaan Nenek saat Nenek masih hidup, kan?”
Pada saat ini, anak Aksa sedang menangis. Aksa menggendong putranya dan berjalan mengelilingi ruangan sambil membujuknya. Tiara bertanya bahkan tanpa membuka matanya, “Lagi lapar atau popoknya sudah harus diganti?”“Mungkin karena lapar. Sayang, kamu tidur saja. Biar aku yang bujuk. Aku buatkan susu dulu. Habis minum susu, dia bisa tidur sampai jam sembilan lewat.”Tiara bergumam pelan. Dia membalikkan badan dan tidur lagi. Ada pengasuh di rumah, tapi si kecil hanya bisa digendong oleh pengasuh saat tidur. Saat bangun, dia akan menangis dalam waktu dua menit jika digendong oleh pengasuh. Karena dia tidak mencium aroma ibunya.Oleh karena itu, Tiara harus mengurus anaknya sendiri hampir sepanjang hari. Untung saja mertua dan adik iparnya mau bantu. Si kecil juga sangat bekerja sama. Kalau tidak, Tiara pasti akan sangat lelah.Amelia sering memuji keponakannya karena sudah bisa mengenali orang. Kalau keluarga yang gendong, dia tidak akan menangis. Sekali digendong pengasuh, dia pasti men
Setya berkali-kali ingin kembali untuk membalaskan dendam, tapi Panca dan yang lainnya menghentikannya. Mereka bilang jika Setya kembali dan bisa membalaskan dendam, lantas siapa yang akan menjadi kepala keluarga Gatara? Kecuali Setya telah menemukan putri kepala keluarga sebelumnya.Setya baru mendapat kabar tentang putri kepala keluarga sebelumnya tahun ini. Itu juga berkat si Rubah Perak. Setelah mengetahui keberadaan putri kepala keluarga Gatara sebelumnya, Cipta ingin segera menemuinya. Apa daya, kondisi kesehatannya yang buruk membuatnya tidak bisa bepergian jauh.Panca butuh waktu lama untuk mengobati Setya, itu pun hanya sedikit lebih baik. Setya juga merasa dia sudah semakin tua. Dia berharap bisa segera menemui putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya ingin memberitahu semuanya serta menyerahkan sebagian bukti kecil yang ada di tangannya.Setya merasa bersalah kepada kepala keluarga Gatara sebelumnya karena gagal membalaskan dendamnya. Dia hanya bisa menyerahkan tanggun
“Aku baik-baik saja.” Si pria yang batuk berkata dengan suara pelan. “Cuma karena kita kejar perjalanan terus, aku sudah nggak sanggup lagi.”“Hei, cepat bukakan pintu untuk kami. Kamu nggak lihat kami sudah nggak sanggup lagi? Nggak usah peduli siapa kami. Karena kami datang ke sini, berarti kami tamu. Keluarga Sanjaya nggak tahu bagaimana cara menjamu tamu?”Pria tua yang berkata kalau dia bisa mendobrak pintu memiliki suara yang sangat keras, serta sifat yang agak kasar. Dia memelototi si pengurus rumah tangga, mendesaknya untuk membuka pintu. Seandainya dia tidak ditahan oleh yang lain, dia pasti sudah merobohkan gerbang pagar.“Putu.”Pria tua yang menopang pria tua yang batuk memanggil pria tua yang kasar itu dengan suara berat. Pria tua yang bernama Putu itu langsung terdiam.“Anak muda, kakak tertua kami ini adalah orang yang selalu dicari majikanmu. Tenang saja, kami bukan orang jahat.”“Tolong bukakan pintu untuk kami. Biarkan kami masuk dan minum segelas air hangat. Kakak te
Keesokan harinya, hujan masih turun. Namun, hujannya tidak sederas kemarin. Hanya hujan gerimis. Suhu di Kota Mambera turun sampai ke titik terendah tahun ini, hanya tujuh derajat.Pada pagi hari di musim dingin yang begitu dingin, keluarga Sanjaya justru kedatangan beberapa tamu asing. Saat bel pintu berbunyi, pengurus rumah tangga spontan bergumam, “Siapa juga yang datang pagi-pagi begini.”Para karyawan belum mulai bekerja. Karena cuaca dingin ditambah hujan pula, tukang kebun yang bertanggung jawab mengurus halaman rumah jadi masuk kerja sekitar pukul delapan. Kemarin turun hujan deras. Pengurus rumah tangga meliburkan mereka selama satu hari.Pengurus rumah tangga mengira yang datang adalah Jonas yang tinggal di sebelah. Jonas adalah calon menantu keluarga Sanjaya. Dia sering datang pagi-pagi buta hanya untuk menemani Amelia sarapan.Pengurus rumah tangga keluar dari rumah dan berjalan ke gerbang sambil membawa payung. Dia pun melihat lima pria tua berdiri berjajar di depan gerban
“Nenek yang pilih dia sebagai calon istriku. Lagi pula aku nggak seperti Kak Samuel, ada perempuan lain yang dia sukai. Yohanna pasti akan jadi istriku. Tentu saja aku akan lindungi dia. Nenek pilihkan istri yang pandai makan untukku karena aku suka masak. Istriku suka makan, jadi sangat cocok, kan? Kalau nggak ada yang bisa bantu cari kekurangan dari masakanku, gimana aku bisa maju?” kata Ronny.Stefan tertawa pelan. “Masuk akal juga. Nenek mungkin juga berpikir seperti itu. Makanya dia carikan perempuan yang sangat pilih-pilih makanan untukmu. Dia dinas ke luar kota tapi bawa kamu. Itu artinya dia cukup percaya padamu. Jaga dia baik-baik. Biar dia lihat kebaikanmu. Nanti kamu bisa dekati dia dengan lebih mulus.”“Aku hanya urus makanannya tiga kali sehari. Yang lain nggak perlu aku urus. Nggak perlu buru-buru. Baru kenal beberapa hari. Aku bahkan belum merasakan apa-apa.”Ronny tidak jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Yohanna. Dia hanya tahu kalau neneknya telah memilih Yohann
Ronny kembali ke kamar yang dia tempati, dua pengawal pria sedang satu mandi, satu lagi sedang menonton TV. Ronny hanya menyapa mereka, kemudian masuk ke kamarnya sendiri. Setibanya di Doha, dia tidak perlu lagi berada di sisi Yohanna, jadi kamarnya sudah selesai dibereskan. Lelaki itu hanya perlu menunggu untuk mandi. Melihat waktu sudah tengah malam, Ronny mengirim pesan di grup keluarga, "Saudara-saudara, ada yang belum tidur? Temani aku mengobrol sebentar." Tidak lama kemudian, kakaknya, Stefan, merespon di grup, "Kalau mau ngobrol, personal saja, jangan di grup, nanti mengganggu istirahat para orang tua dan kakak iparmu." Olivia biasanya tidur sekitar jam 10 malam. Ronny pun mengirim pesan pribadi kepada kakaknya. Dia mengirim pesan suara, karena tahu kakaknya tidak suka mengetik, dia merasa mengetik terlalu lama. "Kakak, masih belum tidur? Masih ada pertemuan sampai semalam ini?" Ronny bertanya dengan perhatian. "Kamu juga belum tidur? Menunggu untuk masak buat majikanm
Meskipun hanya makanan ringan yang sederhana, tampilannya saja sudah cukup menggugah selera. Yohanna belum makan malam, hanya memakan beberapa camilan sebagai pengganjal perut, jadi saat ini dia sudah merasa lapar."Apakah kamu sudah makan?" Yohanna bertanya kepada Ronny sambil makan.Meskipun Ronny adalah kokinya, karena dia tahu lelaki itu ada usaha sendiri juga, sehingga Yohanna sedikit menghargai Ronny. Dia merasa lelaki itu sudah cukup sukses dalam kariernya, dan masih terus belajar. Demi masakan, dia bahkan rela menurunkan jabatannya sebagai bos dan datang jauh-jauh untuk menjadi kokinya. Selain itu, dia juga bisa cepat beradaptasi dengan peran koki, dan selalu sopan terhadap dirinya. Yohanna bisa mengatakan bahwa Ronny pasti akan lebih sukses di masa depan. Potensi pria ini tidak terduga. Itulah sebabnya dia sering menggoda adiknya, bahwa jika adiknya benar-benar menyukai Ronny, dia akan senang untuk menjodohkan mereka. Ronny benar-benar sangat luar biasa dan tampan. Bersam